Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sebenarnya pemulihan apa yang paling dibutuhkan di dalam gereja?
Apa yang paling dibutuhkan/dipulihkan adalah hadirat Allah di tengah umat-Nya. Bahkan bila segala kebenaran yang ‘hilang’ atau ‘tercuri’ telah dipulihkan atau kembali, kita masih akan hanya menuju rawa-rawa lainnya bila kita tidak ‘memiliki’ hadirat Allah. Tanpa hadirat Allah kita tidak memiliki kuasa, tidak ada otoritas dan tidak ada kemuliaan yang dinyatakan bagi orang-orang terhilang/bangsa-bangsa lain.
Hadirat Allah dimanifestasikan dalam berbagai cara, namun saya tidak ingin menempatkan sebuah penekanan pada apapun manistasi tertentu HadiratNya. Faktanya adalah semata-mata bahwa kita harus memiliki hadirat Allah bersama kita, atau kita tidak mempunyai harapan menjadi Gereja/orang Kristen yang Allah inginkan pada kita.
Dia Allah dan Dia dapat menyatakan diriNya dalam cara apapun yang Dia suka. Apapun manifestasi HadiratNya yang memungkinkan, hadirat dan kuasa Roh Kudus ditengah-tengah umatNya memastikan keberhasilan.
Ketika Allah menyatakan / shows up di sebuah pertemuan/kebaktian, maka Dia membuat penyesuaian-penyesuaian. Dia mengubah orang-orang yang mau berubah. Tanpa Roh yang memberikan kehidupan, maka kita hanya mempunyai khotbah yang hanya berupa kata-kata. Hasilnya kematian. Namun bila Dia datang, maka ada potensi bagi pertumbuhan dan keberbuahan (2 Kor.3:6,17-18).
Pelayanan sejati terjadi ketika ada operasi Roh Kudus, yang mana Dia MENTRASFORMASIKAN kita menjadi serupa gambaran Kristus melalui FIRMAN ALLAH! Bila tidak ada terjadi TRANSFORMASI, maka tidak ada pelayanan yang telah terjadi. Yang ada hanyalah kita sedang mendengar pemberita memberikan khotbah yang bagus atau yang buruk.
Banyak manifestasi dari pekerjaan Roh Kudus di dalam gereja pada tahun-tahun akhir ini, dan begitu luarbiasa sekali. Namun itu bukanlah apa yang perlu kita beri fokus. Adalah Allah sendiri yang harus kita beri fokus, dan berhati-hati untuk tidak memberikan fokus perhatian pada manifestasi-manifestasi yang terjadi. Kita harus berhati-hati untuk tidak mereduksi Roh Kudus menjadi suatu ‘pengalaman’, manifestasi atau ‘sesuatu’ apapun. Dialah Allah. Dia Allah yang ‘teratur’ dan bukan ‘pencipta’ kebingungan. Dia wajar, bukan tidak waras!
Dikarenakan banyak ketidak-seimbangan dan ekstrem-ekstrem maka para pengamat luar hampir-hampir berpikir bahwa apa yang sedang terjadi itu tidak seimbang/tidak wajar. Kita tahu bawa di tahun 1900-an banyak terjadi RESTORASI kuasa dan hadirat Allah di dalam gereja. Dan banyak juga terjadi ektrem-ekstrem maupun ekses-ekses lainnya. Namun semua itu bila di’handle’ dengan tepat oleh para pemimpin gereja maka kita bisa melihat semakin sedikit kekacauan. Semua telah terjadi, dan pemurnian telah terjadi di dalam gereja. Apa yang harus kita pastikan adalah tidak menambah kesalahan dan kepahitan masa lalu.
Tragedinya sekarang adalah mayoritas di gereja ‘menentang’ hadirat Roh Kudus. Memang seharusnya kita tidak ‘menghilangkan’ kebenaran-kebenaran yang sempat ‘hilang’ yang kemudian didapat/dipulihkan kembali di tahun 1900an itu, namun kita bisa MAJU dengan cara kita yaitu terutama ber’fokus’ kepada Tuhan sendiri, RESPEK kepada pribadiNya, bukan dengan sekedar mencari kuasaNya saja. Dengan demikian kita bisa memainkan peranan kita di generasi ini.
(The proof of the pudding is in the eating)
- ground's blog
- Login to post comments
- 8578 reads
@ground
Benarkah hadirat Allah yang harus dipulihkan di dalam gereja ?
Berarti dengan kata lain.....ada gereja yang tidak ada hadirat-Nya ?
GBU
GBU
@hiskia;ya benar..
Ya, itu hal yang terutama melebihi pemulihan yang lainnya di dalam gereja.
Berarti dengan kata lain.....ada gereja yang tidak ada hadirat-Nya ?=== Dengan hati yang sedih, ya memang ada. Namun tidak berarti kita memberitahukan orang lain bahwa gereja itu tidak ada hadirat Allah, tapi marilah ‘melihat’ gereja sendiri dan mulai MEMBANDINGKANNYA dengan apa yang ada di alkitab, bukan membandingkan diri dgn gereja ‘di seberang jalan sana’.
‘Bukti’ dari Tuhan hadir adalah orang BERUBAH (transform) bukan hanya sekedar seseorang bertambah pengetahuannya atau sekedar bahagia.
Ada bagian yang dapat hiskia pikirkan juga di sini mengenai hadirat Allah yang dimanifestasikan dan hasilnya apa:
- Mat 13:58 Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ. === bisa berarti beberapa saja yang mengalami “sesuatu dari Yesus, namun bagaimanapun Yesus tidak dapat melakukan mujizat (many mighty works) karena “lingkungan” yang tidak mendukung!
- Kis.4:31-33-- Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani. Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. === Pertemuan gereja yang penuh hadirat Roh Kudus. Hasilnya orang-orang penuh Roh Kudus! Dan buktinya adalah memberitakan Injil dengan BERANI! Juga pertemuan-pertemuan gereja itu yang penuh Hadirat Allah, hasilnya orang-orang yang penuh kasihkarunia dan kemurahan hati!
- Kis.5:1-11—gereja yang penuh hadirat Allah juga dapat terjadi penghakiman di dalamnya terhadap orang yang berdusta seperti Ananias dan Safira yang berdusta kepada ROH KUDUS! Masih beranikah kita bermain-main ‘mengejek’ manifestasi’ yang terjadi dalam sebuah pertemuan? Mungkin tidak mati secara fisik, tapi bagaimanapun ada konsekuensinya.
- Kis.5:13-14—gereja yang penuh Hadirat Allah ditakuti orang-orang berdosa namun dihormati! Dan walaupun barusan saja ada “kejadian menakutkan” tetap saja orang-orang yang percaya bertambah baik laki-laki maupun perempuan!
- Oh ya, gereja yang memiliki hadirat Allah tidak dijamin bebas penganiayaan.
- Kis.9:31 Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus. ===Hadirat Roh Kudus yang menolong pertumbuhan dan memberikan penghiburan.
Tentu masih banyak lagi contoh-contoh di Alkitab baik di PB maupun di PL.
(The proof of the pudding is in the eating)
@ Ground, Hadirat Allah Meter?
Apa yang paling dibutuhkan/dipulihkan adalah hadirat Allah di tengah umat-Nya.
Hadirat Allah ditengah umatnya? Hadirat Allah itu seperti apa?
Tragedinya sekarang adalah mayoritas di gereja ‘menentang’ hadirat Roh Kudus.
Menentang hadirat Roh Kudus? Hadirat Roh Kudus itu seperti apa?
Gereja yang penuh dengan hadirat Allah dan hadirat Roh Kudus itu seperti apa? Suasana yang penuh dengan hadirat Allah dan hadirat Roh Kudus itu seperti apa?
Wah, ini kesempatan bagi para ilmuwan untuk menciptakan Hadirat Allah Meter dan Hadirat Roh Kudus Meter. Pasti laku keras. Di pasang di gereja-gereja, di persekutuan-persekutuan dan di rumah-rumah orang Kristen. Dengan HA meter dan RK meter itulah kita bisa mengukur tingkat hadirat Allah dan hadirat Roh Kudus.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@hai-hai; mau di'meter'in?
The proof of the puding is in the eating, hai-hai, sama juga soal hadirat Tuhan.
Mau ‘METERAN’nya seperti apa itu Hadirat Allah atau Hadirat Roh Kudus? Ini METERANnya, yaitu Alkitab. Tindakan memulai ‘bandingkan’ dirimu atau gerejamu (not in offence meaning ya) dengan apa yang ada (atau yang terjadi) di dalam Gereja Perjanjian Baru atau bangsa Israel (dan bagaimana ‘penyertaan’ Tuhan terhadap bangsa Israel) di alkitab adalah caramu mengukur dirimu atau meteranmu. Jangan bandingkan dirimu/gerejamu (sekali lagi bukan dalam nada ‘offence’ ya) dengan orang/gereja di seberang jalan sana., atau bahkan perbandingan antar gereja. DAN di METERAN itu biarlah diperuntukkan bagi tiap orang/gereja masing-masing secara pribadi dan bukan untuk ‘kompetisi’ atau ‘saling membandingkan’.
Maka kita mulai sadari bahwa hal itulah yang memang dibutuhkan paling utama.
Saya tidak punya ‘definisi teknis’ apa itu hadirat Allah selain dari kata-kata ini: ‘Allah di tengah-tengah kita’ atau ‘Allah ada di sini’. Seperti apa? Harus mengalami sendirilah. Dalam cara apa Tuhan hadir? Terserah pada Tuhan. Tapi yang jelas ‘bukti’ bila Tuhan hadir maka akan ada penyesuaian-penyesuaian bagi orang-orang untuk berubah atau tekanan-tekanan pada orang-orang yang tidak mau merespons Dia.
