Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Personare
"Tangan-Mu telah menjadikan aku dan membentuk aku, berilah aku pengertian, supaya aku dapat belajar perintah-perintah-Mu."
Shalom, selamat pagi saudaraku. Beberapa minggu lalu ketika saya pergi ke luar kota, seorang sahabat lama yang sedang mengerjakan tesis untuk magister dalam bidang psikologi dan konseling, meminta saya untuk membantu menerjemahkan beberapa halaman dari buku Oates tentang personalitas (kepribadian). Teks yang diberikan sangat menarik karena menghubungkan personalitas dengan keyakinan (religion), jadi saya tuangkan di sini kiranya berguna bagi Anda.*
Di bagian akhir saya berikan ulasan sedikit tentang penerapan teori dialog I and Thou dari Martin Buber dalam bidang konseling, pernikahan, dan resolusi konflik.
Persona, personare, personage(1)
Kata "personality" diturunkan dari kata Latin persona, sebuah kata benda yang berasal dari kata kerja "personare" yang berarti: "bersuara menembus."
Kata ini memiliki 2 penggunaan dalam bahasa Latin:
a. Topeng: digunakan oleh para pemain dalam sebuah drama untuk menutupi seluruh kepala dan yang akan berganti menurut karakter yang akan ditampilkan.
b. peran: bagian atau karakter yang dimainkan seseorang dalam dunia.
Tentang peran ini justru penting dalam dunia Romawi di mana kata persona digunakan untuk membedakan warga yang lahir merdeka dengan budak.
Ibrani(1)
Bahasa Ibrani tidak memiliki kata untuk personalitas, dan juga tidak ada kata untuk tubuh. Dalam pemikiran Ibrani, nephesh adalah aspek dalam dari tubuh, dan tubuh adalah bentuk luar dari nephesh. Ini tidak sama dengan pengertian Yunani tentang jiwa. Karena nephesh menjelaskan kesatuan yang disebut manusia. Nephesh mengacu pada diri (self) dan bermakna pronoun diri: I, Thou, He.
Leb adalah kata Ibrani lainnya, yang biasanya diterjemahkan hati, dan kadang digunakan untuk menyatakan kepribadian sebagai satu kesatuan pada sisi dalam, atau kehidupan dalam dari karakter.
Ini adalah dua kata asli Ibrani yang bermakna kepribadian.
Pengajaran Yesus(1)
Kata "kardia" digunakan dalam cara yang sama dengan leb dalam PL.
Hati adalah pusat keberadaan manusia, sumber dari masalah-masalah hidup, dan pusat dari motivasi spiritual. Dalam ajaran Yesus, "psuche" dan "pneuma" digunakan secara saling melengkapi namun tidak sinonim. Psuche mengacu pada kehidupan manusia, yang sangat berharga daripada apapun. Pneuma adalah kata yang menempatkan hal ini dalam relasi dengan Tuhan, dan merujuk pada dimensi campur tangan Tuhan yang kekal dalam keseluruhan hidup manusia.
PB(1)
Tidak seperti PL yang tidak memiliki kata untuk tubuh, namun dalam PB khususnya dalam pengajaran Paulus, dua kata yaitu "sarx" dan "soma" (daging dan tubuh), mewakili pengertian PB tentang kepribadian secara utuh. Sebagaimana dikatakan oleh Robinson, kedua kata ini menjelaskan karakter relasional dari dimensi religius dari personalitas: sarx bermakna manusia, dalam solidaritas ciptaan yang terpisah dari Tuhan, sementara soma bermakna manusia dalam solidaritas ciptaan yang dibuat oleh Tuhan.
Bultmann juga menyatakan: "manusia, dalam kepribadian secara utuh, dapat dinyatakan oleh soma."
Alhasil, konsep PB tentang diri mencakup hubungan dialogis dalam diri sendiri dan dengan Tuhan. Kata Yunani lain: "prosopon," biasanya diterjemahkan sebagai wajah. Kata ini digunakan dalam Mat. 6:16 dan Gal. 2:11 dan 2 Kor. 5:12. Dan terakhir dalam Luk. 9:51, yang menyebut bahwa Yesus menghadapkan wajah untuk menuju Yerusalem.
Religion(1)
Definisi kata religion juga menarik untuk dihubungkan dengan makna kepribadian.
Kata religion adalah transliterasi dari kata latin "religio", yang berarti mengikat atau mengencangkan. Itu dimaknai sebagai takut akan Tuhan. Kata ini jelas berhubungan dengan kata "religo," yang membawa makna merantai atau mengikatkan.
Immanuel Kant mendefinisikan religion sebagai pengakuan bahwa semua tugas kita sebagai perintah ilahi. Religion berarti merantai akal manusia, dan ini dapat dibayangkan seperti legenda Yunani kuno, di mana Prometheus dirantai ke batukarang setelah mencuri api dari surga.
