Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Rogue (elephant)
Rogue (Elephant)
rogue elephant – ( seekor gajah yang liar dan buas yang TERPISAHkan dari kawanannya) - a wild and vicious elephant separated from the herd.
Rogue elephant is a term for a lone, violently aggressive wild elephant.
Attacks by elephants on humans, both in Africa and India, have been increasing dramatically in the past five years. As villagers tell of 'revenge raids', scientists argue that loss of habitat and social structure is seriously destabilising these magnificent creatures. Justin Huggler reports from Delhi. Thursday, 12 October 2006 kutipan dari www.independent.co.uk/environment/animal-behaviour-rogue-elephants-419678.html
Rogue elephant adalah gambaran yang cocok buat seorang Kristen yang liar dan terpisah dari komunitasnya. Dia adalah orang yang tidak lagi memiliki kebutuhan memiliki, kebutuhan bagi rasa aman dan kebutuhan untuk menjadi penting. Menjadi anggota sebuah gereja tidak sama dengan benar-benar memiliki hubungan sebagai keluarga satu sama lain di gereja itu.
Kerajaan Allah sebagai konteks utama
Pemberitaan pertama Yesus adalah Injil Kerajaan Allah. Pengajaran Yesus ada dalam konteks Kerajaan Allah. Dan bahkan doa yang diajarkan Yesus, pada bagian pertamanya adalah proklamasi ‘Datanglah Kerajaan-MU’. Kata Kerajaan Allah jauh lebih banyak jumlahnya dibandingkan kata ‘Gereja’ yang hanya dua kali di empat kitab Injil.
Jelaslah bahwa Kerajaan Allah adalah konteks atau juga alasan INTI (core reason) bagi orang kristen untuk hidup, mengajar, berdoa dan memberitakan, karena Yesus telah memberi contoh demikian.
Komunitas (gereja)
Namun untuk menjadi efektif bagi Kerajaan Allah, seseorang tidak dapat terpisah dari gereja. Di sinilah banyak kerusakan yang ditimbulkan oleh seseorang terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain akibat dirinya yang telah menjadi seperti “rogue elephant”. Mereka masih mengatakan bahwa mereka masih percaya Yesus, namun mereka membuat kerusakan. Mereka patah hati karena apa yang terjadi di dalam gereja. Tersandung dan tersakiti dalam hubungan-hubungan di dalam komunitas gereja. Kepercayaan mereka telah dikhianati. (Ams 18:19a “ Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri dari pada kota yang kuat, …”)
Jadi mereka (kita) perlu menjadi orang-orang Kerajaan kembali, untuk memiliki dan menjadi bertanggung-jawab (accountable) di dalam gereja. Sebab tidak merasa memiliki dan tidak bertanggung-jawab baik kepada diri mereka (kita) atau kepada orang lain, adalah berbahaya.
Sebab Allah hanya memiliki satu duta pilihan di dunia ini yang membawa pesan Injil Kerajaan Allah, yaitu gereja.
Jadi apa yang kita mau pilih, berada di dalam komunitas dan bertanggung-jawab (dan memiliki) .... atau .... menjadi ‘rogue elephant’?
(The proof of the pudding is in the eating)
- ground's blog
- Login to post comments
- 6403 reads
cross-comment-posting
ground, gue mention blog ini di comment gue ke miyabi, ini link nya kalo mau liat yah :-)
@dennis;...
Ok saja dan sudah kulihat di sana. So you-re an unchurched guy, aren't u?
(The proof of the pudding is in the eating)
unchurched
kalo "church" nya dalam artian berjemaat di suatu organisasi gereja setiap minggu, maka ya, gue sudah "unchurched" sejak 2001 :-)
@dennis;bukan organisasilah...
Jadi semacam apa 'church'mu itu?
