Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Yesus tidak melarang manusia yang menyembah-Nya karena Yesus memang Tuhan
Banyak penanya yang mempertanyakan ketuhanan Yesus. Ada yang bertanya: pernahkah Yesus meminta diri-Nya untuk disembah? Artikel ini akan berusaha menjawab pertanyaan senada.
Saudara,
Tidak setiap pribadi yang meminta disembah adalah Tuhan. Yuk kita perhatikan ayat berikut:
Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
dan berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” (Matius 4:8,9)
Iblis minta disembah, namun ini tidak akan pernah membuat Iblis menjadi Tuhan.
Musa, atas perintah Tuhan, nabi ini mengajar bangsa Israel untuk beribadah kepada Tuhan (Ulangan 6:13). Tuhan tidak secara langsung meminta manusia untuk menyembah-Nya, tetapi manusia lah yang seharusnya menyadari bahwa mereka harus beribadah dan sujud menyembah Allah.
Saya belum menemukan satu ayatpun yang mana Tuhan berkata: “Sembahlah Aku”. Tetapi justru Iblislah yang tidak dapat menahan rasa sombongnya dan rasa hausnya untuk menerima penyembahan, sehingga dia berkata:
8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
9 dan berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” (Matius 4:8,9)
Tanpa merasa malu, Iblis minta disembah,…
Lalu Yesus menjawab Iblis dengan berkata:
10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Mat 4:10).
Yesus tahu Firman, tahu kebenaran. manusia hanya boleh menyembah Tuhan saja. Dan para malaikat juga tahu diri; para malaikat tahu bahwa mereka hanyalah hamba-hamba Allah, dan manusia nggak boleh menyembah malaikat.
8 Dan aku, Yohanes, akulah yang telah mendengar dan melihat semuanya itu. Dan setelah aku mendengar dan melihatnya, aku tersungkur di depan kaki malaikat, yang telah menunjukkan semuanya itu kepadaku, untuk menyembahnya.
9 Tetapi ia berkata kepadaku: “Jangan berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara-saudaramu, para nabi dan semua mereka yang menuruti segala perkataan kitab ini. Sembahlah Allah!” (Wahyu 22:8,9)
Tetapi bagaimana dengan Yesus? Pernahkah Yesus minta disembah? Tentu saja Yesus tidak pernah secara terus terang berkata: “Sembahlah Aku”, tetapi Juruselamat ini tahu benar bahwa manusia hanya boleh menyembah Tuhan saja (Matius 4:10).
Saya akan menunjukkan beberapa ayat yang menunjukkan bahwa Yesus TIDAK MELARANG manusia yang menyembah-Nya di ayat-ayat berikut:
9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: “Salam bagimu.” Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.
10 Maka kata Yesus kepada mereka: “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.” (Matius 28:9-10)
17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
18 Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:17-20)
Tidak satupun pernyataan Yesus yang MELARANG seseorang yang menyembah-Nya; padahal Yesus tahu bahwa hanya kepada Tuhan sajalah manusia boleh menyembah; hal ini semakin memperjelas bahwa Yesus memang Tuhan yang layak disembah.
Yesus tidak perlu memohon-mohon untuk disembah, sebagaimana Iblis tanpa rasa malu telah meminta disembah. Tetapi manusia yang menyadari ketuhanan Yesus lah yang secara otomatis akan membuatnya menyembah Yesus, dan penyembahan kepada Yesus tidaklah salah, karena Dialah Tuhan.
Salam
- mujizat's blog
- Login to post comments
- 4934 reads
Yesus adalah Tuhan
Menurut saya agak aneh bila Yesus dikatakan Tuhan karena Dia tidak melarang manusia untuk menyembah Dia ! Logika yang aneh! Saya juga tidak melarang anda menyembah saya koq ! Gimana dong?
Yesus adalah Tuhan, karena Dia ditinggikan oleh Bapa. Baca Matius 3:17, Kisah 2:33.
Dan Roh Allah menyertai Dia sehingga Dia membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan yang berkuasa.
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@Deta, Yesus Tuhan, logika jungkir balik?