(The proof of the pudding is in the eating)
Ground, Makasih Anda Ketahuan
Jangan bandingkan dirimu/gerejamu (sekali lagi bukan dalam nada ‘offence’ ya) dengan orang/gereja di seberang jalan sana., atau bahkan perbandingan antar gereja. DAN di METERAN itu biarlah diperuntukkan bagi tiap orang/gereja masing-masing secara pribadi dan bukan untuk ‘kompetisi’ atau ‘saling membandingkan’.
Apa yang paling dibutuhkan/dipulihkan adalah hadirat Allah di tengah umat-Nya.
ground, anda sehat jasmani dan rohani ketika menulis kalimat-kalimat tersebut di atas? Kok tulisan anda SALING enyangkal ya?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@hai-hai; salah mengerti lagilah....:)
Hai-hai, kamu yang mulai pake istilah "meter", dan saya berusaha memahami maksudmu. Lalu saya jawab dengan maksud yang baik dan dalam keadaan sehat. :)
Hai-hai, komenku sebelumnya hanya 'khusus' untukmu. Dan tidak saling menyangkal.
Ketika saya memikirkan kata 'meter' dari komenmu, saya hanya langsung teringat kata 'standar'. Alkitab adalah standar kita.
(The proof of the pudding is in the eating)
@gorund, .....
Ohhhhh ... Jadi yang tidak boleh menghakimi hanya hai hai, kalau groudn yang terhormat BOLAH BOLEH saja, itu sebabnya dia TAHU gereja harus MEMULIHKAN hadirat Allah. Itu sebabnya GROUND membuat STANDARD KEHADIRAN Allah.
Gimana tahu TINGKAT kehadiran Allah? Orang dalam pasti tahu, orang luar tahu dari buah-buahnya.
Saya psti bukan orang DALAM karena selama ini TIDAK tahu ajaran demikian.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@hai-hai;TINGKAT....?
hmmm..kamu menulis soal 'tingkat' ya....
dan itu membuat saya teringat Yeh.47:1-12.
Orang dalam tahu TINGKAT? hmmm...bukan bisnis/urusan saya soal TINGKAT, yang saya cuma tahu adalah MENGALAMI dan transformasilah.
Orang luar melihat buahnya dan ..tambahan... buah itu juga termasuk 'translasi' dari apa yang dialami gereja di 'dalam'.
Hai-hai, make sure you're orang dalamlah...:).
bagaimanapun juga, saya tidak sedang menghakimi siapapun atau merasa punya hak menghakimi. Saya hanya menulis artikel yang sedikitnya bisa menjadi inspirasilah. :)
(The proof of the pudding is in the eating)
utopia
matius 18:20
kalo hadirat Allah dipermasalahkan maka itu berarti Allah belum tentu hadir, padahal sesuai ayat diatas, dikatakan asal 2 atau 3 orang saja berkumpul dalam namaNya maka Dia pasti ada juga disitu.
dua pertanyaan disini:
pertanyaan ini, dua2 nya adalah nonsense alias omong kosong. pertanyaan kedua akan bergantung pada jawaban dari pertanyaan nomor 1. sementara untuk menjawab pertanyaan nomor 1, kita memerlukan suatu indikator yang walaupun diperlukan, susah sekali atau malah mustahil untuk diadakan.
tanpa jawaban dari dua pertanyaan ini, maka blog ini hanya akan menjadi semacam utopia. sesuatu yang jauh diawang2 tanpa bisa dibuktikan.
gimana nih pembuat blog? ada ide buat bikin indikator itu? atau mau nunggu ilmuwan aja seperti posting si gondrong hai2? :-)
@dennis;no utopialah....
Dennis, Tuhan tentu ada (hadir) di mana-mana. Namun bila berbicara mengenai hadirat-Nya, maka itu dapat berarti kehadiranNya di saat itu adalah “ALLAH di sini” atau “Allah ditengah-tengah umatNya” dan dimanifestasikan dengan caraNya dan kita MENYADARINYA!
Tentu 2 atau 3 orang ‘berkumpul’ dalam nama Tuhan, maka Tuhan hadir, namun bukan itu yang menjadi masalah krn Tuhan memang hadir di mana-mana. Yang menjadi masalah adalah seberapa SADAR orang2 itu akan hadirat Tuhan yang dimanifestasikan? Lihat saja ayat (ayat 19) sebelumnya dari ayat kutipanmu (Mat.18:20). Bila orang-orang itu SADAR Tuhan hadir, bukankah ‘EFEKnya’ orang-orang itu dengan PENUH KEPERCAYAAN meminta ‘apa saja’ dan doa mereka dikabulkan oleh Bapa?
Tahu Tuhan hadir karena memang faktanya begitu adalah hal yang berbeda dengan SADAR Tuhan hadir ditengah umatNYa. Atau dengan kata lain keSADARan Tuhan ada di ‘sini’ (Allah di tengah-tengah kita) itu adalah sebuah PENGALAMAN (experience).
2 atau 3 orang berkumpul dapat berkumpul dalam nama Tuhan dan Tuhan hadir (ingatlah Tuhan hadir di mana-mana – Maz.139:1-12). Namun waktu Hadirat Allah dinyatakan di tengah-tengah 2 atau 3 orang tadi yg berkumpul dalam nama Tuhan maka itu lain cerita lagi.
Apa indikatornya?...Memang tampak tak ada indikator teknislah. Karena setiap orang atau gereja BERBEDA-BEDA. Lihat saja cara Tuhan menyatakan diriNya (manifestasi HadiratNya) kepada Musa, Yesaya, Daud, Paulus Petrus, Yohanes dan hingga orang-orang kudus dalam sejarah dan sekarang ini semuanya BERBEDA, dan perbedaan itu seluas kehidupan manusia itu sendiri, krn manusia berbeda-bea. Tetapi hasil dari manifestasi Hadirat Allah adalah SAMA, yaitu kita diTRANSFORMASI semakin serupa gambaran Kristus dan kemudian melakukan apa yang Dia lakukan juga.
Dennis, bila hanya ‘mentok’ bicara hadirat Allah secara hadir saja namun tidak ada manifestasi maupun bukti hasilnya...maka kamu bisa bilang (anggap ya kamu orang ‘luar’)...ah itu hanyalah UTOPIA. Namun bila kamu MENGALAMInya maka hadirat Allah yang dimanifestasikan itu akan menghasilkan ‘bukti/buah’ dalam dirimu, dan kamu akan mulai katakan ITU adalah PENGALAMAN yang REAL dan orang-orang sekelilingmu juga mulai meihat bukti real tadi. Sorry, no utopia dalam kekristenan. Apa yang dialami di”dalam ruangan” sdh seharusnya di”translasikan” ke “luar ruangan”. Itulah bukti orang yang mengalami hadirat Allah.
(The proof of the pudding is in the eating)
persepsi adalah bukan standar
Namun bila kamu MENGALAMInya maka hadirat Allah yang dimanifestasikan itu akan menghasilkan ‘bukti/buah’ dalam dirimu, dan kamu akan mulai katakan ITU adalah PENGALAMAN yang REAL dan orang-orang sekelilingmu juga mulai meihat bukti real tadi.
nah ground... inilah masalahnya kenapa gue bilang ini utopia... ga ada standar real karena manusia ga bisa membaca hati manusia lainnya secara pasti benar.
lo ga bisa tau persis apa motivasi gue dan sebaliknya gue juga ga bisa tau apa motivasi lo secara bener2 plek 100%. jadi semua nya adalah persepsi dari orang sekeliling kita.
ga pernah ada sesuatu yang bener2 plek pasti benar. apalagi hadirat Allah.
ini gue utarakan karena lo bilang bahwa itulah kekurangan gereja saat ini. agar gereja bisa menjadi lebih baik, kita harus berusaha mengeliminasi si kekurangan itu. tapi bagaimana kita bisa mengeliminasi kalau ukurannya cuma persepsi saja?
hehehe... gue berpendapat itu utopia. tapi yah, kalau kamu bilang ga ada utopia dalam kekristenan pun, juga ga apa2. selama kamu bisa membuktikan bahwa itu bukan sekedar tulisan belaka ;-)
@dennis;persepsi bukan standar...
Dennis, utopia lebih mengacu kepada hal yang sukar atau tidak mungkin dipenuhi dan tentu tidak bisa dijadikan standar.
Mari jangan melebar ke persoalan persepsi masalah motif hati. Motif hati tetap tidak seorang pun tahu.
Dennis, hadirat Allah adalah keperluan utama gereja, karena dari sinilah gereja 'bersinar'. Itulah yang di'model'kan dalam gereja di PB.
tapi bagaimana kita bisa mengeliminasi kalau ukurannya cuma persepsi saja?=== Sekali lagi Dennis, Hadirat Allah yang dimanifestasikan adalah REAL bagi orang/gereja yang mengalaminya saja dalam cara yang berbeda-beda. Namun bagi orang luar, mereka melihat bukti dalam bentuk buah, bukan lagi sekedar persepsi. Buah adalah "bukti" apa yang telah terjadi di "dalam"....:).
Mungkin kamu menulis 'persepsi" karena saya tidak menulis secara gamblang/teknis seperti apa itu hadirat Allah. Tidak dapat Dennis, karena memang kalo dilihat di alkitab, itu begitu beragam dan ada yang 'tak jelas eksplisit", namun semua di'buktikan' dengan buahnya atau hasilnya. Tak heran Yesus menggunakan perumpamaan pokok anggur dan rantingnya.
