Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Gila!!!
Frase "sakit jiwa" itu sendiri memancing perhatianku. Awalnya, aku mencari kata "sakit" di kamus, tepatnya kamus SABDA. Kata "sakit" digunakan untuk menggambarkan kondisi tubuh atau bagian tubuh yang tidak nyaman, misalnya sakit kepala, sakit perut, sakit pegel-linu dll. Dari definisi itu aku jadi bertanya-tanya: apakah jiwa itu merupakan bagian dari tubuh sehingga bisa disebut "sakit jiwa"? Apakah batas dari "sehat jiwa" dan "sakit jiwa" itu?
Banyak orang merasa dirinya baik-baik saja. Contohnya saja, si Juminten yang merasa okeh-okeh saja, setelah sempat merenungkan masalah kegilaan ini. Dia ragu apakah dia punya bibit-bibit kegilaan. Kemudian dia merenung,
"Aku bergaul dengan Iin, menonton film yang sama, membaca buku yang sama, bergaul dalam komunitas yang sama. Aku punya pacar dan sudah berjalan selama 5 tahun, bentar lagi nikah. Aku baik-baik saja pastinya(?) Tidak seperti orang-orang yang di pinggiran jalan itu yang berpikiran aneh-aneh, berpakaian lucu, atau malah tidak berpakaian sama sekali. Atau seperti orang-orang yang autis, anti-sosial, paranoid, phobia, homoseks atau hyperseks di klub-klub X yang perilaku, pandangan dan hidupnya tidak normal, gila, miring, terkutuk, bla..."
Bla... bla... bla... sampai kegilaan kemudian direndahkan menjadi bahan cemoohan, yang secara implisit ingin menunjukkan keunggulan akal sehat si Juminten beserta kaum mayoritas lainnya. Dulu fenomena kegilaan ini lebih sadis, orang yang dinyatakan gila dibungkam, disingkirkan, dipasung dan ditekan.
Tanpa disadari Juminten dan barangkali bersama jutaan orang lainnya membuat patokan "kewarasan" dan "ketidakwarasan", yang menurut ku hanyalah sebatas perbedaan. Jika tidak seperti kebanyakan orang, maka dia tidak normal. Sebut saja penyimpangan dari norma sosial. Jika sering melamun dan bicara aneh-aneh, maka dia miring. Atau sebut saja ketidakmampuan adaptasi atau tingkah laku. Jika dia anti-sosial, jangan-jangan dia schizophrenia atau psikopat. Ini memang contoh yang ekstrem. Anda bisa membaca lebih banyak mengenai patokan-patokan dan contoh-contohnya dalam dalam buku Linda De Clerq "Tingkah Laku Abnormal dari Sudut Pandang Perkembangan". Hanya saja, menurutku patokan itu tidak memuaskan karena membuka kemungkinan untuk bias.
Yesus menjadi korban penilaian semacam ini, Dia dianggap tidak waras oleh keluarganya karena pandangan-Nya unik dan berbeda, sama sekali tidak sama dengan pandangan masyarakat pada zamannya (Markus 3:21). Paulus juga dianggap gila karena pengetahuannya yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya (Kis 26:24). Korban label gila atas perbedaan ini cukup menimpa banyak orang, sebut saja penulis Paulo Coelho dan banyak penulis lainnya, yang dipaksakan untuk menjalani terapi setruman listrik agar normal. Pertanyaannya sekarang, siapa yang berhak memberi label antara "waras" dan "tidak waras" itu?
Di sisi lain kegilaan ini menjadi rebutan, karena tidak lepas dari dunia hukum. Daud berpura-pura gila agar dia tidak dihakimi dan dibunuh (1 Sam 21:13). Orang yang melakukan kejahatan, tidak dipenjarakan atau hukumannya diringankan setelah dinyatakan gila . Ironis memang, kesempatan menjadi gila ini bisa direbut oleh para praktisi hukum yang mencoba membuktikan kepada hakim bahwa klien mereka gila agar tidak dijatuhi hukuman berat. Kedua kubu menghadirkan Ph.D- Ph.D yang berkelas yang telah melakukan sejumlah penelitian. Alhasil, yang menentukan gila atau tidaknya seseorang adalah penilaian para ahli yang pastinya mengandung bias.
