Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
perjanjian lama dan perjanjian baru
Ada apakah???
Saat ini saya sedang menyelesaikan renungan Alkitab saya. Sudah hampir selesai satu alkitab.. dan saya menyelesaikannya di Perjanjian lama.
Hei hei... Tuhan di perjanjian lama terkesan tegas, tiap menit menentukan hidup dan mati orang... (kejam sih kelihatannya) Kalau salah dikiiit aja bisa menyebabkan maut kebanjiran order.
Tapi.... serelah di perjanjian baru.. Tuhan lembuuut banget seperti sahabaat dan kekasih sendiri.
Ada apakah???
Saya tahu Tuhannya sama kok!!!
Yaa, Tuhan itu tegas. Tapi Ia lembut.
Kenapa di PL Ia dominan tegas banget, bahkan di kitab Yehezkiel Tuhan memerangi umat kesayangan-Nya. Dari kitab Yeremia, Tuhan terkesan sedih banget, rasanya waktu saya baca, Tuhan membuat saya merasakan emosi-Nya pada saat itu, lalu saya berlinang air mata. Gak sampai tersedu-sedu sih..
Tuhan mau nyampein sesuatu, tapi saya belum sadar apaan..
Yang jelas, Tuhan mebuat saya merasakan Perasaan-Nya melalui tulisan di kitab itu. Yaa, Tuhan membuat lebih dari itu, Tuhan membuat hati saya tertusuk-tusuk, pedih banget, dan pilu. Bibir saya tidak bisa, diapa-apakan saat itu. Saya merasakan persis yang persis dirasakan-Nya, tahu dari mana saya? Dari tulisan-Nya. Saya belum pernah merasakan hal ini waktu membaca tulisan apapun, walaupun bagi saya ini bukan yang terdalam yang pernah saya baca, saya pernah baca yang lain yang membuat saya benar-benar tidak separah ini.
Balik lagi ke pertanyaan, ada apakah??
Please help,
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
- Raissa Eka Fedora's blog
- 5522 reads
mungkin...
Pelatih Anjing Super Sadis
Raissa, Tiga tahun yang lalu saya memberikan seekor anak anjing Doberman jantan berumur 5 bulan kepada adik bungsu saya, dia seorang wanita. Anjing tersebut adalah seekor anjing yang bagus. Dia memelihara anjing tersebut dengan penuh kasih sayang, namun ketika anjing tersebut berumur 18 bulan, dia membalas kebaikan adik saya dengan menggigitnya, bahkan hampir membunuhnya. Bekas luka gigitan tersebut, baik di lengan atas, punggung maupun muka masih nampak jelas hingga saat ini. Hingga saat ini, saya tetap menganggap bahwa anjing doberman yang saya berikan kepada adik saya tersebut adalah anjing yang bagus. Salah satu anjing terbaik yang pernah saya miliki. Tindakannya menggigit adik saya justru adalah tanda bahwa dia adalah seekor anjing penjaga yang baik.
Walaupun manusia sudah menjinakkan anjing sejak purbakala, namun kita harus mengakui, bahwa di dalam seekor anjing doberman yang paling jinak sekalipun, 75% nya adalah binatang buas, seekor serigala liar. Anjing adalah anjing, manusia adalah manusia. Dalam pandangan seekor anjing, manusia adalah anggota kelompoknya, adalah seekor anjing. Anjing adalah binatang berkelompok (pack animal), sebagai binatang berkelompok, anjing membutuhkan pemimpin kelompok (sang alfa). Ketika seekor anjing tidak menemukan sang alfa yang dihormatinya, maka dia secara otomatis akan mengangkat dirinya sebagai sang alfa dan menuntut seluruh anggota kelompok menghormatinya sebagai sang alfa dan berprilaku sebagai anggota kelompok sesuai dengan kastanya. Dalam kelompok anjing, sang alfa berhak untuk makan duluan dan tidur di tempat yang paling nyaman, dan segala sesuatu yang ada di dalam teritorialnya adalah milik sang alfa. Ketika ada anggota kelompoknya yang berprilaku tidak sesuai dengan hukum kelompok, maka sang alfa akan menghajarnya, setiap anggota yang merongrong kekuasaannya berarti menantangnya untuk bertarung, maka dia akan menghajarnya hingga takluk.
