Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Seni Mengampuni
Perempuan itu menangis. “Maafkanlah aku! Aku sudah salah mengambil pilihan.
Ternyata, kau lebih baik dari dia. Terimalah aku kembali. Ampunilah aku!”
Lelaki itu menghela nafas panjang. “Aku sudah lama memaafkanmu…!
“Jadi …. Kau mau menerimaku kembali?”
“Tidak!”
“Oh! Tapi bukankah tadi kau berkata…..”
“Ya! Aku sudah lama memaafkanmu….., tapi aku tidak bisa menerimamu kembali!”
“Kenapa? Kau dendam…. dan ingin membalas?”
“Tidak! Pembalasan itu hak Tuhan!”
“Jadi apa? Inikah sikap seorang murid Kristus? Bukankah jika Kristus mengampuni, Dia selalu akan menerima kita kembali….bahkan juga melupakan segala dosa dan kesalahan kita?”
“Ya….kau benar….! Tapi aku bukan Kristus!”
“Tapi kau pengikutNya, kau harus bisa ikut teladan Tuhanmu!”
“Aku telah berusaha ikut teladan Kristus. Aku telah berusaha melupakan seluruh kesalahanmu…. bahkan aku juga tengah berusaha melupakanmu!”
******
Perempuan itu menangis. Ia mengadu padaku. “Aku tahu dia selingkuh! Jadi aku membalasnya! Aku ikut selingkuh! Dan dia tahu itu!”
“Lalu?”
“Kami akan segera bercerai!”
“Tidak bisakah kalian saling memaafkan?”
“Secara lisan kami bisa melakukannya….., tapi pada kenyataannya kami akan selalu saling menyakiti…..! Ketika aku merasakan cinta yang begitu kuat kepada suamiku, pada saat yang sama aku juga merasakan rasa sakit yang begitu dalam di hatiku….! Dan aku ingin dia tahu hal itu. Aku ingat kembali perbuatannya yang menyakitiku. Dan dia marah. Tidak! Tidak hanya perbuatannya tapi bayang-bayang anganku tentang kemesraannya dengan perempuan lain aku katakan juga. Aku kira aku sudah jadi gila karena hal itu! Kau tahu, dia melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan! Kami sama-sama saling menyakiti! Bisakah kau bayangkan?”
"Ya….., aku mengerti! Tapi bukankah agama kalian tidak mengijinkan kalian bercerai?”
******
Perempuan itu menangis. “Maafkan aku, Pa…! Ampunilah aku! Aku telah membuat hati Papa terluka! Sekali lagi….maafkan aku, Pa…..!”
Lelaki itu terdiam. Hatinya terharu. Telah berpuluh kali dia menumpahkan rasa sakit hatinya kepada Istrinya, dan Istrinya selalu menangis dan memohon ampun padanya. Lelaki itu jadi merasa dia telah berlaku jahat pada perempuan itu, Istrinya sendiri…..yang sesungguhnya sangat dia cintai.
Lelaki itu mendekap Istrinya dan berbisik, “Maafkan aku, Ma! Aku selalu membuat Mama menangis!”
Perempuan itu menyeka air mata Suaminya yang tiba-tiba saja turun. “Tidak apa-apa, Pa! Aku tahu, Papa masih sakit hat atas perbuatanku! Tapi aku janji, aku tidak akan pernah melakukannya lagi! Aku mencintai Papa…..! Maafkan aku, Pa…..!”
Lelaki itu mencium kening Istrinya.
******
Mengampuni itu mudah dikatakan, tapi susah dilakukan. Rasanya lebih dari sekedar memaafkan. Mengampuni lebih melibatkan hati yang terluka. Dan biasanya , luka itu diakibatkan oleh orang yang begitu dekat dengan kita. Punya hubungan emosional yang begitu dekat, begitu intens.
Aku senang menuliskan apa yang ingin kukatakan dengan semacam anekdot-anekdot kecil. Semoga saja tiga “anekdot” di atas bisa sedikit menjelaskan betapa sulitnya mengampuni itu. Seseorang yang “begitu rohani” tidak akan begitu mudah untuk mengampuni, meskipun dia sudah berkali-kali membaca Matius 6:15 atau Markus 11:26. Itu akan seperti seorang yang menyerahkan hartanya karena diancam dengan sebuah pisau. Mengampuni itu mau tak mau membutuhkan waktu, mengampuni itu butuh proses.
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa mengampuni?
1. Lepaskan Emosimu
Bagaimanapun juga kau harus mengakui bahwa hatimu terluka. Lepaskan emosi marahmu, kecewamu dan rasa sakit hatimu. Kau bisa berteriak, kau bisa menangis…. Ambil waktu untuk sendiri, tapi jangan lakukan hal-hal bodoh yang bisa melukai dirimu sendiri, atau orang-orang di sekitarmu.
2. Rasionalisasi
Berpikirlah secara positif. Bayangkan posisimu pada posisi dia yang menyakiti hatimu, apakah kau juga punya kemungkinan “jatuh” pada kebodohan yang sama. Terimalah kenyataan bahwa tidak ada seorang pun yang sempurna, termasuk dirimu sendiri (1 Yoh 1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita). Kau sendiri butuh pengampunan.
