Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Pengamalan Pancasila (3) (a tribute to hiskia22)
Hidup Bernegara Dalam II Pet.2: 11 – 17
[1]
Pada mulanya orang Kristen pernah menjalin hubungan yang baik dengan pemerintahan Roma, bahkan Paulus sempat meminta hak – haknya untuk dilindungi oleh pemerintah (Kis.16:36 – 39 ; 22:24 – 29). Namun pada akhir dekade yang ke tujuh keadaan mulai berubah. Kekukuhan jemaat untuk mempercayai Yesus Kristus yang bangkit dari kematian menimbulkan kecurigaan dan cemoohan masyarakat. Dan berita tentang akhir jaman menimbulkan kesalah pahaman dalam masyarakat. Ditambah lagi Nero memberi titah untuk terus – menerus menekan Kekeristenan.
Ketika gereja mulai menyadari perubahan ini mereka menjadi kuatir akan nasib yang menimpa mereka. Surat Petrus yang pertama ditulis sebagai jawaban atas keadaan tersebut sebagai mana dialami gereja – gereja di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bittinia (1:1).
Diantara uraian yang panjang yang menjawab persolaan jemaat, terdapar beberapa point penting berkaitan dengan keberadaan umat Kristiani di tengah tekanan dari negara dan masyarakat yang penuh curiga.
3.2. Identitas itu penting. ( I Pet. 2 : 11 – 12)
Di tengah tekanan, kesalah pahaman dan kecurigaan yang di alamatkan kepada orang Kristen, maka sangat pernting untuk menunjukan jati diri (identitas) umat Kristiani. Identitas umat Kristen adalah menjauhkan diri dari keinginan daging. Keinginan daging antara lain adalah percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, persteruan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan , roh pemecah, kedengakian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya (Gal.5:19 – 21).
Dengan menjauhi keinginan daging dan memiliki cara hidup yang baik, maka …apabila mereka memfitnah kamu sebgai orang yang durjana mereka dapat melihatnya dari perbuatan – perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka (I Pet.2:12).
Perbuatan baik yang dilakukan oleh jemaat Kristen akan menunjukan identitas sebenarnya jemaat Kristen dan menghilangkan tuduhan – tuduhan yang tidak benar.
3.3. Demi Allah, tunduklah! (I Pet.2 : 13 – 14)
Dalam situasi yang tertekan dengan fitnahan dari Kaisar Nero, tentu sangat susah untuk tetap taat kepada aturan yang diberikan pemerintah. Memang sangat sulit jika penudukan di atas namakan tunduk pada pemerintah itu sendiri. Akan tetapi jika alasan penundukan adalah Allah, maka hal itu bukanlah suatu hal yang sulit lagi. Akan tetapi bukan berarti pelaksanaannya bisa dilaksanakan dengan gampangan.
Bukan hal yang sulit lagi karena yang menjadi motivator penundukan diri kita adalah Allah. Jika Allah alasannya, Allah juga yang akan memberi kekuatan untuk melaksanakannya. Tidak dilaksanakan dengan gampangan berarti tidak asal tunduk kepada pemerintah yang sembarangan memerintah, tetapi tunduk kepada pemerintah yang menghukum orang – orang yang berbuat jahat dan menghormati orang – orang yang berbuat baik ( ayt.14).
3.4. Berbuat baik. (I Pet.2 : 15 – 16)
Bagian ini berelasi erat dengan bagian sebelumnya.
[2]
Dengan tunduk kepada pemerintah, perbuatan baik jemaat akan terlihat. Dan seiring dengan semakin terlihatnya perbuatan baik jemaat, tuduhan – tuduhan yang tidak benar itu akan berkurang atau bahkan hilang.
Kata twn afronwn anqrwpon agnwsian (t?n aphron?n anthr?pon agn?sian) nberarti orang bodoh yang tidak memiliki alasan atas apa yang ia bicarakan.
[3]
Mungkin Rasul Petrus menunjuk kepada orang yang mencurigai jemaat tanpa alasan yang jelas atau memfitnah. Dan untuk mengatasi orang seperti itu maka dibutuhkan tidakan nyata agar kualitas sebenarnya dari Kekristenan itu nampak. Dan kualitas itu muncul bukan untuk menutupi keburukan, tetapi kualitas itu benar – benar merupakan bukti dari keunggulan dari dalam yang melimpah keluar.
3.4. Jangan Menutup Diri. (I Pet.2:17)
Pada bagian ini Petrus menekankan kewajiban social dari umat Kristen dalam 4 perintah singkat yaitu, hormatilah semua orang, kasihilah saudara – saudaramu, takutlah akan Allah dan hormatilah raja. Menghormati semua orang berarti menempatkan semua orang tanpa membedakbedakan sebagai makhluk ciptaan yang berharga di mata Allah. Kata pantas (pantas) jika tidak disertai anarthous substantive berarti “semua”. Jadi tidak menunjuk pada golongan tertentu. Namun bukan berarti penghormatan yang asal saja, penghormatan ditujukan kepada mereka yang layak diberi hormat (Rom.12.:7).
Bagi saudara – saudara seiman, rasa kasih itu diberikan lebih. Dan penundukan kepada Allah merupakan suatu kepastian. Dan yang paling menarik restatemen untuk menghormati raja. Hal ini menunjukan suatu ketegasan bahwa jemaat harus tunduk kepada pemerintah.
Setelah mempelajari beberapa ayat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jemaat harus :
1.
Menunjukan identitas mereka sebagai orang Kristen.
2.
Dengan Tuhan sebagai motivator, jemaat tunduk kepada pemerintah dan menghormati penguasa.
3.
Menghargai sesama tanpa pandang bulu.
[1]
Tenney, Merril C, Survey Perjanjian Baru, Malang : Gandum Mas 1997.hal.426. Pengantar sepenuhnya diambil dari buku ini.
[2]
Bdg.Blum, Edwin A, Expositor Bible Comentary vol.12., ed. Frank E. Gaebelein, Grand Rapids : Regency References Library.p.233.
- puellus's blog
- 4566 reads