Kata yang diterjemahkan menjadi religion dalam PB disebut 3 kali: Kis. 26:5, Kol. 2:18, Yak. 2:17.
Definisi filosofis dan psikologis dari kepribadian dan religi(1)
- nilai utama: kepribadian dan religi dianggap sebagai nilai tertinggi dari manusia.
Whitehead memaknai religi sebagai: apa yang dilakukan seseorang dengan kesendiriannya.
- definisi komunal: menurut Berdyaev, religi hanya menyiratkan relasi. Para psikoterapis seperti Harry Stack Sullivan menyatakan bahwa kepribadian adalah hubungan: orang berperilaku dalam bidang interpersonal.
Martin Buber mengidentifikasi kepribadian dengan komunitas. Namun ia membedakan antara komunitas dan kolektivitas. Kolektivitas bukan sebuah ikatan namun menggerombol bersama. Dalam kolektivitas, orang-orang berbaris tanpa Thou dan tanpa I.
- definisi etis: hubungan I-Thou ditandai dengan kasih, perjumpaan dan partisipasi. Dengan kata lain, kasih mentransformasi ego menjadi kepribadian.
Penerapan gagasan dialogis Martin Buber
Gagasan Martin Buber intinya menyatakan bahwa relasi yang dialogis ditandai antara lain dengan perjumpaan dan partisipasi antara pihak-pihak yang setara (I and Thou), jelas berbeda dari hubungan I-It yang menjelaskan hubungan antara manusia dan benda-benda di sekitarnya.
Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan yang menerapkan gagasan dialogis ini dalam hubungan antara pasangan dalam pernikahan(6), antara ortu dan anak-anak, antara guru dan murid, antara konselor dan konseli, antara perwira dan para bawahan, dan bahkan antara pihak-pihak yang bersengketa atau berkonflik(5). Dan mungkin juga dalam etika bisnis.(7)
Misalnya, jika seorang pemilik perusahaan memperlakukan para staf dan bawahan sebagai benda-benda (alat produksi), sebenarnya ia mereduksi manusia menjadi It. Demikian juga ketika sebuah perusahaan memperlakukan perusahaan-perusahaan kecil yang terhubung dalam rantai pasokan (supply chain) hanya sebagai alat produksi dan bukan sebagai partner dialog, maka kiranya kinerja optimal akan sulit diharapkan. Dan penelitian menemukan bahwa perusahaan yang dikelola tanpa adanya hubungan yang dialogis dan partisipatif tidak akan dapat menumbuhkan budaya kerja yang berkinerja tinggi. Lihat artikel saya berjudul KPI (3).
Sebagai contoh, saya sering mendengar bahwa beberapa BUMN memiliki budaya perusahaan yang terlalu ambisius, sehingga cenderung memperlakukan para sub-kontraktor dengan semena-mena, bahkan tidak jarang subkontraktor sengaja ditunda-tunda pembayaran kontraknya hingga setahun bahkan dua tahun. Tidak heran bahwa banyak di antara para sub-kon itu yang enggan bekerjasama atau memasok untuk BUMN-BUMN tersebut, karena reputasi buruk mereka sudah begitu menyebar luas. Hal-hal ini kiranya menjadi bahan pertimbangan bagi menteri yang mengawasi para BUMN.
Demikian pula, hubungan dialogis I and Thou ini bisa juga diterapkan dalam hubungan antara gembala dan umat dalam sebuah gereja. Apakah gembala telah mengembangkan hubungan dialogis dengan umat yang dipimpinnya? Ataukah mereka hanya diperlakukan sejauh menguntungkan bagi kelangsungan pelayanannya? Artinya jemaat direduksi sekadar menjadi It? Lihat artikel saya berjudul budaya (4).
Penutup
Demikian kiranya ulasan singkat di atas berguna bagi para pembaca sekalian.
Tuhan memberkati Anda.
Versi 1.0: 23 april 2017, pk. 23:00
Versi 1.1: 2 mei 2017, pk. 12:15
VC
*Catatan: terimakasih kepada Linda.
Bacaan:
(1) Wayne E. Oates. The religious dimensions of personality. New York: Association Press, 1957. Hal. 34-35
(2) Martin Buber. I and Thou. Translated by Walter Kaufmann. New York: Charles Scribner's and Sons, 1970
(3) http://sabdaspace.org/KPI
(4) http://sabdaspace.org/budaya
(5) Lynda S. Brown. It is not just about you: a dialogic approach to forgiveness. Conflict and communication online, vol. 10 no. 1, 2011
(6) Mona DeKoven Fishbane. I, Thou, We: a dialogic approach to couples therapy. Journal of Marital and Family Therapy, vol. 24, no. 1, 1998.
(7) Imre Ungvari-Zrinyi. Dialogue ethics for business. Url: http://econpapers.repec.org/article/akasoceco/v_3a25_3ay_3a2003_3ai_3a2_3ap_3a235-248.htm
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique
- victorc's blog
- Login to post comments
- 4086 reads