Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
i bet You're smiling up there, God
Christian.
Siapakah mereka? Orang yang ingin menjadi serupa dengan Kristus.
Tapi kebanyakan orang Kristen/non Kristen mengalami kekecewaan ketika berhadapan dengan orang Kristen.
Tanya kenapa?
Jawabnya mudah saja, karena Tuhan bukan memilih yang baik, tapi Tuhan memilih yang buruk.
Ga ngerti di mana logikanya Tuhan. Apa karena Ia begitu yakin dapat menjadikan yang buruk ini luar biasa baik bahkan mengalahkan yang terbaik sekalipun?
Atau karena perasaan bersalah Tuhan sehingga Ia memilih orang-orang buangan dunia ini. Mungkin pikir Tuhan, yang buangan kasihan, biar adil lah.
Siapa yang tahu selain Tuhan? Harusnya tidak ada.
Entah itu Tuhan yang memilih, entah bukan. Sebenarnya saya masih tidak mengerti esensi tingkat urgensi dan kepentingannya di mana. Armenian dan Calvinis. Who cares. Saya akan buat aliran sendiri aja. :p
Semua orang merasa dirinya yang paling benar. Udah ga terhitung puluhan kotbah yang mengatakan gereja ini lah doktrinnya keliru, gereja itu lah tata ibadahnya salah.
Kalau dibilang, semua orang juga bilang Alkitab yang jadi standardnya. Ga ada yang mo ngaku ato merasa tuh kalo mereka ga sesuai dengan Alkitab. Dan sampai sekarang saya masih ga ngerti masalahnya dimana.
Kalau Alkitabnya sama, tapi tafsirannya beda, pasti orangnya donk yang salah. Salah satunya? Harusnya sih semua pihak yang menginterpretasi itu salah. Namanya juga interpretasi, sapa yang mo kasih nilai? Yang buat tulisan kan?
Nah pembuat tulisannya kan udah ga ada di dunia. Kalau mo tanya Tuhan atau Roh Kudus, rebet nanti konfirmasinya, soalnya nanti si A dengernya begini, si B dengernya begitu, ribut lagi d.
Paling seru kalo nonton kebaktian di gereja. Entah konser buat siapa. Giliran hari Minggu pada "senyum dan bermuka ceria..." , persis kek lagu sekolah minggu. Entah berapa banyak topengnya.
Semakin dewasa, semakin melihat banyak sekali topeng. Tapi entah kenapa ada kesan segala sesuatu yang tersenyum, segala sesuatu yang nadanya lembut, itu pasti kristiani sekali.
Kalau gitu, setan juga kalau senyum dan berkata-kata dengan lembut, agamanya kristen kali yah..
Saya masih ga ngerti kenapa bisa ada standard "ini kurang kristen" atau "itu lebih kristen". Mau lebih atau kurang, kalau ga precise masihkah bisa dibilang benar? Semua orang ngomong tentang standard. Standard kebenaran. Padahal semua standard kebenaran begitu sampai dalam bentuk interpretasi juga akan jadi kebenaran relatif.
Semua orang bilang "apa sih yang kamu ngerti". Oh iya, saya sih ga ngerti apa-apa. Tapi, setidaknya otak saya masih punya banyak space untuk dapat menampung ide-ide dan imajinasi tentang dunia ini dan Tuhan .
Kalau yang laen otaknya udah penuh sih apa boleh buat. Kaga muat. Yah kaga bisa disalahin juga. :p
Paling heran, kalau dibilangin, orang Kristen kaga boleh mikir macem-macem. Jadi pikirannya terbatas. Bilang Tuhan punya selera humor aja, dibilang kurang ajar. Saya ga ngerti, kenapa sosok Tuhan masih sosok yang jauh.
Dan saya ga ngerti kenapa pengalaman seseorang dijadikan tolak ukur suatu kebenaran. Apakah pikirnya, karena menurut dia Tuhan itu ga punya selera humor, menurut saya harus sama gitu? Terus di mana fun nya Tuhan menciptakan banyak manusia. Saya ga yakin Dia responnya sama buat semua orang. Apa biar ga cape, Tuhan buat model kaya template gitu kali yah? :p
Katanya manusia digambar serupa dengan Allah, emang sifat Allah cuma 1 doank? Masa saya harus menghafal sifat Allah yang ditulis di Alkitab karena itu yang sah? Mangnya masih SD lagi mo ulangan agama?
Setiap kali debat, nama Tuhan disebut, i bet You're smiling up there, God..or were You laughing?
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
- teograce's blog
- Login to post comments
- 6043 reads
Kurang kasih sayang
Ini blog dari orang yang kekurangan kasih sayang.
*ikon siul-siul*
*bukan sok tahu, tapi saya tahu karena pernah ngalamin*
really?
really? hahaha...
actually g ga berasa kurang kasih sayang sih.. tapi g berasa g orang yang demanding, idealis, dan terpenjara dengan standard yang g buat sendiri dari idealisme dan pemikiran g.. :D my problem would be acceptance and tolerance.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@teograce: Kekurangan
Supaya gampang ngeles, saya suka pake kiasan:
Seorang Syekh di Bagdad suatu hari didatangi orang kaya, yang memberinya sekantung uang emas.
"Wah banyak sekali. Ini uang kamu? Uangmu masih banyak lagi?"
"Ya ini uang saya. Saya masih punya banyak lagi dan uang ini saya berikan kepada Tuanku."
"Ow, uangmu banyak. Sebelum menerima uang ini aku mau tanya: Apa kau masih menginginkan punya lebih banyak lagi?"
"Ya tuanku. Aku berharap bisa punya lebih banyak."
" Wah bawa kembali uang ini. Kamu lebih membutuhkan dibanding aku."
@yohanespaulus
to be honest, otak g kaga nyampe untuk mengerti hubungan antara kiasan yang loe kasih sama apa yang g omongin. kiasan loe agak aneh menurut g. kenapa orang yang punya banyak uang yang pengen punya uang lebih banyak ingin memberi uang sama orang yang juga punya banyak uang. buat apa? menurut g ini sebuah cerita yang ga ada nilai moralnya.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@teograce: kekurangan
sori kalo ceritanya kusut. (padahal udah di-italic)
Si Syekh itu semacam biarawan pertapa, jadi Syekh ini biasanya miskin. Dia diberi uang oleh si Kaya. Tapi ternyata karena si kaya masih ingin kaya, jadi uang itu ditolak oleh Si Syekh.
Moral of the story. Keinginan untuk diterima, ingin dimengerti adalah tanda kekurangan. Barangkali Anda sudah menerima banyak perhatian dan kasih sayang dari orang lain namun masih kurang.
Kekurangan bisa karena 2 hal:
1. Memang kebutuhannya lebih banyak dibanding pemasukan, sehingga defisit. Misalnya akibat penderitaan yg panjang bisa menyebabkan kebutuhan perhatian yg banyak juga supaya pulih.
2. Ketagihan diberi. Jadi sebenarnya sudah menerima banyak, namun ketagihan "menerima".
BTW, Blog ini saja sudah mendapat perhatian dari 3 orang.
