Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Keterbatasan Iblis
Konon, Iblis adalah bekas penghulu malaikat yang menyombongkan diri, ingin menyamai Allah, lalu Tuhan mengusir Iblis dari Sorga dan jatuh ke Bumi, namun sempat mempengaruhi sepertiga jumlah malaikat sehingga ikut memberontak terhadap Allah dan kemudian ikut diusir juga dari Sorga. Seorang pengkotbah menambahkan bahwa hikmat Iblis dan pengikutnya telah diambil oleh Allah, sehingga menjadi makhluk-makhluk roh yang goblok oblok oblok, katanya. Jika memang faktanya benar seperti itu, lalu bagaimana manusia yang notabene keturunan makhluk cerdas oleh karena Adam dan Hawa pernah mengkonsumsi buah pengetahuan baik dan jahat, ada kalanya masih dapat ditipu oleh setan dan Iblis?
Tetapi Alkitab memberitahu kita sebuah fakta bahwa Iblis yang sudah diusir dari Sorga ternyata masih bisa keluyuran kemana-mana, baik di Bumi maupun di Sorga.
Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga Iblis. Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." (Ayub 1:6,7)
Lihatlah bahwa Iblis masih bisa keluyuran menghadap TUHAN. Dimana? Di Sorga tentunya. Saya mengabaikan pendapat "gila" bahwa YHWH adalah Iblis. Kitab Ayub 1:7 dengan jelas bahwa TUHAN memanggil sebuah nama yang kepadanya TUHAN sedang bicara, yaitu Iblis, dan sebagian besar Kristen normal mengakui bahwa Iblis adalah sebuah nama untuk suatu pribadi tunggal.
Lalu apakah Iblis memang ditugasi Allah untuk mencobai maupun menggoda ataupun menjerumuskan manusia? Kalau belajar dari kitab Ayub sudah jelas, bahwa inisiatif untuk mencobai Ayub bukan datang dari Allah, jadi bukan inisiatif Allah, tetapi idenya Iblis.
Dari kisah Ayub juga kita memahami bahwa Iblis tidak berdaya sama sekali untuk "menyentuh" Ayub kecuali ketika TUHAN sudah memberi ijin dengan catatan-catatan tertentu, dan memang Iblis hanya dapat "mengerjai" Ayub sebatas wewenang yang ditetapkan oleh Allah, yaitu: boleh merampasi harta bahkan anak-anaknya, dan boleh juga memberikan penyakit, namun tidak boleh menghilangkan nyawa Ayub.
Lalu bagaimana dengan kita, orang Kristen yang hidup dalam naungan Perjanjian Baru? Masih dapatka Iblis dan pasukannya menyentuh kita?
Saya berpendapat bahwa ketika kita sudah menjadi warga Kerajaan Allah di bawah naungan Perjanjian Baru, dan selama kita hidup menurut koridor Firman Tuhan, maka Iblis tidak dapat "menyentuh" kita baik memberikan sakit penyakit maupun merampasi rejeki kita, kecuali jika Tuhan mengijinkannya sebagai batu ujian. Namun kasusnya akan berbeda jika kita sengaja keluar dari "wilayah Perjanjian Baru" atau kita sengaja melanggar perjanjian (baru) yang telah kita jalin dengan Allah, dengan cara: sengaja berbuat dosa. Di bawah kondisi ini, maka perjanjian (baru) itu mungkin akan batal, sehingga Iblis bisa seenaknya mengerjai kita.
Akhirnya, Iblis dan pengikutnya memang memiliki banyak keterbatasan, namun anehnya banyak juga manusia (yang sebenarnya lebih cerdas dari Iblis) yang masih bisa ditipu Iblis. Itulah kekonyolan, barangkali,...
Tuhan Yesus memberkati.
- mujizat's blog
- Login to post comments
- 3465 reads
Yudaisme
PB, ide yang bagus
Tani Desa