Deta:
Menurut saya agak aneh bila Yesus dikatakan Tuhan karena Dia tidak melarang manusia untuk menyembah Dia ! Logika yang aneh! Saya juga tidak melarang anda menyembah saya koq ! Gimana dong?
Muji:
Deta, justru karena Yesus tau bahwa hanya Tuhan saja yang boleh disembah, lalu Yesus membiarkan diri-Nya disembah, maka sangat LOGIS jika saya simpulkan bahwa Yesus dengan cara itu hendak menyatakan bahwa Dia itu Tuhan. Malaikat saja EMOH disembah rasul Yohanes, karena malaikat tahu kebenaran. Logika lumrah, Deta.
Kalau pun Deta tak melarang Muji menyembah Deta, mungkin karena kita sedang main KETOPRAK, hua ha haa,...
Deta:
Yesus adalah Tuhan, karena Dia ditinggikan oleh Bapa. Baca Matius 3:17, Kisah 2:33.
Muji:
Kali ini Deta salah comot ayat. Yesus ditinggikan karena:
Yesus adalah Anak Tunggal Bapa (Yoh 1:14) yang -->
Taat dan setia melakukan kehendak Bapa (Filipi 2:6-11)
Deta:
Dan Roh Allah menyertai Dia sehingga Dia membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan yang berkuasa.
Muji:
Deta, Petrus dan Yohanes disertai Roh Allah, bahkan orang2 percaya disertai Roh Allah, tetapi penyertaan Roh Allah pada seseorang tidak serta merta mengangkatnya menjadi Tuhan. Wah, nanti ada banyak Tuhan dunk Deta,...
Salam.
Tani Desa
Yesus vs Rasul
[Deta, Petrus dan Yohanes disertai Roh Allah, bahkan orang2 percaya disertai Roh Allah, tetapi penyertaan Roh Allah pada seseorang tidak serta merta mengangkatnya menjadi Tuhan. Wah, nanti ada banyak Tuhan dunk Deta,... ]
Yesus tidak perlu ngaku-ngaku bahwa Dia itu Tuhan. Tapi cukup terlihat dari ucapannya waktu Dia melakukan mujizat.
Pada orang lumpuh Yesus berkata: “Bangun dan berjalan lah !”, maka orang itu SEGERA berjalan. Kenapa Yesus bisa berkata demikian dan mujizat terjadi? >>> Karena Roh Allah menyertai Dia sebagai Tuhan.
Sedangkan rasul melakukan muiizat dengan berkata: “Demi nama Yesus, berjalan lah!”. Dan orang itu SEGERA sembuh (Tentu saja karena rasul juga diserta Roh Allah yang memuliakan Yesus sebagai Tuhan!)
Mujizat Palsu
Menarik untuk dikritisi, cara para rasul melakukan mujizat juga SANGAT BERBEDA dengan cara anda dan golongan anda melakukan mujizat (nickname anda mujizat bukan?).
Dalam ibadah-ibadah atau persekutuan anda berkata “Demi nama Yesus, sembuhlah, sembuhlah !!”.
Tetapi ENTAH KAPAN penyakitnya sembuh ?? Bila beberapa hari kemudian ternyata KEBETULAN sembuh, anda segera mengklaim bahwa Yesus dengan perantaraan anda-lah yang menyembuhkan orang tsb. Tetapi bila TIDAK sembuh, maka anda akan berkata “belum kehendak Allah”. Atau anda akan menyalahkan orang tsb tidak punya iman atau anda menyalahkan roh-roh jahat!
Hehehehe.. iya gak ?
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@Deta, Rasul "VS" Muji
Ha ha haa,...
Deta:
Mujizat Palsu
Menarik untuk dikritisi, cara para rasul melakukan mujizat juga SANGAT BERBEDA dengan cara anda dan golongan anda melakukan mujizat (nickname anda mujizat bukan?).
Dalam ibadah-ibadah atau persekutuan anda berkata “Demi nama Yesus, sembuhlah, sembuhlah !!”.
Tetapi ENTAH KAPAN penyakitnya sembuh ?? Bila beberapa hari kemudian ternyata KEBETULAN sembuh, anda segera mengklaim bahwa Yesus dengan perantaraan anda-lah yang menyembuhkan orang tsb. Tetapi bila TIDAK sembuh, maka anda akan berkata “belum kehendak Allah”. Atau anda akan menyalahkan orang tsb tidak punya iman atau anda menyalahkan roh-roh jahat!