Mungkin Anda memang butuh lebih banyak dari yang diterima, sehingga kekurangan . Namun bisa juga you like the attention, sehingga berperilaku demanding.
Coba dicek ada yang benar atau tidak.
3 kata buat loe
g pikir syekh itu yg kek di komik2 ato cerita, sultan yang kaya gituu...
ga nyangka yah, cuma dengan posting tulisan di ss bisa dapet konsultasi psikologi gratis dari yohanes paulus. cuma 3 kata buat loe. sok tau loe. kalo loe bilang dulu loe pernah kek gini, yah itu kan loe.. don't judge too quick bro. g lebih suka dengan kalimat, tanda ketidakdewasaan dan tidak realistis. kalo loe tau rasanya jadi control freak or perfect freak, baru d loe ngomong lagi ma g. kalo kaga, sori man, you dont have a single clue.
g kaga maksud apa-apa dengan nulis di sini. udah lama aja ga nulis. iseng aja. ga dicomment juga kaga apa-apa. kalo semua orang yg nulis di sini itu orang-orang yang butuh perhatian, kasian banget donk semua yang ngeblog.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
ngalamin
Saya pernah ngalamin bukan sebagai obyeknya tapi sebagai pengamat. Sudah naturenya pengamat untuk sok tahu. Dari umpan baliknya ia lalu lihat, ooo salah to. Lalu ia coba lagi. Memang trial and Error. Dari input dan output nanti kelihatan makin benar atau makin ngawur.
Dengan Tuhan juga begitu. Kita trial and error dalam menebak apa maksud Kehendak Allah. Kita pikir maksud Tuhan begini, dijalani, eh salah ternyata begitu. Coba lagi eh begini salah ternyata begono. Makanya Yesus adalah Jalan. Musti dilakoni, baru kita jadi tahu.
ternyata
ternyata loe emang pinter ngeles aka ngemeng. harus belajar nih kek loe. setau g sih, pengamat itu bukan sok tau, tapi pingin tau.. kalo sok tau, ga akan jadi pengamat, orang udah merasa tau, yah kaga usah mengamati lagi.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
pengamat
kalo gw bilang gw pengen tau, kan ntar elu yg ngeles.
Jodoh
Sama-sama (pernah) kekurangan kasih sayang, sebaiknya saling menyayangi. Klop nih, kayaknya jodoh...
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
tau aja
Kok tau jodoh? Pengalaman pribadi ya?
@teo, "kebenaran itu mutlak"
Padahal semua standard kebenaran begitu sampai dalam bentuk interpretasi juga akan jadi kebenaran relatif.
ini pernyataan berbahaya dan subversif ! pada zaman SS masih dipenuhi pendekar cerdas mandraguna, pernyataan seperti ini pasti akan segera dapat hardikan yang keras. "kebenaran itu mutlak cing. kebenaran itu dipahami bukan diinterpretasikan."
gw juga berpendapat kebenaran itu mutlak, tapi interpretasi kebenaran itu memang relatif, karena perangkat memahami kebenaran itu berbeda-beda tiap orang. sejak gw menyadari bhw sodara gw yg buta warna TIDAK bisa melihat angka yang gamblang nyata tertera (bagi gw) di lembaran Ishihara Color Test, gw berkesimpulan bhw "kebenaran" akan dimaknai berbeda oleh tiap-tiap orang. sel-sel pengindra dan syaraf yang tak sama ditambah lagi dengan background pengalaman yang membentuk kerangka berpikir yang berbeda akan membuat tiap orang memahami "kebenaran" secara unik.
what we know is only a model of the world, not the world itself. everybody build his/her own model of the world (which for him/her IS THE world).
------- XXX -------
Standar
Speda motor punya 2 standar:
1. Standar ganda: motor jadi tegak, ajeg, tidak mudah rubuh, cocok jika hendak diparkir lama.
2. Standar tunggal: motor jadi miring, goyang-goyang, gampang ambruk, cocok jika untuk diparkir sebentar
Tumbuhan punya standar, yaitu deret bilangan fibonacci. Dengan standar ini, kita bisa memprediksi berbagai alur pertumbuhan tanaman, seperti berapa helai daun yg muncul, dan di mana munculnya. Tanaman tunduk pada deret fibonacci ini.
Dalam pengenalan akan Allah, orang kristen punya standar, yaitu Yesus Kristus. Mengapa begitu? Karena tak ada orang yang pernah berjumpa dengan Allah, maka tak ada yang punya pengetahuan sah tentang Allah. Namun Yesus pernah berjumpa dengan Allah. Bukan cuma berjumpa, malahan Yesus berasal dari Allah karena Yesus keluar dari Bapa.
Yesus ini pernah jadi manusia. Jadi dia bukan Allah sembarangan, dia Allah yang pernah jadi manusia. Yesus kemudian menjadi punya 2 pengetahuan: Pengetahuan tentang Bapa dan pengetahuan tentang manusia.
Trus bagaimana kita mendapat pengetahuan tentang Yesus? Dari informasi tentang Yesus di Alkitab, dan informasi dari orang lain. Informasi ini ada yang ngawur karena orangnya ngawur, ada juga informasi yang ngawur karena sayanya atau Andanya mencerapnya ngawur.
Dalam Yohanes 14:6 Yesus merumuskannya secara ringkas: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Sebagaimana tanaman bersusah payah tumbuh dengan tunduk pada deret fibonacci, demikian murid kristus bersusah paya hidup seperti Yesus telah hidup sebagaimana diceritakan oleh Alkitab dan kesaksian orang-orang sebelum kita.
Yesus menjadi model untuk kita benchmark (acu, rujuk). Ini bukan sesuatu yang muluk.
@ Guestx, Standar adalah rujukan
Dalam berbagai profesi / bidang keahlian punya standar. Misalnya profesi akuntan punya standar nasional PSAK dan standar internasional IFRS, trs profesi penilai punya standar nasional SPI dan internasional IVS. Tujuannya adalah untuk menyamakan prosedur dan persepsi para pelaku dalam profesi itu, bila tidak ada standar maka betapa kacaunya kegiatan-kegiatan dalam profesi itu, karena tiap pelaku akan berbeda-beda interpretasi terhadap suatu hal.
Alkitab harusnya digunakan sebagai standar / rujukan kebenaran, standar ini tetap dan tidak berubah. Untungnya, sudah sangat baik bahwa sebagian besar orang Kristen sudah mengakui Alkitab yang kanon itu.
Sedangkan interpretasi kebenaran bukanlah kebenaran itu sendiri. Celakanya banyak sekali interpretasi kebenaran yang diterima mentah-mentah dari para pendahulu-pendahulunya lewat doktrin2 yang diwariskan oleh gereja atau alirannya. Sungguh sangat disayangkan, bila banyak orang menganggap bahwa interpretasi kebenaran tanpa mau kembali ke standar.
Contohnya ajaran predestinasi, yang sudah jelas-jelas ngawur dan tidak sesuai standar, koq dianggap sebagai kebenaran sejati? Contoh lain yang masih hangat adalah ajaran si Jlwijaya “sekali selamat tetap selamat”. Udah jelas ngawur masih kekeh memerpertahankan keyakinanannya dengan argumentasi sepotong ayat. Orang yang tidak mau belajar seperti Jlwijaya akan kehilangan kesempatan untuk melihat kebenaran yang sejati.
