Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Terseret banjir lahar Merapi
Ber-awal dari membaca respond Merapi yang di tulis Purnawan. Ada satu hal yang sangat menarik, klik RAHASIA dari gereja Jago gerejanya Purnawan.
Maka ku-bocor-kan rahasia ini dengan men-share tulisan Wawan di my FB wall dengan nge-tag beberapa teman gereja.
Hari sabtu, menanyakan ke majelis gereja, apakah besok minggu ada persembahan untuk Merapi? Dijawab, ada kotak merapi di depan gereja, karena minggu ini sudah di edarkan dua kantong persembahan, yang kantong hitam untuk gereja yang ungu untuk program bulan keluarga, karena dana di gereja pas mepet, sehingga untuk dana program-pun mesti edar kantong.
"ke Merapi yuk"
"kemana? tahu posko-nya?"
"tahu, ada teman yang bisa kasih informasi," kata-ku sok tahu. Sambil bercerita tentang tulisan Purnawan.
"Rabu aku kesana, gereja mau titip apa? atau mau ikut survey?"
Hari Rabu memang kantor-ku ada rencana ke lokasi. Setiap tahun ada anggaran untuk CSR. Maka begitu Merapi meletus, kami sudah rencanakan Rabu ke lokasi. Apalagi daerah Woro dan Cangkringan adalah daerah pensupply utama pasir untuk solo jogja dan sekitarnya.
Dengan mengajak Om dan Tante Gunadi menemani, dan Barnabas, ibu Endang anggota kespel, berlima rencana berangkat hari Rabu
Sampai selasa, tim kespel menjadi ragu, karena persembahan yang terkumpul baru Rp 240ribu, dan belum ada barang-barang lainnya. Namun beberapa teman yang telpon untuk ikutan gabung jalan ke Merapi bertambah. Selasa malam, telpon mulai berbunyi terus, bertanya apa yang di perlukan, kujawab dengan makanan kering, alat-alat mandi dst seperti yang di tulis Purnawan.. ha..ha.. ini jadi reseller-nya Wawan.
Akhirnya Rabu berangkat ke Boyolali. Pagi-pagi jam 07.00 karena di siang hari aku ada meeting di Solo yang nggak bisa ditinggalkan. Dua mobil kami berangkat, dan karena Om Gunadi tiba-tiba Diare, ya akhirnya Joli mesti nyopir sendiri membawa ibu-ibu. Sempat macet mesin mati ketika di tikungan irung petruk. Di sebut irung petruk karena tikungannya tajam dan menanjak tinggi berbentuk seperti hidung petruk. Memang kurang ahli dikit sih kalau di medah tanjakan dan tikungan :) Masih perlu latihan beberapa kali lagi..
Di Boyolali kami datang ke posko Lembaga Antar Umat Beragama. Pdt Simon menjelaskan tentang kondisi gunung Merapi dan disana ada Pak Samosir, saya nggak tahu apakah beliau pendeta Hindu, yang kutahu Pak Samosir berusia sepuh berpakaian Hindu lengkap. Mbak Weni yang cantik ramah berpakain Jilbab yang mengantar kami selnjutnya menuju posko di daerah Cepogo, arah ke Ketep Gardu pandang Merapi.
Posko di atas sana adalah rumah penduduk, RAPI, itulah kesan kami ketika melihat cara mereka mencatat, dan membagi-bagi dalam ransel2 kecil untuk di distribusikan memakai motor karena medan belum bisa dimasuki mobil. Saya pernah menulis di note disini
Pukul 12.oo mesti harus pulang supaya bisa kejar meeting. Pulang, ngglondor turun, perjalanan lebih cepet, hingga bisa mampir makan bebek goreng pak Slamet Kartasura.
Ternyata sesampai di Solo, Merapi meletus lagi dengan hebatnya.
Pagi dapat sms SOS dari Purnawan
"3 Nopember, pukul 16, Merapi erupsi kembali dangan skala besar. Ini menimbulkan kepanikan di barak Dompol dan Bawukan. Mereka mengungsi turun ke bawah.
Salah satunya di balai desa Kepurun, Manisrenggo Klaten. Di sini ada 1403 pengungsi. Karena pemerintah desa tidak siap, maka malam ini tidak dapat disediakan makan malam.... Pengungsi hanya makan biskuit dan mie instan mentah.
yang dibutuhkan adalah nasi bungkus dan makanan siap santap.