Freud juga tertarik permasalahan jiwa ini. Dia bahkan mendirikan suatu disiplin ilmu dan perawatan baru: psikoanalisis. Disiplin ini membantu pasien-pasien yang mengalami berbagai masalah, termasuk fobia, obsesi, impotensi, kegelisahan dan halusinasi. Menariknya, psikoanalisis merawat pasiennya hanya dengan mengunakan kata-kata, bukannya setruman listrik, pijat atau obat. Akan tetapi, psikoanalisis tidak memunyai pegangan diagnosis yang menjadi pegangan sehingga analisis pun menjadi rumit.
Setelah cukup panjang bertele-tele, aku ingin kembali ke pertanyaan: bagaimana membedakan antara orang "gila" dan "tidak gila"? Sesungguhnya, aku tidak tahu. Hanya saja, barangkali lebih meyakinkanku jika kondisi "kewarasan" dan "ketidakwarasan" itu dilihat dari reaksi kimia otak si pasien. Mengenai hal itu, aku hanyalah orang awam yang hanya bisa menyerahkan permasalahan tentang sistem neurotik (saraf) ini kembali kepada para ahli yang barangkali memunyai bias dan pada akhirnya dikritik. Atau barangkali lebih baik (lebih skeptis tepatnya), bila aku kembalikan saja pertanyaan ini kepada dunia yang gila misteri ini?
- psikologila's blog
- Login to post comments
- 6913 reads
nimbrung neh..
makna yang
Kita semua mungkin sedikit
imprisoned by words...
Bibit gila
lumut,psikolog
Menghargai
Batasan
@ plainB
Skeptis, Impotent
Menarik Sekali
Patokan
@psikologila, Orang Skeptis
psikologila , orang skeptis bukan orang yang TERIAK-TERIAK mengagul-agulkan dirinya SKEPTIS. Orang yang teriak-teriak mengagul-agulkan dirinya SKEPTIS adalah TUKANG obat PALSU yang jualan obat PALSU di pinggir pinggir pasar.
SKEPTIS itu prilaku, bukan MAU!
si ferrywar PERSIS anda. TERIAK-TERIAK mengagul-agulkan dirinya SKEPTIS seperti seorang pelacur menjajakan DIRI namun LAKUNYA? Ha ha ha ha ha ha ha ..... Dia NGOTOT bahwa John Chang punya TENAGA DALAM dan mampu mengubahnya menjadi LISTRIK dan API.
Ha ha ha ha ha ha ..... apabila si TOLOL itu memang SKEPTIS seperti pengakuannya, maka dia MUSTAHIL percaya apalagi NGOTOT kayak kerbau yang telinganya dimasukin gangsir bahwa John Chang punya TENAGA DALAM dan mampu mengubahnya menjadi LISTRIK dan API tanpa PENGUJIAN secara ilmiah. Apabila si TOLOL itu memang SKEPTIS seperti pengakuannya, maka dia seharusnya TAHU tentang RIBUAN SULAP yang TIDAK mampu dia BONGKAR triknya namun itu TIDAK berarti YANG nampak adalah seperti yang NAMPAK tanpa mengujinya secara ILMIAH.
psikologila, tolong jangan mengagul-agulkan diri SKEPTIS. Malu gila, menjajakan diri seperti pelacur jalanan.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Skeptis dengan ke-skeptisan-an diri
kami perbincangkan Hai2. Nah, saya sendiri tidak tahu kalau telinga
Hai2 alergi mendengar kata skeptis sebagai "pengakuan diri".
Barangkali, Hai2 bisa menggantikannya dengan kata "ragu-ragu". Seperti
definisi kamus SABDA:
skep·tis /sképtis/ a kurang percaya; ragu-ragu (thd keberhasilan
ajaran dsb):
Barangkali Hai2 juga skeptis dengan ke-skeptis-an orang :)
@psikologila, SCEPTIC
psikologila, SKEPTIS adalah TERJEMAHAN literal dari SCEPTIC.
SKEPTIS alias SCEPTIC adalah kata BENDA, bukan kata SIFAT atau kata KERJA.