Hehehehe.. iya gak ?
Muji:
Saya tidak membantah, bahwa banyak kelompok kharismatik yang "kena" pada "Mujizat Palsu" ala Deta. Ada banyak petobat baru yang "saking" semangatnya langsung "hantam kromo" dengan yakin berkata kepada si sakit: "Demi nama Yesus, jadilah sembuh,..." dan ngak sedikit yang hasilnya nihil.
Tapi skedar info, Deta, bahwa oleh kebaikan Tuhan, Roh Kudus mengajari Muji cara sistematik lakukan pelayanan dengan Kuasa Allah, ialah melayani dengan PENGETAHUAN.
Hmm,... banyak gereja yang belum nyadar akan hal ini, Deta, mungkin Deta juga, he he hee,...
Inner healing, dan pemulihan hubungan yang SEHAT antara manusia pendosa dengan Allah nya.
Pengalaman Muji, seseorang yang BELUM BERTOBAT, lalu didoakan untuk sakit penyakitnya, maka SANGAT KECIL KEMUNGKINAN bahwa Tuhan sembuhkan dia seketika. Saya berbicara MASA KINI, Deta, jadi Deta ngak perlu membandingkan dengan zaman Rasul, dimana Petrus dkk tak scr explicit bicarakan rekonsiliasi.
Zaman udah beda, Det. Waktu itu masa PERINTISAN, dimana Injil lebih banyak baru DIKENALKAN, dengan mempertunjukkan Kuasa Allah tanpa lebih dahulu ada kotbah2 tentang pemulihan hubungan batin antara Allah dgn manusia. Seperti Yesus saat ubah air jadi anggur, Yesus ngak ngajar dulu, tapi menunjukkan dulu bahwa Dia disertai Kuasa ALlah. Hal serupa juga tjd dgn pelayanan Petrus.
Tapi zaman ini sudah beda, Deta. Injil sudah begitu MELUAS, sehingga asalkan orang mau buka hati, mau baca Injil, mau percaya Injil, "semua" orang bisa belajar Injil. Jadi saat ini sudah masuk ke ISI Injil, bukan skedar PROLOG doang. Apalagi buat orang yang sudah lama Kristen.
Maka, seperti yang sudah sering Muji tulis, kita perlu melayani dengan pengetahuan, jadi udah nggak zamannya lagi menginjil kepada orang Kristen yang udah puluhan tahun Kristen untuk berkata: "Kamu percaya bahwa Yesus bisa sembuhkan? Yesus bisa sembuhkan?" Itu sudah KUNO, Deta.
Tapi ini saatnya jemaat meresapi INTISARI Injil, yakni pemulihan hubungan antara manusia dengan Allah: dengan mengampuni kesalahan smua orang, dengan mempercayai bahwa bilur Yesus sungguh2 dapat sembuhkan (Keduanya soal mempercaya dan melakukan Firman Allah) dan Muji mengalami bagaimana orang yang Muji doakan mengalami kesembuhan SEKETIKA. Bukan beberapa jam atau beberapa hari kemudian lalu muji klaim "mujizat", tapi SEKETIKA.
Shalom Deta.
Tani Desa
BOLEHKAH?
Saya mempercayai adanya Tuhan. Namun sampai dengan saat ini saya belum meyakini SECARA PENUH sebuah agama dan masih menganut kepercayaan yang berdasarkan ADAT & KEBUDAYAAN. Saya telah banyak membaca tentang agama yahudi, kristen, islam, hindu & budha. Bahkan saya banyak bertanya mengenai agama kong hu chu kepada salah seorang teman dekat saya yang menganut agama tersebut. Apabila teman-teman tidak keberatan, bolehkah saya ikut berkomentar pada diskusi ini?
RA
ada nya tuhan tapi belum meyakini agama yang mana?