Memang alkitab menaruh standar yang tinggi sekali,,hingga tampak utopia bagi orang yg 'luar' atau 'yang tidak/belum mengalaminya'. Namun tidak dapat dikompromikan menjadi sesuatu yang kurang karena hal itu tampak sukar. No utopia...selama kita memang 'berbuah" dari pokok anggur. Namun bila hanya pengajaran saja....maka saya cuma katakan ada pengajaran yang baik atau buruk , that's it, no life...utopialah (pake isitilahmu). :)
(Tambahan buat pemikiranmu: Tidakkah motif hati yang jahat (dosa) akhirnya akan mencelakakan di dalam hadirat Allah? Contoh: ananias dan safira di zaman KIS. dan kekalahan Yosua dan jemaah Israel dari bangsa Ai di Yosua 7)
(The proof of the pudding is in the eating)
coba kasih sample dari 'buah'
Hadirat Allah yang dimanifestasikan adalah REAL bagi orang/gereja yang mengalaminya saja dalam cara yang berbeda-beda. Namun bagi orang luar, mereka melihat bukti dalam bentuk buah, bukan lagi sekedar persepsi. Buah adalah "bukti" apa yang telah terjadi di "dalam"
buah seperti apa yang kamu anggap sebagai buah yang baik, ground? mari kita bicara dengan contoh, beri saya contoh dari buah itu dan gue akan coba ngasih pendapat gue kenapa contoh yang akan kamu berikan itu tetap tidak luput dari yang namanya 'persepsi dari suatu kebaikan'. *waiting*
btw ground... kalo kejadian kayak ananias dan safira bisa diulang2 lagi, maka itulah salah satu mekanisme 'meteran' hadirat Allah seperti yang disebutkan hai2. mungkin, kalo kamu pikir hadirat Allah-lah kekurangan gereja saat ini, kamu boleh tuh mulai mendoakan supaya kejadian kayak ananias dan safira ini banyak terulang lagi :-)
@dennis; contoh...
Dennis, saya masih pake contoh di alkitab ya...
Contoh buah bisa kamu lihat komen balasan saya ke hiskia22 di atas. Gereja mengalami hadirat Allah dan hasilnya tindakan jemaat di gereja maupun keluar kepada orang-orang luar.
btw ground... kalo kejadian kayak ananias dan safira bisa diulang2 lagi, maka itulah salah satu mekanisme 'meteran' hadirat Allah seperti yang disebutkan hai2. mungkin, kalo kamu pikir hadirat Allah-lah kekurangan gereja saat ini, kamu boleh tuh mulai mendoakan supaya kejadian kayak ananias dan safira ini banyak terulang lagi=== Mari buang dulu kata "meteran" hai-hai yang teknis itu. Kejadian ananias safira hanya menunjukkan 'contoh akibat' motif hati yang jahat (dosa) di hadirat Allah. Saya tak perlu atau harus mendoakan hal itu, namun bila hadirat Allah seperti itu terjadi di gereja (tak ada meternya lho), akan dibuktikan juga dengan 'penghakiman' kepada orang-orang yng bermotif jahat seperti ananias safira. Soal apa itu terulang lagi? Mengapa tidak, dan bagaimanapun itu adalah contoh.
Oh ya, dennis, cobalah renungkan dulu 'tambahan" saya tadi dan bagaimana 'penerapannya' di gereja zaman sekarang. (Tambahan: Musa memohon hadirat Allah memimpinnya di padang gurun. Dia bahkan tidak mau brgerak maju terus kalau Tuhan tidak memimpin.).
(The proof of the pudding is in the eating)
kasih contoh yang up-to-date dong
1. tentang contoh.
dari contoh yang kamu berikan ke hiskia, orang berdoa di penjara lalu tiba2 gempa dan pintu penjaranya terbuka. ananias dan safira mati di tempat dan itu malah menambah jemaat. dsb.
masalahnya ada dua:
2. tentang tambahan.
musa dipimpin oleh hadirat Allah dalam bentuk awan besar yang muncul di depan dia dan bangsa israel. ini lebih kepada himbauan gue ke kamu agar kamu berdoa di point 1b diatas. berdoalah agar hadirat Allah itu beneran nyata seperti itu ground.
itu satu2nya cara yang mungkin kalo menelaah jalan pikiran dari argumen yang kamu berikan ;-)
@dennis;contoh...
1. dari poin pertama : bagi kita sekarang susah untuk menilai apabila ada kejadian serupa itu benar atau palsu, pasti juga susah bagi orang 'luar' (yg tidak terlibat langsung) di zaman itu, hanya di alkitab tidak ditulislah...:). Mengenai orang berdoa lalu tempat bergoncang...itulah manifestasi Hadirat Allah. Ananias safira...itulah efek/hasil penghakiman dalam hadirat Allah yang dimanifestasikan. Jemaat bertambah...itulah hasil dari pekerjaan orang-orang kudus yang telah diubahkan dalam hadirat Allah. Jadi yang mana buahnya?
Buahnya. saya berikan beberapa contoh dari kisah para rasul:
Poin kedua: Ok, kalo mau pake meter juga. Pertanyaanku : jadi mau bagaimana me'meter'kan hadirat Allah di dalam gereja yang demikian? Bila ada gereja yang seperti itu sekarang, yang mana setelah pertemuan2nya orang-orang pulang dengan antusias dan berubah dan mulai melakukan apa yang seperti jemaat mula-mula lakukan...maukah kamu akui bahwa memang Tuhan hadir dan mengubah orang-orang itu (entah di pertemuan itu ada manifestasi mujizat atau hanya pemberitaan firman yg penuh kuasa)? Apa yang mau kamu katakan bila seseorang mengatakan bahwa ada hadirat Tuhan di pertemuan yang baru dia hadiri namun dia tetap saja "buruk"nya seperti yang sebelum-sebelumnya? Dapatkah seseorang dalam sebuah pertemuan gereja harus tetap biasa-biasa saja bila hadirat Tuhan dimanifestasikan?
2. Bila kamu sudah paham apa maksudnya "buah", maka kamu juga bisa bedakan mana manifestasi Hadirat Allah yang TERSERAH Tuhan sendiri untuk Dia nyatakan. Tiang awan, tiang api adalah MANIFESTASI hadirat Allah! Kamu tidak bisa berdoa untuk 'MEMAKSA' Tuhan dalam manifestasi yang kamu inginkan sekalipun itu ada di dalam alkitab! Namun bila Tuhan 'memanifestasikan' hadiratNya di dalam sebuah pertemuan atau sekurang-kurangnya hadiratNya hadir , pertanyaannya adalah ; APAKAH KITA MENYADARINYA?...:)
(The proof of the pudding is in the eating)
explicit mode to Ground
bagi kita sekarang susah untuk menilai apabila ada kejadian serupa itu benar atau palsu, pasti juga susah bagi orang 'luar' (yg tidak terlibat langsung) di zaman itu, hanya di alkitab tidak ditulislah...
kalo gue sih, gue ga mau repot2 menerka2 apa yang terjadi dulu dengan orang2 luar. penulis alkitab adalah orang yang diurapi Roh Kudus so gue percaya aja bahwa tulisan mereka adalah benar tanpa praduga apapun.
satu2nya yang perlu diperhatikan dalam menyimak tulisan mereka biasanya hanyalah konteks dari kebudayaan atau peristiwa tertentu pada saat itu. itu aja, ga ada praduga2 lainnya.
Mengenai orang berdoa lalu tempat bergoncang...itulah manifestasi Hadirat Allah. Ananias safira...itulah efek/hasil penghakiman dalam hadirat Allah yang dimanifestasikan. Jemaat bertambah...itulah hasil dari pekerjaan orang-orang kudus yang telah diubahkan dalam hadirat Allah. Jadi yang mana buahnya?
ok, disini lo mulai menyebut kosa kata baru yaitu manifestasi. dan bahwa manifestasi adalah hal yang berbeda dari buah.
mari kita verify dulu, mana yang menurut lo benar dari pernyataan berikut:
Ok, kalo mau pake meter juga. Pertanyaanku : jadi mau bagaimana me'meter'kan hadirat Allah di dalam gereja yang demikian?
ground, wacana soal meter adalah muncul karena lo mengatakan bahwa gereja kekurangan hadirat Allah. ketika lo sebut kata 'kekurangan' maka seyogyanya ada suatu ukuran untuk menyatakan apakah sesuatu itu kurang atau malah lebih. untuk mengetahui ukuran, kita akan perlu meteran atau alat ukur tertentu.
jadi begitulah runtutan logikanya.
sekarang, lo yang pertama kali mengemukakan soal kekurangan ini, bagaimana lo bisa malah bertanya ke gue bagaimana cara memeterkan nya? ini namanya mbulet, wahai ground.
pertanyaan di blog ini, wahai ground, bukanlah "APAKAH KITA MENYADARINYA?", tetapi "APAKAH KAMU MENGERTI APA YANG KAMU TULIS?"
gitu deh kira2 pendapat gue. dan... gue ga minta lo setuju dengan pendapat gue (seperti yang telah keliatannya lo bener2 usahain dengan nulis komen panjang lebar).
yang gue minta adalah konkritnya aja; kalau sesuatu bisa diukur dan ternyata ukurannya menyatakan kekurangan, maka serukanlah hal itu pada dunia. tapi, jika sesuatu itu tidak ada ukurannya, tapi lo merasa bahwa dunia perlu tau, maka rubahlah caramu dalam berseru agar dunia mendengakan elo dan ga nganggep lo asal bunyi.
