Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sentuhan Tangan Ajaib
Sebagai murid baru kelas satu SMA, ikut dalam kegiatan pramuka adalah wajib hukumnya. Begitulah yang aku alami waktu baru masuk SMAN 1 Belinyu, SMA favorit di kotaku. Tidak ada alasan bagi kami untuk tidak mengikuti kegiatan ini, lagipula dengan status kami sebagai murid baru, kami tidak punya keberanian menentang perintah para guru dan kakak kelas.
IMPIAN SEJAK SMP
Adalah kebanggaan tersendiri bisa masuk SMAN 1, ini karena tidak semua lulusan SMP bisa masuk sekolah ini. Hanya mereka yang punya NEM tertentulah yang bisa masuk. Jadi, waktu aku tahu bahwa aku diterima di sini, ... tentu saja aku senang! Bayangkan saja, sejak duduk di bangku SMP aku sudah mengimpikannya! Lagipula dengan diterimanya saya di sekolah ini berarti motto saya "Naik kelas, lulus, masuk negeri" ... tergenapi!:p
Waktu itu, aku duduk di kelas I2 hmmm yang ini nih seru karena penempatakan kelas pun berdasarkan tinggi rendahnya NEM, jadi dengan mottoku di atas, aku ternyata nggak parah-parah amatlah:)
KEGIATAN PRAMUKA
Setiap jumat siang, kami wajib ikut kegiatan pramuka. Kegiatannya cuma itu-itu saja, hanya latihan baris berbaris karena waktu itu juga sekalian persiapan untuk 17-an, diawali dengan upacara dan ditutup juga dengan upacara, ... membosankan memang. Tapi namanya juga kewajiban, ya ... mau apa lagi. Apalagi waktu itu punya status sebagai murid baru. Puncak dari kegiatan ini adalah acara pelantikan pramuka yang akan diadakan bersamaan dengan acara berkemah. Acara ini sekaligus meresmikan kami sebagai murid baru dan sebagai anggota pramuka sekolah kami (sekalian membebaskan kami dari perpeloncoan yang berlangsung hampir tiga bulan).
TRAGEDI MALAM ITU
Malam itu adalam malam puncak yang dinamakan malam api unggun, setelah melewati berbagai kegiatan yang menguras energi. Semua kelompok berkumpul di halaman sekolah membentuk lingkaran yang mengelilingi api unggun. Semakin lama, aku merasa bahwa daya tubuhku semakin menurun, rasanya letih sekali. Mau minta izin untuk istirahat ... rasanya sayang sekali kalau aku harus meninggalkan acara api unggun, karena acara inilah yang kami tunggu-tunggu.
Tubuhku semakin tidak dapat ditolerir lagi dan ada perasaan aneh, atau karena perasaanku saat itu yang tidak tenang? ... aku tidak tahu. Aku merasa bahwa kepala serasa dimasuki hawa panas dan rasanya mau pinggsan, "tinggal sedikit waktu lagi," pikirku, aku pasti bisa bertahan. Tapi ternyata, aku tidak dapat bertahan karena pada akhirnya aku pingsan, hm tidak pingsan total karena aku masih dapat merasakan orang-orang yang sibuk menggotongku ke markas pramuka.
Di sana mereka berusaha menenangkanku dan menyuruhku diam bahkan guruku menanyakan dari mana aku berasal ... "aneh" pikirku, "kenapa mereka menyuruhku diam dan memegangku erat-erat?". Kelak kemudian aku tahu bahwa mereka semua melihat dan mendengar aku tertawa, padahal aku sama sekali tidak tertawa malah mataku terbuka lebar dan terheran-heran menyaksikan mereka.
Setelah aku bisa membuka suara, mereka bertanya apa yang telah kulakukan hari itu, ... kukatakan bahwa tidak ada yang luar biasa yang kulakukan, aku hanya berkutat di seputar tenda saja dan hanya keluar untuk mencari air. Malam itu mereka mengantarku pulang ke rumah. Mama hanya terheran-heran menyambut kedatangan kami dan mereka pulang tanpa memberi penjelasan pada mama, ... kurasa mereka takut. Besok paginya aku kembali ke perkemahan (tidak tahu mengapa aku melakukannya), siangnya aku kambuh lagi, ... pingsan dan menjerit.