Kepada yang bernama RA,
menurut saya apa bila anda benar percaya adanya sang pencipta tapi belum mendapatkan cahaya kebenaran yang hakiki, maka saya coba berikan sidikit solusinya
yang berikud ini :
baiklah, seandai nya saudara belum percaya dengan sejarah masa lalu agama2
yang benar maka
cobalah mencari tau kitab2 suci khusus tentang ilmu pengetahuan seperti biologi
entah itu tentang proses penciptaan(perkembangan) manusia, tumbuhan atau
yang lain.
Ilmu pengetahuan geografi, entah yang berbicara tentang planet2, air (hujan,
laut,sungai), udara atau yang lain juga seperti hitungan dan lain sebagai nya.
sengaja saya memberi tahu memakai dengan cara ini untuk memudahkan kita mencari tau mana kitab suci yang benar dari Allah & mana yang bukan serta membawa kedamaian dalam hati.
cocokanlah ilmu pengetahuan modern dengan apa yang tertulis di dalam kitab suci,apa bila cocok maka itu benar dari Allah. apabila tidak cocok, maka itu bukan dari Allah.
menurut penilaian saya terhadap kitab suci:
Jika memang benar kitab suci itu dari TUHAN, maka harus benar dilihat
dari segala segi. Baik dari segi keindahan sastra, nasehat, jurnalis, bahasa,
fisika, kimia, biologi, astronomi, geologi, oceanografi, matematika, kode-kode
angka, jumlah kata, jumlah kalimat, jumlah ayat, jumlah surat dan
bahkan jumlah huruf sekalipun tidak boleh ngawur asal-asalan. Tidak
boleh salah sedikit dan tidak boleh salah sekecil apapun, apalagi salahnya
sampai belasan ribuan.
NB: bila saudara serius mencari agama benar dari Allah, maka bertanyalah pada
orang yang ahli agama nya masing-masing dan ingat, jangan bertanya pada
orang yang beragama 'A' lalu bertanya tentang agama 'B' itu kurang bagus tapi
bertanyalah tentang agama nya sendiri atau kalau mau lihat di internet maka
masuklah ke situs-situs agama yang benar karena banyak situs-situs palsu yang
menyudutkan agama lain atau memfitnah.
"Ketahuilah, kita tidak dapat melihat tuhan dengan kasad mata karena keterbatasan kita sebagai manusia biasa tetapi dapat kita rasakan dengan banyak sifat-sifat kebesaran nya sebab, sifat-sifat nya tidak terdapat pada diri manusia"
(DI kedua telapak tangan mu sendiri terdapat angka yang melingkupi
semua sifat-sifat kebesaran nya).
------------------
salam para pencari cahaya kebenaran
MASALAH KETUHANAN YESUS
MASALAH KETUHANAN YESUS
Yesus sendiri menafsirkan istilah “Anak Tuhan”. Dalam rangka tafsirnya ini tingkat kedudukannya tidak melebihi nabi-nabi lainnya, malahan tampak lebih rendah disbanding dengan beberapa nabi yang lain. Dikatakan: “Aku dan Bapa adalah satu.” Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapaku yang kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melemparkan Aku?” Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diriMu dengan Allah.” Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah Allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut Allah – sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan, masihkah kamu berkata kepada Dia yang telah dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutusNya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?” (Yohanes 10:30-36). Adalah jelas bahwa orang Yahudi memandang Yesus sebagai seorang manusia yang berbohong karena mengaku dirinya sebagai Tuhan. Sekiranya dia sebenarnya Tuhan, dia tentunya mengaku terus terang bahwa dia memang Tuhan. Namun, dia menjawab bahwa tentang para nabi-nabi dan orang-orang suci di masa lalu dikatakan: Kamu tuhan.” Karena itu apa salahnya kalau dia mengatakan dia “Anak Tuhan” dalam artian, sebagaimana halnya nabi-nabi masa lalu disebut Tuhan. Dalam artian seperti itulah Yesus juga disebut anak tuhan, secara kiasan, bukan harfiah, bukan dalam arti hakiki.
Kata “Anak Tuhan” banyak sekali digunakan oleh Bibel untuk orang-orang lain. Kita cantumkan di sini:
“Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anakku, anakKu yang sulung” (Keluaran 4:22).
“Kamulah anak-anak TUHAN, Allahmu” (Ulangan 14:1).
“Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediamanNya yang kudus” (Mazmur 68:6).
“Dialah yang akan mendirikan rumah bagi namaKu dan dialah yang akan menjadi anakKu dan Aku akan menjadi bapaNya; Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya atas Israel sampai selama-lamanya”. (II Samuel 7:13,14).
“Aku telah memilih dia menjadi anakKu dan Aku akan menjadi bapanya” (I Tawarikh 28:6 dan 22:10).
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Matius 5:19).
“Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” (Matius 5:45).
“Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapa, yaitu Dia yang di sorga.” (Matius 23:9).
“Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga Dia yang lahir dari padaNya” (I Yohanes 5:1).
“Anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.” (Lukas 3:38).
“Kita ini dari keturunan Allah juga” (Kisah Rasul-Rasul 17:28).
“Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah” (Roma 8:14).
“Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah” (Roma 8:14)
“Dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai berai” (Yohanes 11:52)
“Sebab semua orang yang dipilihNya dari semula, mereka juga ditentukannya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran AnakNya, supaya ia, Anaknya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara” (Roma 8:29)
“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (I Korintus 3:16)
“Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anakKu laki-laki dan anak-anakKu perempuan” (II Korintus 6:18)
“Anak-anak Allah yang hidup” (Hosea 1:10)
“Aku telah menjadi bapa Israel, Efrain adalah anak sulungKu” (Yeremia 31:9)
Dari kutipan di atas adalah jelas bagaikan terangnya siang bolong bahwa
Bibel menyebutkan kata “Anak” dalam artian kasih dan sayang semata. Dan tidak diragukan bahwa status Hadhrat Yesus adalah seorang nabi yang dikasihi Tuhan.
Sedikit pun tak ada bukti bahwa Injil menempatkan martabat Yesus lebih dari nabi dan rasul. Adalah jelas seorang rasul tidak dapat menjadi Tuhan. Dalil-dalil ini didukung ayat-ayat yang berikut:
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Yohanes 17:3).
“Barang siapa menyambut seorang anak seperti ini dalam namaKu, ia menyambut Aku. Dan barang siapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku” (Markus 9:37).
“Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (Matius 15:24).
“Aku menuruti perintah Bapaku dan tinggal di dalam kasihNya” (Yohanes 15:10).
“Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah” (Yohanes 8:40).
“Barang siapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku” (Matius 10:40).
Adalah jelas, Almasih hanya seorang nabi semata, bukan Tuhan sendiri.
Tuhan itu hanya bisa dikenal melalui sifat-sifatNya. Kalau sifat-sifat Ilahi itu ada pada Yesus, Anda pantas menamakan dia Tuhan. Namun, hakikatnya adalah sebaliknya. Pada Almasih tidak terdapat sifat Ilahiyah. Karena itu, pengakuan akan ketuhanannya tidak benar dan bertentangan dengan kebenaran.
Mari kita perbandingkan sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan Tuhan dengan tindakan-tindakan dan perbuatan-perbuatan Yesus.
Tuhan tidak layak minta doa dari siapapun juga, bahkan orang meminta dan memohon kepadaNya. Adalah sunah (tradisi) Tuhan mengabulkan doa orang baik-baik dan bijak. Dikatakan: “TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengarNya” (Amsal 15:29). Almasih sendiri berdoa, memohon kepada Tuhan, seperti tersebut dalam Injil: “Akan tetapi ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa” (Lukas 5:16), dan Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa” (Lukas 22:44); dan “Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa” (Matius 26:36); kemudian: “Dalam hidupNya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia yang sanggup menyelamatkannya dari maut dan karena kesalahannya ia telah didengarkan” (Ibrani 5:7). Kalau Yesus itu Tuhan (Rab) kepada siapa dia mohon doa dan meminta pertolongannya? Ayat-ayat ini membuktikan bahwa Almasih bukan Tuhan.