=== updated ===
ground, gue baca berulang2 blog kamu dan gue heran karena tidak menemukan kata 'kekurangan'; padahal gue yakin bahwa sebelumnya kata itu ada.
sial2nya, bisa jadi gue salah mengerti. tolong verify:
kalo pilihan pertama, maka gue harus minta maaf ke elo karena mengkritik sesuatu yang sebenernya tidak ada. tapi, bila ini yang dipilih, maka kayaknya lo akan dibombardir pertanyaan lagi karena siapakah kamu berani2nya menyatakan bahwa sekelompok orang kristen bisa beribadah tanpa Tuhan hadir disitu, hehehe.
tapi kalo pilihan kedua, maka our conversation bisa dilanjut ;-)
Den, Kayaknya Ground Malu-Malu
den, kayaknya di ground malu-malu tuk menjelaskan. Nampaknya inilah kira-kira yang dia maksudkan dengan tanda-tanda hadirnya Hadirat Allah di suatu gereja.
Pokoknya full AC, full music, full berkat, full mujizat, full kesaksian, full ngeroh, full tumbang, full impartasi.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
lebay
hai, komentar ini kalo bahasa gaulnya LEBAY
terutama yg bagian ini: song lieader makin gemulai dan cantik. Tentu saja dancernya makin cantik-cantik dan bahenol
:P
Presse Ne Pas Avaler
@hai-hai; sayangnya..:)
Sayangnya maksud saya bukan apa yang kamu jabarkan dalam poin bernomor tadilah. Dan saya bukan malu-malu, hanya berhati-hati saja.
"Kehidupan orang (gereja) yang berubah" hasil dari hadirat Allah itu yang menjadi "efek" utama.
BTW, saya tak heranlah kalo komenmu ini mengarah yang beginian, sudah bisa ditebak! :)
Gereja yang nyaman dan suam-suam alias berpuas diri ada dalam bahaya yang serius tanpa disadarinya. (why.3:15-18).
(The proof of the pudding is in the eating)
hadirat Allah
Allah selalu hadir karena Ia mahahadir (omnipresent), tapi ada saat2 dan tempat2 tertentu di mana/ketika Allah lebih hadir dari saat2 dan tempat2 lain. pertanyaannya: apa kondisi yang menjadi syarat kehadiran Allah yang seperti itu?
@Daniel; kondisi....
Daniel, ketika Allah lebih hadir pada saat atau tempat tertentu maka itu dapat dikatakan HadiratNya dimanifestasikan dan itu adalah PENGALAMAN. Kita harus membuang cara pikir manusia yang terbatas mengenai jarak sewaktu kita mengatakan pengalaman kita akan hadiratNya bahwa Tuhan dekat atau Dia ada di sini. Hal itu lebih mengacu kepada Hubungan yang dialami, demi mudahnya untuk kita mengerti.
Contoh mudah namun tdk sempurna:
- seorang anak laki-laki yang tidak dekat dengan ayahnya namun tinggal satu rumah. Maka kita dapat katakan bahwa ayah hadir bagi anak itu namun karena hubungan yang begitu renggang maka dapat dikatakan dari posisi anak bahwa ayahnya tidak “HADIR”. Jadi dekat secara jarak tapi merasa jauh scra hubungan dan bisa dikatakan tidak ada kehadiran ayah.
- Seorang ayah yg anaknya yang tinggal dekat dengannya berkata: “Semakin anakku bertambah umurnya semakin dia dekat dengan saya”. Padahal dari sejak bayi anak itu sudah tinggal bersama ayahnya.
Daniel, tentu ada kondisi yang memudahkan kehadiran Allah yang dimanifestasikan bagi kita/gereja:
- MengasihiNya dan melakukan apa yang berkenan kepadaNya—ketaatan.
Yoh.8:29- Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya."
Yoh.14:21-- Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." (menyatakan = manifest di dlm KJV)
Yoh.14:23-- Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.
Jos 1:8-9-- Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke manapun engkau pergi."
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground Allah hadir dalam hati orng yang percaya
@ground, Allah hadir dalam hati orang percaya, umat pilihanNya,umat kepunyaan Allah sendiri. Nah disinilah free will manusianya, mau meresponi kehadiran Allah atau tidak. Ada damai, suka cita ditengah pergumulan hidup, dalam ibadah raya, dalam pujian penyembahan menunjukkan hadirNya Allah. Ada perubahan yang nyata dalam menyikapi masalah kehidupan, itu menandakan Allah hadir dan nyata dalam hidup kita, keindahan Alam, matahari bersinar di ufuk timur, semua planet-planet bergerak teratur dalam orbitnya itu juga menunjukkan hadirNya Allah mengatur alam semesta. kalau pakai meteran ga bisa dibayangkan secanggih apapun instrument buatan tangan manusia untuk mengukur hal-hal tadi pasti ada "error"nya. Thomas Alva Edison ribuan kali gagal sebelum akhirnya berhasil menciptakan lampu listrik, kalau untuk hal membuat meteran ini saya menduga walaupun berlaksa-laksa percobaannya ga pernah berhasil sempurna,setuju ga... ga setuju....up 2 u.
@kardi; ya benar...
Tidak pernah menjadi maksud saya bahwa hadirat Allah di'meterin' di dalam artikel ini. Yang terpenting adalah bila kita (atau gereja kita) memang mengalami hadirat Allah adalah transformasi.
(The proof of the pudding is in the eating)
@hai hai...@dennis
Mungkin ini maksud @ground gereja yang ada hadirat Allah-nya....
kalau ga seperti itu, ga ada hadirat Allah. Silahkan klk di sini
GBU
GBU
Ground menurut kamu dari
Ground menurut kamu dari sudut pandang alkitab,...bagaimana proses Transformasi/pertumbuhan gereja itu terjadi dan mana yang lebih dulu terjadi?..hadirat Allah ato pertobatan jemaat?:)
JESUS IS GOD
JESUS IS GOD
@Godarmy;wah ...
Pertamanya, Allah yang menginginkan untuk memulihkan bahkan lebih lagi hadiratNya dan kuasa Roh KudusNya kepada Gereja. Dia selalu berusaha menyatakan diriNya. Kebenarannya adalah ’Pada mulanya Allah…’(Kej.1:1). Jadi, bila mana yang lebih dulu maka itu adalah Dia.
Pertobatan, opini saya, adalah perubahan pikiran karena respons terhadap firman Tuhan yang ‘dinyatakan’; berubah karena respons terhadap terang Firman Allah yang dinyatakan. Bila ‘terang’ tidak direspons/diterima/dilawan, gantinya adalah kegelapan. Siapa yang membuat firmanNya menjadi ‘terang’ di dalam pikiran kita? Roh Kudus. Ketika kita mentaati ‘terang’ yang dinyatakan itu, maka kita tahu bahwa Dia MENYERTAI kita. Darisana , kontinuitas adalah hal yang selanjutnya dalam arti “semakin dan semakin…” dan juga “semakin diubahkan….”.
bagaimana proses Transformasi/pertumbuhan === wah...ini pertanyaan yang ‘susah’. Masih berpikir bagaimana menjawabnya dan apa maksud pertanyaan ini soal proses? J. Tapi mungkin di Efesus 4:7-16, bisa menjadi pemikiranmu soal pertumbuhan/transformasi gereja.
(The proof of the pudding is in the eating)
@dennis;reply to ur explicit modelah....
* Explicit mode?...means that you’re the real you?...
Tidak mudah bahkan kamu mengatakan “ga ada praduga2 apapun” kalo kamu baca apa yang ditulis penulis di Alkitab. Sebab kita semua PASTI ada praduga karena berbagai alasan, itulah sebabnya juga ada salah satu perintah “berubahlah oleh pembaharuan budimu (jangan menyerupai pola-pola dunia ini, Rom.12:2). Bila kamu katakan “tidak ada praduga apapun” sewaktu baca yg ditulis di sana, maka kamu sedang baca buku SEJARAH saja dan bersikap naif dan tulisan itu tidak berguna apapun selain hanya tahu saja....dan beberapa bagian akan menjadi UTOPIA karena TIDAK TAHU bagaimana penerapannya. Bahkan ini saja kamu sudah berpraduga bahwa tulisan si penulis Alkitab adalah hal yang tak dapat dilihat nilai maupun prinsipnya untuk diterapkan di masa kini. Masalahnya...SELURUH tulisan di Alkitab yang DIINSPIRASIKAN Allah (God-breathed) berguna untuk mengajar, menghardik, menkoreksi dan melatih dalam kebenaran (2 Tim.3:16).
Kalo kamu katakan “percaya saja” maka saya katakan ke kamu “buktikan percayamu itu, bro”. Sebab dalam SEJARAH kehidupan orang-orang terkenal/berpengaruh di dunia inipun, para sejarawan selain percaya sejarah itu, mereka seharusnya mampu menunjukkan sebuah atau lebih pola, nilai, prinsip dan apapun lainnya yang didapat dari ‘penelitian’ mereka itu yang dapat DITERAPKAN/Diaplikasikan pada orang-orang di dunia ini. Jika mereka itu hanya percaya sejarah saja, dan berhenti sampe di sana, APA MANFAATNYA bagi orang-orang selain buang-buang waktu saja? Jadi betapa lebih lagi kalo kita bisa ‘melihat’ cara Allah, kehendak Allah (....dst), pola-pola dan nilai-nilai di Alkitab,baik di PL maupun PB.
* ... manifestasi tidak selalu menyertai hadirat Allah yang pada ujung2nya menghasilkan buah. Sebab manifestasi Hadirat Allah adalah ‘hak’ Tuhan sendiri. Kita akan tetap berbuah bila “tetap tinggal di dalam Dia”, tanpa harus selalu mengalami MANIFESTASI HadiratNya secara terus menerus. (Cnth saja: bahasa lidah di”kira” oleh beberapa orang adalah manifestasi “hadirat Allah”, dan yang mengherankannya orang yang berbahasa lidah itu tetap sama keadaannya dari bulan ke bulan, tahun ke tahun.....sampai orang itu mengalami Perubahan Pikiran—‘metanoia’—oleh firman Tuhan). Fokus kita bukan pada manifestasiNya tetapi kepada Dia (tentu itu juga termasuk HadiratNya).