Melek mata, dapat message itu segera forward ke beberapa forum BB
Ternyata, tak di duga dan tak dikira..
Sangat cepat tanggapan mereka..
"aku mau kirim 200 bungkus, tolong di belikan dan talangi dulu ya." sms Hirawati
"waduh kalau jumlah segitu bagaimana caranya?" kata bu Endang
"Wis, aku sudah dapat seratus bungkus dari warung-warung tetangga-ku" kata cik Rica
"Aku malah dapat duit ki setelah ku forward ur message" kata Thomas
"@ALL berapapun yang terkumpul jam 11.00 pagi kita kirim ke lokasi via GKI KLATEN" aku reply ke semua teman..
"Ora iso kalau caranya begini, warung belum pada buka. Kita cari orang 20 minimal. buat 20 bungkus untuk masing-masing keluarga"
"Ok.."
"Jul aku sudah siap 20 bungkus"
"loh kok cepet?"
"lah ini nasi ama telor asin kan cepet"
"walah yo ora enak tho?" sambungku
"Wis kalau pengungsine kayak kamu rewel, udah sekarang cepet aaja berangkat, kasihan mereka makan mie mentah"
Jam 10.30 aku berangkat ke gereja.. Kantor gereja kebingungan mendapat kiriman nasi bungkus bertubi-tubi.. Jam 11 ada yang belum selesai, maka segera di telpon, kirim seadanya, maka datanglah satu bakul besar nasi, satu manci oseng-oseng, dan bertumpuk-tumpuk telor dadar. Segera rame2 bungkusin di meja kantor gereja..
Akhirnya pukul 11.35 dengan berdoa bersama kami mengantar bapak barnabas dan pak Ari hingga pintu gereja mengantarkan nasi bungkus ke Klaten
Itulah awal perjalanan nasi bungkus.. Setelah itu kami berkomitmen untuk mengirim setiap hari nasi bungkus ke posko Klaten via GKI. Setiap hari minimum 400 bungkus untuk mendukung dapur umum Klaten.
Karena komitmen, setiap hari jam 16.00 ke Klaten..
1. Setiap hari ada yang mengajukan diri menjadi pengantar
2. Setiap hari ada sumbangan barang maupun uang untuk support gerakan nasi bungkus ini
3. Setiap hari selalu ada ibu-ibu yang sanggup untuk ambil bagian, masak di rumah masing-masing, dengan mendaftar ke bu Rita
4. Ada saat menjadi guyub dan kompak. Merapi bisa menjadi lem perekat.
3. tetangga gereja dan beberapa teman bukan anggota gereja, selalu ada yang titip sumbangan untuk posko Klaten.
4. Tiba-tiba tak di duga menjadi posko kecil, pen-supply posko Klaten
Kegiatan ini mengalir natural, kami tidak memakai baju/pakaian gereja ketika memberi. Dan yang memberi melalui kami juga bukan hanya anggota gereja, bukan hanya orang kristen, tetapi ada orang-orang di sekitar kami nitip melalui gereja ini. Bahkan ada tetangga yang telpon indent untuk tanggal 10 nov mau ngirim 50 bungkus ya, ada juga temannya teman, mengirim ratusan bakwan, karena punya tepung dia minta pembantunya masak bakwan, untuk di kirim ke gereja..
Benar-benar simple sederhana, karena komitment 400 bungkus,
bila ibu-ibu sanggup masak 50 atau berapapun sisanya kita belikan kepada orang tua anak compassion yang memang berjualan nasi.
Rela, sederhana, mengalir.. Hingga kemarin tanggal 14 November kami masih melakukkan-nya..
Setiap hari tak henti-henti-nya aku bersyukur kepada Tuhan, yang mengijinkan kami terutama gereja kami mengalami ini
Hati yang rela ternyata tidak ada hubungannya dengan dana mepet. Tuhan menunjukan caraNYA bekerja, sederhana sekali yaitu hanya dengan "melakukan"..
Setiap hari melihat antusias mereka dalam memberi, menyeret-ku kedalam banjir kasih, Merapi.
Terseret banjir kasih. Saya tidak melakukan apa-apa, hanya forward tulisan purnawan, Namun kasih dari saudara kepada saudara menyeret-ku dalam pusaran kasih mereka. Thanks God..
