Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Pelajaran dari Matius pasal 25
(Lessons from the Gospel of Matthew chapter 25)
Shalom, saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Banyak orang Kristen yang ingin segera menyongsong Yesus yang akan segera datang. Tapi, bagaimana caranya?
Pagi ini (12/11/2017), saya mendengarkan firman yang ditaburkan oleh Bp. Nicholas Kurniawan. Khotbah yang disampaikan sungguh memberkati, yaitu bagaimana kita dapat mengerti makna tersembunyi dari Matius pasal 25:1-13, tentang gadis-gadis yang bijaksana dan gadis-gadis yang bodoh. Tentu kita ingin bertanya: termasuk yang manakah saya, gadis yang bijaksana atau yang bodoh?
Ada beberapa hal yang cukup penting untuk dibagikan berdasarkan khotbah pagi ini.
Sebenarnya, perikop ini merupakan rangkaian dari nubuat Yesus Kristus tentang akhir zaman mulai dari pasal 24 hingga 25. Namun dalam kesempatan ini hanya akan dibahas tentang 3 perikop dalam Matius pasal 25. Mari kita mulai dengan perikop 25:1-13.
A. Gadis-gadis yang bijaksana dan yang bodoh
Ada beberapa kata kunci yang patut digarisbawahi dalam perikop ini, di antaranya: sepuluh gadis, pelita, minyak, menyongsong, mempelai laki-laki, tertidur, tengah malam, suara orang berseru, hampir padam, pintu ditutup, Aku tidak mengenal kamu, berjaga-jagalah.
Arti kata-kata kunci dalam perikop ini:
- sepuluh gadis: dalam tradisi pernikahan Israel zaman dahulu, mempelai perempuan akan menyambut mempelai laki-laki diiringi sejumlah saksi. Misalnya dalam Kitab Rut, disebutkan bahwa Boas memanggil "sepuluh saksi."
- pelita: setiap dan semua orang Kristen adalah terang bagi lingkungan di sekitarnya, adalah tugasnya untuk menjaga agar pelita itu tidak padam. Bdk. Mat. 5:14-15
- minyak: bahan bakar pelita kita, yaitu hubungan yang karib dengan Bapa di sorga. Sesungguhnya, Bapa rindu agar banyak orang Kristen sungguh-sungguh bergaul karib dengan Dia, seperti Henokh, Abraham, Musa, Daud, Elia, dll. Perhatikan ayat Kej. 5:24, "Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah." Jadi bila Anda rindu untuk diangkat oleh Tuhan, maka langkah pertama adalah Anda mesti belajar untuk hidup bergaul karib dengan Tuhan. Bagaimana caranya mengisi minyak itu? Dengan bertekun dalam doa dan merenungkan Firman Tuhan siang dan malam. Tanpa itu maka minyak kita akan habis, dan akhirnya pelita kita akan padam. Baca Mazmur 1, misalnya: ”tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. " (ayat 2). Dalam khotbah pagi ini, pak Nicholas menegaskan ada 3 hal yang perlu dilakukan untuk menjaga persediaan minyak kita: sehati dengan Tuhan, sepenuh hati buat Dia, dan berhati-hati bagi Dia.*
- menyongsong: semua orang Kristen tentu bersemangat untuk menyambut kedatangan Yesus Kristus kali kedua, namun faktanya adalah bukan semua orang sungguh-sungguh bersiap dengan minyak dan pelita yang tidak pernah padam.
- mempelai laki-laki: adalah Yesus Kristus
- tertidur: ternyata semua gadis penyambut mempelai itu jatuh tertidur, karena "mempelai itu lama tidak datang-datang juga."
- tengah malam: ketika sudah jauh malam, artinya kuasa kegelapan kian mencengkeram seluruh bumi. (Dalam salah satu visiun yang saya terima begitu juga ada sahabat yang bercerita memperoleh visiun yang mirip, Tuhan memperlihatkan bahwa hampir seluruh bumi kini telah gelap. Karena tidak banyak lagi umat Kristen yang masih menjaga lampunya bercahaya.)