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground: percuma
percuma gue ceritain ground... karena lo ga akan pernah melihatnya kalo lo ga ngalamin sendiri... dan, dari bahasan2 kita, gue melihatnya lo emang bukan bagian dari "kami"... inget apa yang gue bilang tentang "bagian berbeda di satu kapal"? ;-)
@dennis;masih berpikir...nih.
Oke kalo kamu anggap begitu....i just guess it sounds like a phantom church, isn't it?
Ya, saya ingat omonganmu itu. Wah, banyak arti rupanya kata-katamu itu ye...:)
Membangun bahtera (kapal besar) seperti Nuh tidak dapat meng-kompromikan perintah Tuhan kepadanya dalam hal ukuran tepat. Setiap bagian pasti rapi, terstruktur dan sistematis sehingga menjadi kapal yang sanggup menghadapi badai 40 hari 40 malam. Apa jadinya bila Nuh membangung pakai cara lain?
Dennis, namun bagaimanapun gereja bukan organisasi tetapi organisme.
(The proof of the pudding is in the eating)
bahtera vs tubuh
Membangun bahtera (kapal besar) seperti Nuh tidak dapat meng-kompromikan perintah Tuhan kepadanya dalam hal ukuran tepat. Setiap bagian pasti rapi, terstruktur dan sistematis sehingga menjadi kapal yang sanggup menghadapi badai 40 hari 40 malam. Apa jadinya bila Nuh membangung pakai cara lain?
hahaha... tergantung yah ground... tergantung apa maksudmu dengan "rapi, terstruktur, dan sistematis".... kalo itu artinya adalah bahwa semuanya harus selaras dan satu tujuan, maka kita (lagi2) memang beda :-)
pikirkan tubuh manusia sebagai contoh... kamu kalo abis cebok cuci tangan gak ground? kalo iya, coba pikir, kenapa kamu mencuci tangan? bukankah tahi pun sebenernya pernah jadi bagian dari tubuh kita? dan tahi itu sebenernya cuma sebagian dari yang nempel di dalam organ2 pencernaan kita... jadi ketika kamu mencuci tangan kamu seolah lupa bahwa mungkin masih ada stok tahi yang benernya nempel di balik kulit kamu.
ketika mencuci tangan, kamu hanya memperhatikan kulit bagian luar.... tapi kulit itu dua sisi, ada bagian luar dan ada bagian dalam. dua bagian ini, treatment perawatan nya sangat berbeda.
satu tujuan?... mungkin... sistematis?... bisa jadi... tapi tidak selalu harus terstruktur dan rapi.
@dennis; organisme...
Itulah kenapa saya ada tulis "organisme"...bukan organisasi. Kalo organisasi, bisa saja tampak satu tujuan, sistematis, terstruktur, namun RIGID.
Kalo organisme, satu tujuan, sistematis, terstruktur namun masih juga FLEXIBLE.
But, saya cuma berpikir apa yang kamu maksud adalah sejenis phantom church. Benarkah?
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground: define...
define dulu apa itu "phantom church" :-)
@dennis;phantom..
phantom church adalah model no lord at all. Ini hasil over-reaksi terhadap ekses dari model episkopal maupun model kongregasional. Banyak orang Kristen yang terluka dan mendapat kenyamanan dengan model ini. Model ini seperti sintesis ( ide baru) dari tesis model episkopal dan antitesis model konregasional.
Menekankan ketundukan mutual antar anggota dalam suatu hubungan yang equal. Bisa digambarkan kayak garis datar. Jadi hanya kebersamaan saja dan sedikit komitmen dalam jangka panjang ke depan dan 'kursi otoritas' saling berbagi. Hasilnya tidak ada visi dan bila tidak ada visi maka liarlah (binasa) orang-orang. (Ams.29:18).
Benarkah seperti itu?