- joli's blog
- Login to post comments
- 8461 reads
Haru Biru
Merenungkan apa yang sudah dilakukan selama tanggap bencana ini, tanpa terasa air mata menetes. Ini benar. Saya jarang sekali bisa menangis. Namun melihat antusiasme dan solidaritas teman-teman yang sudah saya kenal, maupun yang baru saya kenal setelah tanggao bencana ini, saya mendesah lega: "Bhinneka Tunggal Ika itu masih ada. Masih ada pengharapan untuk perdamaian di Indonesia."
Meski menggunakan gereja sebagai posko, namun kami bersifat inklusif. Kami memasok kebutuhan untuk tempat pengungsian yang dikelola oleh pemuda Muhammadiyah di Klaten. Kami juga mengundang ustadz dari banser NU untuk memberikan siraman rohani kepada pengungsi yang muslim.
Dengan menempatkan pos kemanusiaan di gereja, masyarakat dapat merasakan manfaat kehadiran gereja. Suatu malam kami didatangi oleh sekelompok pemuda yang tinggal di sekitar gereja bakal jemaat kami. Mereka melaporkan bahwa ada pengungsi yang tinggal di balai desa. Mereka minta pasokan logistik. Kami mengamati, di antara orang yang datang, ternyata ada dua orang yang pernah menolak keberadaan pendirian gedung gereja di bakal jemaat. Kami mensyukuri perubahan sikap itu. Kami tidak menganggap diri telah "menundukkan" orang itu, tapi merasa senang karena ada semakin banyak orang yang masuk dalam barisan gerakan kemanusiaan dan perdamaian.
Para pengungsi ternyata juga niteni. Kami mengelola dua tempat pengungsian. Sebelumnya mereka pernah mengungsi di barak pengungsian yang dikelola pemerintah. Namun setelah erupsi tanggal 3 Nopember, barak ini kocar-kacir. Mereka lalu tinggal di dua tempat pengungsian yang kami kelola. Setelah beberapa kali mendapat pasokan nasi bungkus, mereka mengamati "nasi bungkus dari pemerintah itu lauknya hanya satu macam. Kalau nasi bungkus dari gereja, lauknya ada 3 macam." Tidak itu saja. Supaya pengungsi tidak sembelit karena terus-menerus makan nasi tanpa sayur dan kuah, maka kami menambahkan menu buah sebagai pasokan serat.
Supaya mereka tidak bosan dengan menu harian, maka ada dermawan yang berbaik hati yang mentraktir sate untuk pengungsi. Malam itu, sekitar 200 pengungsi menikmati 8 tusuk sate+lontong.
Info: Foto diganti tgl 17 Nop
Saat pengungsi pamitan pulang, kami menyiapkan paket pesangon. Kami melihat bahwa selama dua minggu dalam pengungsian, mereka tidak bisa bekerja sehingga tidak punya cukup uang untuk membeli bahan pangan. Selain itu persediaan di rumah mereka mungkin juga sudah rusak karena ditinggalkan selama dua minggu lebih. Karena itu, kami memberikan pesangon bahan makanan kepada semua orang dewasa. isinya:
* 5 kg beras
* Minyak goreng 1 liter
* Mie instan 1 karton
* Abon 1 ons
* Gula 1 kg
* Bawang merah+Putih 2,5 ons
* Kecap 620 ml
Saat ini kami sedang menggodok rencana untuk penanganan paska tanggap darurat. Kebutuhan yang paling mendesak adalah alat-alat untuk membersihkan rumah mereka. Kami membutuhkan alat penyemprot bertekanan, seperti biasa digunakan pada jasa cuci mobil. Rencananya, alat ini dan drum berisi air akan kami naikkan di atas pick up. Lalu kami berkeliling ke rumah-rumah warga untuk menyemprot abu. Ada yang mau bantu?
------------
Communicating good news in good ways
Penglihatan itu perlu di uji
Seneng lihatin photo bocah pakai 3 dupa sate..
Pada hari pertama, mengirim nasi bungkus. Informasi dari pak Barnabas yang mengantar nasi, bahwa di posko sudah ada dapur umum, beras ada berkarung-karung. "Mending kita kasih beras dan lauk aja dah" kata-nya
Segera, kami informasikan ke bagian yang masak dan pesen nasi bungkus, untuk besok pagi batal..
Malam-nya aku segera informasikan ke purnawan, tentang penglihatan dari lokasi posko kemusu, dan memberitahukan kami akan kirim beras saja.