* Dennis, saya tidak pake kata “kekurangan” samasekali. Namun kalo kamu “melihat secara ‘imajinatif’” ada kata “kekurangan” dalam tulisan maupun komen saya, maka…. sekali lagi bagaimana mana kita mau memeterkan hal yang begitu besar ini, …karena saya sendiri tdk tahu bgmn “mengukurnya”. Dan ini contoh sederhana: Bagaimana kamu mau memeterkan seseorang pria yang berkata bahwa dia kurang mencintai kekasihnya?” Atau yg begini, “saya tinggal serumah denganmu namun kamu seperti tidak hadir / kurang hadir dalam hidupku?”. Bagaimana memeterkannya?
* not for world, but for us... Pertanyaan saya ke kamu: “Bagaimana kamu mau beritahukan dunia bahwa Yesus mati karena dosa mereka?”, sementara itu kamu tidak tahu bagaimana mengukur seberapa besar dosa itu sampe Yesus mati menanggung dosa dunia?. “Bagaimana kamu “meyakinkan” bahwa dunia (seseorang) bersalah karena dosanya yang ‘besar’ itu?. Di alkitab, hal yang bisa kamu lihat ukurannya adalah jumlah orang, jarak suatu tempat ke tempat lain, takaran jumlah benda-benda, meteran bahan-bahan, waktu kejadian, dan ukuran bangunan. SISANYA silahkan ukur sendiri...:). Saya sendiri tidak sanggup.
* Saya klarifikasi lagilah…saya tidak pernah menulis kata”kekurangan” apalagi meng-update komen-2 saya dengan menghapus kata itu supaya kamu tidak temukan….
Jadi kesan implisit kata “kekurangan” itu darimana ya?....
Secara fakta Tuhan adalah omnipresent…maha hadir. Jadi Dia hadir atau hadiratNya ada di mana-mana tanpa batas (EVERYWHERE no limit--- coba apapun tempat dan waktu yang kamu sanggup bayangkan, He is there!). Kamu TIDAK BISA sedikitpun dalam ‘kepingan kecil pun’ berada di luar ke MAHA HADIRnya Allah. Tidak ada seorangpun yg LEBIH JAUH dari yang lain di dalam OMNIPRESENT Allah. Namun ketika berbicara mengenai KESADARAN Pengalaman Hadirat Allah (--yang dimanifestasikan) bagi diri sendiri/gereja, maka hal itu sudah lain cerita. Itu bisa berarti kamu bisa berada di suatu tempat , namun TIDAK MENYADARI Dia HADIR....bandingkan dgn yg terjadi dgn Yakub (Kej. 28:16 When Jacob awoke from his sleep, he thought, "Surely the LORD is in this place, and I was not aware of it."-NIV)…lalu lihat hasil PENGALAMANNYA yang real itu di ayat 17-22. … Lagi, Kornelius yg ‘sadar sedang di hadirat Allah’ berkata kepada Petrus untuk memberitahukan apa saja yang Tuhan nyatakan kepada Petrus dengan berkata:” (Kis.10:33 Karena itu segera kusuruh orang kepadamu, dan dengan senang hati engkau telah datang. Sekarang kami semua sudah hadir di sini di hadapan Allah (in the presence of God-Msg )untuk mendengarkan apa yang ditugaskan Allah kepadamu."). Lalu perhatikan apa yang terjadi kemudian pada Kornelius dan keluarganya. Sesuatu terjadi….perubahan!
Berpikir dalam ‘istilah’ ruang (spatial terms) atau apapun istilah ukuran teknis manusia, memang akan selalu membuat kesalahmengertian. Sekali lagilah, ini bukan masalah spaces, miles atau volumes, tetapi PENGALAMAN (--yang beragam seluas kehidupan manusia, namun di mata Allah tidak masalah). Kamu terapkan saja hal ini dalam pemahaman hubungan antar manusia maka itu menjadi lebih mudah, karena dalam soal hubungan antar manusia….kamu tidak dapat “mengukur secara teknis”. Selain kamu mungkin menggunakan kata-kata: “semakin dekat ,…lebih lagi,…terasa jauh…, dst..lah. Rintangannya hanya ada pada pikiran dan emosi, bukan pada “ukuran teknis”. Oh ya, bahkan hubungan antar manusia saja begitu beragam karena orangnya beragam
Jadi, bila seseorang juga berkata “ tidak ada hadirat Allah di sini/disana ” , itu adalah PENGALAMAN yang memang terjadi (walau Dia tetap hadir krn OMNIPRESENT)! Bahkan seseorang dapat berdosa di “hadirat Allah” tanpa dia sadar Hadirat Allah bukan?
Hmmm....saya mulai kehabisan kata-kata untuk menjelaskan....
(The proof of the pudding is in the eating)
jangan kehabisan kata2 ground
hahahaha.... ground, gue menangkap ada nada defensive disini.... gue ga nuduh lo mengedit atau apapun.... you can be assured about it... kalo gue berpikir seperti itu, ngapain juga gue nulis bagian 'updated' dari post gue? gue bisa diem2 aja dan berharap ga ada yang sadar akan kesalahan gue.
so... relax lah... kita ngobrol bisa jelegar-jeleger, tapi yang penting lo perlu tau bahwa gue bukan tipe orang yang hobi ngenyek2 orang lain begitu dia salah atau belagak ga tau ketika terbukti gue yg salah.
ok? :-)
kalo kamu ok, mari kita teruskan obrolan kita tanpa kamu harus merasa kehilangan kata2. gaplok aja gue kalo perlu biar gue bisa nangkep kata2 lo. kadang2 cara terbaik mengajar seseorang adalah bukan dengan kata2, tapi dengan menggaploknya ;-)
===
alkitab buat gue terdiri dari minimal dua bagian; bisa lebih tapi biarlah kita fokus ke dua hal itu dulu.
yang pertama adalah hikmat Allah yang direkam dalam tulisan orang2 pilihan Nya. buat bagian ini, kita emang di-encourage untuk berpikir kritis, analiyis, dan mencoba menelaah bagaimana kita bisa terapkan itu dalam kehidupan kita saat ini, untuk menjadi lebih seperti Dia. contoh bagian2 ini adalah ucapan2 Yesus saat dia jadi manusia di planet ini, kitab2 mazmur, amsal, pengkhotbah, dsb dll.
however, bagian yang kedua adalah "hanya" sejarah; biasanya berupa potret2 kusut dari manusia ketika menanggapi kehadiran Si Aku atau Yesus. contoh ananias dan safira misalnya... ketika ditulis bahwa mereka mati karena mendustai RK dalam hatinya, yah sudah.... mau diapain lagi... cuma bisa diterima aja. satu2nya hikmah disitu paling hanya jadi semacem peringatan bahwa Allah lebih melihat hati daripada yang kelihatan. udah itu doang, titik. ga ada definisi apapun dari hati seperti apa yang Allah lihat, karena disitu emang ga ada penjelasan apa2 lagi tentang kriteria hati seseorang yang berkenan bagi Allah.
jadi begitulah pandangan gue... bukan "hanya sejarah saja" seperti yang kamu tuduhkan, tapi "yang hanya sejarah tetep ada, bersamaan dengan bagian hikmat".
===
sekarang tentang manifestasi... bila lo bilang bahwa itu tidak selalu menyertai hadirat Allah, lalu kenapa lo gunakan contoh2 manifestasi ketika memberi contoh tentang hadirat Allah? nggak bisakah kamu mencontohkan hadirat Allah tanpa contoh2 manifestasi, wahai ground?
===
bagaimana gue memberitahu orang bahwa Yesus mati untuk mereka?
hahaha... gue ga pernah memberitahu orang soal itu ground... biasanya yang gue lakukan adalah bercerita soal Yesus bila mereka bertanya. gue hidup dengan cara gue sendiri dan ketika berinteraksi dengan orang2, bila mereka tertarik pada gue seperti gue tertarik pada mereka, maka conversation pasti terjadi tanpa bisa bisa dihindari lagi.
dan ketika itu terjadi, yang gue beritahu adalah bahwa gue beriman Yesus mati buat gue... entahlah buat mereka Dia juga mati atau tidak... tapi kalo mereka tertarik, yah cobain aja. kalo ga tertarik, at least gue masih bisa ada buat mereka kapan aja mereka butuh gue.
gue ga tertarik untuk "menjala" orang terlalu banyak. ada banyak yang terpanggil untuk itu tapi bukan gue. gue hanya tertarik "menjala" orang kepada siapa gue tertarik. mungkin dikit, tidak seribu, sepuluh-ribu, dst... mungkin hanya satu, dua, tiga, empat, dan mentok di lima. tapi mereka berharga buat gue, so i don't care about the others.
===
ok ground, sekarang ke inti masalah di blog ini. kalo kamu masih merasa defensive, sekali lagi gue akan minta maaf karena telah salah menangkap sehingga muncul kata "kekurangan". puas? :-)
tapi, masalahnya ground, problem yang kamu utarakan itu ga bisa diapa2in. lo bilang sendiri bahwa Tuhan hadir dimana2 tapi banyak manusia tidak menyadarinya. masalahnya, kamu tentu ga bisa menunjuk secara pasti mana yang sadar akan kehadiran si Tuhan dan mana yang nggak.
dengan begitu maka yang bisa kamu lakukan cuma berdoa saja. berdoa agar Tuhan entah gimana caranya beracara dengan mereka dan bukan cuma sekedar muncul saja. apa mereka ditoel-toel kek? digaplok kek? dikitik2 kek? apa saja lah.
buat apa nulis sesuatu yang semua orang juga tau tanpa suatu usulan apapun? itulah inti yang gue pertanyakan dari elo.
