Buat saya pemimpin tidaklah diangkat oleh orang lain, seorang pemimpin harus diangkat menjadi pemimpin oleh orang yang dipimpinnya. Jadi sangatlah salah jika kita menganggap diri kita pemimpin hanya karena kita seorang supervisor, manager atau direktur. Karena siapa yang memimpin tidak ada hubungannya dengan posisi seseorang. Tetapi siapa sebenarnya yang oleh orang-orang diangkat sebagai pemimpin.
Hal ini bisa diketahui ketika ada permasalahan. Siapakah yang akan didatangi oleh seseorang untuk meminta nasihat atau masukan (bukan keputusan). Memang keputusan ada di tangan orang yang memiliki posisi tetapi nasihat ada di tangan setiap orang. Dengan siapa orang-orang tersebut nyaman untuk menyampaikan permasalahan dan dengan siapa mereka merasa berkembang.
Pemimpin bukanlah orang yang selalu menggunakan posisinya untuk memimpin. Misalnya, ”Kamu harus mengikuti apa yang aku katakan karena aku seorang pemimpin.” bisa dipastikan orang yang dipimpinnya menganggap dirinya bos bukan pemimpin. Memang akhirnya dia akan menuruti apa yang bos katakan tetapi bukan karena menganggap bosnya seorang pemimpin. Akibatnya sangat fatal, suatu saat nanti ketika si pemimpin tersebut kehilangan posisinya maka dia sudah tidak dihargai lagi.
Pemimpin sejati bahkan tidak menggunakan posisinya sebagai alat untuk memimpin. Dia sudah tidak perlu lagi mengatakan,”sayalah pemimpin,” karena setiap orang sudah tahu dan mengakui bahwa dirinya seorang pemimpin. Bahkan ketika pemimpin tersebut kehilangan posisinya dia tetap dianggap sebagai pemimpin. Dia tetap dihargai selayaknya pemimpin dan dihormati sepanjang hidupnya. Itulah pemimpin sejati.
Kepemimpinan bukanlah masalah posisi kita tetapi masalah apa yang kita lakukan. Bagaiman supaya kita menjadi pemimpin sejati? Ada dua hal yang saya sarankan.
Yang pertama layanilah orang yang kita pimpin. Melayani kebutuhan mereka diatas kebutuhan diri sendiri. Kita harus mengenali kebutuhan mereka secara pribadi dan organisasi. Jangan sampai kita mengorbankan mereka supaya penilaian terhadap diri kita menjadi baik, pekerjaan kita beres (dan kita tidak perduli terhadap pekerjaan mereka). Tetapi selalu pikirkan apa yang bisa kita lakukan untuk mereka? Baik itu menggunakan uang kantor ataupun uag pribadi kita. Baik itu di jam kantor atau diluar jam tersebut. Terus pikirkan, bagaimana supaya kita sebagai pemimpin bisa melayani mereka.
Yang kedua, perlakukanlah mereka sebagai manusia. Sering sekali kita menganggap bawahan kita menjadi seperti robot atau mesin. Jika kita masukan tepung maka pastilah keluar menjadi roti. Kita selalu berpikir bahwa mereka akan menghasilkan persis seperti apa yang kita inginkan. Bahkan kita mengatur mereka dengan sangat detail seakan-akan mereka tidak memiliki pikiran sendiri. Kita bahkan menentukan apa yang harus mereka pakai setiap hari, bagaimana cara mereka bicara dan bahkan cara mereka memperlakukan orang lain.
__________________
Small thing,deep impact
@Sri Libe Suryapusoro
Jika kita masukan tepung maka pastilah keluar menjadi roti. Kita selalu berpikir bahwa mereka akan menghasilkan persis seperti apa yang kita inginkan.
*dicatet*
*Menurut buku Mati Ketawa Cara Rusia Oleh Z. Dolgopolova (ed.) konon di Rusia jaman stalin, banyak pabrik mesin jahit outputnya senapan mesin.*
.
Pengaruh
John Maxwell: "Kepemimpinan adalah soal pengaruh"
------------
Communicating good news in good ways
hi
welcomeback!
long time no see..... how r u?
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
mengembara
lama pergi untuk mengembara, melihat dunia dari tempat lain. hehehe...sekarang ternyata ss sudah berbeda, kemudahan upload dan komunitasnya.
Small thing,deep impact
Small thing,deep impact
sri: cocok
setuju, cocok dengan blog saya: sperma.
___________________________
giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt
www.antisehat.com