- suara orang berseru: yang dimaksud di sini kemungkinan adalah suara sangkakala yang ditiup malaikat sebagai tanda peringatan. Dalam beberapa tahun ini banyak laporan tentang suara-suara aneh di langit. Termasuk di Yerusalem ketika makam suci Yesus dibongkar. Itulah pertanda dari surga. Lihat juga salah satu buku saya: "Sangkakala sudah ditiup, apa yang akan Anda lakukan?"**
- hampir padam: perbedaan pokok antara gadis-gadis yang bijaksana dan yang tidak adalah, bahwa yang bijaksana menjaga agar pelita mereka tidak sampai padam (dengan persediaan minyak).
- pintu ditutup: ini yang dimaksud Yesus dengan ungkapan "seperti pada masa Nuh...", ketika orang-orang pilihan sudah masuk, maka pintu akan ditutup.
- Aku tidak mengenal kamu: Jika kita menerima bahwa yang dimaksud dengan minyak adalah pergaulan yang karib dengan Bapa. Maka gadis-gadis yang bodoh yang tidak memiliki persediaan minyak, itu artinya tidak menjaga hubungan yang karib dengan Bapa. Karena itu tidak heran jika Yesus, Sang Anak Domba itu, akan mengatakan : "Aku tidak mengenal kamu."
- berjaga-jagalah: Perikop ini hendak menyampaikan pesan penting yaitu bahwa kita yang menanti-nantikan kedatangan Sang Mempelai Agung, yaitu Tuhan Yesus Kristus, perlu senantiasa berjaga-jaga tidak hanya dengan cara tetap bangun (tidak terlelap), namun juga setia menjaga agar pelita yang kita bawa tidak padam. Jika pelita kita padam saat Yesus Kristus datang, maka pintu akan ditutup dan kita tidak akan memperoleh bagian dalam pesta perjamuan nikah Sang Anak Domba, yaitu Yesus Kristus.
Pertanyaan untuk direnungkan: masih menyalakah pelita Anda? Atau sudah hampir padam? Apakah Anda masih menyimpan persediaan minyak, yakni menjaga hubungan yang karib dengan Tuhan?
B. Perumpamaan tentang talenta
Perikop ini hendak menandaskan pesan Yesus bahwa kita mesti hidup sedemikian rupa sehingga seluruh hidup kita dapat dipertanggungjawabkan di hari Pengadilan Terakhir nanti.
Talenta sering ditafsirkan sebagai ketrampilan, kecerdasan, dan sejenisnya.
Namun makna sesungguhnya sangat luas: bisa berarti harta benda, kesempatan (kairos), bakat, ilmu pengetahuan, jabatan, tenaga, kesehatan, kecakapan khusus tertentu dsb. Yang jelas, Tuhan telah memberikan kepada semua orang, "masing-masing menurut kesanggupannya."
Jadi bukan banyaknya atau besarnya, namun seberapa kali kita dapat melipatgandakan talenta tersebut. Kira-kira mirip seperti konsep ROI (rasio pengembalian investasi, Eng.: "return on investment.")
Tuhan ingin kita mencapai ROI semaksimal mungkin dengan apa yang dipercayakan kepada kita. Simpulan dari perumpamaan ini adalah: ROI=1 berarti kita tidak melakukan apa-apa dengan talenta kita, maka Bapa akan murka dan akan menyebut kita hamba yang malas. Pesan ini bisa dibandingkan dengan misalnya: Yes. 5:2, Luk. 3:9
"Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, akan ditebang dan dibuang ke dalam api."
Itulah sebabnya Alkitab menegaskan bahwa kita mesti mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar. (Flp. 2:12)
Istilah Alkitab yang mungkin paling mendekati talenta ini adalah "huparcho" (bdk. Lukas 8:3). Arti sebenarnya dari istilah huparcho adalah: apa yang ada padamu.
Pertanyaan: Sudahkah Anda tahu apa talenta/huparcho Anda? Jika kita ingin tahu apa saja talenta kita, sebagai langkah awal yang baik, berdoalah: "Tuhan, bukakanlah mata hati hamba-Mu ini, apa saja yang ada pada kami, yang dapat kami gunakan untuk melayani sesama dan memuliakan Engkau?"
C. Penghakiman terakhir
Ini mungkin perikop yang paling keras di antara ketiga perikop dalam Matius 25. Karena tidak seperti 2 perikop terdahulu yang berupa perumpamaan, perikop ketiga ini tidak cocok disebut perumpamaan.