Tetapi bila ada perbedaan interpretasi kebenaran maka sudah seharusnya semua pihak kembali ke standar, back to the bible. Karena tidak ada jaminan bahwa interpretasi kebenaran yang dianut selama ini sudah benar atau sama dengan standar. Tetapi periksalah selalu dengan standar. Pada akhirnya, interpretasi orang-orang yang mau belajar itu akan semakin mendekati dengan standar, yaitu Alkitab.
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
standard
mendekati dengan standard, itu kan tidak sama dengan standard. lalu gimana mendefine standard itu? oke standardnya bible. tapi menetapkan standard tanpa interpretasi, ga mungkin, karena alkitab tidak sedetail itu. mo bilang apa? denger suara Roh Kudus? sama juga, ujung2nya pasti ribut.
contohnya deh yang ga pake susah.
jangan mengingini milik sesamamu. (-> even ini ayat ga harfiah dan segeneral ini)
g ke mall, trus g liat baju, g pengen tuh baju, yah meskipun in the end g ga jadi beli. itu kan g sedang mengingini tuh baju. itu baru satu.. which standard are you talking about?
Contohnya ajaran predestinasi, yang sudah jelas-jelas ngawur dan tidak sesuai standar, koq dianggap sebagai kebenaran sejati?
ini yang g bilang kebenaran relatif.. buat loe a, buat si x b, buat si y c...
menurut g ga ada standard, even kalo ada pun, let say bible, standard itu ga bisa dijadikan sebagai suatu kebenaran yang dapat dimengerti sepenuhnya oleh manusia. standard itu akan jadi suatu standard yang cuma bisa dimengerti separuh separuh oleh manusia. karena syarat mendekati kebenaran yang standard itu pun ga ada yang tau.
cuma bisa kira-kira. dan kalo cuma bisa kira-kira masih bisa kah itu dinamakan standard?
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
aliran sesat
Jangan ikutin aliran sesat yang memistifikasi Alkitab.
Mending seperti saya aja: Tiap individu yang ingin jadi murid Yesus menjadikan Yesus sebagai standar. Supaya bisa menjadikan Yesus sebagai standar, orang ini musti mendapatkannya dari Alkitab dan dari kesaksian orang lain.
Jadi ada 2 tolok ukur dalam mengikuti Yesus:
1. liat resep (baca alkitab)
2. liat contoh (kesaksian orang lain)
Anda pernah beli buku masakan lalu mencoba resep? Pernah ga bertanya-tanya udah bener gak ya masakan gue. Resep kadang membingungkan.
Resep dan koki adalah sumber pengajaran masak-memasak yang saling mengoreksi. Ada koki yang sesat, dan ada resep susah diikuti.
g aliran g
satu hal. meskipun g mempertanyakan ini itu, mikir ini itu. tapi buat g alkitab itu tetap berisi kebenaran n user guide, dan keberadaan alkitab sangat3 penting. it's here for some reasons. g pasti liat bible untuk apapun. dan g ga mo terlalu liat pengalaman orang laen. g orang yang berpikiran kalo sosok Tuhan untuk setiap orang bukan sosok yang sama untuk tiap orang, g ga akan terima bulet-bulet kesaksian orang, karena itu pengalaman orang itu, bukan g.sebaliknya, alkitab ga pernah berubah. (at least dari g sd mpe sekarang jumlah kitabnya sama)
btw, g percaya pemikiran kita akan berkembang setiap saat. g ga mo stick ke suatu "aliran" tertentu, karena siapa yang tahu di masa mendatang apa yang akan g pikirkan.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@ Teograce, Kebenaran relative
Gue tidak setuju kl kebenaran dibilang relative. Alkitab mengajarkan mengetahui kebenaran akan memerdekakan manusia (Yoh 8:32). Bagaimana bisa kebenaran yang relative (yang tentu berbeda-beda) memerdekakan semua orang? Tidak masuk akal!
[ mendekati dengan standard, itu kan tidak sama dengan standard.]
Gue berkata "mendekati standar" karena realistic aza. Allah telah menciptakan dunia dengan aturan-aturan yang ditetapkan-Nya sendiri: Allah memercayakan kebenaran kepada orang yang mencari kebenaran. Dia berkata: “Carilah kebenaran”. (Mat 5:6).
Mendekati standar sudah cukup baik. Punya standar (mengakui dan menggunakan standar) pasti jauh lebih baik hasilnya dari pada tidak punya standar. Gak bs dibayangkan gmn kl tidak punya standar?
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@deta
makanya g bilang, begitu diinterpretasi, itu jadi kebenaran relatif. kalo menurut loe. interpretasi kebenaran itu tidak sama dengan istilah kebenaran relatif yang g bilang, yah maksudnya toh podo wae.. intinya kan mirip toh, kebenaran yang absolut itu adalah tanpa interpretasi. toh kalo loe ke gereja, loe denger kotbah, g yakin itu adahal hasil interpretasi, perenungan, dst.. pernah ga denger kotbah yang pengkotbahnya bilang : baik, saya akan menginterpretasikan kebenaran alkitab, trus ada disclaimernya : interpretasi bisa keliru. ga kan.. mereka akan bilang mereka menceritakan kebenaran alkitab. pake ayat ini itu. tapi yang mereka sampaikan apa lepas dari interpretasi? kan ga..
seperti yang g bilang tadi, gimana taunya interpretasi itu mendekati standard? kan g udah bilang tadi. terlalu abstract dan ga ada tolak ukur, n ga mungkin lepas dari interpretasi. sekarang tolak ukurnya apaan? pembuat alkitab? Tuhan? kan g udah bilang, kalo yg nulis, udah ga di dunia ini, kalo Tuhan, nanti si a bilang x, si b bilang y *heran Tuhannya 1, kq ngomongnya beda* g udah kasih contoh 1 ayat sederhana.
kalo mo ikutin jalurnya si yohanes paulus. kalo loe bilang carilah kebenaran, berarti loe disuru cari Yesus, karena kata Yesus : Akulah kebenaran. bukan apa, tapi siapa. *g ngomong2 lagi ngomong tentang apa, bukan siapa*
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@ Teograce, Kebenaran dalam Alkitab
Yang gue maksud bukan personifikasi kebenaran = Yesus. Tetapi kebenaran dalam Alkitab, yang disusun oleh gereja2 atau aliran sebagai DOKTRIN-DOKTRIN, yang pasti banyak dianut oleh para jemaatnya.
Udah gue contohkan: masalah predestinasi & ajaran sekali selamat tetap selamat adalah BUKAN ajaran Alkitab alias bukan kebenaran.
Kamu akan bilang: “Itu kan interprestasi elu !”. Coba perhatikan 2 pernyataan berikut:
1. Ajaran Jlwijaya: Orang beriman sekali beriman tetap beriman (sekali selamat tetap selamat) = tidak ada murtad atau hidup yang kekal diperoleh sekarang juga.
