Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Perceraian
I Korintus 7:10-15
"Kepada orang-orang yang telah kawin aku -- tidak, bukan aku, tetapi Tuhan -- perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya. Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya. Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia. Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu. Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus. Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera."
Dalam nats di atas, Paulus berpesan kepada orang-orang yang telah kawin mengenai perceraian. Paulus setidaknya melihat masalah perceraian dalam 3 kasus sbb:
Kasus pertama. Perkawinan antara pasangan yang seiman. Kepada pasangan suami-isteri yang seiman ini, Paulus mengatakan bahwa Tuhan PERINTAHKAN bahwa pasangan ini TIDAK BOLEH bercerai!
Kasus kedua. Perkawinan antara pasangan yang tidak seiman. Seorang Kristen (laki-laki atau perempuan), diingatkan oleh Paulus JANGAN menceraikan pasangannya yang tidak seiman (non-Kristen) dengannya, jika pasangan yang tidak seiman dengannya tsb mau hidup bersama dengannya.
Kasus Ketiga. Perkawinan antara pasangan yang tidak seiman, dimana pasangan yang non-Kristen MAU bercerai dengan pasangannya yang Kristen. Dalam kasus ketiga ini, Paulus mengatakan "biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat."
Pertanyaan yang mungkin berkembang adalah bagaimana jika ada seorang yang tadinya non-Kristen kemudian memutuskan menjadi Kristen dan kawin dengan seorang Kristen, tetapi kemudian orang tsb setelah menikah untuk beberapa waktu lamanya dengan pasangannya yang Kristen tsb memutuskan untuk kembali ke agamanya yang semula (kembali menjadi non-Kristen) dan mau bercerai dengan pasangannya yang Kristen tsb; maka apakah perceraian boleh terjadi dalam kasus ini?
I love my autistic son, Kefas!
- alfian's blog
- Login to post comments
- 9371 reads
@ Alfian, Perceraian Adalah ...
Halo saudara Alfian, bagai mana kabar anak anda? Saya sering bilang sama istri saya, menyayangi anak berarti mendidiknya untuk mandiri di atas kekurangannya.
Anak tunggal kami, sehat dan cerdas, namun itu tidak menghilangkan fakta di dalam hidup kita, ada BAHAYA ada BAHAGIA. BAHAYA dan BAHAGIA adalah dua muka dalam satu mata uang.
Menurut saya, perceraian adalah jalan terakhir untuk menyelamatkan perkawinan.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
perceraian, kenapa tidak?
@hai-hai
Menurut saya, perceraian adalah jalan terakhir untuk menyelamatkan perkawinan.
setuju Bung...
jika itu jalan TERAKHIR yang terbaik, ya tempuh saja jalan itu.
Kemarin sore, saya ditanya oleh seorang teman, "Mas Wit setuju nggak dengan orang Kristen yang bercerai"
Jawab saya:
Saya setuju bahwa 'apa yang dipersatukan Tuhan tidak boleh diceraikan manusia. Tetapi apakah setiap pernikahan Kristen adalah penyatuan oleh Tuhan? Bagaimana jika pernikahan itu karena misalnya dorongan orang tua, dorongan kepentingan-kepentingan tersembunyi atau dorongan nafsu.
Saya tidak pernah berpikir bercerai dengan istri saya, sebab, jika saya yakin bahwa istri saya adalah pemberian Tuhan, demikian juga saya adalah pemberian Tuhan untuknya, dan jika pernikahan kami adalah "kehendak Tuhan", maka pikiran cerai-pun tak ada, dan kalaupun misalnya ada masalah, maka sangat mungkin cerai bukan opsi yang pertama kali diajukan.
Jadi.. silakan bercerai jika itu memang jalan yang dirasa terbaik.
==
Saya setuju pada ungkapan bahwa JODOH DITANGAN TUHAN, oleh karena itu, orang yang menemukan JODOH, sudah tentu harus menemukan TANGAN TUHAN dulu, dan untuk menemukan TANGAN TUHAN, ya.. harus menemukan TUHAN dulu.