Jadi, nona, ANDA tidak BOLEH menyatakan, "Saya SKEPTIS" untuk menyatakan bahwa anda MERASA RAGU-RAGU atas sesuatu ......
Ketika anda menyatakan, "Saya SKEPTIS" itu berarti anda sedang menyatakan bahwa anda adalah seseorang yang punya sifat selalu MERAGUKAN segala sesuatu sampai mendapatkan BUKTI yang TERUJI secara ilmiah.
Nah, nona, anda SKEPTIS atau anda RAGU-RAGU?
Ragu-ragu bahasa Ingrisnya adalah: doubt; hesitate, bukan SCEPTIC.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Dari situlah bermula kesalahpahaman...
Dialectical (kata sifat) ==> Dialektis (kata sifat)
Dialectic (kata benda) ==> Dialektik (kata benda)
Begitu juga,
Ethical (kata sifat) ==> Etis (kata sifat)
Ethic (kata benda) ==> Etik (kata benda)
Bisa jadi,
"skeptical" (kata sifat) ==> "skeptis" (kata sifat)
Memang sering rancu karena kata SKEPTIK (kata benda) belum terdaftar
dalam KBBI Hai2 :)
ssst
@psikologila, Bibir Sumbing KACA dibelah
psikologila: Bisa jadi, "skeptical" (kata sifat) ==> "skeptis" (kata sifat)
psikologila: Memang sering rancu karena kata SKEPTIK (kata benda) belum terdaftar dalam KBBI Hai2 :)
skep·tis /sképtis/ a kurang percaya; ragu-ragu (thd keberhasilan ajaran dsb): penderitaan dan pengalaman menjadikan orang bersifat sinis dan --
BIBIR sumbing, kaca dibelah!
Psikologila, anda paham pepatah di atas? Itulah yang terjadi pada diri anda.
SKEPTIS bukan kata SIFAT.
SKEPTIS itu setara dengan BERSIFAT sinis.
Sinis = kata sifat
bersifat sinis = kata BENDA
Nampaknya anda harus belajar TATA bahasa Indonesia lebih giat lagi. Banyak orang merasa TIDAK perlu belajar bahasa Indonesia karena menyangka dirinya SUDAH hebat berbahasa Indonesia sebab dia adalah orang indonesia dan lahir serta besar di Indonesia.
Coba anda perhatikan CONTOH-CONTOH penggunaannya dari kata SKEPTIS. Sama sekali bukan kata sifat nona.
Anda tahu SCEPTICAL bahasa Indonesianya apa?
SCEPTICAL = PICIK; pikirannya sempit.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
hadoooh...ternyata...
naah sekarang....
@hai hai, Skeptis
imprisoned by words...
sudahlah Lapan
@ferry, demam Septic eh Sceptic
imprisoned by words...
@ferrywar, Ini SOK TAHU NAMANYA
bersifat sinis = kata SIFAT
sifat sinis = kata BENDA
TOLOL sekali. BERSIFAT SINIS berarti SESUATU yang sifatnya sinis, TOLOL!
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
masih ada substansinya sedikit, meskipun masih berlumpur
@ferrywar, Nggak Ada lagi
ferrywar, tidak ada hal baru lagi yang bisa saya ajarkan tentang "bersifat sinis". bila mau kekeh jumekeh tolol, silahkan saja.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
(Ssst...malu ya?)
tumben....
good progress FW.... ini adalah sindiran yang terus terang (memakai kata mingkem), beda sekali dengan sindiran sok sopan seperti sebelum2 nya.
@ferry, Congratulations!!
imprisoned by words...
(Ssst... mau kopdar lho)
isu apa lagi nih?
emang HH punya anak buah disini? sebut nama dong fer.... jangan sebar isu sembunyi tangan begini...
@ferrywar, Ha ha ha ha ha ha ha .....
dennis, cara berpikir KODOKmorfisme memang aneh!
Sama anehnya dengan KURIS yang suka berdebat.
Ha ha ha ha ha ha ha ha ..... Sekarang dia malah jadi KERBAU dan ngajak main LUMPUR?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
lho ayo dibahas
ayo
Knock knock
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
@ferrywar, KODOKmorfisme
ferrywar, anda tahu bedanya KODOKmorfisme dan orang bijaksana? saya jelasin ya?