Sifat Allah itu kuasa mutlak atas segala sesuatu (baca II Korintus 6:18). Namun, Yesus tidak kuasa sama sekali. Karena itu dia bukan Tuhan. Adapun bukti bahwa Yesus tidak kuasa terdapat dalam ayat-ayat Injil ini: “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriKu sendiri” (Yohanes 5:30); Ia tidak dapat mengadakan satu mukjizat pun di sana. (Markus 6:5). “Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang. Sebab sudah lama ia ingin melihatNya, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagipula ia mengharapkan melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda. Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawab apapun” (Lukas 23:8,9). “Karena sekalipun Ia telah disalibkan oleh karena kelemahan (II Korintus 13:4).
Allah itu Maha Mengetahui segala yang gaib. Tidak ada yang tersembunyi daripadaNya. Dia tahu segala yang ada di langit dan di bumi serta segala makhluk: “Maka Engkau pun kiranya mendengarkannya di sorga, tempat kediaman-Mu yang tetap, dan Engkau kiranya mengampuni, bertindak, dan membalaskan kepada setiap orang sesuai dengan segala kelakuannya, karena Engkau mengenal hatinya sebab Engkau sajalah yang mengenal hati semua anak manusia” (I Raja-Raja 8:39). Sebaliknya, Yesus sedikit pun tidak tampak memiliki sifat ini. Keterangan Injil yang berikut ini menjadi saksi, yaitu:
a) “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja” (Markus 13:32).
b) “Pada pagi-pagi hari dalam perjalananNya kembali ke kota, Yesus merasa lapar. Dekat jalan ia melihat pohon ara lalu pergi ke situ, tetapi Ia tidak mendapat apa-apa pada pohon itu selain daun-daun saja” (Matius 21:18,19).
c) Lalu kata Yesus: “Siapa yang menjamah Aku? Dan karena tidak ada yang mengakuinya, berkatalah Petrus: “Guru orang banyak mengerumuni dan mendesak Engkau.” Tetapi Yesus berkata: “Ada seorang yang menjamah Aku, sebab Aku merasa ada kuasa keluar dari diriKu’.”(Lukas 8:34,36).
d) “Kepadamu akan Kuberikan kunci kerajaan Sorga. Apa yang kau ikut di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang aku lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga” (Matius 16:19).
“Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia” (Matius 16:23).
e) Yudas adalah salah satu dari kedua belas murid Yesus. Dia mengkhianati Yesus. Meskipun demikian kata Yesus kepada mereka (termasuk Yudas): “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di tahta kemuliaan-Nya, kamu yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas tahta untuk menghakimi kedua belas suku Israel” (Matius 19:28).
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Yesus tidak tahu ilmu gaib (segala yang gaib) dan tidak bisa tahu tentang yang tersembunyi. Bahkan hal-hal biasa (seperti musim buah ara) tidak tahu. Karena itu, mengatakan Yesus itu Tuhan jelas-jelas salah.
Adalah keagungan Tuhan bahwa Dia tidak mungkin bisa mati: “Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri” (I Timotius 6:16). Akan tetapi sebaliknya Yesus mati. Dikatakan: “Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita” (Roma 5:6). Jelas Yesus bukan Tuhan.
Allah Ta’ala semata yang dapat memberikan najat (keselamatan) kepada manusia yang menyelamatkannya dari kehancuran. Daud a.s. mengatakan: “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya” (Mazmur 34:19). Yesus tidak dapat membebaskan orang dari musibah-musibah. Malahan pada saat menghadapi musibah, meminta keselamatan dari Tuhan. Dikatakan: “Jiwaku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku” (Yohanes 12:27). Karena itu mempercayai Yesus sebagai tuhan adalah salah.
Allah Ta’ala tidak takut atau khawatir terhadap siapa pun. Tetapi Yesus tidak begitu. Dia takut dari orang–orang Yahudi seperti tersebut dalam ayat-ayat Injil ini: “Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia. Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi” (Yohanes 11:53,54). Yesus melarang murid-muridNya supaya jangan memberitahukan kepada sesiapa pun bahwa Ia Mesias (Matius 16:20). “Ia pun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam” (Yohanes 7:10). Jelas tidak layak menetapkan seorang penakut sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tuhan adalah Dia yang bertindak, berkuasa di langit dan di bumi. Kekuasaan-Nya berlaku di segala tempat. Keputusan-Nya tidak dapat ditolak, dan tidak dapat dihentikan. Adapun Yesus, setiap orang di antara kita tahu bahwa dia tidak demikian. Dia sendiri mengatakan, “Cawanku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kananKu atau di sebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya” (Matius 20:23). “Ya Bapaku, jikalau sekiranya mungkin, biralah cawan ini lalu daripadaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (Matius 26:39). Dengan demikian jelas Yesus bukan Tuhan.