3. Komunikasi
Komunikasikan rasa tidak nyamanmu dan perasaanmu yang terluka, setelah kau bisa menguasai emosimu dan bisa berpikir jernih. Katakan semuanya, dan bikin komitment-komitment baru.
4. Tidak perlu berusaha melupakan.
Tidak perlu berusaha melupakan, karena situasi-situasi tertentu akan memunculkan kembali kenangan-kenangan perasaan terluka itu. Tapi yang pasti, kau punya tanggapan baru atas kenangan / situasi yang menyakitkan itu, sehingga hal itu tidak lagi menyakiti perasaanmu.
5. Andalkan Tuhan.
Di atas semua usahamu, libatkanlah Tuhan. Mohon Roh Kudus untuk menolongmu, menguatkanmu, menyembuhkan dan membebaskanmu dari belenggu luka hatimu. Yakinlah, bersama Tuhan kau mampu mengampuni!
6. Ampuni dan doakan.
Ampunilah dia dengan tulus seperti Tuhan sudah mengampunimu. Doakanlah dia. Katakanlah dalam doamu, “Tuhan aku mengampuni Ani….(sebutlah namanya)”
Bagaimana jika kita yang butuh pengampunan?
1. . Minta pengampunan dengan tulus.
Katakanlah penyesalanmu, mintalah pengampunannya dengan tulus hati.
2. . Terima kenyataan bahwa dia terluka.
Kenyataannya dia terluka karena perbuatan / perkataan kita. Mungkin bagi kita itu hal yang sepele, tapi bagi dia mungkin hal itu terlalu prinsip. Dia akan “mengungkit-ungkit” terus kesalahan kita. Hal ini bisa dimengerti bahwa dia sangat terluka, ada situasi kondisi yang mengingatkan kembali luka tersebut, atau dia masih tidak percaya kita telah melakukan kebodohan itu. Jangan emosi, tanggapi dengan baik-baik. Jika dia lakukan itu, katakanlah kembali penyesalan dan permohonan maaf kita. Tegas dan bijaksanalah untuk tidak masuk dalam perbantahan.
3. . Rawatlah lukanya.
Luka karena orang yang sangat dekat, akan cukup parah. Butuh waktu lama untuk sembuh. Jika belum pernah mengalami, mungkin kau akan heran, bagaimana mungkin sudah bertahun-tahun masih juga luka itu ada. Karena itu cobalah untuk ikut merawat jika kau masih bersama. Ungkapkanlah hal-hal positif tentangnya, yang bisa mengubah pandangan negatifnya kepadamu.
4. . Jangan mengulang kesalahan yang sama.
5. . Andalkan Tuhan, dan doakanlah dia.
Sekalipun susah untuk dilakukan, mengampuni itu penting dan sekali waktu pasti harus kita lakukan. Yesus sendiri telah mempertaruhkan nyawanya untuk usahanya mengampuni dan menyelamatkan manusia. Jadi ….. bersyukurlah jika kau dipercaya Tuhan untuk bisa mengampuni.
Semoga bermanfaat.
Selamat Paskah!
Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!
- Pak Tee's blog
- Login to post comments
- 4656 reads
ADMIN, tampilan rusak.
Admin, kenapa tampilan depan ss rusak, setelah blog ini muncul beberapa blog hilang dari tampilan halaman depan ss?
Kejarlah kasih, follow the way of love.
http://kejarlahkasih.wordpress.com
Bukan gara2 Pak TEE
Tetapi pasti bukan gara2 Pak Tee.
Saya juga terkejut setelah lapor adanya Blog IKLAN, tidak saja blog Iklan itu, tetapi 2 blogku dan 1 blognya Pak Purnawan Kristanto tidak terpajang di halaman depan, walau tidak hilang dari arsip.
Saya tidak bersurat kepada Admin karena berpikir saya baru dipenalti karena lama tidak posting di sini. Ya sudahlah, namanya juga numpang mejeng, kok rewel.
Jadi? Thx to Kejarlah Kasih yg mau rewel.
suka!
Saya suka komentar cerdas! Terbukti blogger senior Purnomo tidak sekedar numpang mejeng di situs ini saja, melainkan turut memperhatikan apa yg terjadi di komunitas Sabdaspace ini. Terima kasih telah meramaikan dg ikut berkomentar. :-D :-D :-D
Kejarlah kasih, follow the way of love.
http://kejarlahkasih.wordpress.com
@Kejarlah Kasih
Setuju!
@Kejarlah kasih, sebetulnya saya jengkel
apalagi jumlah hit di halaman DEPAN juga berbeda dengan yang ada di daftar blogku. Suatu kali di halaman depan 113, di daftar blog 131. Iki piye?
Kata Samuel Franklin ini terjadi gara2 ada yang posting dari format MsWord. Wah, saya memang begitu. Tapi kok yang terakhir tidak lenyap padahal juga dengan prosedur sama. Namun demikian cepat2 saya melakukan editing dengan mengunggah ulang dari format Notepad. Ternyata tidak ada efeknya.
Tapi masa jengkel dipublikasi? Sementara jengkelnya Admin yang lebih bingung pasti jauh melebihi jengkel saya.
Lebih baik saya diam saja daripada nanti mengejar-ngejar kasihku yang lari kian-kemari.
Salam.