Adik saya melakukan kesalahan, kesalahan ini juga dilakukan oleh kebanyakan orang yang memelihara anjing lainnya. Mereka memperlakukan anjing seolah memperlakukan sesama manusia. Karena menganggap anjing sebagai sesama manusia, maka mereka memperlakukan anjing seolah manusia dan mengharapkan anjing untuk berprilaku sebagai manusia dan berpikir bahwa anjing akan merespon semua tindakannya seolah sesama manusia merespon.
Raissa, misalkan kamu memelihara 10 ekor ayam, suatu hari kamu kedatangan teman-teman dari sabdaspace. Untuk menyambutnya, kamu lalu memotong 5 ekor ayam untuk menjamu kami.
misalkan, 5 ekor ayam yang kamu potong lalu saling berdiskusi dan menyatakan bahwa Raissa tidak adil dan tidak menyayangi ayam-ayamnya. Kenapa kamu memotong yang 5 ekor dan membiarkan yang 5 ekor tetap hidup? Nah, sekarang saya bertanya sama kamu, benarkah kamu tidak sayang sama ayam-ayam kamu? Benarkah kamu berlaku tidak adil ketika memotong ayam kamu yang 5 ekor?
Kalau ke lima ekor ayam yang dipotong itu adalah ayamku, dan mereka protes sama aku, maka aku akan bilang, "He, lu cuman ayam. Terserah gua mau potong yang mana."
Sebagai seorang pecinta anjing dan pelatih anjing, saya membuat batasan, kalau anjing mengigit orang, maka anjing tersebut harus dieksekusi, dihukum mati. Walaupun kebanyakan kasus orang digigit anjing, bila dipandang dari sudut pandang anjing, bukan kesalahan anjing, tetapi kesalahan orang yang digigit anjing tersebut, namun saya tetap pada keputusan tersebut. Hal itu untuk menghindarkan orang lain digigit anjing tersebut. Saya mencintai anjing, namun lebih mencintai manusia. Jadi, walaupun saya memahami anjing tersebut, tetapi dia harus mati ketika menggigit manusia.
Suatu hari, seorang teman memintaku untuk melatih anjingnya, seekor Rottweller jantan yang telah berkali-kali menggigit orang. Saya menolak permintaan teman itu, namun ketika dia membawa anjingnya padaku, saya jatuh cinta pada anjing tersebut dan bersedia melatihnya. Ketika melatih anjing tersebut untuk tidak mengigit orang, temanku itu bilang aku super sadis. Ketika dia melihat aku memandikan anjing tersebut, menggosok bulunya, dia bertanya, "Lu begitu sayang sama anjing itu, kenapa lu super tega waktu melatihnya?" Nah, Raissa, sebenarnya saya super tega atau saya sayang anjing itu? Saya sayang anjing itu, makanya saya super tega. Saya super tega ketika melatih anjing itu karena saya tahu, satu-satunya cara untuk menghindarkan anjing tersebut dari eksekusi, dihukum mati adalah dengan melatihnya dengan cara yang super tega.
Ketika melatih anjing tersebut untuk tidak mengigit orang, saya menggunakan kalung penjerat, talinya saya gantung di atas pohon, lalu menyuruh orang asing untuk menggoda anjing itu. Ketika anjing tersebut menggeram siap untuk menggigit, maka saya katakan, "No" dengan suara datar. Ketika anjing itu tidak patuh dan menyerang orang asing itu, maka saya menarik rantainya sehingga dia terjerat, bahkan tergantung. Kemudian saya menurunkan rantainya sehingga dia terbebas. Setiap kali dia ingin menyerang orang asing tersebut, maka saya katakan "No", bila dia tidak patuh, maka saya kembali menggantungnya, saya menggantungnya hingga dia pingsan.
Latihan itu terus berlanjut setiap hari. Ketika anjing tersebut patuh pada ucapan "No" saya, maka dia naik ke kelas berikutnya. Saya menyuruh orang asing untuk menggodanya, ketika dia ingin menyerang, saya tidak ucapkan kata "No", namun setiap kali dia menyerang, saya menggantungnya dan terus menggantungnya hingga dia tidak menyerang orang asing. Setelah dia tidak menyerang orang asing yang menggodanya, maka dia siap naik ke kelas berikutnya. Saya melatihnya tiap minggu, lalu saya melatihnya tiap 2 minggu, lalu tiap tiga minggu, lalu tiap bulan, lalu tiap dua bulan, tiga bulan, empat bulan, satu tahun dan terus melatihnya untuk menjamin bahwa dia patuh, tidak menyerang orang tanpa diperintah.
