Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Not 4 under 18
Homosexuality
Homosexuality is “One who is motivated, in adult life, by a definite preferential erotic attraction to members of the same sex and who usually, but not necessarily, engages in overt sexual relations with them.”
When this case is made for the legitimacy of same-sex love, critics rush in with three main defenses:
(1) It is contrary to nature.
(2) It is condemned in Scripture.
(3) Its acceptance would ruin society.
What causes homosexual desire?
If homosexual impulses are not inherited, what kinds of influences do cause strong homosexual desires? No one answer is acceptable to all researchers in the field. Important factors, however, seem to fall into four categories. As with so many other odd sexual proclivities, males appear especially susceptible:
1. Homosexual experience:
- any homosexual experience in childhood, especially if it is a first sexual experience or with an adult
- any homosexual contact with an adult, particularly with a relative.
2. Family abnormality, including the following:
- a dominant, possessive, or rejecting mother
- an absent, distant, or rejecting father
- a parent with homosexual proclivities, particularly one who molests a child of the same sex
- a sibling with homosexual tendencies, particularly one who molests a brother or sister
- divorce, which often leads to sexual problems for both the children and the adults
- parents who model unconventional sex roles
- condoning homosexuality as a legitimate lifestyle– welcoming homosexuals into the family circle
3. Unusual sexual experience, particularly in early childhood:
- precocious or excessive masturbation
- exposure to pornography in childhood
- depersonalized sex
- or girls, sexual interaction with adult males
4. Cultural influences:
- a visible and socially approved homosexual sub-culture that invites curiosity and encourages exploration
- pro-homosexual sex education
- societal and legal toleration of homosexual acts
- depictions of homosexuality as normal and/or desirable behavior
Homosexuality is a self-chosen perversion. It is not a minority.
A lot of homosexual people live highly moral and often deeply religious existences. Homosexual people are as moral and spiritual as heterosexual people are. They are honest and courageous and loving as any other people are. They also love God and seek God’s will and mercy as any heterosexual is.
Homosexual is not normal and unnatural, brings no good build a family because they will not produce children. And also have no value to seek for legitimacy to social environment. But it is important that we not judge a person because of his homosexual condition.
Overcoming homosexuality is so much more than changing behavior. With God all thing is possible. Homosexuality can be changed.
(From all book that stored in my desk)
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
- erick's blog
- 8259 reads
walah, gejala apa ini?
baru saja ngomongin yang satu, belum selesai, eh udah muncul lagi yang lain.
sebagian besar (lebih dari 50%) tulisan ini, nyaris sama kata-demi-kata (word-by-word) dengan sebagian isi pamflet yang diterbitkan Family Research Institute (FRI). sisanya? saya tidak berani bertanya dari mana asalnya...
tahukah Anda? teknologi web saat ini memungkinkan kita untuk menemukan halaman lain yang sangat mirip dengan halaman yang sedang kita baca saat ini dengan sangat cepat. tadinya saya sama sekali tidak tahu ada halaman itu, tapi google hanya perlu sepersekian detik untuk menemukannya.
kalau mau sedikit kreatif, minimal terjemahkan, atau rangkai ulang dengan kata2 Anda sendiri lah, please, don't degrade yourself like this...
I have no FRI pamflets
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
Homoseksualitas: Pilihan atau Natural?
Erick nulis:
"...With God all thing is possible. Homosexuality can be changed..."
'tul 'tul, walaupun dunia mengalami kesulitan untuk memahami homoseksualitas, apa ini natural atau bukan, kita tahu, ini hanyalah salah satu gejala kejatuhan manusia dalam dosa (Roma 1). Bedanya, penyimpangan seksualitas mendapatkan penekanan lebih dari penyimpangan lainnya.
Pertanyaanya, apa kita setia mengikut Tuhan, kembali tujuan asal mula seksualitas, atau tidak?
Catatan: ternyata topik sumber tulisan sekarang lagi hangat-hangatnya yah
what a shame...
Erick menulis: "...societal and legal toleration of homosexual acts..." sekarang banyak acara tv yang menyajikan bahwa menjadi banci atau homo itu adalah hal yang wajar.... banyak presenter yang memakai gaya banci, atau memang banci dan secara tidak wajar menunjukkan bahwa menjadi seorang homoseksual itu adalah hal yang wajar bagi dunia.... apakah kita turut bertanggung jawab akan lahirnya generasi-generasi homo dan banci.... terus terang saya tidak menyukai presenter-presenter ini:
Ivan Gunawan, Eko Patrio, Aming, pembawa acara ceriwis, Rudy Choirudin, Dorce, dll....
maaf jika ada fans atau keluarga yang tersinggung....