2. Orang beriman bisa murtad
Dua pernyaatan di atas adalah kontradiksi satu sama lain. Pasti salah satu nya yang benar. Kl bukan 1 ya 2, atau sebaliknya. Tidak mungkin dua2 nya benar atau setengah2 benar.
Nah, sekarang untuk tahu kebenarannya kita hrs kembali ke Standar kebenaran yaitu Alkitab. Gue sudah tunjukkan banyak ayat yang mendukung pernyataan 2. Lalu si Jlwijaya membela pernyataan 1 dengan menafsirkan seenak jidat nya !
Pertanyaan penting adalah apa perlunya mengetahui KEBENARAN dalam pernyataan di atas? Saya pernah membahasnya, pernyataan 1 sangat BERBAHAYA bila ternyata pernyataan 2 yang benar. Baca blog saya yang INI.
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
intinya cuma ego
come on deh det, you must be kidding me. kalo ga salah secara implisit loe bilang harus memahami komen lawan bicara. g liat loe ada usaha memahami omongan g juga kaga ada. masa loe mo bilang klo loe itu kaga melakukan interpretasi waktu loe baca bible? menurut loe orang laen salah n loe yang bener aja udah interpretasi. interpretasi terhadap kemampuan loe memahami alkitab secara komprehensif. ga ada orang yang bisa memahami alkitab 100%. loe yakin loe sebenar itu?
n please jangan bilang g sepaham ma si jlwijaya. g ngomong gini bukan gara2 1 paham. g cuma berusaha melihat loe n dia secara objektif.
perdebatan loe sama aja kq sama perdebatan yang mana yang bener : calvinis n armenian. intinya sama, cuma mo bilang kalo pihak yang laen itu yang salah. ga pernah kepikirankah sama loe, semua ini bukan masalah siapa yang bener n siapa yang salah. bukan masalah apa yang bener n apa yang salah. g yakin kaga ada ujian theologi di sorga, kaga ada yang lulus kalo ada tuh ujian. *though God might surprise me and telling me that i was wrong* setiap perdebatan itu intinya cuma satu kq, ego. soalnya kebenaran tidak akan berubah meskipun semua orang di dunia menyangkalnya.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
always between you and god
kata simbah teresa dari kalkuta "it's always between you and god"
Dalam urusan menegakkan kebenaran, ada 2 parameter karangan saya:
1. penting gak sih mempertahankan kebenaran?
2. penting gak sih mempertahankan damai sejahtera dalam hati?
Jaman dahulu kala. Saya pernah mimpin ribuan orang menuju resiko cedera dan maut. 2 pertanyaan di atas jadi parameter tiap kali saya mengisi bensin ke botol membuat molotov. Tiap saya mengayun bambu menghajar helm brimop di Semanggi.
Penting gak sih menolak dwifungsi ABRI? Gimana kalo temen-temen saya ini banyak yang mati?
Jangan lagi Indonesia dikelola secara militeristik. Jangan ada lagi ada DOM di Aceh. Jangan ada lagi perbudakan pertanian paksa di lampung dan kalimantan. jangan adal lagi perempuan timor timur di-suntik KB paksa. Karena kebenaran ini penting, maka saya merasakan damai sejahtera bahwa kekerasan yg saya lakukan adalah benar dan tidak melanggar kasih.
Namun adakalanya kemarahan berubah jadi kebencian, atau saya tersadar menikmati kekerasan dan kebencian itu. Damainya jadi hilang, dan berarti saya sudah keluar dari kebenaran dan musti bertobat dan kembali mencari damai itu.
Kebenaran harus ditegakkan namun upaya penegakan kebenaran tidak boleh mencederai damai sejahtera.
@ Teograce, masa lalu
Bahwa ada orang yang berdebat demi ego TIDAK membuktikan bahwa saya berdebat karena ego kan? Seperti kamu bilang jangan cepat2 menilai orang.
Gue jelas paham posisi mereka, karena dulu saya meyakini doktrin predestinasi. Entah kenapa dulu gue meyakini predestinasi >> mungkin karena enak didengar ditelinga.
Tapi hampir 20 tahun kemudian, ndak terasa sudah tua nii....
Kian banyak baca Alkitab, kian banyak merenung koq ajaran predestinasi kian NGAWUR dan tidak konsisten dengan banyak ajaran Alkitab. Serta tidak sinkron dengan perjalanan hidup sbg orang Kristen yaitu hidup oleh iman.
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@deta : so?
ok. jadi loe kenapa berdebat? ingin orang laen kembali dari jalan yang "keliru"? tapi loe ga bisa kan membuktikan kalo loe lepas dari interpretasi dan loe 100% memahami alkitab?
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@ Teo, ah gak gaul lu
Aduh lu nanya apaan sih? Kayak jaksa aja lu.
Kenapa gue harus membuktikan bahwa gue sudah lepas dari interpretasi ? Ada hadiahnya gak? Hahaha..
Elu tahu dari mana gue sudah paham Alkitab 100%, koq gue malah gak tahu? Hahahaha...
Kayaknya dari tadi gue ngomong berbuih-buih, masuk kuping keluar dari mulut deh.. hahaha..
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
namanya juga usaha
Elu tahu dari mana gue sudah paham Alkitab 100%, koq gue malah gak tahu? Hahahaha...
g nanya kalee.. makanya ada tanda tanya di belakangnya..
loe ga harus membuktikan apa2 ke g.. namanya juga orang usaha.. nanya.. dijawab sukur.. kaga dijawab sukur juga...
Kayaknya dari tadi gue ngomong berbuih-buih, masuk kuping keluar dari mulut deh.. hahaha..
ga nyangka g loe bisa baca pikiran.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
ego
Orang yang hidup oleh iman tidak punya ego lagi.
I wil
I want
I feel
adalah ego.
Ketika orang telah mati bersama kristus, 3 aku di atas sudah mampus. Mati namun merdeka, karena ia sudah dibebaskan dari penjara keakuan dirinya sendiri. Inilah yang disebut sebagai orang yang lembut hati. Artinya sudah tak ada lagi kekerasan menolah kehendak Allah. Akunya hilang, dan smuanya tinggal pikiran Kristus saja.