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground: "gereja" gue
entahlah bisa jadi gue seperti itu :-)
mari kita berandai2 ground, menurutmu, kalau orang2 ini: salomo (dengan asumsi dialah penulis kitab pengkhotbah), kierkegaard, madame guyon, brother lawrence, solzhenitsyn, dostoevsky, cs lewis, phillip yancey; semuanya masih hidup dan melakukan kebaktian bersama di satu gereja, kira2 gereja apakah itu?
gereja merekalah gereja gue.
kamu mungkin bertanya koq bisa2 nya gue menganggap diri gue "berjemaat bersama mereka". jawaban nya adalah karena kesamaan pandangan, dalam banyak hal, walau sebenernya, gue rasa masing2 dari kami tidak pernah saling bertemu satu sama lain.
btw, tentang amsal 29:18, bunyinya dalam berbagai terjemahan adalah sbb:
but the one who keeps the law,2424
"visi" yang kamu sebut, diartikan dalam banyak hal, ground; salah satunya adalah "bimbingan dari Allah" dan "pengenalan akan Tuhan".
@dennis;"gereja"...:)
Saya sadar beberapa orang yang kamu sebut mereka tampak sendiri....tampak lho. Namun kamu harus lihat keadaan mereka saat itu, dan beberapa dipisahkan dari 'kelompoknya' karena penganiayaan. Tetapi, saya yakin bahwa BUKAN kepahitan atau over-reaksi yang membuat mereka harus tampak seperti SENDIRIAN seperti itu.
Saya pernah baca "elang terbang sendirian, singa sendirian...demikian juga Rasul Paulus sendirian". Tetapi saya tidak setuju mengenai Paulus karena dia memiliki tim dan bagian dari timnya.
Dennis, kamu bisa menganggap kamu sama 'gereja' dengan mereka karena banyak kesamaan pandangan, NAMUN mereka TIDAK akan menyakitimu karena mereka orang JAUH....dalam arti kamu tidak mengenal mereka sepenuhnya juga.
Namun gereja (organisme) yang tidak sempurna digaransi kamu (saya juga) akan disakiti dan menyakiti dan juga belajar bertanggungjawab dan memiliki dalam kehidupan yang real.
Dennis, saya punya teman-teman yang secara real "menyakiti' ego saya ketika saya keliru secara pribadi, dalam pernikahan maupu dalam kehidupan gereja. Benar-2 teguran menyakitkan namun membuat saya makin respek dan menghormati mereka.
Visi, baik diartikan 'bimbingan dan pengenalan akan Tuhan' juga dinyatakan melalui gereja dalam bentuk pelbagai ragam hikmat. (Ef3:9-11).
Namun, visi, yang juga adalah tujuan dari Allah dapat juga buat pribadi maupun korporat dan selaras.
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground: kamu baik, tapi kamu ga tau apa2
ground, entah kenapa gue selalu mendapat kesan bahwa kamu berpikir gue ini orang yang patah hati, kepaitan, takut disakiti, dsb sehingga selalu sendirian dan memilih untuk memisahkan diri dari kumpulan orang percaya.
ada dua hal tentang itu:
@dennis;itulah ada kata "benarkah?"
dennis, kesanmu itu sejak komen saya di artikel ini atau kapan? Kalo di artikel ini, itupun saya masih menerka saja. Tapi maaf kan saya bila ada kesan seperti itu.
tipikal? yah, tergantung dari sudut pandangmu...:). Saya sendiri setelah baca artk.mu jdl 'bosen'...hanya merasa ada 'kemiripan' dengan saya dulu (untuk beberapa waktu). Saya sendiri dalam dunia real, tidak mengagungkan soal bersekutu, sebab yang utama , bukan gereja dulu tetapi Kerajaan Allah dahulu.
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground: link
ground, gue bales disini yah
Pinkpig, Nice .....
