Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Orang Gibeon dan Ketika IA Diam

anakpatirsa's picture

"Tuhan mengapa Engkau membiarkan aku melakukan hal ini?" hanya itu yang bisa kuucapkan setiap kali melakukan hal-hal yang akhirnya hanya menimbulkan masalah.

Terlalu banyak keputusan salah yang telah kuambil, lalu hanya bisa berkata, "Tuhan punya rencana baik di balik semua ini," kemudian menambahkan, "aku akan menjadi dewasa karenanya."

Ada yang pernah berkata, "Enaknya menjadi orang Kristen itu, setiap kesalahan dipakai oleh Tuhan untuk membentuk kita menjadi dewasa." Aku tidak berani berkomentar banyak tentang pernyataan ini, karena aku terlalu sering aku melakukan kesalahan, terlalu sering mengambil keputusan salah.

Barusan membaca kalimat ini di sebuah wallpaper komputer:

"If you are being led into a wilderness of disappointment and bitterness right now, trust God, for He knows exactly where you are and what you need."

Aku pernah mengalaminya, mengalami apa yang namanya kekecewaan dan kepahitan, dan hanya bisa berkata, "Tuhan mengapa Engkau membiarkan ini terjadi?" Lalu berpikir apakah semua yang terjadi ini karena Tuhan sedang mendidikku? Sedang membuatku lebih dewasa?

Lalu membaca cerita Yosua dan orang-orang Gibeon. Setelah membaca cerita dalam Yosua 9 ini, tiba-tiba berpikir mengapa Tuhan tidak memberi tahu orang Israel kalau orang-orang yang datang dengan sebuah tipuan itu adalah orang-orang yang harus mereka binasakan? Kenapa Tuhan tidak bertindak? Kenapa Ia hanya diam?

Aku hanya menemukan kalimat ini: "Lalu orang-orang Israel mengambil bekal orang-orang itu, tetapi tidak meminta keputusan TUHAN."

Cerita ini membuatku sadar akan sesuatu. Tuhan bisa saja membiarkan aku melakukan kesalahan dan diam saja. Ini membuatku sadar, terutama karena mengalaminya sendiri. Jika seseorang datang dengan maksud jahat, Tuhan yang baik tidak akan berkata "Hei.. jangan, orang itu hanya mencari keuntungan."

***

Setelah kematian Musa, Yosus memimpin bangsa Israel memasuki tanah perjanjian dengan kemenangan-kemenangan luar biasa yang membuat takut penduduk sekitar Kanaan. Termasuk apa yang terjadi pada Yerikho dan Ai, membuat orang-orang Gibeon ketakutan.

Lalu orang-orang Gibeon menyediakan bekal, mengambil karung yang buruk-buruk dan memuatnya ke atas keledai. Memakai kantong anggur yang sobek-sobek, kasut buruk-buruk dan penuh tambalan, pakaian yang buruk-buruk, serta membawa roti bekal yang sudah kering, hanya tinggal remah-remahnya saja.

Mereka pergi kepada Yosus, berkata: "Kami ini datang dari negeri jauh; maka sekarang ikatlah perjanjian dengan kami."

Orang Israel menjawab: "Barangkali kamu ini diam di tengah-tengah kami, bagaimana mungkin kami mengikat perjanjian dengan kamu?"

Ketika Yosua bertanya: "Siapakah kamu ini dan dari manakah kamu datang?"

Mereka berkata:

"Dari negeri yang sangat jauh hamba-hambamu ini datang karena nama TUHAN, Allahmu, sebab kami telah mendengar kabar tentang Dia, yakni segala yang dilakukan-Nya di Mesir, dan segala yang dilakukan-Nya terhadap kedua raja orang Amori itu di seberang sungai Yordan, Sihon, raja Hesybon, dan Og, raja Basan, yang diam di Asytarot. Sebab itu para tua-tua kami dan seluruh penduduk negeri kami berkata kepada kami, demikian: Bawalah bekal untuk di jalan dan pergilah menemui mereka dan berkatalah kepada mereka: Kami ini hamba-hambamu, maka sekarang ikatlah perjanjian dengan kami. Inilah roti kami: masih panas ketika kami bawa sebagai bekal dari rumah pada hari kami berangkat berjalan mendapatkan kamu, tetapi sekarang, lihatlah, telah kering dan tinggal remah-remah belaka. Inilah kirbat-kirbat anggur, yang masih baru ketika kami mengisinya, tetapi lihatlah, telah robek; dan inilah pakaian dan kasut kami, semuanya telah buruk-buruk karena perjalanan yang sangat jauh itu."

Lalu kelanjutannya:

Maka Yosua mengadakan persahabatan dengan mereka dan mengikat perjanjian dengan mereka, bahwa ia akan membiarkan mereka hidup; dan para pemimpin umat itu bersumpah kepada mereka.