Dalam bahasa Indonesia ada cabang yang khusus mempelajari ASAL usul kata yang namanya ETIMOLOGI. Buku-buku tentang Etimologi itu masih belum banyak di pasaran. Itu karena penggemarnya sedikit sebab kebanyak orang Indonesia merasa tidak perlu belajar bahasa Indonesia. Untuk mendapatkan buku demikian, anda mungkin HARUS minta tolong kepada mahasiswa jurusan BAHASA Indonesia.
Bagaimana bila TIDAK memiliki BUKU demikian? Orang bijaksana akan MENCARI akal untuk mengatasi keterbatasannya. Baiklah inilah yang dipahami orang-orang yang belajar tentang Etimologi.
Anda tahu, ketika menyusun kamus bahasa Indonesia Inggris serta Inggris Indonesia, maka PENGETAHUAN tentang asal usul kata itu SANGAT penting? Orang-orang bijaksana yang mengetahui kebenaran demikian ketika menemukan sebuah kata di dalam bahasa Indonesia yang merupakan terjemahan LITERAL sebuah kata bahasa Inggris dan ingin tahu dari kata apa KATA itu diterjemahkan secara literal, akan mencarinya ke kamus Inggris Indonesia dan Indonesia Inggris.
Bila anda cari SKEPTIS maka akan muncul SCEPTIC dan SCEPTICAL, mungkin ada kata lain lagi yang muncul. bila anda ingin tahu, dari kata apa sesungguhnya kata SKEPTIS itu diterjemahkan, maka silahkan cari SCEPTIC dan SCEPTICAL.
SCEPTIC adalah kata DASAR dari SCEPTICAL dan SCAPTISM
SCEPTIC = kata benda
SCEPTICAL = kata sifat
SCEPTICAL = PICIK
SCEPTIC = SKEPTIS
Itulah dilakukan oleh orang-orang bijaksana. KETIKA menghadapi KERAGUAN mereka akan KEMBALI ke STANDARD.
Apa yang dilakukan oleh KODOKmorfisme dan KUSIR serta KERBAU? Mereka main LUMPUR. Siapa yang paling LICIN dialah yang MENANG.
Kenapa demikian? Karena umumnya mereka baru MEMAHAMI JUDUL dan belajar 4 point. Ha ha ha ha ha ha ha .....
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
ngotot lagi
@ferrywar, KUSIR
ferrywar, anda tahu kenapa saya tidak menghormati KODOKmorfisme alias KUSIR alias KERBAU? Karena mereka SUKANYA main LUMPUR.
Yang paling LICIN memang.
Orang-orang bijaksana seperti kami menggunakan STANDARD KEBENARAN bukan LUMPUR. Ketika debat tentang arti dan asal-usul sebuah kata, maka STANDARD KEBENARNNYA adalah ETIMOLOGI bukan LUMPUR.
SKEPTIS bukan RAGU-RAGU
SKEPTIS kata BENDA
SKEPTIS BUKAN kata SIFAT
SKEPTIS = SCEPTIC
SKEPTIS bukan SCEPTICAL
Itulah POKOK diskusi antara saya dan Psikologila. Anda tahu bedanya orang BIJAKSANA dan KODOKmorfisme alias KUSIR alias KERBAU?
ferrywar: Tapi dalam bahas Indonesia, Skeptis, atau skeptik bisa juga berarti BERSIFAT SKEPTIS. Artinya "bersikap tidak percaya". Dan itu TIDAK HARUS soal Tuhan.
KODOKmorfisme alias KUSIR alias KERBAU suka MERENDAHKAN lawan agar diri sendiri MERASA tinggi. menuduh orang lain TIDAK FOKUS, TIDAK SUBSTANSI! Padahal diri sendiri sama sekali TIDAK paham POKOK diskusi. Anda lihat sendiri BUKTINYA kan?
Ha ha ha ha ha ha ha ha ha .... Orang bijaksana tidak PERLU slogan KOSONG apalagi MERENDAHKAN lawan untuk merasa diri TINGGI. Bila orang bijak bilang TOLOL itu artinya TOLOL. Oleh karena itu INsTROSPEKSILAH!
Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ..... Sejak awal Psikologila SAMA sekali tidak pernah MENYEBUT dirinya orang SKEPTIS. Namun, saya melihat dia SALAH dalam memahami kata SKEPTIS. Ketika dia menyatakan dirinya SKEPTIS yang dia maksudkan adalah RAGU-RAGU atau PESIMIS.
Psikologila menyatakan dirinya seorang WANITA. Dari gaya penulisannya saya dapati bahwa dia adalah seorang wanita yang TABAH. Tiba-tiba muncul ide jail, SATU kali dayung tiga pulau dilampaui. Itu sebabnya saya menyusun cara untuk menguji KETABAHANNYA sambil mencari CARA untuk mengajarinya sambil ......... Ha ha ha ha ha ha ha ha ha.
Psikologila memang seorang WANITA dan dia adalah wanita yang TABAH juga wanita yang cerdas dan pandai menganalisa. Itu sebabnya dia tidak menanggapi kalimat hai hai:
psikologila, tolong jangan mengagul-agulkan diri SKEPTIS. Malu gila, menjajakan diri seperti pelacur jalanan."Seperti pelacur!"
Psikologila, JANGAN marah, please! Kalimat di atas bukan untuk anda sama SEKALI! anda sudah baca blog saya yang ini? Selamat datang di pasar Klewer alias komunitas Blogger Kristen SABDA Space nona! Agar tidak kepleset di pasar sebaiknya anda pelajari dulu policynya.
Jangan kuatir dengan lapak yang anda GELAR selama itu karya original alias bukan copy paste karena di sini berlaku semboyan:
MAU SESAT? LANGKAHI DULU MAYAT gua!
Baiklah saya akan ceritakan sebuah kisah buat anda:
Ha ha ha ha ha ha ... Suatu kali saya diundang main bulutangkis dan KALAH. Saya lalu ngamuk pada lawan main saya. Saya menuduh dia nggak sopan. Dia mengundang, artinya saya tamu. sama tamu kok gak ada sopan-sopannya? Sama teman kok nggak ada jujur-jujurnya?
Katanya TEMAN, masak main bulutangkis aja NIPU teman abis-abisan? Kayaknya mau nyemes ngak tahunya lop. kayaknya mau lop gak tahunya net. Itu kan nipu namanya?!
Uda tahu saya di depan, eh koknya kok ditepok ke belakang. dah tahu saya di kiri, koknya kok ditepok ke kiri. Itu namanya gak sopan dan nyasahin teman. Main bulutangkis aja lu NIPU gua abis-abisan dan NYUSAHIN gua abis-abisan, gimana dengan yang lainnya?
Lu liat dong gua. Gua main bulutangkis ma teman itu selalu jujur dan sopan serta penuh kasih. Nggak ada TIPUAN sama sekali. Nggak ada nyusahin temen.
Sejak itu, bila saya kalah main bulu tangkis, teman-teman akan memuji, "hari ini elu memang penuh kasih dan jujur serta sopan ya?"
Saya hanya ngakak dan bilang:
Ha ha ha ha ha ... Ketika berteman saya lupa umur. Ketika berdebat, saya lupa teman. Itu sebabnya setelah perdebatan selesai semuanya adalah teman-teman.
ferrywar, SAYA sudah membuka CELAH untuk DITANDUK namun ha ha ha ha ha ..... Anda justru nyeruduk yang lain! mungkin ini berguna bagi anda:
Sesungguhnya,
membina diri itu harus dimulai dengan meluruskan hati sendiri.
Diri yang diliputi geram dan marah, tidak mungkin lurus.
Yang diliputi kuatir dan takut, tidak mungkin lurus.
Yang diliputi rasa puas dan senang, tidak mungkin lurus.
Yang diliputi sedih dan mengasihani diri sendiri, tidak mungkin lurus.
Hati yang tidak teduh dan teguh,
walau melihat tidak akan nampak.
Mendengar tidak akan terdengar.
Mengunyah namun tidak akan merasakan.