Apakah orang menikah selalu karena ber-JODOH? (kalau ber-JODOH, saya yakin tidak akan cerai)
BOJO ra mesti JODHO (suami/istri (pasangan) belum tentu jodoh)
Saya punya teman, karena sudah berumur.. segera setelah pacaran beberapa bulan, kedua insan laki dan perempuan ini memutuskan menikah,Pesta pernikahan yang menghabiskan uang lebih dari 100 juta (di Salatiga, itu sudah merupakan pernikahan yang "di atas rata-rata") dan sekarang, teman sy ini kalau ketemu, saya tanya, "Ternyata menikah tidak seperti yang dibayangkan ya Mas?" Dia menjawab, "Iya ik mas.."
(saya tahu persoalan diantara mereka, dan persoalan itu potensial menjadi masalah yang lebih besar di kemudian hari)
(saya sering melihat ketakbahagiaan di raut wajahnya -- dan yang hingga kini menjadi pertanyaan saya - dalam hati--, mereka sudah menikah, menjadi suami-istri, tapi apakah mereka memang berJODOH
tapi saya yakin, mereka dan keluarganya akan berusaha keras menjaga untuk tidak bercerai, karena pernikahan itu dilaksanakan di gereja, diberkati pendeta, dan mereka juga cukup 'terpandang' di gereja )
Pernikahan memang kadang tidak hanya terdorong oleh "jodoh", tapi kepentingan misalnya: untuk segera punya anak/cucu, desakan teman-teman di tempat kerja, desakan bertambahnya usia, dan lain-lain.
Cinta (yang berujung pada pernikahan) dapat dibangun karena kepentingan-kepentingan. Dan ketika kepentingan itu sudah tercapai, cinta akhirnya luruh, dan perceraian menjadi opsi.
=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)
=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)
mhm...menurut saya, jangan
mhm...menurut saya, jangan bercerai, harus dilihat la-bel(latar belakang) mengapa dia balik lagi keagamanya?
kepahitan kah karena agamanya?
kekerasan dalam rumah tangga kah?
coba bawa ke konseling dulu...
setiap masalah pasti ada solusinya...
http://www.arjunadtb.blogspot.com
http://www.arjunadtb.blogspot.com
masalahnya...
Salam kenal Bro Alfian!
Masalahnya (ini adalah pandangan seseorang yang pernah berdikusi dengan saya), dalam I Korintus 7:10-15 kan Paulus terang-terangan mempertentangkan apa yang menjadi perintah Tuhan (istri dan suami tidak boleh saling menceraikan=tidak boleh bercerai) dan kata-katanya sendiri (suami tidak beriman yang ingin bercerai=boleh bercerai), jadi sulit juga kalau berdasarkan ayat ini kita mengatakan seseorang boleh bercerai berdasarkan kata-kata Paulus saja (bukan kata-kata Tuhan). Agaknya yang paling dekat dengan itu adalah Mat 5:32. Tapi kalau mau diperhatikan baik-baik, sepertinya ayat itu pun tidak bisa dipahami sebagai perintah langsung untuk melegalkan perceraian, dan lebih tepat ditujukan sebagai peringatan (ada unsur zinahnya atau tidak) bagi orang-orang yang memang sudah benar-benar ingin bercerai atas keinginannya sendiri.
Dengan berat hati, saya terpaksa mendukung perceraian, terutama untuk pernikahan yang terjadi hanya karena "kecelakaan" saja (tapi tidak ada cinta di dalamnya). Namun tetap saja saya tidak bisa bilang itu langkah yang baik, karena kasihan sekali anak-anak yang ditinggalkan, kalau orangtuanya bercerai.
Shalom!
(...shema'an qoli, adonai...)
@alfian=Alfian Rano
Perceraian dalam Kristen
Syaloom,
semua saudara2ku marilah kita coba untuk mengerti dengan bijaksana.
