Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sepenggal cerita dari banyaknya cerita
Waktu itu
gubrakkk!!!! Klontang !!!!!!! prakkkk!!!!!!
"Ya ampun kamu ini ngapain sih " teriak sang mama dengan suara lantangnya tak peduli di situ ada orang atau tidak
" Terpeleset mama, bawanya berat " jawab sang anak sambil menangis dan tak kalah kencangnya .
" berat di mananya hah!!!!! kamu ini cuma bawa piring kosong saja koq bisa jatuh, dasar bego, tolol kamu, otak kamu itu mikir dong!!!!" suara mama dengan masih kencangnya.
" kan berat mama, jalannya licin" jawab sang anak masih dengan nada tinggi sambil terus manangis sekencang-kencangnya.
" licin apanya kan kamu tadi juga sudah lewati jalan itu bawa piring juga dan tidak apa-apa kan, kenapa sekarang bisa jatuh ha..!!!!!!! emang bego, tolol kamu ini, ada - ada saja yang kamu lakukan, bikin malu keluarga saja" kata sang mama dengan emosi dan masih tetap dengan suara lantangnya.
" Tapi kan piringnya berat mamaaa" jawab sang anak tak mau kalah lagi. " dasar tolol, cengeng lagi. sudah sekarang cepat berdiri lapm kakinya kalau tidak mau mama tabok "
si anakpun masuk kamar mandi dan membersihkan kakinya, sedangkan sang mama membersihkan lantai yang kotor itu sambil terus mengomel dan mengeluarkan kata umpatan, tanpa peduli bahwa masih ada kami
Setelah membersihkan sang anakpun kembali ke kamarnya. dan si mama masih sibuk membersihkan lantai sambil tetap mengomel.
"sudah mama jangan cerewet !!!!!" teriak sang anak dengen kencang di dalam kamarnya. sang mamapun dengen diam berjalan ke kamar dan...bukkkk...plakkkk....kami dengar suara pukulan dan rintihan sang anak sambil menangis dan suara si mama yangmasih tetap mengomel.
beberapa menit kemudian sang mama keluar dari kamar dan pergi, karena sudah ada janji dengan suaminya yang sudah memaki - makinya lewat telpon, karena dia tak kunjung datang di parkiran. dan saat itupun kami juga berpamitan.
Dia bisa membangun hubungan yang baik dengan jemaat, tapi dia tidak bisa membangun hubungan yang harmonis dengan keluarganya.
Pikirku, apa yang menjadi dasar pelayanan HT ini dalam pelayanannya dan dalam kehidupan keluarganya, pantaskah seorang HT seperti itu ?
Tuhan ampuni aku, untuk pemikiran itu.
- Nada's blog
- Login to post comments
- 4335 reads
@Nada
Waw...keren....Bukan cerita rekayasa kan ? Bisa disinetronkan tuh..he...he...he
GBU
GBU
@nada
Our nada who art in nada, nada be thy name thy kingdom nada thy will be nada in nada as it is in nada. Give usthis nada our daily nada and nada us our nada as we nada our nadas and nada us not into nada but deliver us from nada; pues nada.
.
@ Thanks
Pak Hiskia22 memang kelihatanya kejadian itu seperti di rekayasa atau cerita biasa. tapi sayangnya itu semua adalah kenyataan, itu hanya sepenggal kisah dari semuanya
saya juga sempat kaget ketika mendapati satu keluarga HT yang seperti ini.
Mau di bikin sinetron? mari..
Koreksi
Koreksi dikit:
" kan berat mama, jalannya licin" jawab sang mama masih dengan nada tinggi sambil terus manangis sekencang-kencangnya.
Mungkin maksudnya sang anak.
"ada - ada saja yang kamu lakukan, bikin malu keluarga saja" kata sang mama dengan emosi
Wawan: Reaksi sang Mama yang berlebihan itu justru yang bikin malu.
...................................
“If any man wishes to write in a clear style, let him be first clear in his thoughts; and if any would write in a noble style, let him first possess a noble soul” ~ Johann Wolfgang von Goethe
------------
Communicating good news in good ways
Koreksi
Maaf kesalahan teknis
saya pikir juga sikap orang tuanya yang bikin malu.
Mereka ini keluarga Hamba Tuhan, Penginjil, tapi kenapa kehidupan mereka seperti itu
@Nada: ini fakta...
ya memang ini fakta, keadaan yang nyata banyak terjadi di keluarga yg mengatakan diri mereka kristen. padahal kalau keadaannya seperti itu mereka saat itu juga sudah berada di luar nilai-nilai kristen itu sendiri.
Gak kebayang deh, bagaimana bisa menjadi garam dan terang buat orang lain kalau hal-hal seperti ini belum dituntaskan.
KasihSetiaNyaKekalSelamanya
Bener2 fakta
saya sempat kaget, waktu melihat, mendengar kejadian itu.
baru pertama kali ini ada keluarga pendeta yang kehidupannya saya lihat seperti ini atau saya saja yang kurang melihat ke dunia luar?
Yap. Anda masih terlalu imut. He he he
Yap. Anda masih terlalu imut. He he he. Kalau didalam Firman malah lebih parah:
1 Samuel 2:12-17
(12) Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN,
(13) ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu dimasak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di tangannya
(14) dan dicucukkannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau ke dalam belanga atau ke dalam periuk. Segala yang ditarik dengan garpu itu ke atas, diambil imam itu untuk dirinya sendiri. Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang datang ke sana, ke Silo.
(15) Bahkan sebelum lemaknya dibakar, bujang imam itu datang, lalu berkata kepada orang yang mempersembahkan korban itu: "Berikanlah daging kepada imam untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima dari padamu daging yang dimasak, hanya yang mentah saja."
(16) Apabila orang itu menjawabnya: "Bukankah lemak itu harus dibakar dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu," maka berkatalah ia kepada orang itu: "Sekarang juga harus kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan."
(17) Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN.
@Nada=iChi
DearnNada, teriRING salam Nada dari "Nadi".