Kelak setelah melewati masa-masa itu (setelah sembuh), aku baru ingat bahwa siang itu, sewaktu sedang mencari air, aku dan temanku buang air kecil di suatu tempat yang ternyata adalah kuburun yang sudah rata dengan tanah. Aku sama sekali tidak tahu kalau itu kuburan ... ya maap.
PERGI KE DUKUN
Selama sakit, paling tidak ada tujuh dukun (orang pinta katanya) yang berusaha menyembuhkanku. Cara mereka pun bermacam-macam. Dari yang hanya menyuruhku minum air putih sampai yang mengasapi aku dengan asap kemenyan.
Pertama kali yang berusaha menyembuhkanku adalah guruku. Ia guru bahasa Indonesia. Usaha yang dilakukannya adalah menekan sebutir biji lada ke jempolku, ... rasanya sakit sekali. Lalu seorang dukun yang juga punya warung bakso di sekolahku. Seingatku ia hanya memberiku air putih yang dimantrai. Dua orang dukun lagi juga melakukan hal yang sama, mereka hanya memberiku air yang juga sama-sama dimantrai. Saya juga pernah dibawa ke dua orang tabib Cina (sing sang). Seorang tinggal di kota yang sama denganku. Kami ke sana berempat, aku, bapak, mama dan seorang kakak kelas. Ketika kami datang, ia segera masuk kamar dan kembali dengan mengenakan jubah panjang berwarna kuning, memakai topi tinggi berwarna kuning serta sebuah tongkat kira-kita 40 cm dengan jumbai di ujungnya. Ia merapalkan matra, berjingkrak-jingkrak di atas meja sambil memegang dupa. Kalau Anda pernah memerhatikan kelakuan suhu-suhu yang ada di film vampire mandarin, seperti itulah gambaran mereka. Waktu sang tabib sedang mengadakan ritual, aku tertawa ngakak karena tingkahnya sangat lucu (waktu aku sedang tidak trans aku biasa-biasa saja, hanya kalau sedang trans keadaanku mengkwatirkan, kesannya jadi seperti main-main). Tabib yang satu ini teramat sangat keterlaluan. Ia bilang agar sembuh, saya harus minum air rebusan akar bambu, ... wekssss, rasanya teramat sangat pahit sekali. Ia juga menyuruh kami untuk mengorbankan seekor anjing berbulu hitam. Bulunya kemudian disuruh untuk dibakar dengan kemenyan dan asapnya disuruh dihirup olehku ketika menjelang magrib. Ada lagi, ia juga menyuruhku meminum air putih dengan kertas mantra yang dibakar. Lalu seorang tabib lain memberikan aku sebuah gelang yang juga dimantrai (kalau aku tidak salah). Belum lagi dukun kecil-kecilan yang berusaha menyembuhkan aku dengan cara dan matra yang berbeda-beda, ... mengerikan memang. Tubuhku penuh dengan mantra-mantra dari kuasa jahat. Akibat itu, sekarang aku masih disibukkan dengan proses pemulihan, ... terlalu banyak mantra yang masuk.
MASUK RUMAH SAKIT
Akhirnya aku masuk rumah sakit setelah sebelumnya di bawa ke dokter, waktu itu dokter bingung karena sehabis memberi suntikan, tubuhku mengejang dan leherku rasanya seperti mau lepas, seperti ada yang memperebutkan kepalaku, ... rasanya lebih baik mati saja. Ia menyarankan untuk membawaku ke rumah sakit pusat. Kulihat ia juga sudah panik, sayang dia adalah salah satu dokter buruk yang pernah kutemui karena tak ada usahanya untuk mengurusku lebih lanjut dengan menyarankan ambulance atau apa pun, alasannya ia ada tugas lain.