Maka dikatakan,
sesungguhnya,
membina diri itu harus dimulai dengan meluruskan hati sendiri.
Da Xue 7:1-3"
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
cermin
Become like one of us
betul
Anjing yang menjilat
ruwet
Jangan melibas pribadi2
@Plainbread, KODOKmorfisme
Plainbread, Xuantong memberitahu saya dalam komentarnya bahwa dia ke SABDA SPACE karena banyak orang yang mengiriminya blog-blog saya lewat JAPRI (jalur pribadi) alias email. KODOKmorfisme bilang saya "MENGUNDANG" Xuantong ke sini.
Ketika saya bertanya, apakah dia Xuantong yang itu? Xuantong bilang, dia memang Xuantong yang pernah terlibat diskusi dengan saya di milis Kebudayaan Tionghoa. KODOKmorfisme menasehati saya untuk berdiskusi di milis-milis Tionghoa, misalnya kebudayaan Tionghoa.
Selanjutnya dia mengajari saya seolah dia seseorang yang benar-benar MEMAHAMI ajaran Kongzi dan saya adalah seseorang yang tidak tahu apa-apa tentang ajaran Tionghoa khususnya Kongzi.
Kemudian dia MEMBELA DIRI:
ferrywar: Harap diingat, ketika saya mengatakan bahwa "saya skeptis" waktu itu juga BUKAN dalam artian ketuhanan. Skeptis yang saya dan Psikologila pakai adalah dalam artian "tidak percaya". Sekali lagi BUKAN dalam artian yang anda pakai.
Plainbread, anda tahu apa yang saya tulis tentang SKEPTIS? Inilah yang saya TULIS kepada Psikologia:
hai hai: Ketika anda menyatakan, "Saya SKEPTIS" itu berarti anda sedang menyatakan bahwa anda adalah seseorang yang punya sifat selalu MERAGUKAN segala sesuatu sampai mendapatkan BUKTI yang TERUJI secara ilmiah.
dan inilah yang saya TULIS kepada psikologia dalam komentar pertama saya:
hai hai: Ha ha ha ha ha ha ..... apabila si TOLOL itu memang SKEPTIS seperti pengakuannya, maka dia MUSTAHIL percaya apalagi NGOTOT kayak kerbau yang telinganya dimasukin gangsir bahwa John Chang punya TENAGA DALAM dan mampu mengubahnya menjadi LISTRIK dan API tanpa PENGUJIAN secara ilmiah. Apabila si TOLOL itu memang SKEPTIS seperti pengakuannya, maka dia seharusnya TAHU tentang RIBUAN SULAP yang TIDAK mampu dia BONGKAR triknya namun itu TIDAK berarti YANG nampak adalah seperti yang NAMPAK tanpa mengujinya secara ILMIAH.
Plaindbread, Coba anda bandingkan DEFINISI hai hai tentang SKEPTIS dan BELA diri si ferrywar. KODOKmorfisme bukan? PERTAMA: Dia tidak MAMPU membedakan mana yang FAKTA dan mana yang HALUSINASI. KEDUA: Atau dia SENGAJA membuat sebuah HAL yang tidak dilakukan oleh hai hai sebagai sesuatu yang DILAKUKAN oleh hai hai kemudian MENYERANGNYA sebagai HAL yang dilakukan oleh hai hai.
Bila hal pertama yang terjadi maka dia adalah KODOKmorfisme sedangkan bila hal kedua yang terjadi maka dia adalah KUSIR yang melakukan DEBAT KUSIR. Atau dia adalah KERBAU yang sedang main LUMPUR? Yang paling LICIN, menang?