===
ps.
btw, explicit adalah lawan kata dari implisit. implisit biasanya digunakan orang untuk tidak menyinggung lawan bicaranya, maksudnya agar si lawan somehow bisa mengerti sendiri.
bertolak dari ini, gue memilih eksplisit karena gue berusaha agar kata2 gue tidak ditafsirkan lebih dari yang seharusnya... mengingat kita tidak kenal secara real life dan hanya berinteraksi lewat tulisan saja.
@dennis; no problem..just think harderlah...
Tidak apa-apalah..saya sama sekali tidak defensif. Saya sendiri sudah sadari dari awal kamu itu cukup fair, bahkan sebelum kamu pake tulis update segala. You're good man-lah!
Maksudku, tulis "mulai kehabisan kata-kata" itu karena tadinya saya mau tulis begini " ya ok, kamu berdoa saja supaya mengerti apa maksud persoalan ini." Tapi tidak jadi kutulis, karena tidak perlu sama sekali ditulis dan saya merasa saya yang tidak fairlah......, namun saya kehabisan kata-kata karena saya merasa seharusnya ada yang saya harus tulis lagi tapi tidak tahu apa atau bagaimana menulisnya lagi....he he he.
Bagaimanapun saya enjoy conversation dengan kamu ni. Dan soal gaplok..hmmm, kamu ajalah yang duluan...ha ha ha. Gaklah, seandainya kamu menulis scara kasarpun, mungkin cara jawab saya masih seperti di atas sebelumnyalah, belum berubah, .....:D
Soal kamu "seperti terbaca kata 'kekurangan'" tadi adalah hal biasa yang terjadi sama kita semua karena prasangka kita masing2....:)
Explicit dalam komen itu juga bagus, karena ada keterbatasan2lah. Silahkan sajalah..no problem.
Nanti saya jawab lagi pertanyaan2mu di atas ....
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground ;-)
Nanti saya jawab lagi pertanyaan2mu di atas ....
*waiting*
@dennis;nah, sekarang baru bisa ke sini lg...
Dennis, saya sdh 4 hari gak buka SS, krn selain sibuk sekali, juga 'habiskan' waktu baca artikel2 dari 'gerakan nama suci' dan pwijayanto's site. Kemain buka SS pun masih 'gagal'.
===
Soal bagian yg hikmat Allah dan bagian sejarah...hmm...ok sekarang saya paham maksudmulah. (Sebenarnya mau tanyakan lagi ke kamu: “Bukankah ...SELURUH tulisan (termasuk sejarah) di Alkitab yang DIINSPIRASIKAN Allah (God-breathed) berguna untuk mengajar, menghardik, menkoreksi dan melatih dalam kebenaran (2 Tim.3:16)?”....tapi tak usahlah)
... cuma bisa diterima aja. satu2nya hikmah disitu paling hanya jadi semacem peringatan bahwa Allah lebih melihat hati daripada yang kelihatan. udah itu doang, titik. ga ada definisi apapun dari hati seperti apa yang Allah lihat, karena disitu emang ga ada penjelasan apa2 lagi tentang kriteria hati seseorang yang berkenan bagi Allah. jadi begitulah pandangan gue.=== hmmm…paling tidak masih ada opinimulah (praduga) dari sejarah itu.
===
Copas yg saya ambil dari komen saya di atas: “Sebab manifestasi Hadirat Allah adalah ‘hak’ Tuhan sendiri. Kita akan tetap berbuah bila “tetap tinggal di dalam Dia”, tanpa harus selalu mengalami MANIFESTASI HadiratNya secara terus menerus”. Contoh yg saya beri itu semua ada manifestasi hadirat Allah.
Jadi bila ‘tidak’ ada (-karena susah mencari di Alkitab contoh eksplisit hadirat Allah yang tanpa manifestasi Hadirat-Nya ditengah umat-Nya) maka pahamilah itu bisa pada waktu orang itu ‘sendirian’lah di hadapan Tuhan dan ‘MENGETAHUI’-NYA (mengenali; menyadari; mengakui; memikirkan; memahami; melihat...Dia)--- "Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!" (Maz.46:10)….ATAU …..pada waktu orang itu hidup saleh atau takut Tuhan-- di hadapan (hadirat) Allah --- (Pkh 8:12) Walaupun orang yang berdosa dan yang berbuat jahat seratus kali hidup lama, namun aku tahu, bahwa orang yang takut akan Allah akan beroleh kebahagiaan, sebab mereka takut terhadap hadirat-Nya ....ATAU...Pertemuan2 ibadah di gereja (lihat contohnya pada gereja awal).
Beberapa contoh di PL: -Ezra 9:15…… Ezra 10:1-4 -Neh.1:4….Neh/.2:1-8
Contoh di PB: Pertemuan2 ibadah di gereja awal (Kis.2:42-47, Kis.6:1-7,Kis.9:31,… implisitlah),…. dll.
===
Soal kamu kasih tahu kepada orang lain (---orang yg kamu ‘conversation’, itu juga namanya “beritakan ke dunia”lah, hanya dalam ‘ukuran’ kecil) bhw kamu beriman Yesus mati bagi kamu……hm…ok sekarang saya tahu kaya’ mana kamu. Tapi yang kumaksud sebelumnya adalah dalam hal itu bagaimana kamu ‘mengukurnya’ (mengukur imanmu itu, ketertarikan orang lain, iman orang itu yg akhirnya mau beriman pada Yesus setelah kamu beritakan..dst)? Paling kamu cuma menghitung jumlah orangnya saja, bukan? Jadi sama juga soal hadirat Allah , konkritnya adalah tidak bisa diukur tetapi lihat hasilnya saja.
===
tapi, masalahnya ground, problem yang kamu utarakan itu ga bisa diapa2in. lo bilang sendiri bahwa Tuhan hadir dimana2 tapi banyak manusia tidak menyadarinya. masalahnya, kamu tentu ga bisa menunjuk secara pasti mana yang sadar akan kehadiran si Tuhan dan mana yang nggak. ….dengan begitu maka yang bisa kamu lakukan cuma berdoa saja. berdoa agar Tuhan entah gimana caranya beracara dengan mereka dan bukan cuma sekedar muncul saja. apa mereka ditoel-toel kek? digaplok kek? dikitik2 kek? apa saja lah……buat apa nulis sesuatu yang semua orang juga tau tanpa suatu usulan apapun? itulah inti yang gue pertanyakan dari elo..=== Gak bisa ‘ditunjuk’ mana orang yang sadar mana yang tidak, tapi buahnya yang menunjukkan dirinya sendiri. Sadar dan sekedar tahu..itu hal yang berbeda. Sekecil-kecilnya paling tidak saya nulis buat inspirasi pemikiranlah.
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground
hahahah ground, gue nulis panjang dan lebar untuk menjawab comment lo diatas dan error pas disubmit; sialnya gue langsung nulis di web tanpa salinan di notepad. SHIT....!!!!!!!!
jadi bete deh sekarang, so... besok2 deh dari kantor gue update comment ini. sampe besok2 bro :-)
=== updated on 26-05-2009 ===
nah ground, mari kita lanjutkan our little chic-chat :-)
Soal bagian yg hikmat Allah dan bagian sejarah...hmm...ok sekarang saya paham maksudmulah. (Sebenarnya mau tanyakan lagi ke kamu: “Bukankah ...SELURUH tulisan (termasuk sejarah) di Alkitab yang DIINSPIRASIKAN Allah (God-breathed) berguna untuk mengajar, menghardik, menkoreksi dan melatih dalam kebenaran (2 Tim.3:16)?”....tapi tak usahlah)
hahaha, iseng deh kamu. nggak ground, kamu mungkin belum paham karena masih seiseng ini hehehe.
"seluruh tulisan" berguna untuk mengajar, menghardik, mengkoreksi, dan melatih dalam kebenaran==> ini benar. tapi wacana kita adalah tentang bagaimana membaca dan menginterpretasikan tulisan itu. di titik ini, itulah kenapa gue bagi jadi dua, "sejarah" dan "hikmat".
bagian sejarah; walau berguna untuk mengajar, menghardik, mengkoreksi, dan melatih dalam kebenaran; dia tidak perlu di-interpretasikan lebih dari yang tersurat. tidak perlu dikira2 kenapa begini dan begitu; contohnya: kenapa elisa begitu sadis sehingga beberapa anak yang mengejek dia langsung diterkam binatang buas, kenapa paulus begitu kasar ketika dia menghardik seseorang yang mengikuti dia dengan mengagung2kan nama Allah, dsb.
masalahnya, ketika kejadian2 sejarah itu di-interpretasikan, kita tahu sama tahu bahwa hasilnya adalah hanya sebuah tafsiran yang belum tentu benar. sialnya, hari2 ini, banyak orang membangun kebenaran versinya diatas tafsiran2 tadi. makanya makin kesini, kekristenan makin terpecah ke banyak aliran yang berubah2 sesuai trend; dari trend perekonomian, trend aliran musik, sampai trend aliran mistik. lama2 bisa2 kekristenan akan ada aliran togel di mana mimpi bisa diterjemahkan lewat buku2 tafsiran mimpi seperti jaman SDSB atau porkas dulu.
Copas yg saya ambil dari komen saya di atas: “Sebab manifestasi Hadirat Allah adalah ‘hak’ Tuhan sendiri. Kita akan tetap berbuah bila “tetap tinggal di dalam Dia”, tanpa harus selalu mengalami MANIFESTASI HadiratNya secara terus menerus”. Contoh yg saya beri itu semua ada manifestasi hadirat Allah.