Allah Ta’ala ada di atas semua makhluk-Nya, tidak dapat diuji oleh siapa pun, tidak dalam arti baik atau buruk. Rasul Yakub mengatakan: “Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencoba siapa pun” (Yakobus 1:13). Tetapi Injil menerangkan kepada kita bahwa syaitan menguji Yesus bukan selama satu-dua hari, melainkan selama empat puluh hari penuh. Kemana dibawa, ke situ dia pergi (Baca Lukas 4:1-13).
Bibel mengatakan: “Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya” (I Tawarikh 16:34), namun dari Injil tampak bahwa Yesus tidak terima sifat “baik” untuk dirinya. Dikatakan: “Jawab Yesus: Mengapa kau katakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain dari Allah saja” (Markus 10:18). Oleh karena itu, Yesus bukan Tuhan.
Allah tidak tidur. Dalam Mazmur dikatakan: “Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur” (Markus 4:37,38).
Tuhan tidak terbunuh. Bila terbunuh, dia bukan Tuhan. Dikatakan: “Apakah engkau masih akan mengatakan di hadapan pembunuhmu: Aku adalah Allah!? Padahal terhadap kuasa penikammu engkau adalah manusia, bukanlah Allah” (Yehezkiel 28:9). Tetapi tentang Yesus dikatakan: “Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh” (Kisah Para Rasul 5:30). Dalil apa yang dapat diberikan orang Kristen yang membuktikan, Almasih itu Tuhan, padahal mereka meyakini bahwa dia terbunuh?
Tidak ada yang lebih besar daripada Tuhan. Dia mutlak paling luhur. Tetapi Bibel mengatakan tentang Yesus: “Bapa lebih besar daripada Aku” (Yohanes 14:28). Kata Paulus: “Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepada dari tiap-tiap perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah” (I Korintus 11:3).
Di antara sifat-sifat Allah Ta’ala, Dia menghidupkan orang-orang mati. Dikatakan: “Hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati” (II Korintus 1:9). Yesus, daripada menghidupkan orang yang sudah mati, dia sendiri mati. Tuhanlah yang membuatnya hidup. Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati (Kisah Para Rasul 13:3). Jelas Almasih bukan Tuhan, melainkan seorang hamba Allah yang baik yang oleh Allah dianugerahi nikmat-nikmat-Nya dan diutus sebagai tokoh teladan bagi kaum Bani Israel.
Tak ada yang menyamai atau menyerupai Tuhan. Tak ada sekutu dalam sifat-sifat, zat, dan perbuatan-perbuatan-Nya. Tetapi, Yesus adalah seorang manusia seperti manusia-manusia lainnya. Tinggal di dalam rahim ibunya selama beberapa masa baru lahir, lalu “Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya (Lukas 2:40). Dia sendiri berkata tentang dirinya: “Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: “Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya” (Matius 11:19). “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya” (Lukas 9:58). “Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya” (Matius 21:3). “HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggalah di sini dan berjaga-jagalah (Markus 14:34), “Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hatiNya. Ia sangat terharu dan berkata: “Di manakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka: “Tuhan, marilah dan lihatlah!” Maka menangislah Yesus.” (Yohanes 11: 33 – 35). Dia merasa lapar juga, yaitu dia memerlukan segala yang dihayati oleh manusia. Akhirnya menurut orang-orang Kristen Yesus dibunuh. Mungkinkah orang seperti tersebut ini menjadi Tuhan dan masuk akalkah mengatakan dia Rab hingga layak dimintai pertolongannya? Tidak mungkin. Kalau dianggap Tuhan dia dan para penyembahnya jelas lemah. Pada hakikatnya mereka belum mengenal sepenuhnya Tuhan yang sejati. Tuhan itulah Dia Yang Memiliki segala kekuatan dan menguasai segala sesuatu.
------------ -----------
salam para pencari cahaya kebenaran.