Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Pertemuan Kedua
Sehari setelah misa pertamaku di Katedral, Uni memberikan buku Renungan Harian edisi Juni. Karna aku belum punya Alkitab, jadi buku itu kubaca seperti membaca novel saku. Isinya pas sekali dgn segala permasalahan yg sedang aku hadapi. aku nangis waktu membacanya, sekaligus dapat pemahaman baru. Aku seperti mendapat kekuatan.
Nyong minjamin aku Alkitab, setelah dapat saran dari banyak orang, aku mulai baca Alkitab dari bab Perjanjian Baru. Rasanya seperti membaca biografi Yesus, kadang aku sampai begadang demi menyelesaikan membaca. Aku baru tau kalau isi injil Markus, Matius, Lukas dan Yohanes ternyata sama. Aku biasanya membacanya malam2 waktu semua anggota klgku sudah tidur, diam2 sendirian di dalam kamar. Setelah selesai, langsung aku masukkan dalam lemari yg bisa dikunci. Aku takut sekali kalau sampai klgku tau kalau aku membaca Alkitab.
Dulu waktu aku pernah 'mengintip' isi Alkitab di toko buku, rasanya seperti membaca tulisan seseorang yg sedang mengigau. Entah knapa skg malah memberi banyak pengertian. Ketika membaca Alkitab, rasanya seperti Tuhan sendiri yang sedang mengajariku. Aku bingung, sedih dan takut, kenapa justru dari kitab suci yang satu ini aku bisa mengenal & percaya kalau Tuhan itu baik. Kenapa tidak dari kitab suci agamaku saja yg biasanya aku baca, dengan begitu kan aku tidak perlu bingung memilih, aku tidak perlu mengalami masalah yang nantinya pasti aku alami.
Proses belajarku terus bertambah, aku masih datang ke gereja KAtolik, bertanya pada romo, membaca buku atau sumber dari internet dan akhirnya aku ikut pemuridan dari sebuah gereja Kristen. Aku juga berkenalan dengan banyak teman baru, Kristen n Katolik. Tapi aku masih belum yakin apa yg harus aku pilih. Lagipula aku dulu pernah berikrar, aku mungkin akan tetap pada agama lamaku atau pindah agama atau tetap menyembah Tuhan universal yang selama ini aku yakini.
Aku terus belajar Kekristenan pada seorang pendeta, ke gereja Katolik bersama Uni. Aku sudah mulai memahami Tuhan Tritunggal tp aku masih belum yakin. Sampai seorang teman menyuruhku untuk berdoa, minta pada Tuhan untuk menunjukkan dirinya padaku. Ada temannya teman yg masuk Kristen setelah dia di datangi Yesus, tp aku yakin kalau padaku Tuhan takkan menunjukkan diri dgn cara spektakuler macam itu. Aku terus berdoa supaya Tuhan sendiri yang memilihkan agama apa yg dapat membuatku makin beriman padaNYa.
Ada satu kejadian yg membuatku kaget, aku sudah lama tidak peduli pada dosa, kadang kalau berbuat dosa aku sama sekali nggak merasa bersalah. Suatu hari kebetulan duit di dompetku kurang buat ongkos, aku belum sempat mengambil di atm, jadi aku ambil saja uang di dompet nyokap tanpa ijin. Aku pikir dia pasti tau dan agak marah karna aku tidak minta ijinnya tp dia nggak akan memarahiku, paling ngedumel di belakang. Tapi sesampainya di ktr, aku yg biasanya jadi budak dosa ini, tiba2 merasa bersalah. Di pikiranku tiba2 muncul wajah Yesus dan ada rasa penyesalan dan bersalah pada Tuhan. Aku lalu menangis, sambil mencoba memahami kenapa wajah Dia yg muncul di kepalaku? Apa ini sebuah pertanda? Aku berusaha melupakannya, belum tentu juga wajah Yesus seperti yang aku lihat. Mungkin gambaran itu muncul karna akhir2 ini aku sering memikirkanNya dan melihat gambarNya, padahal gambar itu hanya hasil imajinasi orang, belum tentu rupaNya seperti yg aku lihat saat itu.
To be continued
- theis's blog
- 5008 reads