Jadi bila ‘tidak’ ada (-karena susah mencari di Alkitab contoh eksplisit hadirat Allah yang tanpa manifestasi Hadirat-Nya ditengah umat-Nya) maka pahamilah itu bisa pada waktu orang itu ‘sendirian’lah di hadapan Tuhan dan ‘MENGETAHUI’-NYA (mengenali; menyadari; mengakui; memikirkan; memahami; melihat...Dia)-
ketika semua orang harus menilik ke dalam dirinya sendiri ketika dia ingin menilai / mengukur sesuatu tentang dirinya... dan hanya itu yang bisa dilakukan... maka kita bisa menutup gereja / perhimpunan orang percaya dalam bentuk apapun.
kita tidak perlu lagi bersosialisasi. kita hanya perlu mencari gua yang cukup tersembunyi dan duduk disitu tanpa perlu care sama yang lain. malah, kalau kita butuh sesuatu, kita tidak perlu lagi menukarnya dengan uang, tinggal rampok saja orang lain karena toh semua "kebenaran" ada dalam diri kita.
orang akan bilang ke orang yang lainnya bahwa "hey, gue adalah Tuhan, dalam diri gue lah seluruh kebenaran itu dinyatakan". si A berkata begitu ke si B dan si B tidak terima karena dia pun merasa seperti itu dan bertengkarlah mereka. lalu si C datang dan pertempuran terbagi menjadi 3 pihak. dan seterusnya. kiamatlah dunia ini :-)
Tapi yang kumaksud sebelumnya adalah dalam hal itu bagaimana kamu ‘mengukurnya’ (mengukur imanmu itu, ketertarikan orang lain, iman orang itu yg akhirnya mau beriman pada Yesus setelah kamu beritakan..dst)?
nah setelah kita berbasa-basi diatas tadi, mari kita masuk ke inti masalah dari blog ini :-)
ground, gue melihat bahwa perbedaan sudut pandang diantara kita adalah karena masalah ukuran. walau kamu tidak menuliskan soal ukuran dalam blog kamu, tentunya kamu setuju kalo gue bilang bahwa ketika suatu pemulihan diperlukan, maka itu berarti ada sesuatu kekurangan yang kepadanya kita harus menambahkan sesuatu. dan ketika kamu berusaha menambahkan sesuatu itu, maka tentunya kamu harus mengukur dulu seberapa yang sudah ada supaya tidak ada yang luber dan terbuang sia2.
oleh karena itu kamu seakan hobby banget "mengukur". tulisan kamu diatas memperlihatkan hal itu; ada minimal dua hal yang kamu pertanyakan ke gue soal mengukur yaitu: iman gue dan level ketertarikan orang lain. dan disinilah gue berpandangan lain yang pada akhirnya menimbulkan chit-chat kita ini ;-)
so, beginilah cara gue memandang, wahai bro ground.... secara singkat, "jurus" gue adalah "don't know and don't care". gue ga peduli iman gue ada di level berapa, bahkan sejujurnya gue percaya bahwa ga ada level dalam iman. buat gue iman adalah as simple as zero or one aja. ga ada kelas2 nya dan oleh karena itu gue ga pernah care soal ada di level manakah iman gue ini. dengan begitu, gue menafikan segala bentuk pengukuran terhadap iman gue.
lalu, gue juga ga peduli orang lain itu tertatrik atau tidak. andai dia bertanya maka tugas gue hanya menjawab sesuai yang gue tau. bila dia bertanya lagi, gue akan menjawab lagi.setelah bosan saling bertanya dan menjawab, kalo lagi mood, gue mungkin akan bercerita tentang kenapa gue begini dan begitu. lalu kalau orang ini masih belum ketiduran, mungkin kita akan ngopi bareng dulu sebelum pulang ke rumah masing2. itulah kenapa gue ga tertarik untuk tahu seberapa besar dia tertarik. yang gue lakukan hanya menjawab sesuai yang gue tau. kalo ga tau, maka paling jauh hanya menjawab sesuai asumsi atau perkiraan gue. sial2nya paling gue jawab bahwa gue ga tau dan selesailah sudah.
apa adanya aja, ga perlu diukur2.
di soal hadirat Tuhan ini, gue berpendapat bahwa ga ada yang perlu dipulihkan. dunia sudah berjalan sekitar 6000 tahun atau bahkan lebih dan dia baik2 saja.
yang perlu selalu "dipulihkan" adalah cara manusia memandang dunia. selalu perlu "dipulihkan" karena ketika lahir, otak manusia selalu berawal dari titik zero dan sialnya dia nggak bisa di-inject dengan segala pengetahuan dan hikmat milik orang tua nya. pengetahuan dan hikmat tidak bisa diturunkan, yang bisa hanya diajarkan. itulah satu2 nya yang bisa "dipulihkan", menurut gue sih. dan sarana untuk itu adalah lewat chit-chat semacam ini :-)
@ground : HADIRAT dari HONGKONG
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
@jf;kreatiflah, masa hongkong terus....:)
Please, apa gak ada nama kota lain lagi selain hongkong? Saya tidak pernah ke hongkonglah, dan tidak tahu menahu soal hongkong dan tidak tertarik sama sekalilah...... :)
Hadirat ALLAH gak perlu dipulihkan, emangnya SAKIT dipulihkan ?!=== kata-kata saya memang terbatas tetapi saya telah menulis begini "Apa yang paling dibutuhkan/dipulihkan adalah hadirat Allah di tengah umat-Nya. Bahkan bila segala kebenaran yang ‘hilang’ atau ‘tercuri’ telah dipulihkan atau kembali, kita masih akan hanya menuju rawa-rawa lainnya bila kita tidak ‘memiliki’ hadirat Allah. Tanpa hadirat Allah kita tidak memiliki kuasa, tidak ada otoritas dan tidak ada kemuliaan yang dinyatakan bagi orang-orang terhilang/bangsa-bangsa lain."
Hadirat ALLAH sudah mati, sudah bangkit dan sudah kembali ke SORGA, dan akan datang lagi. === nah, yang ini saya gak paham sama sekali, maksudmu Yesus?
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground : Kalau gitu dari mana donkkk
Dear brow,
makanya kita sepakati dulu definisi hadirat Allah, jangan lo koar koar, tahu tahunya beda pemahaman, makhluk apakah "hadirat Allah" itu ?
So, apakah definisi HADIRAT ALLAH ?
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
@jf;kamulah yang kasih tahu, masa' saya...
Jf, definisi saya tidak punya....dan hadirat Allah masa' mahkluk lah???
Saya ada di sini, berarti hadirat saya di sini. Begitulah gambaran mengenai hadirat.
Namun, Tuhan omnipresent tetapi tidak berarti orang sadar akan His Presence. Cnth: di bar Tuhan (omni)-present tetapi orang-orang di bar tidak SADAR. Kalo ditanya sama sebagian orang di sana: "Percayakah Tuhan ada di mana-mana?". Mereka mungkin jawab "ya", tetapi mereka tidak 'takut ' (--untuk terus berdosa).
Jadi kenapa Tuhan itu omnipresent tetapi bisa tidak "disadari" orang2? Atau tidak memanifestasikan diriNya kepada semua orang? Atau Dia hadir tetapi tidak "dirasakan" dalam arti sebenarnya?
Dan waktu berbicara mengenai hadirat Allah, itu bukan bagian dari Allah tetapi satu kesatuan diriNya.
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground : masih blur
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
@jf;blur...hmmm
Begini, JF...
No.2.....Hadirat Allah yang omnipresent itu bukan bagian dari diri-Nya, melainkan sebagaimana Dia adanya. Contoh : Allah itu kasih, tetapi kasih bukan Allah. Waktu kita katakan Allah itu kasih maka Dia 'adalah' semata-mata memang sebagaimana Dia adanya (atau sebagaimana cara-Nya Dia sendiri). Dia tidak perlu berusaha mengasihi, karena memang Dia sebagaimana adanya (sebagaimana cara-Nya). Nah.... hadirat Allah yang omnipresent, kasih , keadilan, transendens, dst..adalah atribut Allah yang satu kesatuan alias bukan kumpulan bagian dari ciri-ciri/sifat. Di sini lah istilah "atribut" manusia tidak dapat diterapkan kepada TUhan. KArena manusia adalah total dari bagian-2 organnya dan karakternya adalah total dari kumpulan ciri-ciri/sifat-sifatnya. Dan karakter manusia bisa berubah karena manusia adalah ciptaan dan dalam ARTI YANG SEBENARNYA dia adalah total "komposisi" tadi.
Sedang Tuhan....tidak. Dia adalah esa, tidak ada bagian, simple, tidak kontradiksi karena tidak ada bagian-bagian. Jadi hadirat Allah adalah Dia yang omnipresent yang memang "terus" omnipresent.
Kalo kita pake "term- BAGIAN" maka kita akan jatuh ke salah pemahaman.
Hadirat Allah yang dipulihkan. Maksud saya bukan hadirat-Nya yang dipulihkan melainkan hadirat ALlah yang "hadir" di tengah umatNya. JAdi dengan kata lain....umatNya yang harus meNYADARI hadirat-Nya...berjalan dalam nama-Nya.
Hanya Tuhan yang BISA melakukan begini...Dia omnipresent namun TIDAK SEMUA ORANG bisa SADAR hadirat-NYA atau TIDAK kepada SEMUA orang DIA MANIFESTASIKAN hadirat-NYA. Lebih mudahnya lagi.....manusia mana yang bisa begitu, dia hadir tetapi orang-orang sekelilingnya tidak SADAR (tahu) dia hadir.
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground : FOKUS
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
@jf;sudah dijelaskan...
lha sudah dijelaskan di atas, bukan soal hadiratnya yang dipulihkan. Makanya di artikel di atas gak ada bahas soal "hadirat rusak yang perlu dipulihkan". Tetapi intinya adalah umat-Nya yang perlu fokus ke hal yang paling utama yang paling dibutuhkan.