Tetapi setelah lewat tiga hari, sesudah orang Israel mengikat perjanjian dengan orang-orang itu, terdengarlah oleh mereka, bahwa orang-orang itu tinggal dekat mereka, bahkan diam di tengah-tengah mereka.

***

Cerita ini tidak berakhir begitu saja, Yosua mengadakan persahabatan dengan mereka dan mengikat perjanjian, padahal Tuhan memerintahkan mereka untuk memusnahkan seluruh penduduk Kanaan.

Setelah mengetahui penipuan ini, akhirnya Yosua menjadikan mereka tukang belah kayu dan tukang timba air untuk bangsa Israel. Lalu cerita Gibeon ini tidak berhenti begitu saja, dalam 2 Samuel 21, pada jaman Daud terjadi kelaparan selama tiga tahun berturut-turut, setelah sang Raja menanyakan petunjuk Tuhan, Ia berfirman: "Pada Saul dan keluarganya melekat hutang darah, karena ia telah membunuh orang-orang Gibeon."

Ada tambahan keterangan tentang orang Gibeon di sini:

Lalu raja memanggil orang-orang Gibeon dan berkata kepada mereka, —orang-orang Gibeon itu tidak termasuk orang Israel, tetapi termasuk sisa-sisa orang Amori dan walaupun orang Israel telah bersumpah kepada mereka, Saul berikhtiar membasmi mereka dalam kegiatannya untuk kepentingan orang Israel dan Yehuda, (2 Samuel 21:1-2)

Singkat cerita, orang Gibeon meminta tujuh anak laki-laki Saul supaya bisa mereka gantung di hadapan Tuhan.

kemudian diserahkannyalah mereka ke dalam tangan orang-orang Gibeon itu. Orang-orang ini menggantung mereka di atas bukit, di hadapan TUHAN. Ketujuh orang itu tewas bersama-sama. Mereka telah dihukum mati pada awal musim menuai, pada permulaan musim menuai jelai. (2Sam 21:9)

***

Aku punya banyak pertanyaan tak terjawab tentang cerita ini, tetapi aku bisa melihat Tuhan yang kukenal ini menghormati janji orang Israel untuk tidak membasmi orang Gibeon. Lalu aku bisa melihat Ia diam saja ketika orang Gibeon datang dengan sebuah akal bulus. Dalam hal ini penulis Kitab Josua hanya berkata, "Lalu orang-orang Israel mengambil bekal orang-orang itu, tetapi tidak meminta keputusan TUHAN."

Tiba-tiba aku kembali ingat telah melakukan sesuatu yang sangat salah, dan ingat kalau aku tidak pernah meminta keputusan Tuhan pada waktu memulai kesalahan tersebut.

dennis santoso a.k.a nis's picture

Tuhan emang 'nyebelin' ;-)

keuntungan sekaligus kesialan menjadi pengikut Om Yesus adalah tepat seperti ini. banyak kali Tuhan terkesan diam dan pertanyaan "mengapa ini terjadi?", menjadi pertanyaan yang tak berguna karena tidak akan ada jawaban yang pasti selama kita masih hidup di dunia ini.

dari pengalaman saya yang cetek ini, satu2nya yang bisa membuat saya bertahan adalah ketika saya percaya bahwa Tuhan punya maksud yang baik terhadap saya, separah apa pun kesalahan saya dalam mengambil keputusan atau sesial apa pun kondisi saya. bahwa Tuhan adalah Tuhan yang kenal kita, adalah satu2 nya penghiburan dan keuntungan kita menjadi pengikut Nya.

kesialan nya adalah bahwa jarang atau tidak ada petunjuk praktis dalam perjalanan kita mengenal Dia. dalam banyak kasus, kayaknya Tuhan 'senang' melihat kita melakukan trial-and-error yang mungkin bisa berpotensi jadi batu sandungan bagi orang lain.

'nyebelin' emang Tuhan itu ;)

Josua Manurung's picture

TUHAN itu baik...

TUHAN itu baik... kita diberikan kebebasan untuk memilih... baik yang baik atau yang jahat... tetapi bukan berarti tidak ada konsekuensi dari apa yang telah kita lakukan... jika terkadang TUHAN diam... DIA tidak diam... mungkin kita yang menjauh dari DIA atau menganggap semuanya fine-fine saja dan TUHAN bisa istirahat dan tidak kita perlukan... walaupun begitu saya percaya DIA terus ada di samping kita, menjaga kita, memimpin kita, berjalan di depan kita ketika kita berjalan kemana saja... ketika sampai di persimpangan ... ketika saatnya untuk memilih... atau mengambil keputusan penting.... tanya Roh Kudus di dalam hati... lalu benar pun atau salah pun keputusan kita.... tertawa saja ... Ahh... TUHAN sudah tolong saya... kalau benar saya akan buat lebih baik lagi... kalau salah saya akan betulkan dan siap dengan segala resikonya.... gampang toh... hehehe... BIG GBU!
__________________

BIG GBU!