Anjing itu mati tiga tahun yang lalu karena usia tua. Setelah melalui pelatihan yang super tega itu, anjing itu menjalani hidupnya penuh kelimpahan. Dia disayang tuannya, dia disayang oleh tamu-tamu tuannya, dia adalah anjing penjaga rumah yang baik. Temanku, pemilik anjing itu, bilang bahwa dia memahami Tuhan ketika melihatku melatih anjingnya.
Raissa, berlebihankah aku bila berharap kamu yang masih muda, memahami Tuhan ketika membaca kisah ini?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
maksud loe ape?
kita ini mungkin malah lebih rendah dari anjing
yup, begitulah maksud saya, loud n clear, isn't it?
kalo mo ngomong saklek, di hadapan pencipta, ga ada perbedaan mendasar antara anjing dan manusia. semua nya dia yang ciptakan.
waktu dia panggil kita sebagai "sahabat", itu maksudnya dia "memberikan anugerah" kepada kita. dia "meninggikan" kita. itulah makna sejati anugerah yesus.
tapi apakah kita sebenernya layak? secara peer to peer, sama sekali nggak.
di satu dialog, yesus pernah menyatakan bahwa dia bisa membuat batu memuji tuhan. hal ini menegaskan bahwa secara peer to peer, kita (mungkin) ga ada bedanya dengan batu dan anjing.
semua hanya karena anugerah.
Silahkan Baca lagi dech
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
salah komentar
Admin, tolong hapus, ini salah komentar
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Tuhan Perlakukan Manusia Seolah Hai Perlakukan Anjingnya?
Anjing adalah binatang berkelompok, secara naluri anjing hidup berkelompok dan menganggap semua makluk hidup di wilayahnya sebagai anggota kelompoknya. Setiap anjing di dalam kelompoknya secara naluri taat pada hukum kelompok. Sang alfa adalah anjing dengan kasta tertinggi dalam kelompoknya. Dalam masa kelimpahan, sang alfa berhak hidup paling nyaman, namun ketika menghadapi bahaya, sang alfa yang pertama kali mempertaruhkan nyawanya. Secara naluri, anjing-anjing muda akan berjuang untuk mencapai kasta tertinggi.
Dalam kelompok anjing, sang alfalah yang berhak untuk menentukan kasta anggota kelompoknya dan menuntut agar setiap anggota kelompoknya menaatinya secara mutlak. Apabila ada anggota kelompoknya berprilaku melanggar sistem kasta, maka sang alfa akan menghajarnya, caranya adalah dengan menggigitnya dan menunjukkan bahwa dia berkuasa atas nyawa anggota pembangkang tersebut.
Seekor anjing yang pernah menggigit manusia, secara otomatis belajar bahwa cara paling cepat mengusir orang asing adalah dengan menggigitnya dan cara mengatur anggota kelompoknya (manusia) adalah dengan menggigitnya. Seekor anjing ganas di mata manusia, adalah seekor anjing alfa yang baik di mata seekor anjing lainnya.
Banyak pecinta anjing yang tidak memahami hal tersebut dan menganggap anjing akan berpikir seperti manusia dan memberikan respon seperti seorang manusia memberikan respon. Tindakan tersebut nampak sangat manusia di mata manusia, tetapi salah total di mata seekor anjing.
Seekor anjing ras besar, Doberman, Rottweller, Herder, Samoyed, collie (lessie), pitbull, boxer, cow cow, dll yang telah menggigit orang akan terus menggigit orang. Sedikit sekali orang-orang yang memiliki pengalaman untuk menangani anjing-anjing demikian. Itulah alasan saya membuat pembatasan, bahwa anjing yang telah menggigit orang harus dieksekusi. Hal itu untuk menghindarkan orang dari digigit anjing-anjing tersebut. Mungkin anda belum pernah melihat luka dan trauma yang diderita oleh orang-orang yang digigit anjing. Sangat mengerikan! Kebanyakan orang akan mengurung anjing yang telah menggigit orang di dalam kandang dan membiarkan anjing tersebut hidup di dalam kandang seumur hidupnya. Menurut saya, seorang pecinta anjing, tindakan tersebut sangat tidak berperi keanjingan. Lebih baik membunuh anjing tersebut daripada menyiksanya seumur hidup di dalam kandang.