BIG GBU!
BIG GBU!
Banci tidak sama dengan homo
Josua, Banci tidak sama dengan homo. Mereka memang bagian dari kelainan sexual, tetapi memiliki perbedaan.
Seorang homo, munkin tidak berprilaku seperti wanita. Ia adalah laki-laki. Berpakaian selayaknya laki-laki, berprilaku dan berpola pikir selayaknya laki-laki kecuali orientasi sex mereka.
Pada kasus Eko Patrio, Aming, pembawa acara ceriwis, mereka melakukan "peran" mencari uang.
Pada kasus Ivan gunawan, ia sedang mencari diri dari ke-homo-annya, ke ke hetero-annya, atau dia masuk dalam pengkotakan bi sexual. Lain halnya pada Dorce.
Pada kasus Dorce, ia sungguh benar banci, yang ingin menjadi wanita. Ketika Dorce "Wanita" mengikuti irama "Ke-wanita-annya" ia akan mencari lawan jenis laki-laki. Hal ini membuat masalah Dorce masuk kedalam kategori homosexual.
Oh alah, pusingnya mengurus ketidak beresan sex ini.....
Kita memang tidak bertanggung jawab atas diri mereka dan keputusan mereka atas diri mereka sendiri. Mungkin kita bertanggung jawab untuk tidak melegalkan apa yang salah dalam lingkungan sosial kita.
Sebagai kristen kita mengemban melakukan sesuatu yang benar, karena Yesus mengajarkan hal yang benar.
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
From all book that stored in
From all book that stored in my desk,
minimal judul bukunyanya apa saja sih? kayaknya mendingan di tulis deh sumbernya dengan lebih jelas. Btw it's oke, dulu, aku juga pernah kok buat hal yang sama.
Mengenai masalah homo, saya tetap anggap itu bukan sesuatu yang benar apapun alasannya.
kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini
Any different topic(s)?
Ayo Clara yang Memulai
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
Orientasi Seksual
Anita, saya suka dengan kalimat yang kamu tulis.
homoseksualitas bukanlah suatu kelainan psikologis, hanya orientasi seksual saja yang memang agak berbeda dengan kebanyakan orang.
Nampaknya kampanye yang dilakukan oleh organisasi-organisasi homoseksual telah merasuk cukup dalam, sehingga dianggap sebagai ilmu pengetahuan ilmiah.
Jadi rasanya tidak adil kalau kita terlalu memojokkan rekan-rekan kita, yang perlu digarisbawahi, masih sesama rekan manusia.
Orientasi Seksual, Film animasi teletubbies sudah memulainya, mungkin nggak lama lagi guru-guru Kristen akan mengikuti, selanjutnya para pengkotbah akan ikut meramaikan. Beberapa tahun kemudian kita akan mendengar percakapan demikian:
"Pren, apa rientasi seksual elu?"
"Gua, laki yang orientasinya ke laki, tetapi gua juga orientasi ke cewe, asal anak kecil."
"Wah, keren juga orientasi elu ya? Gua sich orientasinya ke ayam sama sapi!"
"Temen gua, cewe, orientasinya ke siapa aja dan apa aja."
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
PR para homosexual memang bekerja keras
Bung Hai, para PR homo memang bekerja keras, mati-matian memperkenalkan, dan menciptakan "ruang" (menurut Michael Foucault), dan membuat sebagaimana mungkin homosex dapat diterima masyarakat tanpa cela.
Ada perkumpulan queer, yang jelas-jelas mendescribsikan diri dengan Q.
Di tempat fitness saya mereka dengan "sopan"nya menciptakan komunitas mereka tanpa merugikan atau menyinggung anggota, tamu dan pekerja yang berada di lokasi fitness itu.
Ada pernah saya dengar acara yang mingguan mereka lakukan "hanya untuk kalangan sendiri" dimana acara, tempat dan waktu begitu terorganisir rahasia.
Tetapi yang paling saya takutkan saat ini adalah, pengembangan mereka yang tidak hanya seperti pengembangan MLM, one member find one new member, tetapi juga melalui pembibitan usia muda.
Entahlah walau masih asing bagi saya mengenai bagaimana penambahan jumlah komunitas ini, mari kita sama-sama "tidak mengijinkan" mereka memperluas jaringan, mengembangkan sayap atau istilah lain buka cabang baru.
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
another link *kedip2 ke ari*
baru dapet link ini dari temen kantor.
seputar gay.
lepas dari bener atau salah, lumayan lah buat tambah2 wawasan