"Jangan mengambil kesimpulan dr penglihatan Jol" kata Wawan
"itu beras titipan sponsor Canada untuk Boyolali" jawab Wawan
"dapur umum untuk masak buat ribuan pengungsi perlu waktu dan kondisi dapur sekarang belum memadai" jelasnya lagi
Dari penjelesan tersebut, ku forward lagi ke ibu-ibu yang bagian masak terutama bu Rita yang mengkordinasi masak memasak. Dan langsung di mengerti, karena dia tahu bagaimana menyiapkan nasi untuk ribuan orang itu tidak mudah apalagi plus lauknya.
Maka diputuskan untuk tetap supply ke klaten nasi bungkus siap makan.
Yang kedua, kiriman nasi bungkus juga pernah akan berhenti
Ketika Jusuf Kalla hadir di Klaten dan berita di TV menyiarkan nasi bungkus berlimpah ruah hingga basi 2 truk.
Segera ku informasikan ke Purnawan, bagaimana keadaan di lapangan??
"bila nasi tersisa, kami bawa ke posko atas lagi, di distribusikan hingga sampai kepada yang membutuhkan.. " jawab Purnawan
Segera ku forward ke semua teman..
Dan karena para pengantar berbeda-beda setiap harinya mereka tahu, bagaimana cara gereja Jago menyalurkan bantuan, mereka sangat percaya dengan ke-profesionalan relawan posko GKI Jago.
"Lanjut, terus dukung posko Klaten" itu keputusan teman2 ketika ada wacana untuk menyalurkan bantuan nitip koordinator cabang Solo saja, lebih dekat dan gampang juga ngirit transpot.
Begitu..
Ternyata Penglihatan itu bisa semu..
Kita lihat banyak beras, ternyata bukan berasnya
Kita lihat banyak nasiberlimpah hingga basi, ternyata masih banyak yang belum kebagian
Pengungsi Mulai Berulah
Hari ini beredar kabar tak menyenangkan dari tempat pengungsian dari GOR Gelarsena, Klaten.
Saat menerima nasi bungkus, seorang pengungsi membuka isinya lebih dulu. Kemudian membuang ke tanah dan menginjaknya. Perilaku ini membuat berang tentara yang menjadi relawan di situ. Kabarnya, pengungsi ini akan dilaporkan ke polisi karena melakukan perbuatan yang tidak menyenangkan.
Dalam kadar yang lebih ringan dalam hal menjengkelkan, para pengungsi juga mulai pilih-pilih dalam menerima nasi bungkus. Mereka hanya mau menerima nasi bungkus dengan lauk yang mengundang selera. Bagi mereka mending menahan lapar sejenak berharap datangnya nasi bungkus yang lebih enak.
Kalau mau berempati ke pengungsi, sebenarnya ini bisa dimengerti. Bayangkan selama dua minggu lebih harus menyantap menu itu-itu terus. Berkutat antara mie, telur goreng atau tempe. Untuk menyiasati ini, maka untuk tempat pengungsian yang kami kelola sekarang menggunakan metode prasmanan. Pengungsi diberi piring dan sendok yang harus diurus sendiri. Mereka juga disediakan alat masak sehingga bisa memasak sesuai dengan keinginan mereka. Kami yang memasok bahan pangannya.
Namun untuk titik-titik pengungsian yang tidak kami kelola secara langsung, metode nasi bungkus memang tetap yang terbaik. Setiap pagi, siang dan malam mereka hilir mudik ke posko kami untuk mengambil jatah makan.
------------
Communicating good news in good ways
Ilustrasi ini mengingatkan
Reply to comment | SABDA Space - Komunitas Blogger Kristen
Feel free to visit my homepage :: PLD OM904 Repair
Reply to comment | SABDA Space - Komunitas Blogger Kristen
my website; pld Repair manual
Nungguin si smile komen
tentang mi sedap...
lebay
Buat Smile
hermeneutika mie sedap
------- XXX -------
Smile itu baek
Bermaksud halus membela nabi_palsu karena blognya diturunkan SF, sehingga perlakuan harus sama juga termasuk ke Purnawan. Begitu mungkin maksudnya.
Smile: Apa betul dugaan PlainBread?
Apa betul dugaan PlainBread? Kalau dugaan PlainBread salah harap dibantah.
Pak SF : Tidak benar sama sekali
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
@Smile Lebih duluan mana, anda atau Purnawan?
PB : anda bertanya saya menjawab
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
@Smile Saya bertanya?
PB, kasihan
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
@Smile Mahatma PlainBread
PB : apalgi?
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"