Pinkpig, ha ha ha ha ha ha ... di dalam Yudo ini namanya Ipong, Tiga angka murni. Sebuah bantingan bersihnan sempurna.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
ground
ground:D sepertinya berhubungan dengan ego dan perasaan kalo mo milih hehehe...pendapatku sih maunya berkomunitas tapi semua tergantung jemaat dan pemimpin kalo mau kita milih:),bisa jadi gajah liar juga lho kalo terus ditekan:D
JESUS IS GOD
JESUS IS GOD
@godarmy;
Kalo pemimpin yang jelas-jelas berbuat dosa serius dan tidak berubah juga, maka lebih baik keluar. Atau kalau kamu merasa tidak sejalan dengan visi dan nilai-nilainya maka lebih baik keluar. DAN cariah komunitas yang lain.
Nmn bagaimanapun juga tidak ada komunitas yang sempurna. Menjadi bertanggungjawab dan memiliki adalah jauh lebih baik daripada menjadi gajah liar dan buas...:)
(The proof of the pudding is in the eating)
ground
hehe...ground mungkin itu jalan satu-satunya, dan mandatmu sudah kulakukan setahun yg lalu, sekarang dah ga liar lagilah, dah jadi gajah mungkur :D
JESUS IS GOD
JESUS IS GOD
@godarmy; jangan jadi gajahlah..
he he he jangan jadi gajah mungkurlah, jadi domba (biar alkitabiah, gitu lho). Trus juga jadi tentara yang kuat...:)
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground; cermin...
ground,
lo bilang bahwa lo merasa ada kemiripan.... kalo gitu share dong... apa cerita lo dan gimana lo ngadepin nya.
terus terang gue benernya ga yakin lo punya pengalaman itu. paling banter mungkin lo "merasa" bahwa lo punya pengalaman itu saja. tapi itu baru asumsi gue, coba ceritakan dulu.
tanpa lo cerita, dan cuma nulis blog dimana seolah ga ada pilihan lain bagi kaum unchurched selain jadi gajah gila yang nyeruduk kemana2 karena sakit hati, gimana lo expect gue untuk tidak merasakan kesan itu? sakit hati itu memang ada di sebagian dari kami, tapi sangat tidak fair bila lo menganggap bahwa semuanya pastilah begitu.
@dennis;
dennis, aku baca ulang lagi artikel 'bosen' mu itu...hhh...
Sebelumnya, aku gak bisa kasih detil soal aku di sini...kemiripannya hanya pada : - rindu (terkenang) dengan apa yang dulu, tapi kalo beberapa bulan terakhir ini TIDAK LAGI (wasting time-lah). , - tidak suka musik 'rohani' di sini (hampir sama sekali tidak suka), tidak tertarik dgn lyricsnya dan cara menyanyi yg 'lesu', 'tradisi' dan sudah sub-kultur di sini, - tidak tertarik sama sekali dengan kkr dan seminar sjk beberapa tahun ini, - tidak antusias dengan kata 'berkat (bagi bisnis dst..)' yang sering disalah gunakan, - tidak tertarik dengan gereja besar dan megah bangunannya, - tidak tertarik dengan nyanyian-nyanyian dan khotbah yang TERLALU lama dan dipaksa untuk lama.
Ok, ini ringkas apa yang saya lewati.
Pertamanya, saya sendiri 'dikeluarkan' dari kelompok gereja saya dulu karena tidak setuju dengan visi dan misinya dan cara-cara lainnya, artinya saya tidak dianggap bagian mereka lagi.
Lalu dengan gereja berikut saya punya pelayanan namun saya bikin dosa serius dan saya turun dari pelayanan saya. Lalu tak lama kemudian saya merasa harus keluar karena saya merasa sesuatu untuk di depan. Setelah membereskan bebrapa sedikit kekecewaan dan salah pengertian dengan pemimpin, saya keluar. Namun dengan pemimpin itu saya tetap teman baik dan bertemu teratur.
Jadi saya keluar lalu beberapa lama tidak kemana-mana (karena banyak ketidaktertarikan). Akhirnya saya menjadi bagian dari sebuah gereja kecil baru.
