Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Nouvelle Vague
Kalo dipikir-pikir, sebagai manusia mungkin kita perlu bersyukur karena punya satu sikap yang meski kadang bisa bikin masalah tapi juga bisa berdampak positif. Sikap itu adalah bosen. Tipe yang bikin masalah tentunya adalah orang yang mudah bosen atau yang dikit-dikit ngerasa ini atau itu ngebosenin tapi cuma mentok pada keluhan. Jenis pertama ini hanya akan dianggap sebagai tukang komplain, tukang ngeluh, yang tentu aja sering kali malah menjengkelkan. Tapi, jenis kedua adalah yang akan kita bahas kali ini. Mereka ini adalah orang-orang yang bosen tapi mau bikin kreativitas baru buat mendobrak tatanan yang menurut mereka ngebosenin itu.
Nouvelle Vague
Di negeri Prancis, pada tahun 1950-an, beberapa filmmaker negeri itu merasa gerah dengan kondisi perfilman di negaranya. Film-film Prancis saat itu dianggap terlalu mirip, kaku, tidak kreatif, tapi lebih mirip produk bisnis. Aktornya harus yang profesional, kostumnya tertata rapi, dekornya sangat well prepared, syuting lebih banyak di studio, alurnya lurus-lurus aja, dll. Salah satu tokoh gerakan ini, yaitu Francois Truffaut, menyebut jenis film yang kebanyakan dibuat oleh generasi tua yang ikut dalam Perang Dunia ke 2 ini sebagai Cinema de Papa alias Film Angkatan Babe Gue.
Mereka pun sepakat untuk membuat karya yang mendobrak stagnansi dalam dunia film saat itu. Menurut mereka, film mestinya bukan sekadar media hiburan, tapi juga ekspresi. Maksudnya, film itu harus juga memerhatikan seni dan pesan, bukan hanya sekadar menghibur. Itulah sebabnya orang menyebut gerakan itu sebagai Nouvelle Vague (gelombang baru). Mereka membuat film dengan memakai aktor yang tidak selalu yang profesional. Bahkan, ada juga yang bikin film dengan pemerannya adalah tembok, monumen, jalan, kota dll. Peralatan dan kostum juga seadanya. Plot bisa bervariasi, tidak harus kronologis. Saat pengambilan gambar, mereka juga langsung turun ke jalan. Jadi, aktor nggak hanya berakting di studio saja sehingga gambarnya lebih realistis. Yang juga membedakan adalah rata-rata film mereka juga lebih mementingkan dialog. Bahkan, sering kali dialognya tertata rapi seperti kisah di novel. Memang, banyak filmmaker itu memang berangkat dari tradisi suka menulis.
Inspirasi
Meski mungkin dianggap aneh. Tapi, jangan keliru. Gerakan yang antara lain digawangi nama-nama seperti Jean Luc Godard (yang selalu bikin film dengan gaya berbeda satu sama lain), selain juga Francois Truffaut, Jacques Rivette, dll ini terbukti menginspirasi banyak filmmaker dan sutradara tenar zaman sekarang. Mulai dari Steven Spielberg, David Lynch, George Lucas, Wong Kar Wai, Martin Scorsese, Quentin Tarantino, sampai sutradara legendaris kita, Teguh Karya dan Syumanjaya. Kini, gaya berfilm macam gerakan Nouvelle Vague ini sendiri masih banyak mengilhami para sineas muda, terutama yang berkarya di jalur film independen.
Kreatif dan berani memang dua hal yang nggak bisa dipisahkan satu sama lain. Sebagai anak muda, bosen dengan keadaan diri atau lingkungan yang stagnan, monoton, dan gitu-gitu aja mungkin bukan hal aneh. Tapi, berapa banyak yang punya keberanian untuk melakukan sesuatu buat mengubahnya? Nggak banyak, tapi bukan berarti nggak mungkin kamu bisa jadi salah satu dari yang nggak banyak itu.
Para filmmaker Prancis berani membuat gebrakan dengan memutus kebiasaan yang sudah dilakukan sejak lama. Tentu saja risikonya besar. Tapi, mereka berani ambil risiko itu. Nggak takut karyanya dipandang aneh, dikritik sana sini, atau bahkan gak laris di pasaran. Tapi, pelan-pelan mereka berhasil membuat pengaruh yang luar biasa.
Kita tahu bahwa setiap perubahan besar selalu diprakarsai oleh tokoh pendobrak yang punya keberanian. Entah itu Martin Luther, sang bapak reformasi gereja, Wright bersaudara yang bikin pesawat terbang pertama, Gandhi yang melawan penjajah dengan jalan damai, dll. Mereka semua berani menanggung risiko dan juga mau kreatif untuk menawarkan sesuatu yang baru. Pelajaran terpenting dari para pembawa perubahan, termasuk para pemrakarsa gerakan Nouvelle Vague, adalah bahwa tiap perubahan itu butuh pengorbanan dan keberanian. So, kalo saat ini kita merasa jenuh dengan keadaan yang ada, jangan sampe kita hanya berhenti pada mengeluh bosen ini itu, padahal kita tau apa yang bener dan apa yang mesti dilakukan. Berani punya pendapat itu udah bagus, tapi berani nawarin solusi, itu jauh lebih bagus.
- pemuda desa's blog
- Login to post comments
- 4829 reads