@deta, standar kebenaran vs standar profesi
gw sependapat : interpretasi kebenaran bukanlah kebenaran itu sendiri.
perdebatan antara berbagai ajaran/doktrin, para ahli dan pembelajar Alkitab tentang kebenaran mana yang dimaksud dalam Alkitab adalah perbenturan antar interpretasi. sayangnya, masing-masing penganut aliran menempatkan interpretasinya sebagai kebenaran itu sendiri.
meskipun sama-sama menyandang label standar dan acuan, Alkitab sebagai standar berbeda dengan standar yang dikenal dalam organisasi profesi atau bidang keahlian. standar profesi lahir dari KESEPAKATAN komunitas profesi tersebut, sementara Alkitab adalah KETETAPAN dari luar komunitas penggunanya. jelaslah standar profesi lebih mudah dipahami dan lebih mudah diterima dibandingkan dengan "standar kebenaran".
berbeda dengan standar profesi atau suatu bidang keahlian yang memiliki domain yang terbatas sehingga bisa dirangkumkan dalam serangkaian manual yang ditulis secara sistematis oleh panel/ komisi ahli, 'standar kebenaran' dalam Alkitab menyangkut teritori yang tak jelas batasnya, mulai dari asal muasal alam semesta hingga kesudahan dari bumi dan langit yang kita kenal dimampatpadatkan dalam cuplikan wahyu langit, puisi, kidung cinta, andung-andung (ratapan), surat etc oleh sejumlah utusan langit, raja-raja, nelayan-cum-rasul, ahli kitab, tabib yang menulis tanpa chief editor yang memastikan koherensi dan konsistensi kompilasi tersebut. (kecuali kalau 'Inspirator' tunggal - menurut Paulus - dibalik semua tulisan itu boleh dianggap sebagai editornya).
dalam standard profesi atau bidang keahlian, ambiguitas atau multi interpretasi akan diminimumkan dengan cara memberikan definisi tentang terminologi dan konsep dll yang digunakan dalam manual tersebut. ini tidak terjadi di Alkitab. (cnth : apa yang dimaksud dengan 'anak manusia', 'baptis', 'menggenapi hukum Taurat' ?). dalam 'standar kebenaran' Alkitab, orang dengan mudah bisa menemukan ayat yang mendukung dua hal yang sama sekali bertolak belakang (ini pernah ditulis oleh Plain Bread dlm sebuah komentar di blog SS, tp gw gak ketemu lagi). orang bisa saja bilang "pahamilah keseluruhannya, jangan sepotong-sepotong", tapi itu tetap saja akan menghasilkan munculnya doktrin yang berbeda-beda, karena ambiguitas yang inheren di dalam manual standard kebenaran ini akan menghasilkan 'racikan pengajaran' yang beda rasa, beda wujud.
pernah gw berpikir betapa indahnya jika Tuhan 'mau belajar' dari para ahli yang menyusun standar profesi kemudian menurunkan "new manual" (fully revised, completely edited and enlarged edition), krn segala sesuatunya akan menjadi jauh lebih jelas. tp, gw sudah sadar itu cuma harapan kosong manusia tolol kayak gw. kalau gw mau mengikuti dan menjalankan apa yang BAGI GW gamblang dan benderang diajarkan Alkitab yang ada saat ini , mungkin hidup gw jauh lebih damai dan bermakna dan berujung pada kekekalan.
soal interpretasi kebenaran Alkitab yang "debatable", gw sih serahkan pada ahli kitab saja; mereka belum tentu sepenuhnya betul, belum tentu sepenuhnya salah, dan gw gak harus ikut salah satunya. itu adalah interpretasi mereka masing-masing. sama seperti orang butawarna yg dipaksa bagaimana pun tak akan mampu membedakan warna tertentu karena keterbatasan sel-sel batang di retina, sebagian org (gw salah satunya) harus mencukupkan diri dgn memahami Alkitab bagian yang "jelas-jelas" saja (hehehe...ini juga relatif ya). mudah-mudahan tentang bagian yang "jelas-jelas" itu tak ada standar yang disalahpahami. sementara para ahli kitab belum sepakat tentang mana yang "common standard", gw cuma bisa berdoa agar dikaruniai juga apa yg dijanjikan oleh Tuhan bagi orang Israel yaitu "Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka (Yer 31:33)".
------- XXX -------
standar profesi dan standar dl alkitab
oot: KHUSUS KALANGAN (profesi) SENDIRI
Tujuan psak, ifrs dan standar profesi lainnya: adalah mengamankan kepentingan pengguna jasa profesi itu.
Bila dikatakan pemberi jasa itu auditor, akuntan, atau apraisal, merupakan pelaku atau pelaksana standar, shg ada kesamaan prosedur dan persepsi. Maka bisa dikatakan manusia adalah pelaku atau pelaksana standar kebenaran dalam alkitab. Sehingga dirasa perlu ada kesamaan persepsi diantara manusia hamba2 Allah.
Siapa pengguna jasa standar kebenaran Alkitab?
No man is a man who does not make the world better
@ Manguns, Tujuan standar
Tujuan standar tentu untuk kepentingan semua pihak: pelaku, pengguna dan masyarakat.
Pelaku supaya tidak terjerat hukum, pengguna dan masyarakat supaya tidak dirugikan.
Pelaku standar bertujuan melindungi dari tuntutan hukum dari pihak yang dirugikan oleh pengguna jasa. Tahun ini baru keluar UU No. tahun 2011 tentang Akuntan Publik, disitu Akuntan yang melakukan pelanggaran diancam pidana penjara paling lama 5 tahun. Tentu bila sudah mematuhi standar, seyogyanya tidak akan melanggar aturan yg ada dan otomatis tidak merugikan pihak pengguna.
Dalam konteks standar kebenaran: pelakunya adalah pengajar (orang yg suka ngajar) / pendeta dan penggunanya adalah jemaat.
I Timotius 4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
opini dan ajaran
Karena situs ini blog, agak sulit meski bukan mustahil, untuk membedakan
1. mana opini
2. mana ajaran
Sebagai intelektual exercise, kebebasan beropini penting untuk dilindungi. Sementara untuk ajaran, boleh saja dilakukan sebagai intelectual exercise, namun tertutup di kelas-kelas akademik teologi. Entah statusnya bagaimana kalau ditulis di bog, spekulasi teologi dianggap ajaran atau opini?
@DT beda pendapat itu rahmat, iya opo ora?
Nope, sy masih (bisa berubah) berpendapat standar (dan juga kode etik) -yg adalah bikinan profesi sendiri- disusun semata-mata utk mengamankan kepentingan pengguna jasa profesi tsb. Diproklamasikan o propesi sendiri utk menarik prospektif user, ....promosi cari duit gituuu. "ayo... marilah ....pakailah jasa kami .... nggak mahal kok .... dijamin anda puas ... jaminan mutu ....krn melalui standar yg tinggi (selangit) ..."
Pelaku atau profesi diasumsikan/dianggap sudah -tahu, paham, ahli-. dibuktikan melalui prsoses sertifikasi -dididik, dilatih, praktik, uji-. Gaya profesi menjadikan standar sbg tameng saat dituntut pengguna yg dirugikan, adalah perilaku tukang obat pinggir jalan atau dukun palsu. Menjadikan standar profesi sbg alat perlindungan profesi adalah merendahkan martabat profesi itu sendiri. Dunia semakin berekmbang kompleks, standar harus dikembangkan sekian langkah kedepan mengantisipasi ... semata melindungi user.
UU adalah human law atau hukum negara/publik, yg secara umum bilang: kalau kamu langgar apa yg kamu proklamasikan (standar/kode etik) .. nih hukumannya.
for me: Standar kebenaran alkitab, pelakunya adalah orang beriman, penggunanya adalah Allah.
Nah ... ilustrasi standar profesi dan standar alkitab ... ternyata kompleks juga khan ....
No man is a man who does not make the world better
@ Manguns, Standar buat siapa?
Hehehe.. diamana-mana biasanya pihak yang bikin sesuatu aturan (standar) yang akan memihak pada kepentingan mereka sendiri lho.