Soal hadirat bisa rusak....maaflah aku tidak tahu apa itu karena juga bukan itu maksudku sama sekali.
--- Penjelasan sekali lagi, satu kesatuan dalam diriNya artinya kira-kira, bahwa Tuhan tidak seperti manusia yang mana kita bisa bagikan dalam bagian-bagian baik mengenai organ tubuh maupun mengenai karakter. Jadi Tuhan itu esa! Apapun yang bisa kita baca pewahyuan di alkitab mengenai atributNya (omnipresent, kekal, kebaikan, keadilan, kedaulatan, belaskasihan, dst) adalah satu kesatuan "di" diriNYA. Bukan bagian-bagian seperti istilah manusia (cara pikir mengenai manusia).---
(The proof of the pudding is in the eating)
@dennis; re:updated on 26-05-2009
"seluruh tulisan" berguna untuk mengajar, menghardik, mengkoreksi, dan melatih dalam kebenaran==> ini benar. tapi wacana kita adalah tentang bagaimana membaca dan menginterpretasikan tulisan itu. di titik ini, itulah kenapa gue bagi jadi dua, "sejarah" dan "hikmat". bagian sejarah; walau......===> Memang tidak bisa 'diinterpretasikan' secara TERSENDIRI, namun bila melihat kejadian-kejadian di dalam KONTEKSnya maka baru berguna lebih dari sekedar sejarah. Tetapi bagaimanapun juga, lebih tepatnya sejarah itu bukan DIINTERPRETASIKAN melainkan itu BERGUNA UNTUK. Kalau sejarah itu BERGUNA UNTUK' dalam satu cara atau cara lainnya, maka kita harus berusaha melihat KONTEKSnya.
masalahnya, ketika kejadian2 sejarah itu di-interpretasikan, ..... ===> Kebanyakan yang saya ketahui adalah aliran-2 muncul karena kebenaran FT yang 'dipulihkan' ke gereja namun ada golongan-golongan yang 'menetap' (krn. alasan2 tertentu) dan tidak 'bergerak' lanjut lagi untuk 'kebenaran' yang dipulihkan selanjutnya. Mengenai sejarah yang diinterpretasikan lalu muncul aliran2, saya BELUM pernah ketahui aliran apa itu. Apalagi tren2 yang kamu sebut itu, aneh-lah...:)
Copas yg saya ambil dari komen saya di atas: “Sebab manifestasi Hadirat Allah adalah ‘hak’ Tuhan sendiri. Kita akan tetap berbuah bila “tetap tinggal di dalam Dia”, tanpa harus selalu mengalami MANIFESTASI HadiratNya secara terus menerus”. Contoh yg saya beri itu semua ada manifestasi hadirat Allah. Jadi bila ‘tidak’ ada (-karena susah mencari di Alkitab contoh eksplisit hadirat Allah yang tanpa manifestasi Hadirat-Nya ditengah umat-Nya) maka pahamilah itu bisa pada waktu orang itu ‘sendirian’lah di hadapan Tuhan dan ‘MENGETAHUI’-NYA (mengenali; menyadari; mengakui; memikirkan; memahami; melihat...Dia)-.......ketika semua orang harus menilik ke dalam dirinya sendiri ketika dia ingin menilai / mengukur sesuatu tentang dirinya... dan hanya itu yang bisa dilakukan... maka kita bisa menutup gereja / perhimpunan ....===> kamu 'membuang/melupakan' lanjutan komen saya yang ini: "... ATAU ...Pertemuan2 ibadah di gereja (lihat contohnya pada gereja awal). Beberapa contoh di PL: Ezra 9:15…… Ezra 10:1-4 -Neh.1:4….Neh/.2:1-8 Contoh di PB: Pertemuan2 ibadah di gereja awal (Kis.2:42-47, Kis.6:1-7,Kis.9:31,… implisitlah),…. dll." Lagipula komen saya itu BERMAKSUD berusaha (-krn agak sukar dicari-) menunjukkan contoh EKSPLISIT "hadirat Allah yang tanpa manifestasi di tengah umatNya" di dalam alkitab. Jadi tidak bermaksud seperti komenmu itu.
Tapi yang kumaksud sebelumnya adalah dalam hal itu bagaimana kamu ‘mengukurnya’ (mengukur imanmu itu, ketertarikan orang lain, iman orang itu yg akhirnya mau beriman pada Yesus setelah kamu beritakan..dst)? ===> lihat yang komen saya ke kamu di sini "http://www.sabdaspace.org/sebenarnya_pemulihan_apa_yang_paling_dibutuhkan_di_dalam_gereja#comment-39143".
====
ground, gue melihat bahwa perbedaan sudut pandang diantara kita adalah karena masalah ukuran. walau kamu tidak menuliskan soal ukuran dalam blog kamu, tentunya kamu setuju kalo gue bilang bahwa ketika suatu pemulihan diperlukan, maka itu berarti ada sesuatu kekurangan yang kepadanya kita harus menambahkan sesuatu. dan ketika kamu berusaha menambahkan sesuatu itu, maka tentunya kamu harus mengukur dulu seberapa yang sudah ada supaya tidak ada yang luber dan terbuang sia2.===> kamu pake term manusia dalam hal "space, volume dan miles". Itu sukar diterapkan dan malah menuju mis-understanding. Sekali lagi bila mau pake "ukuran", maka ukuran apa yang mau dipakai? Bahkan dalam hal hubungan manusia saja, kita tidak bisa mengukur kekurangan/kelebihan", namun masih kita tetap memakai kata itu dalam dunia manusia dalam hal-2 yg tak bisa diukur teknis.
oleh karena itu kamu seakan hobby banget "mengukur". ... soal mengukur yaitu: iman gue dan level ...beginilah cara gue memandang... secara singkat, "jurus" gue adalah "don't know and don't care". ...apa adanya aja, ga perlu diukur2.===> "don't know and don't care..adalah musuh alami kebenaran. Dalam konteks iman keselamatan, memang tidak ada persoalan tingkat/level. Namun dalam konteks lain, maka sikap "don't know and don't care” itu TIDAK TEPAT, bandingkan dengan ayat-ayat berikut ini (yang saya ambil dalam versi NIV):
Tampak seperti ada ‘kesan’ takaran, penyempurnaan, melengkapi apa yang kurang, lemah dan dikuatkan. Jadi lupakan soal ukuran teknisnya, namun bagaimanapun seseorang tidak dapat mengabaikan mengenai ‘level’ pertumbuhan iman ataupun ‘takaran iman’ karena begitu banyak ayat yang secara jelas menunjukkan hal ini.
di soal hadirat Tuhan ini, gue berpendapat bahwa ga ada yang perlu dipulihkan. dunia sudah berjalan sekitar 6000 tahun atau bahkan lebih dan dia baik2 saja. ===> Dennis, hadirat Allah yang dipulihkan di gereja pertamanya, bukan untuk dunia dulu. Pikirkan mengenai 'sejarah' Daud membawa kembali tabut Allah yang hilang kembali lagi ke Israel. ...
Siapa yang mengatakan dunia baik-2 saja? Baik-baik bagaimana ya? Segalanya sedang 'deteriorate' atau menuju 'futility'. Lain kalau baik-baik karena bumi ternyata masih eksis.
yang perlu selalu "dipulihkan" adalah cara manusia memandang dunia.... selalu perlu "dipulihkan" karena ketika lahir, otak manusia selalu berawal dari titik zero dan sialnya dia nggak bisa di-inject dengan segala pengetahuan dan hikmat milik orang tua nya. pengetahuan dan hikmat tidak bisa diturunkan, yang bisa hanya diajarkan. itulah satu2 nya yang bisa "dipulihkan", menurut gue sih. dan sarana untuk itu adalah lewat chit-chat semacam ini :-) ===> Itu bukan pemulihan, itu namanya mengajarkan. Kenapa harus dipulihkan cara manusia memandang dunia? Futility-lah. Tapi kita bisa memandang dunia dengan cara berbeda yaitu dengan 'cara Allah memandangnya'. Jadi kembali lagi kepada pemulihan bagaimana kita relasi dengan Tuhan, baru cara pandang kita diubahkan, termasuk dalam memandang dunia ini.
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground: it's going nowhere
ground, gue rasa chit-chat kita ini ga akan ada habisnya... kita memang berada di perahu yang sama, cuma mungkin di bagian berbeda.
ilustrasinya: kamu di bagian layar, sementara gue di bagian dayung, begitu kira2.... buat bagian dayung, yang penting adalah konsen, dayung aja sekuatnya, setiap waktu... sementara bagian layar, ada kalanya kamu sibuk banget memasang dan mencopot layar, tapi ada kalanya juga kamu diam dan santai walau tetap waspada agar seruan nahkoda selalu terdengar.
gaya kita... memang beda :-)
ps.
btw, ground, kalo bales komen, usahakan pake klik link "balas", biar gua ga mumet buat scroll up-down terus2an. atau, kalau kamu pikir spacenya akan kesempitan, minimal kasih link langsung ke komen sebelumnya, biar sedikit memudahkan.
@dennis;ok lah..
"berada di perahu yang sama, cuma mungkin di bagian yang berbeda".... ok sajalah, kalau begitu...:)
Ok, nanti kulakukan soal 'balas komen' dengan anjuranmu itu.
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground: piye to?
haiya... lo salah lagi soal si "balas".... piye to? :-p
@dennis; piye gimana?
wah, kalo gitu aku salah nangkap lah, apasih maksudmu jadinya? :)
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground: nah ini baru bener
nah ini baru bener... balesnya pake link "balas"... pinter ground :-)
@dennis; oh begitu ya...
iyalah...memang saya tadinya gak 'ngeh' he he he...:)
(The proof of the pudding is in the eating)