Ha ha ha ha ha ha ha ha ....... inilah jawaban psikologila atas komentar pertama saya:
psikologila: Saya memakai kata "skeptis" karena itulah salah satu hal yang sedang kami perbincangkan Hai2. Nah, saya sendiri tidak tahu kalau telinga Hai2 alergi mendengar kata skeptis sebagai "pengakuan diri". Barangkali, Hai2 bisa menggantikannya dengan kata "ragu-ragu". Seperti definisi kamus SABDA:
Plainbread, sejak awal psikologila paham komentar saya. Dia tahu ada sesuatu yang nggak BIASA dalam komentar saya itu sebabnya dia melakukan RISET atas kata SKEPTIS. Anda tahu kenapa saya memberitahu dia tentang blog saya yang berjudul BEBAL? Untuk memberitahu dia bahwa PUJIAN saya kepadanya bukan pujian KOSONG. Yang TABAH tidak mudah MERASA terancam. Itulah salah satu isi dalam blog tersebut. Bagi anjing, makluk asing hanya berarti DUA: Mangsa atau PEMANGSA. Saya mengucapkan SELAMAT datang di pasar Klewer, Komunitas blogger Kristen. di sini berlaku semboyan ..... saya lalu menasehati dia untuk baca policy. Itu untuk memberitahu dia bahwa di pasar Klewer SEMUA blogger BARU diperlakukan sama dengan BLOGGER lama. Namun di pasar Klewer tidak ada yang dianggap MANGSA dan PEMANGSA.
Heran sekali, KODOKmorfisme berhalusinasi bahwa saya MENUNDUKKAN diri kepada prikologila karena sudah dia KULITI sebab memahami SKEPTIS "dalam artian ketuhanan".
Untuk hadiah psikologia saya menulis sebuah kisah tentang pemain bulutangkis yang sopan. Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha ...... Plainbread, serigala walaupun berbulu domba, tetap akan menggongong ketika MERASA TERANCAM. Ha ha ha ha ha ha ha ...
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
buahnya
@ferrywar, BUAH hai hai lebat sekali!
ferrywar, jangan bicara masalah BUAH dengan hai hai. Ha ha ha ha ha ... Hitung saja jumlah hit blog-blog anda lalu hitung jumlah hit blog-blog hai hai. Soal pemahaman hai hai akan ajaran Tiongkok kuno hai hai, silahkan tanya Xuantong laoheng. Soal PRIBADI hai hai, ha ha ha ha ha ha ha .... sebaiknya anda TANYA lawan lawan debat hai hai deh, misalnya: Debu tanah, pniel, albert rumampuk, si gondrong, dll.
ferrywar, bukankah saya sudah beritahu anda tentang ETIMOLOGI? Anda sudah belajar? sudah mengerti JUDULNYA? sudah belajar berapa POINT? Ha ha ha ha ha ha .....
he he he he he ..., bukankah saya sudah beritahu anda bahwa permainan LOGIKA adalah permainan di kampung kami ketika bulan purnama?
Saya sebut anda SOK TAHU. Saya menunjukan alasnnya bukan? Saya sebut anda TOLOL! saya saya menunjukkan alasannya bukan? Saya sebut anda KODOKmorfisme! saya menunjukkan alasannya bukan? Saya sebut anda KUSIR! saya saya menunjukkan alasannya bukan? Saya sebut anda KERBAU! saya menunjukkan alasannya bukan?
Bila anda TIDAK seperti yang saya katakan dengan ALASAN yang saya TUNJUKKAN, kenapa anda TIDAK membuktikannya?
Ferrywar, anda pikir anda SIAPA? Anda siapa sehingga NEKAD untuk MENETAPKAN bagaimana saya dan anggota KOMUNITAS yang lain HARUS memperlakukan anda SEPERTI yang anda KEHENDAKI dan BERPRILAKU seperti yang anda KEHENDAKI? Anda TOLOL sekali ketika MENETAPKAN STANDARD kejantanan hai hai dengan "MEMBAHAS atau TIDAK membahas apa yang anda INGINKAN".
NGACA dulu kawan! NGACA!
Bila anda nggak punya KACA pinjam ke TETANGGA!
Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha .... Anda pernah belajar ETIMOLOGI bahasa Indonesia? Anda paham JUDULNYA, bagaimana dengan ISINYA? Ha ha ha ha ha ha ha ha ..... Belajar ETIMOLOGI bahasa Indonesia dulu NAK. Setelah belajar baru kembali lagi untuk BERDEBAT dengan hai hai soal ETIMOLOGI bahasa Indonesia ya!
hai hai memang SOMBONG namun dia benar-benar BERISI dan BERBUAH!
Jangan lupakan hal itu kawan.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
elu itu