Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sebuah Kepastian didalam Iman dan Kasih
Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
(Yakobus 2 : 17)
Jika seseorang yang belum memiliki kekasih hati, meyakini kalau pada
suatu saat nanti dirinya akan segera menemukan jodohnya, namun dirinya
tidak berbuat apapun untuk mengaminkan keyakinannya itu, maka
perjodohan itu, tidak akan ditemuinya.
Pernyataan diatas ingin mengatakan, besarnya sebuah keyakinan, tidak
akan menemukan apa yang diinginkan, apabila tidak disertai oleh adanya
berbagai tindakan atau usaha-usaha nyata, yang memungkinkan seseorang
tersebut, dapat menemukan kekasih hatinya.
Demikian pula halnya dengan kekuatan iman yang melingkupi diri
seseorang. Apabila seseorang tidak melandasi segenap sikap, sifat serta
perilakunya dengan perbuatan kasih, maka iman yang dimilikinya,
lama-kelamaan akan mengalami kemunduran.
Pada sisi berbeda, apabila perbuatan kasih sering dinyatakan, namun
didalamnya tidak menyertakan kekuatan iman yang mengaminkan, maka
segenap perbuatan kasih itu, hanya dapat dirasakan sesaat waktu saja.
Tuhan Yesus bahkan menempatkan kemurnian nilai-nilai kasih, sebagai
bagian dari dimensi kehidupan yang harus diutamakan manusia, untuk
dipegang, dijalankan, dan dijadikan pedoman untuk menerapkan
prinsip-prinsip keimanan seseorang yang yakin serta percaya bahwa Yesus
adalah Tuhan dan Juru Selamat manusia.
Kasihilah Tuhan Allah-mu, kasihilah sesamamu manusia...
Harmonisasi keberadaan iman serta kasih dalam diri orang-orang percaya,
merupakan sebuah gambaran nyata tentang bagaimana karakter serta
kepribadian orang-orang percaya. Segenap upaya yang dilakukan untuk
menjaga keteguhan iman dan kebesaran kasih yang dinyatakan, membentuk
sisi emosional yang menghadirkan pencitraan pribadi Kristus.
Nilai-nilai keimanan menjadi lebih kokoh apabila perjalanan hidup
manusia diikuti oleh aktifitas diri yang suka mengungkapkan berbagai
pernyataan dan tindakan kasih. Dalam hal ini, perilaku kasih, menjadi
konstruksi pembentukkan iman, karena iman kurang bermanfaat apabila
tanpa diikuti oleh adanya tindakan dan pernyataan kasih.
“…hanya iman yang bekerja oleh kasih.” (Galatia 5 : 6)
Kehidupan rohani seseorang akan bertumbuh dalam nuansa kasih Allah,
karena hidup yang percaya kepada Kristus, berasal dari Allah, diberikan
kepada manusia sebagai sebuah karunia, tanda kasih Allah kepada mereka
yang beriman kepadaNya.
Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.
(I Timotius 1 : 14)
Orang yang benar akan hidup oleh iman. (Galatia 3 : 11b)
Terkait dengan sikap mengimankan sesuatu yang disertai oleh tindakan
yang nyata dan faktual didalam kasih, cara berpikir kita harus
diarahkan pada adanya sikap yang menempatkan sebuah sikap percaya yang
diikuti oleh adanya perbuatan atau tindakan untuk mewujudkan apa yang
diimaninya itu.
Artinya, kalau kita percaya sesuatu yang kita inginkan akan terjadi
dalam hidup kita, namun kita hanya berpangku tangan saja, berdiam diri,
menunggu atau menanti tanpa berbuat apapun, segala sesuatunya akan
berakhir dengan sia-sia. Kita tidak akan bisa mendapatkan apa yang kita
inginkan.
Sikap yang seharusnya ditunjukkan oleh seseorang yang beriman kepada
Kristus, bisa mengambil contoh berdasarkan peristiwa kesembuhan yang
didapatkan oleh seorang perempuan yang sakit pendarahan. Iman perempuan
tersebut meyakini kalau dirinya akan sembuh andai ia bisa menyentuh
jubah Yesus. Dan Tuhan Yesus pun berkata :
“Hai anakKu, imanmu telah menyelamatkan engkau.” (Markus 5 : 34)
Dalam hal ini, kekokohan iman, memang harus diikuti oleh adanya sebuah
tindakan atau perbuatan. Ketika iman diikuti oleh perbuatan-perbuatan
kasih, maka, semua harapan yang kita inginkan, pasti kita dapatkan.
Tuhan sesungguhnya mengharapkan kita untuk terus maju melangkah, aktif
bergerak serta berbuat sesuatu, segera menindak-lanjuti harapan yang
ada dan telah dikukuhkan oleh kebesaran keyakinan iman yang kita
miliki, agar segala sesuatunya tidak berakhir dengan sia-sia.
Oleh karena itu, iman dan kasih, adalah dua identitas kehidupan orang
percaya, yang membentuk karakter, kepribadian serta sisi emosional
setiap orang percaya, dimana keberadaannya saling melengkapi dan tidak
terlepaskan.
Jadi, bagi mereka yang belum mendapatkan kekasih hati atau jodoh,
carilah... Bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan, melamarlah...
Bagi mereka yang ingin sembuh dari sakit, berdoalah dengan
sungguh-sungguh...
Kiranya Tuhan yang maha baik, mengaruniakan berlimpah-limpah berkat dan
kasih karunia kepada kita, sehingga iman dan kasih yang ada didalam
diri kita, semakin bertumbuh serta menghantarkan kita pada sukacita
sorgawi.
Salam kasih,
.Sarlen Julfree Manurung
- sarlen's blog
- 4585 reads
:)