Dalam persepektif saya sbg pelaku profesi, standar lebih melindungi PELAKU PROFESI daripada pengguna jasa (yang professional dan beretika). Terutama dalam keadaan sekarang ini.
Standar profesi dibuat untuk menjaga profesionalisme yang tidak boleh melanggar UU manapun. Yang pada prakteknya justru tidak berpihak pada pengguna, karena pengguna pada umumnya punya interest lain demi kepentingan mereka, bahkan sering menjurus ke pelanggaran hukum. Ketika pengguna minta sesuatu yang melanggar, saya bisa bilang “Tidak bisa begitu pak, karena standar bilang begini!”. Kl udah gini, biasanya pengguna gak bisa ngomong lagi deh.
Soal kepentingan PENGGUNA, sudah dilindungi oleh semua UU yang terkait dengan pelanggaran itu, bila ada. ( sekalipun ketika standar belum ada / belum sempurna). Jadi tidak perlu UU tentang profesi itu yg biasanya br muncul belakangan. Lalu ketika standar dibuat, standar tetap harus tunduk pada UU yang berlaku di Indonesia.
Lalu apa tujuan UU profesi itu dibuat? Yaitu untuk lebih menjamin pelaksanaan standar, artinya lebih menjamin kepentingan / kelangsungan hidup profesi yang profesional dan beretika tadi itu.
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@manguns
Tadinya saya pikir Manguns ini pendekatannya sosiologis. Ketika bahas ekonomi, dia ga bahas ekonomi murni tapi ekopol (ekonomi-politik) alias politik ekonomi. Ketika bahas sesuatu, bukan sesuatu itu sebagaimana seharusnya, tapi sebagaimana dipraktekkan orang. Ternyata nggak begitu.
Ternyata Manguns pake pendekatan ekonomi yang value oriented, yaitu yang user friendly. Mugah-mudahan memang begitulah trend sekarang ini. Barang siapa tidak user friendly dan tidak value oriented, pasti bangkrut. Sekarang bukan jamannya Yahweh yang main paksa, membully bangsa Israel supaya mereka mengidap stockholm syndrome, alias ikatan batin antara penculik dan yang diculik.
Etika profesi boleh saja dibuat untuk menuruti kepentingan pelaku profesi itu. Namun ini sudah ga sesuai jiwa jaman. Profesi yang mau langgeng survive berkesinambungan, mau hidup panjang, musti value oriented dan user friendly.
Alkitan sebagai standar, memang tidak user friendly hehehe. Alkitab itu canggih. Alkitab itu era kejayaan Motorolla dan Erickson tahun 80an akhir-90an awal. Penerapan Alkitab sebagai standar bersifat mendua, seolah demi kepentingan orang banyak, tapi ternyata prakteknya lebih untuk kepentingan ahli-ahli Alkitab.
Kita butuh standar yang lebih userfriendly. Tidak berarti standar yang saya maksud itu derivatif/turunan dari Alkitab. Tidak begitu. Namun sesuatu standar yang lebih simpel, namun lebih tinggi dari Alkitab. Apa hayoo??
@guestx
satu hal yang paling g demen dari seorang guestx, adalah cara penyampaiannya yang menyenangkan. kalo di ss masih dipenuhi pendekar cerdas mandraguna, mo dihardik yah monggo... it's teograce-ism. that's what i think, dan ini pemikiran g..
kebenaran relatif :
4+4=8 -> kata orang mutlak.. tapi gimana kalo diganti environmentnya jadi basis 8 ato basis 9 dst?
btw, g cuma pengen nge-babble.. that's it.. itu tujuan ngeblog kan.. to write something on your thought?! however, g ga gitu merasa apa yang loe omongin sama apa yang g tulis beda.. keknya cuma beda dikit aja. i don't think the differentiation is that huge.. atao mungkin g nya yg ga pandai mengutarakan apa yang ada di otak g.. :D
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
makanya pake gambar
Biar ga multi-interpretasi 4+4 jangan dinotasi pake numerik, tapi pake gambar.
Taurat (notasi numerik) nggak bisa diikuti manusia.
Yesus (gambar Allah) bisa diikuti manusia.
Allah adalah guru matematika yg kreatif.
interpretasi gambar
gambar itu lebih banyak interpretasi.. i think you must've realized it.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
gambar
Coba lihat latihan soal anak SD kelas 1: Aljabar 4+4 diberi gambar. Tentu gambar yg kongkret seperti gambar 4 buah apel.
Anak lebih dulu mengalami apa itu 1 tangan kiri dan 1 tangan kanan, baru kemudian memahami bahwa ia punya 2 tangan. Lewat pengalaman nyata ini ia kemudian bisa memahami apa yg diajarkan ketika ia sekolah. 1+1=2 ia alami lebih dulu secara nyata.
ganti angkanya
contoh loe valid karena loe pake contoh anak kecil n angkanya 4. kalau g ganti angkanya jadi 10^9 kali 10^11, n loe kasih itu dengan gambar ke orang dewasa, yang ada pasti orangnya ngamuk ngamuk.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
anak-anak
Makanya kalo mau masuk kerajaan sorga musti menjadi seperti anak-anak.
Ada lho suku primitif yg cuma punya penamaan angka cuma sampai 5. Lebih dari 5 mereka sebut "banyak". Hehehehe.
Ketika ngomongin janji jumlah keturunan, Allah pake kiasan: Banyaknya seperti pasir di tepi laut dan bintang di langit. Abraham ga protes: "Persisnya brapa Tuhan? Pokoknya kalo kura satu aja, deal kita batal."
dewasa
tapi seinget g paulus bilang, kita ga boleh kek anak-anak, harus dewasa, mencapai kedewasaan penuh. bertentangan donk tuh :p
kalo mo bilang angka ga penting, toh banyak angka di bible. Tuhan aja "menghitung" DiriNya sendiri. Allah itu esa (1), Allah Tritunggal (3tapi1), 5 roti 2 ikan. 7x77, dan masih banyak lagi. pake angka persis kan, ga cuma sekedar gambaran abstrak, atau kalimat general. Tuhan ga bilang, beberapa hari setelah Yesus wafat, lalu Ia bangkit. Tapi dibilang dengan jelas 3 hari.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
kronologi
Yesus ngomong ketika ia masih hidup. Artinya penebusan belum terjadi. Kerajaan Allah belum berlangsung, tapi sudah dekat. Dekat artinya tidak jauh. Sedikit upaya lagi, udah bisa dicapai. Itu maksudnya kerajaan Allah sudah dekat. Waktunya pun sudah dekat dan makin dekat.
Nah Yesus bilang, untuk masuk kerajaan Allah, para murid musti jadi seperti anak-anak. Apa maksudnya? Tanpa prasangka. Anak-anak itu tanpa prasangka sehingga anak-anak mudah percaya, mudah dididik dan mudah dilatih.
Paulus ngomong ketika Penebusan sudah terjadi dan orang percaya sudah masuk Kerajaan ALlah. Paulus sudah percaya dan sudah hidup dalam Kerajaan Allah. Kerajaan Allah bukan nanti ketika sudah mati masuk liang kubur, namun ketika seeorang sudah mati bagi dirinya sendiri dan menjadi murid Kristus, ia masuk Kerajaan Allah.
