Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Munir Sang Perkasa
KETIKA saya mengomentari tulisan seorang teman yang membuat syair lagu untuk almarhum Munir SH dan sudah masuk dapur rekaman dengan judul album Nyanyian Merah, saya menuliskan puisi untuk Munir di akhir komentar saya. Beliau sangat menyukai puisi ini dan di share kan ke pesbuknya dan beberapa tempat lain, dia juga berharap saya menyebarkan puisi ini.
Sedikit mengenang Munir SH bahwa dia adalah seorang pejuang HAM yang gigih dan berani walau sosoknya kerempeng. Namun Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial dan mantan Koordinator Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) kelahiran Malang 8 Desember 1965 ini, wafat dalam usia relatif muda, 39 tahun, dalam penerbangan menuju Amsterdam, 7 September 2004 lalu dalam rangka melanjutkan studi program master (S2) di Universitas Utrecht, Belanda.
MUNIR SANG PERKASA
Aku ingin belajar pada ketegarannya
Ketegarannya dalam berbicara
Tentang kebenaran nurani
Tentang kebenaran sejati
Tentang rakyat yang tak takut mati
Tentang pemimpin yang mengerti hati
Dari balik bayang-bayang sepi
Munir menghentak pagi
Menerjang gemuruh ombak
Berdiri dalam pekikan badai
Tak perduli karang menghantam
Dari kegelapan kami memandangmu
Mencoba mengurai jejak darahmu
Munir telah pergi bersama mentari
Munir telah pergi menuju arah mata angin
Munir telah pergi meninggalkan sudut bumi
Pergilah berjalan
Perjuanganmu masih panjang
Dan akan berpindah dari hati ke hati
Untuk menebarkan benih kebenaran
Munir yang perkasa
Tumbuh menjadi senjata
12 September 2010
Semoga Bermanfaat Walau Tak Sependapat
Illustrasi : static.rnw.nl
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
- Tante Paku's blog
- Login to post comments
- 2954 reads
Munir oh Munir
Dipuji namun juga dibenci
Bisik-bisik para petinggi beberapa partai nasional
"Syukurlah dia mati, toh bukan kita yang bikin"
itu hanya satu dari sedikit hal, di mana
Beringin dan Banteng tersenyum walau tertunduk
Munir oh Munir
Berdarah Arab bercampur Jawa
Pastilah engkau berdarah Muslim
Didukung sepenuh hati dan dompet oleh gereja
Untuk bisa bersekolah ke luar
Tapi dibunuh oleh seorang non-muslim
yang mendapat perintah dari seorang
yang katanya muslim
Ketika politik semakin kotor
Agama dan suku tidak jadi penghalang
Yang ada hanyalah kepentingan
Siapa presidennya sewaktu engkau tewas, Munir?
Ah, engkau jangan diberikan pertanyaan lagi
Beristirahatlah dengan tenang
Tanggapan dari istri Munir
Apa yang telah PB sampaikan adalah "misteri Munir" yang belum ada jawaban kepastian secara hukum. Agama dan politik bagai dua mata uang yang tak beda nilainya.
Seorang teman blogger yang bernama Odi Shalahuddin mengirim PM ke saya dan menuliskan kabar yang berkaitan dengan puisi di atas :
"Sip deh. Puisinya dah dibaca Suci Wati (Istri Munir). Komentarnya. Thanks ya.. bagus banget…."
Seperti kata PlainBread, Munir, beristirahatlah dengan tenang.
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
TST
Katanya kalo di Indonesia, apa yang belum ada jawabannya secara hukum sudah bisa diartikan TST, tahu sama tahu.
Kak suci dan Munir itu orang baik, kak suci orangnya tabah juga. Tapi yah begitu, kata orang NKRI itu sudah harga mati. Artinya kalo gak setuju yah anda mati. Begitu katanya lagi.
Munir ke Sorga atau ke neraka ya?
Soalnya, kamatiannya benar-benar bisa diperhitungkan sebagai mati martir, mati demi membela kebenaran dan keadilan.
@KEN
Menurut teologi pembebasan, ada dua macam kemartiran, pertama adalah martir dalam mempertahankan imannya dan yang kedua martir dalam memperjuangkan orang-orang tertindas dan teraniaya.
Setahu saya martir nggak masuk neraka.
Dari jurang yang dalam aku berseru kepadaMu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku!
Munir ke Sorga.
Walau sama-sama tidak tahu kehidupan Munir setelah kematiannya, jika Ken bertanya soal ke Sorga atau Neraka, maka saya akan lebih memilih beliau ke Sorga saja.
Bahkan saya mengharapkan rekan-rekan yang ada di SS ini bisa masuk ke sorga semua, kita bisa KOPDAR tanpa dibatasi waktu dan iuran ha ha ha.....
Setuju ngga Ken?
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
Resliberta dan TP: Setuju!
Munir masuk sorga!
Ada yang tidak setuju?