Meskipun perikop ini dapat dikomentari dari berbagai segi, satu hal yang sangat unik di sini adalah: "identifikasi Yesus Kristus, Sang Hakim Agung, dengan semua orang yang hina, termasuk yang sakit, di penjara, kelaparan, haus dan telanjang."
Untuk memperjelas bagian ini, khususnya dalam konteks peringatan 500 tahun Gerakan Reformasi yang diawali Martin Luther, izinkan saya mengutip dari renungan Santapan Harian, senin 14 maret 2015. Judul renungan: bukan iman teori tetapi iman kenyataan.
"Bagian ini mengakhiri rangkaian nubuat dan ajaran Tuhan Yesus tentang kedatangan-Nya dan penghakiman akhir kelak. Beberapa hal penting Ia bentangkan. Pertama, seperti halnya Injil harus diberitakan ke sekalian bangsa, hari penghakiman kelak pun meliputi semua bangsa (ayat 32). Kedua, seperti halnya Injil harus direspons oleh masing-masing demikian pun penghakiman itu akan berlaku untuk masing-masing orang (ayat 33). Ketiga, bila dalam warta Injil Yesus datang sebagai Juruselamat dalam kerendahan-Nya, kelak Ia akan datang sebagai Raja dengan segenap kemuliaan-Nya dan semua malaikat-Nya (ayat 31). Ketika itu, keputusan akhir nasib kekal tiap orang akan diambil (ayat 34,41).
Atas dasar apakah keputusan kekal itu Tuhan jatuhkan? Bagian ini mengejutkan sekali. Tradisi Protestan mengajarkan bahwa kita selamat bukan karena perbuatan, tetapi karena iman kepada anugerah Allah. Hanya apabila orang menyambut Yesus dan karya penyelamatan-Nya, orang bersangkutan akan selamat. Namun, bagian ini kini seolah mengajarkan hal berbeda. Semua orang kelak akan dihakimi atas dasar perbuatan baik mereka. Mereka yang memiliki perbuatan kasih nyata kepada sesama, masuk ke dalam kebahagiaan kekal (ayat 35-40). Sebaliknya mereka yang tak berbuat kasih dibuang ke dalam siksaan kekal (ayat 41-46).
Karena itu jangan sekali-kali mengabaikan perbuatan nyata demi menekankan prinsip sola gratia. Namun, jangan juga cepat menyimpulkan bahwa keselamatan adalah hasil amal. Yang Tuhan nilai layak bersama Dia ialah mereka yang melakukan perbuatan berjaga-jaga, mengembangkan talenta, dalam keadaan melayani, dst. Semua perbuatan itu menurut komentar Tuhan sendiri adalah perbuatan "untuk Kristus." Hasil dari menerima penyelamatan dari Kristus adalah memiliki kasih Kristus dan memiliki kepekaan Kristus.
Renungkan: Hasil dari diselamatkan adalah Kristus hidup dan berkarya dalam hidup orang. Bila karya nyata itu tidak ada, maka batallah pengakuan imannya tentang Kristus."
Penutup
Kiranya uraian singkat tentang ketiga perikop dalam Matius 25 di atas akan dapat membantu para pembaca memahami bagaimana kita dapat menyongsong kedatangan Yesus Kristus kali yang kedua secara lebih baik.
Tentunya uraian ini bisa dilengkapi dengan membaca beberapa tafsiran tentang Matius 25. Anda dapat menggunakan apps Tafsiran dari Yayasan Lembaga SABDA yang sudah memuat beberapa tafsiran, di antaranya Matthew Henry.
Tuhan menyertai Anda semua. Amin.
Versi 1.0: 12 November 2017, pk. 23:05
VC
Catatan:
*terimakasih kepada Bp. Nicholas Kurniawan, STh.
**V. Christianto. Sangkakala sudah ditiup, apa yang akan Anda lakukan? Surabaya: Penerbit NulisBuku.com, sept. 2016. Dapat dipesan melalui: http://nulisbuku.com/books/view_book/9035/sangkakala-sudah-ditiup
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique
- victorc's blog
- Login to post comments
- 3915 reads