Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Siapa Pengikut Kristus Sebenarnya ?
Seorang teman yang bekerja di luar negeri berkisah tentang suka duka menjadi minoritas di negeri yang memiliki catatan panjang berkaitan dengan penganiayaan atas orang Kristen. Sebagai seorang profesional, dia melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya tanpa mempersoalkan masalah agama .
Orang sekitarnya tahu bahwa keluarga teman tersebut memang tidak menganut agama mereka dan tercatat beragama Kristen, tapi karena tak terlihat aktif di dalam bidang agama (tak pernah terlihat ke gereja dan juga tidak ada simbol Kristen yang dikenakan), mungkin mereka berpikir keluarga teman itu cuma Kristen formalitas. Kalau Kristen 'sejati' didefinisikan sebagai aktivis gereja, penuh dengan simbol kristen di rumah atau di barang pribadinya dan - lebih sejati lagi - aktif menginjili, membaptis dan meng-kristen-kan orang lain, maka dugaan tersebut benar. Teman saya dan keluarganya pastilah tak masuk golongan Kristen sejati.
Tapi, benarkah itu definisi Kristen sejati ?
Orang-orang di sekitar mereka mengamati hal yang bagi mereka tak lazim. Keluarga tersebut tampak sangat adil dan peduli terhadap bawahan di tempat kerja, pekerja di rumah dan orang sekitar rumah tinggalnya. Begitu pula dalam rumah-tangga, mereka tampak harmonis dan damai. Beberapa dari karyawan atau tetangga yang cukup dekat dengan keluarga tersebut bertanya mengapa mereka berperilaku 'baik' padahal mereka 'bukan orang beriman'.
Biasanya teman tersebut akan melayani pertanyaan itu dengan menceritakan apa yang mendasari mereka dalam bertindak, bersikap dan berperilaku. Meskipun tahu bahwa orang di sekitar mereka berbeda agama, dengan jujur mereka mengakui bahwa Kristuslah yang mengubah mereka. Mereka membagikan tentang jaminan keselamatan yang diberikan oleh Kristus dan pekerjaan Roh yang mengubah karakter orang-orang yang diselamatkan.
Beberapa orang tertarik untuk mengenal lebih jauh Kristus; ada yang ingin membandingkannya dengan apa yang dia ketahui dari latar belakang agama dan budayanya, ada yang sekedar ingin tahu saja dan ada yang menguji jangan-jangan teman tersebut adalah misionaris. Apapun alasannya, teman tersebut menyempatkan untuk menjawab keingintahuan tersebut di sela-sela kesibukan dan tanggung-jawab pekerjaannya.
Tapi, jangan pernah berpikir bahwa teman tersebut pernah membaptis (bukan pendeta, apa boleh membaptis?) atau mengajak orang ke gereja (dia saja tidak ke gereja) ataupun mengkristenkan orang non-kristen (dia saja tidak jelas Kristen apa bukan). Sudah beberapa tahun keluarga tersebut tinggal di negeri asing dan menyukai negeri tersebut, karena mereka diterima dengan baik meskipun secara nasional di negeri tersebut penganiayaan terhadap orang Kristen masih terus berlangsung.
Keluarga teman tersebut tidak dikenal sebagai Kristen, tetapi sebagai orang yang mengasihi.
Peri kehidupan keluarga pengikut Kristus itu mengubah cara pandang orang yang tak mengenal Kristus di lingkungannya. Orang-orang yang selama ini hanya tahu sekilas tentang Kristus sekarang bisa membedakan apa arti mengikut Kristus menurut Alkitab - suatu hal yang sangat berbeda dengan mengikut agama Kristen.
Belajar dari pengalaman tersebut, saya berpikir : Tak dapatkah orang Kristen di Indonesia juga bersikap seperti itu ? Bukankah pengikut Kristus akan menjadi garam dan terang dunia jika mereka menunjukkan perilaku yang diminta Kristus, yaitu yang dicirikan oleh buah-buah Roh ?
Mengapa semakin banyak orang Kristen di Indonesia menuntut kebebasan beribadah ( = membangun gereja ), sementara semakin lama perilaku sehari-hari mereka semakin tak mencerminkan ajaran Kristus ? Apa yang mereka pelajari dan dapatkan di rumah ibadah ? Hubungan yang semu dan penuh konflik di dalam gereja dan rumah-tangga Kristen yang disfungsional sudah menjadi hal yang lazim sekarang ini. Tokoh rohani Kristen tak beda dengan orang dunia yang hidup dalam daging. Jadi, apa gunanya Kristen bagi Indonesia ? Mungkinkah Indonesia lebih baik tanpa orang Kristen ?
Kisah teman yang hidup di negeri penganiaya Kristen menggugah pikiran saya. Manakah lebih baik : Menjadi pengikut Kristus yang dikenal karena saling mengasihi dan mengasihi sesama atau menjadi 'Kristen sejati' yang getol membangun gereja, mengajarkan Alkitab dan bahkan mengkristenkan orang lain sementara hidupnya tak mencirikan murid Kristus ?
------- XXX -------
- guestx's blog
- Login to post comments
- 4454 reads
blog susah
di negara yang sangat menitik-beratkan pada hal2 simbolis, blog ini mungkin akan menjadi sulit untuk dipahami.
orang kristen yang tak mau tahu
masalah besar orang beragama (bukan cuma kristen) saat ini adalah tak kenal dan tak paham dengan apa yang dipercayainya. orang beragama sudah puas dengan menjalankan tradisi keagamaan (ritual) dan tak mau tahu apakah tradisi tersebut merupakan esensi atau hanya kemasan.
sad to say, keberagamaan sekarang lebih banyak soal kemasan daripada esensi. orang kristen tampak exist ketika ribut bersoal-soal tentang izin gereja, rebutan jabatan gereja, cara baptisan, jumlah perpuluhan, darah haram/halal,....
di manakah orang-orang percaya yang "... disukai semua orang" (Kis 2:47) itu ?
------- XXX -------
hidden
orang2 percaya yang tidak peduli simbolis biasanya memang ga akan (terlalu) kelihatan... but i believe they are there...
Cerita yang menggugah dan
Cerita yang menggugah dan menggugat orang yang mengaku kristen...tetapi perilakunya sama saja dengan orang duniawi...mengingatkan akan seorang kristen yang jarang sekali ke gereja...tetapi hidupnya menuruti ajaran Kristus...pemurah...suka menolong...dermawan..bahkan mau membangunkan tempat ibadah agama lain yang hampir roboh...
Hal Kerajaan Allah seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu. Mat.13:45-46