PENGORBANAN MAMA
Mama sendiri yang akhirnya membawaku dengan menaiki bis. Aku sempat pingsan di terminal, syukurlah kemudian ada yang menolong mama mengangkatku. Aku ingat waktu itu, mama hanya mengenakan pakaian rumahnya dan tanpa ganti pakaian ia membawaku ke Rumah Sakit Pusat Timah tanpa mengganti pakaian. Di dalam bis tubuh dan leherku masih mengejang, rasanya sudah tidak tertahankan lagi. Aku tidak tahu, apakah itu pengaruh suntikan atau karena kekuatan jahat yang sedang menyiksaku. Mama menjerit dan menangis, ia berteriak, "Tuhan, Tuhan, ... jangan ambil anak saya." Seseorang di dalam bis yang katanya punya 'ilmu' berusaha menenangkan aku, pada akhirnya aku memang tenang dan mama tak henti-hentinya bilang terima kasih ke orang itu, ... hemmmmmm.
BAPAK DATANG
Di rumah sakit, hasil pemeriksaan bilang kalau aku terkena infeksi saluran kencing, hemmm ... Malamnya bapak datang. Ia langsung datang dari tempat kerjanya, langsung dari kapal keruknya yang berada di lepas pantai, sebuah boat menjemputnya untuk membawa bapak ke darat. Dari sana, ia langsung ke rumah sakit tanpa ia tahu di ruang mana aku di rawat. Syukurlah kemudian Omku melihat bapak yang sedang mondar-mandir. Ia memelukku dan menangis. Betapa ia mengkwatirkan aku. (Thank You Bapak, ... thank You Mama)
Aku dirawat di sana kira-kira dua minggu, ... lama sekali. Kerjaku di sana cuma makan-tidur saja, ... karena mereka tidak tahu aku sakit apa. Selama di sana sana beberapakali aku mendapat 'penglihatan' dan itu sangat jelas sekali, ... menakutkan, syukurlah setelah masa-masa itu saya tidak pernah lagi mendapatkannya.
PULANG KE RUMAH
Setelah dua minggu, aku diperbolehkan pulang tanpa mereka tahu aku sakit apa:)
Kembali aku masuk sekolah dan banyak tertinggal pelajaran. Kembali melakukan aktivitasku yang semula tapi ada yang beda, setiap kali memasuki gerbang sekolah, aku merasa bahwa selalu ada yang menungguku. Jarang sekali aku berangkat ke sekolah tanpa diantar. Kadang-kadang aku diantar bapak, kadang-kadang adikku yang mengantarkanku. O ya, karena kondisiku yang belum stabil, adik-adikku agak takut denganku, mereka takut tidur denganku. Hal ini sempat membuatku marah tapi lama-lama aku mengerti dan lama-lama mereka juga jadi terbiasa denganku.
DISEMBUHKAN MELALUI MIMPI
Hampir satu tahun aku menderita. Di sekolah seringkali saya pingsan. Kalau sudah begitu biasanya saya akan di gotong ke ruang perpus dan dibaringkan di sana. Setelah pulih/merasa agak baikan, saya akan kembali lagi ke kelas dan begitulah seterusnya ... membosankan dan sangat tidak nyaman karena setelah itu saya pasti merasa semua energi yang saya miliki habis tersedot. Gangguan itu memang tidak datang setiap hari, tapi sekali-kali pasti datang. Sudah pasti itu mengganggu aktivitasku baik di sekolah, di keluargaku, juga hubungan dengan teman. Hal ini juga bikin aku bosan, bosan dengan apa yang aku alami. Setiap hari aku merasa ketakutan karena merasa dikejar-kejar oleh bayangan menakutkan. Aku mulai berdoa dengan tekun dan sungguh-sungguh juga mulai rajin membaca Alkitab. Sebelumnya aku tidak pernah melakukan hal ini. (Kelak setelah lahir baru aku sadar bahwa betapa berdosanya minta bantuan kepada kuasa-kuasa lain. Dulu orang-orang di sekitar saya beranggapan ada ilmu putih dan ada ilmu hitam, sampai sekarang juga).
