Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Oskab
Shalom, selamat pagi saudaraku. Kali ini izinkan saya menulis tentang kota kami. Salah satu kegemaran orang-orang di kota kami adalah "oskab." Kalau Anda bingung apa itu oskab, cobalah mengejanya dari belakang, maka akan ketemu kata "bakso."
Ya, bakso adalah salah satu makanan favorit di sini. Di mana-mana dengan mudah Anda akan menjumpai orang menjual bakso baik yang permanen atau dengan sepeda motor. Selain itu ada versi jumbo dari bakso ini yang disebut "bakso tenis," ukurannya sekepalan tangan orang dewasa.
Bahasa balikan
Sengaja saya menulis oskab (bukan bakso), karena kegemaran lain warga kota kami adalah mengeja berbagai kata secara terbalik. Konon bahasa balikan ini dulunya digunakan oleh para preman pasar, mirip dengan asal-usul bahasa prokem di Jakarta. Intinya adalah menggunakan bahasa sebagai kode yang hanya dikenal oleh kalangan khusus tersebut. Namun kini bahasa balikan juga dikenal oleh kebanyakan anak SMA dan mahasiswa, khususnya yang merupakan penduduk asli kota kami. Saya sendiri mulai mengenal bahasa balikan tersebut sejak duduk di bangku SMP.
Salah satu contoh bahasa balikan adalah "umak" untuk kamu. Kata-kata lain yang sering dibalik adalah kawan (nawak), polisi (silup), pulang (ngalup), makan (nakam), ipok (kopi), tidak main (kadit neam), dan tidak mengerti (kadit itreng). Penggunaannya misalnya: nawak ewed (Ind. kawan sendiri). Ada juga kata-kata dalam bahasa jawa yang biasa dibalik seperti luwe menjadi "ewul" (lapar), dan sego pecel menjadi "oges lecep" (nasi pecel).
Tapi tidak semua kata lazim dibalik-balik seperti ini. Maka jarang Anda jumpai orang mengucapkan bahasa balikan: isan, uhat, otos, etas, atau het, meskipun kata-kata ini memenuhi aturan pembalikan tersebut.
Hilangnya ciri kota kami
Sebagai salah satu warga yang lahir dan tumbuh di kota ini, saya merasakan banyak hal yang telah hilang dibandingkan saat dulu. Misalnya saja, makin banyak ruko tersebar di sekujur penjuru kota, sehingga kota kami layak disebut sebagai "kota ruko." Selain itu jalanan sering macet, terutama pada hari-hari libur besar seperti sekarang, karena luberan mobil pengunjung dari berbagai kota lain. Kadang-kadang bisa macet total selama sejam atau lebih.
Dulu kota kami dikenal sebagai kota bunga, namun kini mungkin lebih tepat dijuluki kota plastik, karena bunga-bunga di taman kota ini telah diganti dengan bunga plastik yang dibeli khusus dari Tiongkok.
Dan akhir-akhir ini ada suatu peristiwa yang cukup meresahkan sebagian penduduk kota kami, yaitu patung Ken Dedes setinggi 6 meter lebih yang merupakan kebanggaan kota kami, oleh petugas dicat putih-putih dengan alasan yang tidak jelas. Padahal bangunan candi di mana pun di nusantara ini selalu berwarna hitam, karena dahulu belum ada cat. Karena itu sebagian warga kota berencana untuk mengembalikan warna patung tersebut ke warna aslinya.
Penutup
Sebagai penutup, warga kota kami berharap -sebagaimana juga banyak kota dan kabupaten lainnya di seluruh Indonesia- agar Pilkada tahun depan akan menghasilkan para pemimpin daerah yang tidak saja mumpuni, jujur dan bersih, namun juga mampu mengembalikan ciri budaya dan atribut-atribut kebanggaan kota dan kabupaten masing-masing. Bisa jadi suatu hari nanti istilah pengamat budaya di kota kami akan memperoleh julukan baru yaitu: "tamangep ayadub" :-)
Saya sendiri yakin, jika ciri dan keunikan budaya di tiap daerah dikembangkan dan bukan diseragamkan, maka negeri ini akan memiliki keunggulan budaya (cultural advantage) dibandingkan dengan banyak negara lain di bumi ini. Tentang keunggulan budaya ini pernah kami presentasikan di prodi pascasarjana Studi Pembangunan UK Satya Wacana, sekitar oktober 2008 (1).
Bagaimana pendapat Anda?
Versi 1.0: 1 juli 2016, pk. 19:45
VC
catatan: artikel ini ditulis untuk sahabat lama saya, Sujarwo.
Referensi:
(1) Victor Christianto & Florentin Smarandache. Cultural advantage for cities: an alternative for developing countries. Url: http://vixra.org/abs/1003.0200
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique
- victorc's blog
- Login to post comments
- 5039 reads
yk juga punya bahasa walikan
Jogja juga punya bahasa walikan. Kalau pernah ke YK mungkin pernah dengar "jape methe", "dab", atau "dagadu". Kuncinya aksara jawa ciptaan raja ajisaka, hanacaraka (kalau tertarik Anda bisa gooling untuk mengerti bagaimana pembentukannya). Dagadu yang menjadi merk dagang itu sebenarnya berarti umpatan anak-anak muda jogja. Macam "dian***" umpatan yg akrab di jawa timur / surabaya, nakal tapi akrab. Nice post!
Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!
Trims komentarnya, @Pak Tee...
Jbu,
VC
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique
Ni ts nya aremania
Ni ts nya aremania kah????
Kalo iya sama dgn saya wehehehehe
Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...
@Billie...salam dan welcome back
Namun maksud tulisan di atas bukan untuk promosi aremania lho, namun untuk mengajak kita peduli akan budaya dan kota kita.
Banyak perubahan yang tidak kita sadari sedang berlangsung di depan hidung kita, termasuk jalanan makin macet, makin banyak ruko dll.
Btw Anda skrg tinggal di mana? Tadi siang saya mampir ke depot inggil yg di jl. Gajahmada. Ada museum tempo doeloe, tapi belum sempat masuk dan lihat2.
ayo, tulislah blog tentang kesan-kesanmu di kota ;-)
Jbu, VC
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique
Inggil... rumah makan dgn
Inggil... rumah makan dgn ornamen jadul....saya suka juga masakan di sana... mantab
Kalo museum nya blm pernah masuk juga sih... ngomong2 kerja apa di malang vic? Greja dimana?
Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...
@Billie...
Saya bergereja di gereja yg calvinis moderat, namun gereja kami kecil jadi tidak sanggup bayar tenaga kategorial. Jadinya saya ditunjuk jadi parttimer saja. Waktu selebihnya untuk penerrjemahan buku, menulis paper dll.
Kalau kamu bergereja di mana? Dan bekerja apa di mlg?
Jbu, VC
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique
saya wiraswasta
saya wiraswasta bro..
berdagang kecil2an ...
saya di GBi bro
:D
Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...
@Billy...
di GBI mana? Apakah yang di jalan ciliwung? Saya beberapa kali ikut seminar di sana, di antaranya seminar tentang akhir zaman.
btw, berminat untuk kopdar? Tapi kalau kopdar berdua kurang seru ya, enaknya kalau kopdar bertiga atau lebih he he he.
Jbu, VC
Dari seorang hamba Yesus Kristus (Lih. Lukas 17:10)
"we were born of the Light"
Prepare for the Second Coming of Jesus Christ:
http://bit.ly/ApocalypseTV
visit also:
http://sttsati.academia.edu/VChristianto
http://bit.ly/infobatique