Di sepanjang jalan menuju lereng Gunung Lawu, di Tawangmangu, lokasi yang kami tinjau untuk sekolah alam, saya mendengarkan cerita dan kurikulum dari sekolah itu..
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
|
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace Asik-nya ber-cocok tanamDi sepanjang jalan menuju lereng Gunung Lawu, di Tawangmangu, lokasi yang kami tinjau untuk sekolah alam, saya mendengarkan cerita dan kurikulum dari sekolah itu.. Terbayang, puluhan tahun yang lalu, di sebuah SD Negeri di Jawa Timur, tempat aku bersekolah dulu. Sudah melakukan green school. Sekolahku SD Tanjunganom, mempunyai 6 ruangan kelas untuk kelas 1-6. Di belakang sekolah ada se-petak sawah, paling ujungnya ada sumur kecil. Jadwal tugas piket, bukan hanya menyapu kelas, menghapus papan tulis, namun ada jadwal lain, yaitu menimba air sumur, untuk di buang/dialirkan ke sawah, untuk mengairi. Bila jaman sekarang ngluku alias membajak sawah menggunakan traktor atau sapi/kerbau. Di sekolahku, murid-murid kelas 5, di minta masuk ke sawah, yang sudah nyemek berair. baris dari barat ke timur, wah asik bener. main lumpur, dorong-dorngan, pura-pura kepleset sambil tarik temen njebur lumpur.. SERU POL.. Setelah membajak sawah dengan main lumpur, beberapa hari kemuadian, kami di ajarin menanam padi. Dengan memakai sebilah bambu yang di tandai, kami menancapkan padi-padi muda. Panen, juga saat yang paling menyenangkan, dengan menggunakan ani-ani (jenis pisau kecil kayak ketam). Bukan sabit, karena sabit berbahaya bila buat main-an anak-anak. Cara menggunakan ani-ani gampang-gampang susah. Jari tengah jari kelingking dan ibu jari akan menari-nari cekatan. Bila sudah panen, di jemur, lalu di injek-injek, ngiles padi sambil guyonan, tiada hari tanpa canda riang, asik-nya masa kecil Seingat-ku tidak ada pekerjaan memupuk yang kami laku-kan, entah kalau itu di lakukan oleh orang-orang besar :p Pengalaman indah yang sekarang sudah tidak di dapat-i lagi di sekolah. Ketika saya bercerita kepada guru kurikulum sekolah, langsung di sambut senang.. ternyata sudah ada tho sekolah alam pada jaman dahulu.. Ketika Clair kecil, ada acara pengenalan dengan alam, setiap hari minggu pagi, di Tawangmangu.. Sekitar 5 tahun lalu kalau tak salah ingat. Segera aku daftarkan tuk mengikutkannya. Padahal waktu itu aku belum berani nyopir ke jalan berkelok dan sempit meski sudah biasa jalan solo-semarang, solo-jogja, tapi solo tawangmangu masih lum berani coba. Aneh kan? Karena acara-nya tiap minggu pagi, ya mau nggak mau mesti berani nyetir ke Tw lah.. Sekolah alam, semoga segera terwujud-lah.. mengulang masa indahnya.. bersama-sama para sohib kecil ^.^ Tuh photo Clair kecil Karunia Tuhan sunguh luar biasa.. Sang Khalik membuat segalanya sempurna 4 user menyukai ini
|
cabe rawit
Salam ci Joli.
Membaca blog ini saya jadi teringat bibit cabe rawit yang sempat saya semai bulan yang lalu.Bibit itu bertumbuh subur dan sudah mencapai tinggi sekitar 5 cm ketika saya tinggalkan.Tapi syukurlah istri saya juga hobi jadi sudah ditanganinya.
Bertani adalah salah satu cita-citaku yang belum kesampaian,ha ha ha ha
@joli: ayo ....maju terus
Sayang generasi sekarang banyak yang tidak melirik sektor pertanian
padahal pekerjaan sebagai petani mempunyai beberapa kelebihan yaitu:
1. Bertani itu menyehatkan karena dibutuhkan pembakaran kalor yang terus menerus (alias kemringet hehehe) jadi gak perlu fitnes atau latihan badminton otomatis udah sehat, udah kerja masih diberi bonus sehat. Mungkin karena ini adalah pekerjaan yang dicanangkan sejak manusia pertama kali keluar dari eden.
2. Karena udah sehat dengan sendirinya maka anggaran untuk kesehatan(baca:untuk olah raga) jadi tidak diperlukan lumayan bisa berhemat
3. Diperlukan keahlian (alias bisa menjadikan kita mempunyai Profesionalisme dalam bidang ini ,gak kalah dengan bidang yang lain). Saya pernah ngobrol ngalor ngidul sama beberapa orang petani baru tahu ternyata diperlukan perhatian khusus dan njlimet (rumit) untuk mengelola tanaman . Dari mulai cara melihat cuaca untuk perencanaan tanaman yang akan dtanam(biasa disebut mangsa baca: mongso) cara memilih bibit yang unggul, pengolahan tanah, teknik pengairan , teknik pemupukan , pengendalian hama, pengendalian gulma,menjaga kesuburan tanah, cara pemanenan yang benar, pasca panen,demikian siklusnya terus berulang. .Ada banyak yang harus dipelajari, gak cukup cuman dengan ngobrol ngalor ngidul. Harus learning by doing
4.Tersedia sumber rekreasi alami , kadang bisa piknik naik sapi/kerbau, kadang bisa piknik naik traktor, kadang bisa main dilumpur (keceh), kadang bisa nongkrong digubug sambil nyeruput wedang Teh ,hemm...yumi, Melihat hijaunya tanaman ..sueeger rek.
5. Nafsu makan meningkat tajam..setelah bekerja keras (macul) maka makan pakai lauk apapun di sawah rasanya wuuihh nyamleng, mak nyus, sedap, nikmat,..... pokoke bikin ngiler. Gak perlu ke resto mahal untuk makan enak, gak perlu perangsang makan untuk makan lahap.
Tetapi hasil pertanian di indonesia setiap luasan 1 hektar nya masih termasuk rendah dibandingkan negara lain seperti malaysia&jepang, di negara kita cuman 2 -8 ton per Ha ,tetapi dikedua negara tersebut bisa mencapai 15 sampai 20 t0n/Ha .
Ayo maju terus pertanian indonesia........plok plok plok .....salut deh buat yang mau mendirikan sekolah alam.
....Kutitipkan bangsa dan generasi ini Padamu...hehehehehe