Paulus sedang ngomong dengan orang2 yang sudah percaya dan sudah berada dalam Rahmat Keselamatan, alias sudah ada dalam Kerajaan Allah. Nah mereka ini ga bisa jadi anak kecil terus. Mereka musti tumbuh dewasa. Ga bisa lagi seperti anak kecil yang mudah percaya. Mereka harus sudah mengerti keberadaan musuh, yg setiap saat bisa menyesatkan mereka.
Kita musti memahami bigger picture-nya, untuk memahami detail-detail. Kalo kamu suka blind coding, ya boleh-boleh saja. Tapi akan terbantu kalau melihat grand desainnya dalam bentuk diagram, chart, flow chart dll.
Ibarat menyusun halaman web, Yesus adalah web designnya, dan Alkitab adalah web programmingnya.
sometimes
wah.. dilanjutin yah.. i was just teasing you. loe melihat dari satu sisi, g akan kasih liat sisi lainnya. akan semakin keliatan aja relativitas segala sesuatunya.
to see the details, g tentu pasti butuh bigger picturenya, untuk lebih memudahkan. but sometimes, loe dikasih small picturenya dulu, yg ketika dikumpulin akan nampak gambar besarnya. As example, your life. loe tentu ga dari kecil melihat rancangan besar Tuhan buat loe kan, kira-kira panggilan loe apa, dst. tapi mulai dari tiny picture.
kalao loe ngomong coding, g lebih suka bilang Yesus itu programmernya, alkitab itu source codenya. i think you miss "er", i think it should be web designer i/o web design, or specifically, the analyst. kalau mo diaplikasikan sebagai dunia pemrograman, ga bisa berenti sampi di diagram flow chart, dll. you would need a requirement to create a design. trus dimana letak requirement? thus, it is not applicable. :p just my babble.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
Bahagia
Pernah denger ga ungkapan: Orang bahagia di mana-mana sama saja. Tapi orang menderita punya keunikan sendiri-sendiri.
Namun menjadi unik itu sangat nikmat. Kalau sudah tau enaknya, susah lepas.
ga pernah denger
baru kali ini dengar. setuju menjadi unik itu sangat nikmat. sayangnya setiap keunikan pasti memiliki 1 persamaan, yaitu sama-sama unik. universe is so funny.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
Allah adalah guru matematika yg kreatif
Jadi inget skisma di rumah tangga, saat bini ngajarin anak waktu sd klas 4 ttg matematika.
Bini: Seribu dikurang dua ratus berapa?
Anak: nggg ... matanya belingsatan ngintip g nonon dvd Nemo
B: Ini uang seribu, kamu beli kue di sekolah dua ratus, kembali berapa? Nada suaranya sudah tinggi, sambil ngacungcan selembar duit Rp1000, anaknya bebal, suaminya nggak bantuin malah ganguin.
Disini bukan lagi pakai angka atau gambar, tapi sudah pakai visual dan ilustrasi.
B: .. berapa!!!! sambil melotot
A: nggak kembali Mah..
B: ... apa.... kamu gimana sich .... sambil marah marah dan menjatuhkan hukuman, potong uang jajan dan grounded nggak boleh nonton
A: karena .. A kasian dengan tukang jualannya sudah tua, jadi kembaliannya A biarkan saja.
Gw: "horeeee..... itu anak papah" ... tapi cuma berani berteriak dalam hati, takut juga dipelototi dan digrounded bini.
-----ikutan teasing @YP----
No man is a man who does not make the world better
skisma?
bahasamu itu wkwkwkwk
subversifff !!!!
@teo, mutlak dan relatif
hahaha....sebenarnya gw jg punya masalah dgn apa yg disebut dgn "mutlak" itu. sbg seorang penganut "the map is not the territory" dan "a model of the world is not the world", gw sulit menerima ada yg bisa dipahami sebagai hal yang mutlak benar. di awal gw menyatroni SS, gw mengalami 'culture shock' membaca argumentasi para petarung yg main mutlak-mutlakan mengenai kebenaran. ada pengamat yg komen ttg itu, tp malahan dianggap goblok oleh kedua belah pihak yang bertarung.
gw jg sepaham dgn elo, di muka bumi ini semuanya bisa dilihat sebagai "relatif" atau tergantung "konteks", cuma gw percaya (dan tak bisa membuktikan) yg mutlak itu emang ada (sebagai hipotesis) nun di ujung semesta dan ujung masa.
------- XXX -------
makanan keras
Thd ketidakngertian diatas, ada resep, entah pas atau tidak. Ibr 5:12-14
(12) Sebenarnya sudah waktunya bagimu untuk menjadi guru, tetapi nyatanya kalian masih perlu belajar dari orang lain tentang asas-asas pertama ajaran Allah. Kalian belum dapat menerima makanan yang keras; kalian masih harus minum susu saja.
13) Orang yang masih minum susu, berarti ia masih bayi; ia belum punya pengalaman tentang apa yang benar dan apa yang sala
(14) Makanan yang keras adalah untuk orang dewasa yang karena pengalaman, sudah dapat membeda-bedakan mana yang baik dan mana yang jahat.
Kuncinya di ayat 14, tp krn b ind memang parah (terjemahannya sering melintir), g coba lihat ke inggrisnya.
(14) But solid food is for full-grown men, for those whose senses and mental faculties are trained by practice to discriminate and distinguish between what is morally good and noble and what is evil and contrary either to divine or human law.
Nah ... silahkan deh para koki membaca resep (ingrrisnya) dan menjadikannya sajian yg bermutu
Ada dua film tv seri roman sejarah yg bisa memperkaya: The Pillars of Earth (8) - Ken Follet (Lebih baik lagi baca novelnya) dan The Borgias (9).
Maksudnya memperkaya itu, sehubungan dg trained & practice, yg dialami tokoh gereja dan negara masa lalu. Shg tanpa perlu latihan dan praktek sendiri, sedikitbanyak membayangkan pergumulan yg dihadapi.
Banyak pembelajaran yang bisa diambi, g semakin memahami: Allah satu ketika akan memanggil (calling) dan memberikan 'His duty', yg org beriman cuma bisa menjawab 'servum. Tugas itu sarat cobaan dan tantangan, God works in His mysterious ways, Allah akan memberi petunjuk bila kita dg rendah diri berserah dan meminta.
Lho apa hubunganya dg bable @Teograce serta, Ibr 5:12-14 ??
Setiap orang akan mendapat calling dr Allah. Buat bayi tentu calling itu ... tiduran aja yach, kalo laper dan pup, nangis. Buat full-grown man (woman juga!!!) calling itu tentu sesuai dg kapasitasnya masing2.
No man is a man who does not make the world better
@ manguns
maksud g bukan babel. *apa itu maksud loe?* maksud g, g cuma babbling. that's it.
cuma isengin si yohanes paulus aja, karena dia bilang anak-anak, g bilang dewasa, kalo diliat dari conversation sebelumnya kan begitu. dia ngomong tentang gambar, g ngomong tentang angka. biar sealiran aja ma omongan sebelumnya, relativitas. :D
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@Teograce
bable ... kurang 1 huruf b ... jadi babble, bukan juga babel spt di pl.
dg ini dikoreksi
No man is a man who does not make the world better
kok saling serang sih?
ini website kristen yang saling serang ya? atau website kristen saling hancurin satu sama lain? atau website apa ini?
