Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Musa yang Bingung dan Gadis-Gadis Bodoh
Disclaimer: Ini bukan Musa yang di Alkitab. Jadi jika Anda tidak suka dengan sumber non-Alkitab, tak perlu merepotkan saya dengan membaca blog ini.
Kontraindikasi: Tidak cocok untuk kalangan karismatik, armenian dan fundamentalis; biasanya menyebabkan bingung.
Lama tak berjumpa sang kekasih itu menyakitkan. Repotnya Sang Kekasih kadang ditunggu-tunggu lama tak datang-datang. Dalam Kidung Agung, dikisahkan bagaimana Sang Adinda bertelanjang kaki ke luar peraduan, mencari-cari ke mana perginya Kakanda. Ia dicegat peronda, ia dipukul dam selendangnya dirampas. Ngapain Adinda keluyuran? Mengapa tak sabar menunggu Kakanda?
Dalam Injil, dikisahkan ada dua macam gadis yang menunggu, lima gadis bijaksana membawa pelita berikut minyak cadangan, sementara lima lainnya bodoh, hanya membawa pelita namun tidak membawa minyak cadangan.
Apa yang terjadi ketika Yang ditunggu tak kunjung datang? Sang kekasih, dalam Kidung Agung, pergi ke luar dan mendapati dirinya disalah mengerti dan dilukai. Sementara dalam Injil, para gadis ketiduran dan yang tidak membawa cadangan, mendapati pelitanya hampir padam. Gadis yang bodoh ini pun kecewa, karena ketika mereka pergi membeli minyak, pintu telah ditutup dan mereka kehilangan kesempatan.
Mengapa minyak harus dibeli kepada penjual minyak? Mengapa kelima gadis bijaksana tidak berbagi minyak cadangan mereka kepada kelima gadis bodoh? Bukankah di bagian lain Injil, Yesus mengajarkan untuk memberi dan berbagi? Mengapa dalam urusan minyak, Gadis Bijaksana TIDAK memberi/berbagi minyak kepada gadis yang bodoh?
KISAH NABI MUSA A.S.
Suatu ketika Musa a.s. memohon kepada Allah swt. untuk menunjukkan kepadanya salah satu sahabat Allah, dan sebuah suara menjawab:
"Pergilah ke sebuah lembah dan di sana engkau akan menjumpai seorang yang dicintai, orang terpilih, yang menempuh Jalan (pencapaian)!"
Musa pun pergi dan menjumpai orang tersebut, berpakaian compang-camping, dikerubuti berbagai serangga dan binatang melata lainnya.
Musa bertanya, "Dapatkah aku membantumu?"
Laki-laki tersebut menjawab, "Utusan Allah, bawakanlah aku secangkir air, karena sangat haus!"
Ketika Musa kembali dengan membawa air, ia menemukan laki-laki tersebut terkapar
sekarat. Ia pergi mencari potongan baju untuk membalutnya. Ketika kembali, ia justru
melihat tubuh laki-laki tersebut dilahap seekor singa padang pasir.
Musa sangat tertekan dan menangis:
"Engkau Yang Mahaperkasa dan Maha Mengetahui, Yang mengubah lumpur menjadi
manusia. Sebagian menjadi penghuni Surga, lainnya harus disiksa, satu bahagia yang lain menderita. Ini lawan asas yang tidak dapat dimengerti oleh siapa pun."
Kemudian muncul suara dari dalam diri Musa:
"Orang ini telah bergantung kepada Kami untuk minum dan kemudian berpaling dari
kepercayaan itu. Ia bergantung kepada Musa untuk makanannya, percaya pada perantara.
Ia telah bersalah karena meminta bantuan dari yang lain setelah puas dengan Kami ..."
Hatimu senantiasa melekat sendiri dan makin melekat lagi pada keinginan. Engkau harus
tahu bagaimana menjaga hubungan dengan asal-usulmu ...
(Aththar An-Nisaburi, dalam kitab Ilahi-Nama,
Jalan Sufi
Reportase Dunia Ma'rifat oleh Idries Shah
Judul asli: The Way of the Sufi, Penterjemah Joko S.
Kahhar dan Ita Masyitha
Penerbit Risalah Gusti, Cetakan Pertama Sya'ban 1420H,
November 1999)
Minyak hanya boleh didapat dari Penjual Minyak. Segala kenyamanan, segala rasa aman, segala rasa puas, segala yang dibutuhkan roh manusia, harus didapat langsung dari Sang Sumbernya. Para Kekasih Allah harus menanti-nantikan kedatangan-Nya dengan api yang menyala-nyala, dan api itu harus dihidupi dari minyak yang berasal dari Allah sendiri. Siapapun bersalah jika mengalihkan ketergantungan kepada Allah ini menjadi ketergantungan kepada yang lain selain Allah.
Meyakini Soli Deo Gloria? Boleh-boleh saja. Tapi itu minyakmu berasal dari mana? Dari Sang Penjual Minyak? Ataukah minyakmu itu berasal dari manusia? dari buku? dari kertas? dari gambar? dari patung? dari laptop? dari seks? dari konsep-konsep? dari slogan-slogan? dari prinsip-prinsip?
- Yohanes Paulus's blog
- Login to post comments
- 4843 reads
perawan dan mempelai pria
Salain perintahNya untuk wise (sensible, intelligent, and prudent), saya masih lebih tertarik menganalisis: perawan (virgin) dan mempelai pria.
Menterjemahkan virgin/parhtenos sebagai gadis (ind) cenderung menyesatkan, seorang gadis (belum menikah) belum tentu virgin. Kalau yg dimaksudkan perumpamaan sebagai perawan (belum pernah intercourse) apakah ada makna alkitabiahnya?