Perceraian tidak diperkenankan oleh Tuhan dengan alasan apapun. Kekerasan hati manusialah yang sering mencari pembenaran diri, jika kita orang percaya tidak ada 1 kejadian pun yang terjadi secara kebenaran dimuka bumi.
Kalau kita menghalalkan perceraian apa bedanya krsiten dengan agama lain?? yang bgt mudah kawin dan cerai?? akhirnya anak2 yg tak berdosa menjadi korban ke egoisan org2 yg nota bene "dewasa".
Hati seperti anak kecil lah yang mempunyai tempat di surga seperti statement Yesus.
Yesus sendiri berkata hanya orang yang diberi karunia saja yang dapat mengerti perintah Tuhan untuk tidak boleh bercerai.
I Korintus
7:27 Adakah engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mengusahakan perceraian! Adakah engkau tidak terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mencari seorang!
kalau memang tidak mengerti perintah Tuhan tidak boleh bercerai lebih baik tidak kawin dan hidup kudus.
Matius
5:32 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
Khusus untuk hamba2 Tuhan selidikilah setiap pasangan yg datang kepada kalian! jgn terlalu mudah untuk mengawini pasangan yg tidak jelas karena sekarang banyak org2 yg mengaku belum kawin agar dapat pemberkatan.
Apakah kalian mau mempersatukan pasangan yg statusnya berzina di hadapan Allah, kalau Allah saja sudah melarang kenapa kita malah minta diberkati sesuatu yang dilarang??? sama saja membantu pekerjaan si Iblis bukan??
SIlahkan tanggapi tulisan ini...Tuhan Yesus menyelamatkan orang2 percaya.
Andreas
Bertanggung jawablah!
Jika kita sampai terlanjur mengawini orang diluar kristen walaupun sebenarnya sudah diperintahkan agar kita bergaul dengan orang2 yang seiman bahkan makan bersama2 pun jangan dengan mereka. Kita sebagai orang yang telah diselamatkan harusnya menjadi contoh bagi orang2 yang tidak seiman bukannya menuntut mereka untuk mejadi lebih baik dari kita, jika mereka yg meninggalkan kita itu bukan salah kita karena hidup adalah pilihan bukan.
Tapi masalah keselamatan adalah karunia semata karena Yesus berkata
Yohanes 15
15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
jadi kita orang percaya dan pilihan Tuhan jangan malah membuat pasangan kita merasa tidak dikasihi karena
I Yohanes 4:8
Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
kemungkinannya jika sampai orang yg tidak seiman meninggalkan kita org percaya kemungkinan besar kita sendiri belum mengenal Allah bukan? kecil kemungkinannya orang meninggalkan pasangannya yang amat mengasihi Tuhan dan sesamanya apalagi pasangannya. Sudah banyak bukti kepada pasangan yang tidak seiman dan akhirnya pasangan yg tidak seiman itu masuk kristen karen hadirnya kasih dalam rumah tangga itu.
Jadi kita orang2 percaya jangan bersilat lidah lagi hanya untuk mencari pembenaran diri dan menghalalkan perceraian.
Tuhan Yesus menyelamatkan org2 percaya.
Andreas
Jangan kompromi dengan dosa!
Matius
5:32 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
apapun alasannya (kecelakaan, tidak cocok, tidak sepikir, ekonomi, dan sejuta alasan lagi) TIDAK BOLEH BERCERAI! kecuali karena Zina artinya jika kita bercerai dan lalu kawin lagi menjadikan status kita dari kudus menjadi berzina di hadapan Allah pada perkawinan yang kedua.
Jika memang kita sudah terlanjur menikah lagi dengan istri kedua atau suami kedua padahal perkawinan yang pertama sudah melalui pemberkatan nikah secara kristen artinya kita boleh menceraikan karena status pernikahan yang kedua adalah Zina di hadapan Allah. Dan lalu kembali ke istri atau ke suami pertama atau hidup kudus seperti yang Paulus katakan.
Ibrani
13:4 Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
Matius 5
5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
TY menyelamatkan orang2 percaya.
Andreas