Rotweller teman saya yang telah berkali-kali menggigit orang tersebut adalah seekor alfa, seekor anjing petarung yang siap bertarung sampai mati untuk mempertahankan status alfanya. Di mata manusia dia adalah seekor monster yang berbahaya, namun di mata seekor anjing, dia adalah sang alfa yang luar biasa. Kebanyakan orang menangani anjing-anjing demikian dengan menghajarnya dengan kayu. Berdasarkan pengalaman saya dan pemahaman saya akan anjing, cara demikian selain selain tidak akan membawa hasil, juga sangat tidak berperi keanjingan.
Untuk menaklukkan sang alfa, anda harus menyatakan kepadanya, bahwa anda menguasai seluruh aspek kehidupannya, bahkan nyawanya. Di samping itu, anda juga harus menyatakan kepadanya bahwa anda adalah sang alfa yang adil dan baik. Anda menuntut dia takluk secara mutlak (100%), namun pada saat yang sama, anda juga menyatakan kepadanya, bahwa anda adalah sang alfa yang memenuhi seluruh kebutuhannya, bahkan mencintainya. Anda harus menyatakan kepadanya, bahwa bila dia takluk 100%, maka anda akan mengurusnya 100%.
Tindakan menggantung seekor alfa adalah pernyataan bahwa anda menguasai seluruh aspek kehidupannya, bahkan nyawanya, anda berkuasa atas hidup matinya. Di mata orang-orang awam, tindakan tersebut terdengar sadis, juga bagi yang menontonnya, namun sebenarnya tindakan tersebut adalah tindakan paling bijaksana, karena menyampaikan pesan tanpa melukai anjing yang bersangkutan. Apabila anda perhatikan dua ekor anjing yang bertarung, yang kalah akan berbaring telentang dan yang menang akan menindihnya dengan kaki sambil mencekik tau mengancam leher anjing yang kalah dengan moncongnya. Hal itu untuk menyatakan kepada anjing yang kalah, bahwa dia berkuasa untuk menentukan mati hidupnya.
Ketika teman saya melihat cara saya menaklukkan anjingnya, dia belajar, bahwa saya menuntut anjingnya untuk mematuhi saya 100%, namun dia juga melihat bahwa saya mengurus anjingnya 100%. Saya memenuhi semua kebutuhannya, saya memberinya makan, membersihkan kandangnya, memandikannya, menyikat bulunya, memotong kukunya, mengajaknya jalan-jalan, bermain dengannya dan melindunginya dari bahaya, bahkan ketika saya menggantungnya, nampaknya saya membahayakan hidupnya, namun sebenarnya, tindakan tersebut tidak membahayakan jiwanya sama sekali dan tidak melukai tubuhnya sama sekali, saya hanya mengangkatnya dari bumi dan mencegahnya bernafas. Saya mengajarkan kepada anjing tersebut, bahwa saya berkuasa mutlak atasnya, saya menuntutnya untuk menaati saya 100% sebagai satu-satunya TUAN dan saya mau dia melakukannya sesuai dengan cara saya. Ketika anjing tersebut takluk kepada saya, maka dia menjalani hidup dengan berkelimpahan.
Anda bertanya,
maksud loe ape? maksud loe Tuhan memperlakukan kita sebagaimna elo perlakuin anjing loe??? mikir dong...
Maksud saya, saudara pengunjung, Tuhan menghendaki kita untuk mematuhinya 100%, tanpa syarat, menaatiNya sebagai satu-satunya Tuhan, menaatiNya sesuai dengan cara yang Tuhan kehendaki. Bila kita menaklukan diri 100% pada Tuhan, tanpa syarat, maka Tuhan akan mengurus kita 100% dan kita akan menjalani hidup yang penuh kelimpahan.
Maksud saya, saudara pengunjung, kalau saya seorang manusia, seorang pelatih anjing tanpa reputasi memperlakukan anjingnya dengan cara demikian, Apalagi Tuhan?
Nah, saudara pengunjung, semoga anda memahami tulisan saya sekarang. Namun, bila anda belum memahaminya, maka saya akan berusaha menjelaskannya sekali lagi dan lagi.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
bung Hai
bung josua
khabar baik bung josua, Khabar anda juga baik kan? Iya lama kita tidak berdiskusi.
Ha ha ha, kalau mereka penggemar hai hai, mereka pasti penggemar josua juga, sebab hai hai kan penggemar josua sejak masuk sabdaspace.
Ha ha ha, kalau bingung musti jawab apa juga si hai hai akan bilang begitu. Ha ha ha, saya senang anda muncul lagi, asli senang banget! salam hai hai
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak