Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Rasul Yesus memang "keras kepala"
Kalau kita nengok sebentar kisah perjalanan hidup para rasul Yesus, apa yang mereka kerjakan pasca menerima curahan Roh Kudus (Kisah 2:1-4) , kita akan menemukan fakta bagaimana nekatnya para murid Yesus itu. Seolah tidak memikirkan akibatnya, mereka terus saja nyerocos memberitakan injil, sementara pada waktu itu Mahkamah Agama rupa2nya sudah memberikan ultimatum bahwa ajaran Yesus adalah SESAT, sehingga para pengikutnya seperti dikasih label " BOLEH DIBUNUH ".
Kepenuhan Roh Kudus bagaikan bara atau sekam dalam jiwa mereka, yang dengan lantang ngomong soal Yesus dan pengajaran-Nya. Kuasa Allah bekerja secara luarbiasa, Roh Kudus menyatakan manifestasinya dengan melakukan banyak tanda dan mujizat yang mencolok mata, sehingga pada hari itu juga 3000 an orang menyerahkan diri untuk percaya kepada Tuhan Yesus dan minta dibaptis.
Yesus mengajarkan bahwa barangsiapa malu mengakui nama-Nya di hadapan manusia, maka Yesus juga akan malu mengakui orang tersebut (sebagai umat-Nya) di depan Sang Bapa.
Matius 10:32,33
Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."
Sabda Yesus tersebut dapat menjadi suatu dilema bagi orang Kristen yang tidak penuh Roh Kudus. Kalau memberitakan injil takut digebukin, kalau tidak memberitakan injil, nantinya Yesus akan menyangkalinya di depan Sang Bapa. Sama-sama pahit. Hanya kepenuhan Roh Kudus yang sanggup melawan rasa takut kepada manusia (dalam konteks pertama).
Nah, khan?
Bagi sebagian orang mungkin akan merasa nyaman duduk diam di rumah tanpa beban untuk bicara soal Yesus: "yang penting aman,..." katanya. Tetapi Petrus dkk memiliki hati yang begitu berkobar-kobar untuk memberitakan injil, dan sebagai akibatnya kuasa Tuhan menyertai pemberitaan mereka.
Wahyu 21:8
Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."
Jika kita mengetahui seseorang berada di jalan yang sesat, namun kita tidak berani mengingatkan dia, bahwa jalannya salah, maka orang itu akan mati dalam dosanya, namun darahnya tertanggung atas kita.
Namun di bawah matahari, Muji banyak melihat orang Kristen yang model beginian:
Salam,
- mujizat's blog
- Login to post comments
- 8453 reads
bang Muji
Penginjilan ( Yang menceritakan tentang Yesus kepada orang lain ) janganlah dijadikan suatu beban di dalam kehidupan. Apabila kita tidak pernah menceritakan Yesus kepada orang lain, maka kita dapat dikatakan belum menginjili. Apakah pandangan tersebut benar ? Tentu salah total.
Ingat saudaraku bang Muji.....Kita adalah surat Kristus yang dapat dibaca oleh semua orang.Orang dapat membacanya melalui perbuatan kita. Dengan perbuatan kita yang dihasilkan dari iman di dalam Yesus, maka perbuatan kita sehari - hari dapat menjadi penginjilan yang amat sangat luar biasa.
Penginjilan dengan kasih. Silahkan klik di sini
Saya harap bang Muji membaca link yang telah saya berikan.Semoga bang Muji mendapatkan berkat dari link tersebut.
Apakah yang terpenting di dalam hidup ini ?
5p Arta
Shalom,
Menurut Muji, ada baiknya kita meneladani Yesus dan para rasul-Nya.
Yesus menginjil dengan antara lain:
Petrus dkk menginjil juga tidak berbeda dengan gurunya, Yesus Kristus, dan sebagai hasilnya: 3000 orang bertobat (KIsah 2:41-43), dan bahkan ada imam Yahudi yang bertobat.
Yuk kita lihat sepak terjang Filipus (Kisah 8:4-8)
Mereka yang tersebar itu menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil. Dan Filipus pergi ke suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu. Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Nah, kita lihat perbuatan baik apa yang dilakukan para rasul Yesus itu?
Tersenyum kepada semua orang (unjuk gigi) ?
Bagi-bagi supermie?
Menolong bencana alam?
No, no, no,...
Mereka memberitakan injil, mereka ngomong injil, dan Tuhan meneguhkan pemberitaan itu dengan tanda-tanda ajaib.
Saya sudah membaca Link yang Anda sarankan, link sdr Hizkia.
Salam,
http://rohsuci.com
Tani Desa
@Muji
Muji : Sabda Yesus tersebut dapat menjadi suatu dilema bagi orang Kristen yang tidak penuh Roh Kudus. Kalau memberitakan injil takut digebukin, kalau tidak memberitakan injil, nantinya Yesus akan menyangkalinya di depan Sang Bapa. Sama-sama pahit.
Ngak juga lah bang Muji, asal jgn dipaksa saja orangnya. emang enak saja sembarang gebuk orang. Saya sering menceritakan siapa Yesus di temen2 yang berlainan kepercayaan. Kalo mereka percaya yah..syukur deh.. kalo ngak.. yah ngak apa2.. yg penting saya sudah mengakui (memberitakan) namaNYA didepan orang2 yang belum mengenalNYA.
GBU
Huanan
@Huanan, napa ngak ambil fasilitas sorga?
Shalom,
Yesus ngak cuman ngomong, tapi Yesus bertindak "memperagakan" kuasa Allah.
Lihatlah ketika di perkawinan Kana, dan banyak mujizat lainnya. Kalau yesus ngomong doank, emangnya orang2 ngak bete ?
Tetapi adanya mujizat menimbulkan harapan baru bagi orang sakit, dan menimbulkan rasa lapar dan haus untuk mempelajari bagaimana sampai terjadinya mujizat itu, sehingga orang mulai menggali kebenaran Firman Tuhan.
Yuk kita belajar dari langkah Yesus dan para rasul.
Yesus PENUH ROH KUDUS dahulu, baru menginjil. Karena penuh Kuasa Allah, maka Dia menginjil dengan kuasa Allah.
Sebelum pulang ke rumah Bapa, Yesus berpesan kepada para murid-Nya agar menunggu dulu di Yerusalem, hingga mereka menerima kuasa dari tempat tinggi (Roh Kudus); mereka patuh, mereka menunggu, mereka dipenuhi Roh Kudus, mereka menginjil dengan kuasa Allah.
Kekeliruan kebanyakan kristen saat ini adalah melupakan atau mengabaikan atau berhenti berharap untuk menerima Kuasa dari Tempat Tinggi. Banyak yang (mungkin) mengira, setelah ber "ilmu tinggi" sampai-sampai menyandang gelar S3 Theology, sangkanya itu akan menobatkan banyak orang. Memang bisa "YA" bisa "TIDAK" dan Muji sangat setuju bahwa Sekolah Theology itu sangat baik, karena selama beberapa semester mahasiswa "direndam" untuk menggeluti Firman Allah. Tetapi jika melupakan kuasa Roh Kudus, jika berhenti mendapatkan Kuasa Allah - menurut Muji - mereka tak ubahnya ahli Taurat........ !!!!!!!
Nah, ini stimulus Muji, mudah2an Anda mau menangkapnya baik-baik.
Salam,
http://rohsuci.com
Tani Desa
Setuju dengan 5p Arta
Saya sangat setuju dengan apa yang dikatakan 5p Arta, bahwa pengijilan yang paling efektif adalah melalui perbuatan sehari-hari.
Ketika orang lain melihat kehidupan kita yang sesuai dengan pengajaran yang kita dengar, maka orang2 akan tertarik dan terinspirasi untuk mengenal kebenaran yang kita hidupi. Kalau kita lihat hari2 ini, dalam hal mempraktekkan kasih, justru dari agama lain (baca: Budha Tsu Chi) yang lebih kelihatan.
Saya ada teman yang bekerja di Yayasan Tuna Netra, dia bilang bahwa setiap minggu dari yayasan Budha Tsu Chi memberikan bantuan ke mereka, baik dana maupun benda. Ada juga saya dengar anak seorang hamba Tuhan yang harus operasi di Singapore karena sakit keras, dan membutuhkan biaya sampai ratusan juta rupiah, tetapi ternyata bantuan justru datang dari Yayasan Budha Tsu Chi, bukannya dari Gereja (?)
Lalu dimana Kekristenan yang sesungguhnya hari ini? Mengapa tidak ada lagi seperti yang terjadi di jaman Kisah Para Rasul, yang mana orang2 percaya menjual miliknya untuk dibagi2kan kepada yang membutuhkan?
Orang2 Kristen sekarang ini banyak yang sibuk meperdebatkan mana yang lebih benar, lebih tahu, lebih pintar dan lebih hebat (baca: banyak jemaat) tetapi lupa mempraktekkan kebenaran yang sudah didengar. Akibatnya Kekeristenan sekarang ini tidak lagi berdampak bagi masyarakat.
Bukan saya katakan semua orang Kristen seperti itu, tetapi kebanyakan. (jangan tersinggung ya, tapi kalo merasa baguslah.. he he he)
Jadi ayo kita mulai dari diri kita sendiri, dan jangan mengharapkan perubahan itu dari orang lain atau dari keadaan.
Di dalam Dia tersembunyi segala Harta Hikmat dan Pengetahuan
God bless u
Melvin
@Melvin Silittonga, kenapa Kristen ngak seperti dulu?
Shalom,
Mengapa Kristen ngak seperti dulu?
Dahulu, Kristen membagi-bagi harta miliknya.
Dahulu, Kristen menginjil dengan mujizat dan tanda-tanda penyertaan Allah?
Napa sekarang tidak?
Mengenai hal itu sudah saya jawab di posting sebelum ini dan sebelum ini, yaitu DISINI, dan DISINI.
Mengenai pendeta yang sakit, Muji sudah sering bahas. Intinya, sekelas pendeta itu harusnya mendoakan orang sakit, dan bukannya membebani Jemaat untuk membawanya berobat (maaf, sangat kerass).
Kalau soal berbuat baik dengan membagi-bagi rejeki, "orang yang tidak mengenal Allah-" pun biasa melakukannya. Tetapi Yesus tidak mengarahkan murid-Nya ke ranah tersebut, malainkan ke wilayah Kuasa Allah. Itulah yang seharusnya membedakan Kristen dengan orang yang tidak mengenal Allah.
"untuk memurnikan emas, maka emas harus dipanaskan sampai suhu tinggi tertentu, lalu unsur-unsur lain mulai lepas, dan jadilah ia emas murni. dipanaskan menimbulkan rasa sakit, tetapi jika si emas melompat keluar dari perapian, ia tetaplah emas yang tidak murni, tetapi jika ia tetap bertahan dalam proses pemurnian, maka jadilah ia emas murni"
http://rohsuci.com
Tani Desa
@Muji, Kekristenan bukan hanya bicara kuasa
Justru inti Kekristenan itu adalah Kasih (1Yoh.4:8), bukan Kuasa, sekalipun kuasa dibutuhkan, tetapi bukanlah hal yang utama.
Karena kalau melihat kembali kepada Yesus, bahwa Dia melayani karena dorongan "Belas Kasihan" (Mat. 9:36 ; 14:14; 15:32; 18:27; 20:34; Mark. 1:41; 6:34; 8:2; Luk. 7:13; 10:33; 15:20). Dan masih banyak lagi ayat yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan kepada orang lain haruslah atas dorongan kasih, karena sia2 kita memiliki kuasa yang hebat serta memberi dengan luar biasa apabila tidak didasari oleh kasih (1Kor. 13:1-13).
Justru kuasa yang dinyatakan disana sebenarnya adalah tambahan (baca: untuk meneguhkan pemberitaan tersebut),
Markus 16
16:20 Merekapun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.
Jadi kalau menurut saya, kuasa dan tanda2 mujizat itu bukanlah hal utama, tetapi pemberitaan Injillah yang paling utama.
Karena kalau kita cuma bicara bahwa penginjilan yang efektif hanyalah apabila disertai dengan tanda2 mujizat (seperti nama anda ya...), yang bukan kristenpun bisa melakukannya. Dukun, Paranormal, Orang pintar dll juga bisa melakukan mujizat.
Rom. 14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
Sekalipun dikatakan di 1 Kor 4:20 Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.,
Tetapi hal ini bukanlah menyatakan bahwa kita memberitakan injil harus dengan kuasa (baca: mujizat), tetapi lebih merupakan kuasa/kemampuan untuk hidup dalam kebenaran.
Di dalam Dia tersembunyi segala Harta Hikmat dan Pengetahuan
God bless u
Melvin
@Mujizat, anda dan Kiem adalah model Kristen sejati?
Mujizat:
Bagi sebagian orang mungkin akan merasa nyaman duduk diam di rumah tanpa beban untuk bicara soal Yesus: "yang penting aman,..." katanya. Tetapi Petrus dkk memiliki hati yang begitu berkobar-kobar untuk memberitakan injil, dan sebagai akibatnya kuasa Tuhan menyertai pemberitaan mereka.
Namun di bawah matahari, Muji banyak melihat orang Kristen yang model beginian:
Minie:
Di SS (juga termaksud di bawah matahari) yang saya simpulkan dari "penginjilan" yang dilakukan oleh anda dan teman satu roh anda yaitu Kiem serta Tonypaulo adalah sebagai berikut:
1. Menginjili dan mengajarkan kalau aliran kharismatik tingkatannya lebih tinggi dari protestan. Anda bahkan melambangkan protestan sebagai SD dan kharismatik sebagai SMA.
2. Mengajarkan bahwa minum obat dan ke dokter adalah tindakan tercela karena tidak punya iman berharap pada Tuhan.
3. Anda juga mengajarkan bahwa jika seseorang mati karena menderita penyakit, maka orang itu meninggal dalam keadaan berdosa.
4. Anda juga menginjili dan menjanjikan kalau anda dan orang-orang yang mengikuti ajaran gereja anda tidak mungkin sakit sampai akhir hayatnya.
5. Kiem mengajarkan kalau jemaat tidak akan terbentuk jika jemaat tidak berbahasa roh.
6. Kiem juga mengajarkan kalau Roh Kudus yang diluar aliran Kharismatik itu tidak Ajaib dan Supranatural seperti Roh Kudus dalam gereja kharismatik.
7. Kiem mengatakan kalau tidak di babtis selam, maka tidak punya hati nurani yang baik seperti milik Kiem, dan akhirnya karena salah baptis akhirnya masuk neraka.
8. Semua perempuan, termaksud Nabiah dan Pendeta wanita serta pemimpin pujian yang berkelamin perempuan semuanya masuk neraka kalau berani mengajar dan memimpin laki-laki.
9. Tonypaulo mengajarkan kalau berani mengkritik Benny Hinn si Nabi Palsu adalah karena hatinya diliputi benci.
Dll.......
Menurut Mujizat, yang kayak beginian ini termaksud orang Kristen model yang gimana?
hakim n terdakwa
kalo yang minie sebutin keknya bukan cuma di ss kq min.. xixixixi...
kalo teo liat, banyak tipe orang kek gini :
ga ada kasih karunia, ga ada toleransi, ga ada belas kasihan dari orang-orang kristen.. yang ada cuma tuntutan, "karena g bisa, elo juga kudu bisa"; tuduhan, "karena loe ga seperti g, maka loe salah, n ga punya iman"; penghakiman, "karena loe berbuat seperti A, maka loe pasti dosa, loe harusnya lakuin B." karena standard yang dipakai adalah diri sendiri.. setau teo, orang yang berlabel kristen, kebanyakan kek gitu..
suka banget jadi hakim.. yang laen semuanya terdakwa..
no offense, bukan nyindir sapapun, cuma faktanya kek gitu menurut teo..
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
minie & teo,... konflik kepentingan
Shaloom,
minie:
1. Menginjili dan mengajarkan kalau aliran kharismatik tingkatannya lebih tinggi dari protestan. Anda bahkan melambangkan protestan sebagai SD dan kharismatik sebagai SMA.
......... dst
Muji:
Kalau Minie baca baik2 kekristenan awal dan pengajaran Yesus serta surat2 para rasul, mungkin Minie akan paham orang Kristen macam apa yang Yesus harapkan terbentuk.
Petrus (rasul) dibaptis Roh Kudus, penuh Roh Kudus, berkotbah dengan berapi-api, dan Tuhan Yesus menyertai dengan tanda2 ajaib.
Stefanus (bukan rasul) juga mirip2 , beliau dibaptis Roh Kudus, penuh Roh Kudus, kotbah dengan bersemangat, setia sampai mati, dan Tuhan Yesus menyertai pelayanan Stefanus dengan tanda2 ajaib.
Protestan itu baik, mengenalkan orang2 pada pribadi Yesus, namun belum memasuki ranah kuasa Allah sebagaimana sudah jelas digambarkan di kitab Injil, sementara itu kharismatik mau belajar (walau mungkin masih tertatih-tatih) untuk menemukan pola kekristenan awal, yaitu mulai belajar soal pelayanan dengan kuasa Allah dan tentang karunia Roh Kudus. Muji bukan bermaksud katakan bahwa kharismatik lebih baik, namun ini soal kesediaan gereja untuk "kembali ke qitoh" atau pattern awal. Protestan pun, bahkan semua orang yang ingin jadi Kristen sejati, tanpa pandang "merk" gereja, semuanya bisa belajar untuk kembali kepada kekristenan awal, asalkan mau merendahkan diri dan hati di hadapan Tuhan untuk setiap pembaruan yang perlu.
Baiklah Minnie, Muji tunjukin beberapa ciri kekristenan awal, antara lain:
1. Mereka BERTOBAT lalu DIBAPTIS, dengan baptis selam. Jadi ada pertobatan yang mendahului baptisan. Karena di fase inilah "Perjanjian Baru" dimulai
2. Mereka dibaptis Roh Kudus. Pendapat sdr Kiem tidak salah koq.
3. Mereka melayani dengan kuasa Allah (ini bukan pengajaran Muji, tetapi kata Alkitab loh,..)
Memang mungkin saja tidak semua orang Kristen awal mengalami (point 3) namun tentu ada yang mengalami. Semisal suatu kawanan jemaat di Korintus kek, Efesus kek , at least ada yang mengalami (1) dari (3) dan menurut keyakinan Muji, untuk pelayan setingkat Gembala setidaknya mengalami (1,2,3).
Pola kekristenan mulai berubah sepeninggal rasul2 Yesus (silahkan cari literatur berimbang soal Sejarah Kekristenan) , kapan mulai ada ide2 baptis percik dsb, mungkin Minnie bisa mulai dari zaman Konstantin dst dimana Baptisan Roh Kudus menjadi sangat bias (kabur pengertiannya) yang tentu saja dengan berbagai implikasinya, antara lain bahwa mujizat (peragaan kuasa Allah) menjadi sangat jarang terjadi.
Adalah kebesaran TUHAN ketika tiba saatnya ada "hujan akhir" (baca kitab Yoel soal hujan awal dan hujan akhir) dimana Tuhan kembali mencurahkan Roh-Nya di akhir zaman sehingga gereja2 (yang welcome) mulai memperhatikan kegerakan2 Roh Kudus,...
Ah, ... jadi panjang ceriteranya Minnie,
Segini dulu,..
@Teograce,
Terkadang suatu teguran, bahkan ajakan, terdengar seperti sebuah penghakiman. Disinilah diperlukan kebesaran hati dan sikap mau merendahkan diri di hadapan Tuhan.
Duabelas orang Efesus, yang sepertinya eks murid Yohanes Pembaptis, mereka merendahkan hati menerima pembaharuan lewat rasul Paulus, lalu rasul ini berdoa dan ke duabelas orang Efesus pedalaman menerima Baptisan Roh Kudus dan Berbahasa Roh.
Namun ada juga yang "ngeyel" dan menghujat pekerjaan Roh Kudus itu (ayat 9).
Ternyata, dulu pun ada juga orang2 tertentu yang ngeyel, bukan hanya sekarang ya grace,...
Salam,
Tani Desa
ah label
haha.. apa yang muji sampaikan itu udah jelas banget, standard yang muji pakai yah standard muji.. saya pikir sah-sah ajah muji bilang kharismatik lebih baik, sama seperti sah-sah ajah saya bilang injili lebih baik.. cuma kadang.. orang-orang tertentu begitu memaksa.. "kalau tidak sesuai dengan pandangan saya, maka Anda keliru, Anda salah, saya harus memberitahukan (read:memaksakan pendapat saya), supaya Anda tidak sesat.." point-point yang dimasalahkan yah pasti seputar hal-hal klasik bahasa roh, baptis, kehendak bebas, nama Allah, dst.. maka benar sekali Firman Tuhan yang mengatakan, setiap orang benar dalam pandangannya sendiri.. untuk memecah orang kristen, tidak perlu menghina mereka, cukup biarkan mereka berantem sendiri ajah.. beres..
Terkadang suatu teguran, bahkan ajakan, terdengar seperti sebuah penghakiman. Disinilah diperlukan kebesaran hati dan sikap mau merendahkan diri di hadapan Tuhan.
itu betul.. tapi saya mo katakan, sebagai orang yang sering bertemu dengan orang berlabel kristen, orang berlabel kristen itu sok tahu.. sekali pandang ajah udah menghakimi kq.. penghakiman bukan cuma dikatakan.. contoh gampang, ada seseorang yang datang ke gereja, orang ini mengenakan celana pendek, dan sandal jepit, lantas orang-orang memandang heran dan berpikir dalam hati : "kenapa orang ini memakai sandal jepit, dan celana pendek, tidak punya sopan santun, bertemu Tuhan kq begitu.." itu ajah udah penghakiman.. contoh lainnya, ketika komsel, ada seorang ibu yang bercerita : "saya sulit nih, pembantu saya ganti mulu.. sekarang saya tanpa pembantu, saya berdoa Tuhan menolong saya mencari pembantu", dalam hati orang-orang berpikir : "cari pembantu ajah pake acara berdoa", "manja amat, ga pake pembantu udah ngeluh", "bilang mo cari pembantu, mo pamer, g nih ga punya pembantu ajah bisa.."
orang-orang dengan label kristen pinter jadi hakim, rata-rata mereka ga punya belas kasihan..
kenapa saya mengatakan ini? karena itu fakta.. orang kristen pertama yang saya temui adalah mama saya.. dan orang berlabel kristen yang pertama saya jumpai adalah papa saya.. selanjutnya saya sedikit sekali bertemu orang kristen.. dan saya banyak sekali bertemu dengan orang berlabel kristen..
kristen? ah.. label.. label.. bila tanpa belas kasihan.. label.. bila orang tersebut menyebabkan orang lain membutuhkan banyak belas kasihan dari Tuhan, sehingga orang lain harus berkata, "cukup Tuhan kasih karuniaMu untukku".. label..
ah... label...
makanya mengaku sebagai kristen itu begitu berat tanggungjawabnya.. meskipun buat sebagian orang keliatannya enteng-enteng ajah tuh ..
maap yak om, numpang ngoceh-ngoceh.. pas sih.. hoho..
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
teograce, anda benar dalam beberapa hal
teo:
haha.. apa yang muji sampaikan itu udah jelas banget, standard yang muji pakai yah standard muji.. saya pikir sah-sah ajah muji bilang kharismatik lebih baik, sama seperti sah-sah ajah saya bilang injili lebih baik.. cuma kadang.. orang-orang tertentu begitu memaksa.. "kalau tidak sesuai dengan pandangan saya, maka Anda keliru, Anda salah, saya harus memberitahukan (read:memaksakan pendapat saya), supaya Anda tidak sesat.." point-point yang dimasalahkan yah pasti seputar hal-hal klasik bahasa roh, baptis, kehendak bebas, nama Allah, dst.. maka benar sekali Firman Tuhan yang mengatakan, setiap orang benar dalam pandangannya sendiri.. untuk memecah orang kristen, tidak perlu menghina mereka, cukup biarkan mereka berantem sendiri ajah.. beres..
Muji:
Tidak sepenuhnya, grace.
Muji belum memahami sepenuhnya kehendak Tuhan, napa kekristenan alami masa2 "kelam" (refer to church's history) as Muji told before.
Muji kutip statement Muji sebelum ini:
[quote]
Baiklah Minnie, Muji tunjukin beberapa ciri kekristenan awal, antara lain:
1. Mereka BERTOBAT lalu DIBAPTIS, dengan baptis selam. Jadi ada pertobatan yang mendahului baptisan. Karena di fase inilah "Perjanjian Baru" dimulai
2. Mereka dibaptis Roh Kudus. Pendapat sdr Kiem tidak salah koq.
3. Mereka melayani dengan kuasa Allah (ini bukan pengajaran Muji, tetapi kata Alkitab loh,..)
[ end of quote ]
Ketiga ciri tersebut memang "tidak kita dapati" pada gereja2 di era kelam, namun secara gamblang tersirat di Alkitab, dan dialami / dilakukan oleh kristen awal jadi itu bukan standard Muji, tetapi standard Alkitab. Muji hanya "setuju" pada standard Alkitab khususnya dalam ketiga point tersebut, grace,....
teo:
orang-orang dengan label kristen pinter jadi hakim, rata-rata mereka ga punya belas kasihan..
Muji:
Setuju. Karena itu yang lebih penting adalah menjadi Kristen sejati (penurut ajaran Kristus yang diantaranya ajarkan soal belas-kasihan). Puas dengan label kristen doang (sementara ngak mau memakai ajaran Kristus) identik "bunuh diri" (masih harus diterjemahin)
teo:
kenapa saya mengatakan ini? karena itu fakta.. orang kristen pertama yang saya temui adalah mama saya.. dan orang berlabel kristen yang pertama saya jumpai adalah papa saya.. selanjutnya saya sedikit sekali bertemu orang kristen.. dan saya banyak sekali bertemu dengan orang berlabel kristen..
kristen? ah.. label.. label.. bila tanpa belas kasihan.. label.. bila orang tersebut menyebabkan orang lain membutuhkan banyak belas kasihan dari Tuhan, sehingga orang lain harus berkata, "cukup Tuhan kasih karuniaMu untukku".. label..
ah... label...
Muji:
Puji Tuhan. Saat ini orang2 yang tergerak "mencari Tuhan lebih sungguh" tidak selalu berlatar belakang sempurna, seperti Anda ungkapin mengenai ortu grace. Jadi, kesempurnaan latarbelakang tidak bisa menjadi tolok ukur mengenai "keberhasilan" seseorang mencari Tuhan.
Justru hal itu menunjukkan kebesaran Tuhan yang mengangkat kita dari lingkungan berlumpur ,...
Btw,... label tidak penting, namun kekristenan sejati, semangat untuk mencari perkenan Tuhan lebih sungguh sebagai sesuatu yang keluar dari dalam itulah yang lebih penting.
Bagian kita adalah menjaga agar "api" itu tidak meredup, namun terus berkobar membakar banyak orang.
Salam hangat,
Tani Desa
wondering
Tidak sepenuhnya, grace. --> ini merefer ke mana yah om?
maksud saya standard itu gini om.. by the way, saya ga nunjuk ke om secara pribadi lho.. saya cuma melihat ajah.. rata-rata begitu.. tapi om jawabin seolah-olah yang saya omongin itu om.. jadi tak enak.. :p hohoho...
soal standard, jelas ada doktrin dan konsep yang berbeda antara injili dengan karismatik.. mungkin yang paling kentara tentang bahasa roh.. ada orang-orang yang ngekeh, kalo ga bisa bahasa roh brarti lum terima Roh Kudus, didoain ditumpangin tangan kudu terima.. ada orang-orang yang ngekeh, kalo ga baptis selam, ga sah.. masing-masing ada pegangan alkitabnya.. tapi alkitab yang sama mengajarkan hal-hal yang ditangkap secara berbeda..
contoh simple : standard orang injili secara umum : baptis itu sah, asal dalam nama Bapa Putra dan Roh Kudus.. standard orang orang kharismatik biasanya (orang-orang sekeliling saya kek gini nih) : harus selam, kalo ga ga sah, harus baptis ulang, dst. itu yang saya maksud dengan standard diri sendiri.. toh masing-masing ada landasan alkitabnya.. n ga ada ujungnya juga.. karena hal-hal seperti ini bukan untuk dinegosiasi..
masing-masing merasa yakin dan benar dengan doktrinnya.. itu yang saya maksud dengan standard pribadi. alkitab itu otoritas tertinggi, mutlak, tapi interpretasinya toh pake akal budi manusia.. itulah standard manusia.. mungkin lantas om bilang : "yah pake hikmat dari Tuhan donk", yah iyah.. lalu hikmat yang seperti apa.. semua juga bilangnya pake hikmat.. di sini nih masalahnya. "saya yakin saya pake hikmat, karena saya pake hikmat Tuhan, berarti ente salah.." mulai deh.. standard diri sendiri, dijadikan standard alkitab, dan dipakai untuk menghakimi..
itu lah masalahnya dengan orang-orang yang punya label kristen.. including me i guess.. saking merasa benarnya, merasa perlu juga memberi tahu hal-hal yang benar ke orang laen, sampe orang laen itu terima..
hahaha... i wonder if God smiles when people called christian arguing about the bible.. could He be saying : "oh you guys, are so silly..", seperti orang tua melihat anaknya rebutan permen n berantem.. *menghayal..*
-Faith is trusting God, though you see impossibility-