Tapi yang lebih menarik lagi adalah mempelai pria. Walaupun tidak tersurat, tapi perumpamaan itu memaksudkan hanya ada seorang mempelai pria. Karena kalau ada 10 mempelai pria, tentu akan ada 5 mempelai pria didalam pesta perkawinan yang memble aje, atau akan adu jotos rebutan virgin.
Kalau begitu, Tuhan Yesus no problem terhadap polygami.
Tapi di ending perumpamaan, pada akhirnya sang mempelai pasti datang, walaupun tidak jelas kapan waktunya, tapi di sepanjang usia para virgin yang menanti. Karena sudah 2 ribu tahun tak datang, ratusan generasi mati berganti, tak datang juga... what's the problem?
No man is a man who does not make the world better
Akhir jaman tapi belum pengadilan terakhir
Banyak pengkotbah zaman yang menafsir perumpamaan ini adalah suatu keadaan yang terjadi di akhir dunia. Namun penafsiran ini menyisakan kebingungan: mempelai pria ada satu, kok gadisnya banyak? Jika mempelai perempuannya adalah gereja, maka ada 1 mempelai perempuan untuk berpasangan dengan 1 mempelai pria, yaitu Yesus. Namun jika para gadis ini adalah gereja, lho kok ada 5 yang sukses masuk dan 5 gagal dan tertinggal di luar? Lagipula di cerita itu kesepuluh gadis itu adalah tim penyambut, dan bukan calon mempelai, jadi siapakah kesepuluh gadis itu?
Masyarakat pada masa Yesus hidup di dunia adalah masyarakat yang memahami waktu sebagai berjalan siklis (yang ada akan ada lagi, yang mati akan diganti yang lahir dst, musim berganti, segala sesuatu meluruh untuk kemudian diperharaui lagi dan begitu seterusnya). Perumpamaan ini adalah perumpamaan tentang akhir jaman. Namun tidak harus dipahami sebagai kejadian yang terjadi di akhir dari akhir jaman.
Tidak ada yang tahu kapan datangnya akhir dari dunia ini. Jadi yang ditunggu-tunggu oleh para gadis bukanlah kedatangan Yesus kedua kali untuk menjalankan pengadilan terakhir. Pada kedatangan Yesus yang kedua, orang kristen menyambut sebagai kesatuan, sebagai tubuh kristus yang satu, dan bukan sebagai sepuluh gadis.
Yang ditunggu-tunggu para gadis adalah kedatangan dalam arti berbeda. Pada saat seseorang dilahirkan kembali, ia menjadi mampu melihat kerajaan Allah, ia menjadi mampu melihat perbedaan antara kerajaan Allah dengan dunia, menjadi mampu melihat keberdosaan dirinya. Ia kemudian menyadari bahwa ia tidak cocok lagi tinggal dalam tubuh fana, dan tak sabar ingin cepat-cepat meninggalkan tubuhnya dan menyusul sang kekasih dalam kekekalan.
Pada saat dilahirkan kembali, masing-masing indvidu ini menerima pelita dari Allah dan juga Minyak dari Allah. Individu ini harus membeli minyak dari Allah. Pelitanya gratis namun minyaknya harus beli dari Sang Penjual Minyak. Setelah dilahirkan kembali, seorang individu dibukakan matanya akan keberdosaannya, ia menjadi tahu apa yang dikehendaki Allah dan apa yang tidak dikehendaki Allah, karena setelah ia dilahirkan kembali, ia menerima Roh Allah. Jadi ada gap, ada kejomplangan, ada jurang yang harus diisi: roh nya sudah roh dengan standar Allah, namun tubuhnya masih tubuh keberdosaan. KEsenjangan inilah yang harus dijembatani, diisi, dipenuhi dengan minyak, dan minyak ini harus dibeli, harus dibayar harganya.
Orang yang telah dilahirkan kembali, lalu menyadari buli-buli yang kosong dan harus diisi, ia segera bekerja keras membayar harga agar ia mendapat minyak dari Sang Penjual Minyak. Dalam penantian, minyak bisa habis. Para Gadis harus terus-menerus menjaga cadangan minyaknya.
Para gadis yang kehabisan minyak kadang akan berkata kepada gadis yang punya minyak: "Tolong doakan saya, saya dalam kekeringan rohani yang amat sangat."
Musa yang bingung, berusaha menolong namun justru menjerumuskan. Gadis yang bijaksana akan menolak memberikan minyak. "SOrry, kamu harus beli minyakmu sendiri, segera hubungi Roh Kudus, dan bayar harga untuk mendapat minyaknya."
Saya memahami Roh Kudus sebagai Sang Penjual Minyak, sementara banyak pengkotbah banyak yang memahami roh kudus itu adalah si minyak. Makanya ada pendeta yang di atas mimbar membagi-bagi minyak, dan ada yang mengibas-ngibas jaket membagi-bagi roh kudus*
Temen saya yang muslim bilang: "ati-ati sama barang gratis".
Kita tahu barang gratis dan barang murah sangat mungkin kualitasnya abal-abal, atau mungkin oplosan, mungkin palsu dan bahkan beracun.
i stand corrected
upss ... ane ceroboh, membaca pager ayu sebagai pengantin
Dikaruniai Allah dg pelita saat lahir baru, dan perlunya jaga stok minyak dari Roh Kudus adalah makna mendalam alkitabiah yang tersirat.
Bagaimana model pager ayu, yang menanti, tapi langsung tertidur, toh nunggu rame2. Nggak nyalain lampu, ngirit, baru dinyalain setelah dipanggil. ('kikir' mode on).
No man is a man who does not make the world better
SabdaSpace memang diberkati
SabdaSpace memang diberkati. Tempat ini didatangi kembali oleh para naga yang biasanya bersembunyi dibalik mega.