Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Potret
Lembar-lembar yang kau bilang mati
bagiku harganya tak terganti
meski tlah menguning termakan ngengat
kenangan itu masih terasa begitu hangat
Tak bisakah kaulihat?
Mata-mata bening dan tawa tergurat
Warna-warni hidup yang tersemburat
Terperangkap dalam keempat sisi potret
Sebut aku sentimentil, melankolis, atau apa saja
menyimpan tiap ratap dan canda
tak relakannya pergi saja
lanjutkan hidup tinggalkan masa silam
Ijinkan kusimpan
masa-masa indah yang pernah kugenggam
sebelum harus kulepaskan
yang terkasih dan termanis
biarlah kudekap sang silam
bawanya sertaku susuri setapak kehidupan
Salatiga
Jan 08
Note:
Puisi ini kudedikasikan untuk salah seorang rekan kerjaku,
yang tanpa diketahuinya telah menginspirasiku.
Setelah banyak yang terenggut dari kehidupannya,
kukira ia akan mencoba melupakan masa-masa pedihnya.
Tapi saat aku berkunjung ke rumahnya baru-baru ini,
aku dibuat terkesima dengan koleksi foto yang terpajang rapi di dinding,
merefleksikan tiap tahap hidupnya.
Makin kagum saja aku pada ibu ini,
karena hanya orang kuat yang mampu mengakui luka sambil tetap tersenyum dan melangkah maju.
- clara_anita's blog
- 3498 reads