@nich.tantan
singa bicara dengan mengaum, kucing mengeong.
kalimat yang keras tidak selalu berkelahi. kalimat yang halus tidak selalu bermaksud baik.
orang yang lemah lembut belum tentu seorang kristen, seorang kristen belum tentu berkata dengan lemah lembut.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
maling
maling teriak maling
bilang orang saling serang, padahal dia sendiri pake warna menyolok
pasti berasal dari gereja maling ayam berbulu musang
@teograce
yang saya lihat perdebatan yang tidak memberkati banget dan itu saling serang bukan kalimat yang keras yg saya lihat. kalau kalimat keras itu tidak apa apa, tapi ini saling serang satu sama lain, saling jatuhin satu sama lain, saling menghina doktrin gereja satu sama lain
@nich
saling serang? anggap loe lagi ada di tempat latihan bulutangkis. untuk menghadapi pertandingan, waktu latihan gimana? saling serang ga? give the best ga?
ngomong-ngomong emang ada nyebut merek gereja? kalopun ada paling orang-orang tertentu. apa loe mo bilang ga boleh ngomong kek gitu? karena setau g, undang-undang bilang setiap orang bebas mengemukakan pendapat. yang ga terberkati itu siapa? loe ato sapa?
trus apa yang loe harapin dari website ini?
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@NT
tapi ini saling serang satu sama lain, saling jatuhin satu sama lain, saling menghina doktrin gereja satu sama lain
Gan, ane menghina doktrin gereja ane sendiri.
Kalo Agan sealiran ama ane, anggap aja otokritik, self enrichment
No man is a man who does not make the world better
@yohanes paulus
gereja maling ayam berbulu musang itu dimana ya? boleh kasih alamatnya tidak?
@nich ada di sini
ada uraiannya di sini
Kalo alamatnya, saya ga mau ngasih tau, supaya jangan didatangi dan dikeramatkan oleh orang yg imannya lemah.
@teograce
tidak ada persamaan antara badminton dengan apa yg kita bahas. kalau kamu mau itu jadiin badminton. kamu tahu kenapa kamu harus serang pada saat main badminton?
karena kamu menganggap yang sedang kamu lawan itu adalah "lawan" kamu. coba saja kamu pas trima bola, kamu serang ke daerah u sendiri. apa yang terjadi? kamu akan diketawai, karena lawan kamu itu di depan kamu, bukan di daerah kamu
saya tidak berkata perdebatan itu tidak boleh, tapi apakah perdebatan yang sedang dilakukan itu adalah perdebatan sehat dan memberkati dan bisa membuat satu sama lain bertumbuh dalam ke kristenan? andalah yang menjawab itu semua.
otokritik
Orang kristen harus mengkritik dirinya sendiri. Musuh dalam selimut itu nyata dalam kekeristenan. Ada guru-guru palsu. Ada ajaran-ajaran abal-abal. Semua itu harus diserang, dikritik, diuji, dibongkar bobroknya. Supaya penganutnya bertobat, dan supaya orang banyak tidak terbawa sesat.
Yesus dan para rasul sudah memperingatkan bahwa kepalsuan itu ada, berbahaya dan musti diuji.
Masa iya musti minta tolong orang luar kristen untuk mengkritik kalangannya sendiri?
@ nich
g curiga loe orang yang udah pernah daftar di sini, cuma ganti nick name doank. kalo bener, so not gentleman yah.
serang ke daerah loe sendiri? hey.. logika please! waktu 1 tim badminton latihan, mang loe pikir lawan tandingnya darimana? pasti temen 1 tim donk. mo ngundang lawan tanding gitu tiap kali mo latihan?
g tanya loe ga jawab, malah loe ngulang lagi ucapan loe. sapa yang tidak terberkati? jangan jangan itu prasangka loe sendiri. loe pernah survey? ada bukti tertulis? kalo ga, itu cuma hipotesa, ato lebih kasar lagi, FITNAH.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@yohanes paulus
seberapa besar iman kamu? kalau memang iman kamu besar, pertanyaan saya cuma satu apakah iman yang sekarang kamu dapati itu bisa memberkati orang lain dan bisa menjadikan orang lain makin bertumbuh dan makin mengenal Tuhan Yesus lebih dan lebih lagi? Apakah dari iman kamu itu, kamu bisa menjadi berkat ke orang lain?
@nich, menurut loe
menurut loe, yang sedang loe lakukan ini memberkati banyak orang ato ga? mungkin lebih specificnya memberkati g n yopa yang dari td ngebalesin comment loe ato ga?
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@nich: ayo berikan
Anak Allah berinteraksi dengan cara saling memberi. Yang punya pengalaman, memberi pengalaman. Yang punya kasih, memberi kasih. Yang punya ilmu memberi ilmu. Yang punya perhatian, memberi perhatian.
Anak setan berinteraksi dengan cara mencuri. Mencuri perhatian, dengan pake teks mencolok.
Kalo kamu punya sesuatu, berikan. Kalo ga punya, minta. Kalo sudah punya, ayo tukeran.
@nich: iman, berkat dan kasih
Saya cuma bisa membelanjakan uang yang ada pada saya. Uang yg ketinggalan di rumah, tidak bisa saya belanjakan.
Untuk punya berkat, saya musti punya berkat. Setelah berkat ada di tangan saya, barulah saya bisa memberikannya kepada orang lain. Untuk mengasihi, saya perlu punya kasih. Kasih dari Allah yang melimpah-limpah yang saya terima, itulah yang saya berikan ke orang lain.
Saya cuma punya satu iman. Masak mau dikasih ke orang lain? Orang itu musti nyari sendiri, minta sama Sang Pemilik Iman, Sang pemilik Benih.
Iman kamu bukan saya yang memberikan. Allah yang memberi iman kamu itu. Kalau diberi, kamu akan punya.
Berkat yang saya terima dari Allah, itulah yang saya berikan kepada orang lain. Dapet berkat, memberi berkat. Dapet kasih, memberi kasih. Dapet iman? Ya disimpen jangan sampe ilang. ORang lain? Ya minta sendiri ke Bapa di Surga. jangan minta iman ke saya. Saya bukan calo iman. Bukan pedagang iman.
same as always
tulisan yang same as always in the case of teograce... but not bad at all :)
@ nisa : step on reality
jadi malu d g, ketauan d, g masih same old me.. yah.. however.. tulisan ini bukan sekedar sarkastiknya g.. tapi sekalian g mengingatkan diri g sendiri, kalo g mo mengaku g kristen, g harus mengakui, g ini busuk, n karena g ini busuk, g harus bisa memaklumi kalo orang laen juga busuk. jangan sok menang sendiri. itu sih.
g cuma pengen step on REALITY. g ga mo hidup cuma dalam bayang2 idealisme yang ga nyata.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-