Soal sakit hati? Mengalaminya namun saya mendatangi pemimpin itu langsung dan mengutarakan semuanya dan minta maaf karena ada juga kesalahan saya. NAMUN saya tidak pernah cerita dulu kepada orang lain sebagai ungkapan curhat, tetapi langsung ke orang yang saya bermasalah. JADI sekarang saya tidak ada problem apapun soal sakit hati dengan siapapun. Free-lah.
Tetapi , selain melupakan soal sakit hati dan mengampuni, saya juga MELUPAKAN segala apapun kenangan masa lalu (baik maupun yang buruk, keberhasilan maupun kegagalan) )karena wasting time-lah.
Dan saya sndiri TIDAK BISA sendirian, yang saya sadari bahaya buat saya sendiri dan keluarga saya, jadi saya TELAH menjadi bagian sebuah jemaat. :)
BTW, TIDAK SEMUA yang masih unchurched adalah karena sakit hati, karena ada alasan lain...tetapi saya yakin mereka pasti merindukan apa itu gereja dan berusaha menjadi bagiannya bila memungkinkan. Itu dapat diumpamakan seperti orang buta yang sudah kembangkan kemampuannya untuk mengatasi kekurangan karena butanya, namun TETAP bila memungkinkan LEBIH MEMILIH MAT YANG DAPAT MELIHAT....betapa lebih lagi soal unchurched ini. :)
(The proof of the pudding is in the eating)
@ground: akhirnya gue ngerti
ground,
anggaplah gue lagi sok keminter karena gue menganalisa penjelasan lo diatas adalah seperti ini:
kamu tetep sama. di segala kondisi, apakah bersama2 dengan orang2 gerejamu yang manapun, atau sedang "sendiri", hal2 prinsipil yang ada dalam diri kamu tetep sama. ga berubah sedikitpun. kulit mungkin berubah, tapi isi hati dan otakmu tetep sama, dari dulu sampai sekarang.
inilah kenapa kita (lagi2) terbukti ga nyambung :-)
gue berubah. dennis yang dulu, dimata gue sekarang, adalah penjilat tolol yang munafik sekaligus penakut. dennis yang dulu akan mati dengan sekali tebas oleh dennis yang sekarang. kalau bernostalgia, gue bahkan ga ngerti kenapa dulu gue melakukan begini dan begitu.
tetapi saya yakin mereka (=kaum unchuched) pasti merindukan apa itu gereja dan berusaha menjadi bagiannya bila memungkinkan.
disini kamu benar... tapi kita tetep beda karena perbedaan kita diatas. "gereja" di benak kamu selalu sama, selalu seperti itu, dari dulu sampai sekarang. sementara, buat gue, apa yang dulu gue anggap sebagai "gereja", saat ini sudah tidak lagi gue pandang sebagai "gereja".
jadi kalo kamu "kembali pada gereja", versi gue adalah "mencari bentuk yang baru tentang gereja".
inilah makanya ground... kita (selalu) ga nyambung :-)
@dennis;not at all
Baik saya maupun tempat saya 'berkeluarga' berbeda dengan yang dulu. Bila saya tidak berubah maka saya meratap sajalah karena saya STAGNAN rupanya...:) Tapi tidak berarti saya tidak perlu berubah lagi ya.
Orang yang paling tepat untuk mengatakan saya berubah apa tidak adalah orang yang paling dekat dan paling kenal saya...:)
Soal gereja dulu dan sekarang ....berubah dalam pesan, motif, meeting, pemerintahannya, 'cara-cara' dan model.
Yang gak nyambung antar kita adalah soal apa itu gereja dalam hal modus operandinya, 'pemerintahannya', meetingnya, motifnya dst... Jadi memang bukan sekedar kata church ATAU PUN UNchurched. :)
(The proof of the pudding is in the eating)
(The proof of the pudding is in the eating)