Suatu kali saya bermimpi, di dalam mimpi itu saya pingsan dan seperti biasanya (dalam kenyataan) saya selalu di bawa ke ruang perpus dan dibaringkan di sana. Guru-guru mengelilingi saya dan seorang guru (bahasa Indonesia) berusaha menyembuhkan saya dengan mantranya dalam bahasa Arab. Lalu di dalam mimpi itu, saya melihat Tuhan Yesus datang. Ketika Ia datang, saya teriak kepada guru-guru yang mengelilingi saya, "Itu Tuhan Yesus, itu Tuhan Yesus!" tapi tak satu pun dari mereka yang memedulikan saya. Lalu Ia berkata, "Dia akan sembuh". Tapi lagi-lagi para guru itu tidak memedulikannya, ... apa karena mereka tidak kenal Yesus ya? Di dalam mimpi itu, saya senang sekali berjumpa dengan-Nya, lalu kukatakan pada-Nya bahwa punggungku juga sakit:) dan Ia menyentuhnya serta menghilangkan rasa sakit yang kuderita.
Sejak aku memimpikan-Nya, aku pun sembuh! Hal ini, pertama-tama kuceritakan pada mama lalu seisi keluargaku dan setelah itu teman-temanku bahkan sampai sekarang saya senang sekali menceritakan kesembuhan yang saya alami lewat mimpi bertemu Tuhan Yesus.
PINDAH SEKOLAH
Sewaktu hendak kenaikan kelas, saya meminta kepada orang tua saya agar diperbolehkan pindah sekolah. Mulanya bapak dan Ibu tidak setuju, kebanyakan orang juga menyarankan agar saya tidak pindah sekolah tapi pada akhirnya mereka mengijinkannya. Maka pada saat kenaikan naik kelas 2, aku sudah menjadi murid SMAK St. Agnes Belinya. Letaknya agak jauh dari sekolahku yang dulu, kalau dulu aku hanya perlu waktu 5 menit untuk tiba di sekola, sekarang perlu waktu 10 menit:p Hal itu membuat banyak orang heran, karena banyak yang berlomba ingin masuk negeri tapi saya malah pindah. Di sekolah yang baru inilah saya merasa tenang dan senang.
PEMULIHAN DAN PELEPASAN
Bila melihat ke sepenggal bagian masa lalu saya, betapa saya sadar bahwa saya terikat oleh kuasa kegelapan. Karena itulah, sekarang saya sibuk ikut healing, untuk membuang segala yang jahat yang udah terlanjur masuk ke tubuh saya. Butuh proses untuk mengeluarkan semua itu secara total.
HUJAN DI BALIK MENDUNG (:P)
Apa yang saya dapat dari semua ini? Kemurahan Tuhan! Betapa Ia adalah Allah penolong yang sungguh, yang bermurah hati mau menyembuhkan dombanya yang sangat liar. Cuma saya heran, kok nggak dari awal ya dia menyembuhkan saya? Kenapa setelah banyak energi dan biaya yang terkuras baru Ia datang? hmmm ... Dia emang bikin segala sesuatu indah pada waktunya, tapi saya tetap nggak habis pikir ....
Sampai sekarang juga, aku masih mengingat kasih akan bapak dan mama dalam upaya penyembuhanku walaupun aku tahu cara mereka salah. Tapi perjuangan mereka ... kalaku ingat apa yang mereka lakukan pada saat itu, tangis mereka, permohonan mereka, aku selalu terharu dan berharap selalu ada kesempatan untuk membuat mereka bahagia. Kiranya Tuhan mengampuni dosa-dosaku, pembangkanganku pada orang tuaku.
- Kolipoki's blog
- 5995 reads
Selamat...
Selamat...
Selamat menjadi anak-NYA
Selamat pikul salib
Selamat sangkal diri
dan
Selamat ikut Yesus
dalam suka maupun duka...
TUHAN Memberkati.
BIG GBU!