Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Bukti Nyata Sifat Buruk Mama (2)

KEN's picture

Menurut pendapatku, mama itu dingin, keras kepala, tak pernah berusaha mengerti apa mauku dan apa yang aku pikirkan, cenderung memaksaku harus sama seperti dia, selalu ingin berdebat denganku dan selalu dia yang paling benar dan yang selalu ingin menang, materialistis, pilih kasih, selalu menyangkaku dan mematenkan aku orang yang paling buruk sifatnya di antara kedua saudara kandungku, selalu mengkambinghitamkan aku sebagai orang yang selalu bersalah dari semua orang, dan masih banyak lagi.

Semenjak perceraian papa dan mama, papa pergi tak tahu kemana, mama membawa kami semua ke rumah kakek (kakekku dari mama) dan tinggal di sana. Sementara mama harus pergi mencari nafkah kemana saja, keluar kota untuk menafkahi kami. Awalnya, kami dititipkan kepada kakek dan nenek, dijaga dan diasuh oleh mereka. Setelah kakek dan nenek meninggal dunia, kami lalu dititipkan kepada tante (kakak kandung dari mama) dan masih tetap di rumah yang sama yaitu rumah peninggalan kakek. 

Selama kami dititipkan kepada tante, terutama diriku, tak pernah merasa kebahagiaan hidup sama sekali, selalu merasa ketakutan karena sering dipukuli tante macam binatang dengan sebab dan kesalahan sekecil apapun, tak bebas berpendapat, tak diberi ruang untuk beralasan, asal salah, dihantam dengan rotan, ikat pinggang, dicakar bahkan kepalaku dibenturkan ke tembok. Saat itu serasa hidup segan mati tak mau, tak ada tempat untuk mengadu, mengadu ke mama percuma, hidupku benar-benar seperti di neraka. Satu-satunya jalan keluarku saat itu adalah menerima dengan tabah apa yang aku alami sambil berharap semoga masa-masa seperti itu cepat berlalu.

Apapun yang kuadukan kepada mama, seolah adalah kebohongan yang dibuat-buat, ia tak peduli sama sekali, aku seperti bukan anak kandungnya yang memang pantas dijadikan budak untuk disiksa dan dipaksa.

Masa penyiksaan itu akhirnya usai setelah genap sepuluh tahun, setelah aku mengalami kecelakaan, aku dibawa keluar, ke Bekasi, keadaan ekonomi mama sudah lumayan baik sepulang dari Jepang. Nampak gamblang, mama begitu sombong, karna hasilnya yang dibawa pulang, namun aku tak bisa berkata apa-apa, karena memang percuma. Sifat itu sudah dibawanya semenjak dengan papa dan sampai hari itu, tak berubah. Bahkan hingga aku ke Jepangpun, sifat itu tetap ia pertahankan yang mengakibatkan kehancuran hidupku dan masa depanku, ia seorang penipu dan pembohong, perongrong, materialistis.

Uangku yang kuhasilkan dari bekerja di Jepang, ia kuras dan ia habiskan seperti ketika ia masih dengan papa, dengan berjudi. Awalnya, ia "memaksaku" untuk menitipkan uangku kepadanya dengan alasan takut difoya-foyakan olehku, namun faktanya justru ia-lah yang mengurasnya dengan berjudi dan lain sebagainya. Namun, setelah peristiwa itu, tak sedikitpun ia mau mengakuinya, sebaliknya ia semakin mencari fakta dan alasan bohong untuk menyalahkanku di hadapan orang-orang, karena hal itu memang tak bisa dibuktikan dengan bukti sejati dan tak bisa dijelaskan dengan gamblang, ia membuatnya begitu kacau, sehingga membutakan orang lain. Ia menggunakan status "ibunya" untuk mengelabui orang-orang, sehingga seolah-olah saya adalah anak durhaka dan bersalah terhadapnya.

Kini, aku sudah kembali sedikit pulih dari kekacauan, sudah bekerja dengan baik dan berharap waktulah yang akan membuktikan keburukannya. Sebaliknya, oleh kejadian yang kualamilah, segalanya akan dan telah terpampang dan terkuak dengan gamblang, siapa ia sesungguhnya.

Kejadian dengan dua orang terdekatnya, namun ia berusaha menyembunyikannya dengan berbagai kebohongan yang berlipat-lipat ganda yang dibuatnya untuk mengelabui mata orang-orang. Semenjak perceraiannya dengan papa, mama tidak pernah menikah lagi dengan alasan sakit hati kepada papa, namun aku tak percaya.

Kini, mama sekarat dan melarat, hidup hanya berharap dari pemberian abang kandungku. Hidup tak tenang dan gundah gulana.

manguns's picture

Terbukti

tok...tok...tok (ketok palu 3 kali)

Terbukti sifat buruk Mamanya Ken.

so what? Mau dihukum apa? ... dirajam? Silahkan aja gan, ane nggak ikut-ikutan ...soalnya bos ane ada bilang di yoh8:7

Cania's picture

hai ken..

ikhlas yaaaaa.. :)

__________________

Cania - tidak dilahirkan untuk jadi pecundang -

KEN's picture

Cania: Dampak Psikologi

Honey, tolong jelaskan kepada mereka apa dampak psikologinya dalam hal ini di kedua blogku yang terakhir ini. Lalu aku akan menjelaskan kepada mereka akibat buruknya yang sangat luas dan fatal. Bisa?

Cania's picture

maaf sebelum'nya KEN

mama'mu itu knp ?.

apa yg km sebut dgn 'sifat buruk' pasti ada hubungan'nya dgn 'hukum sebab-akibat'. jadi ada apa dgn mama'mu ?.

dan, bgmn hubungan'mu dgn mama'mu skrg ini ?. apa masih ada komunikasi yg baik antara kalian ?.

__________________

Cania - tidak dilahirkan untuk jadi pecundang -

KEN's picture

Cania dan all: Inilah akibat buruknya!

Sadarkah kita semua bahwa apa yang dituliskan dan dijelaskan oleh Cania itu sedang merasuki kita semua? Sadarkah kita bahwa kita semua telah mengalami kerusakan psikis semacam ini?

Sosok seorang ibu memang sangat penting, tapi bukan karna saking pentingnya, kita semua dirusak psikis-nya?! Sehingga, secara langsung maupun tidak langsung, kita jugalah yang menyebabkan/mendukung keotoriteran daripada sosok seorang ibu.

Mengapa saya bilang ada komentator yang picik dan munafik? Karna "mereka" secara sadar maupun tidak sadar, psikis-nya telah dirusak oleh pemikiran "sosok ibu itu sangat penting".

 

Maaf Cania, saya kira saya tak perlu menjawab pertanyaanmu yang lain. But, thank you for the explanation.

Miyabi's picture

Denial

Ada 2 dorongan utama: dorongan untuk hidup dan dorongan untuk mati. Masih ada perlawanan dari KEN. Itu tandanya masih ada kehidupan :p

 

__________________

".... ...."

KEN's picture

Miyabi: You indeed already denied!

Ada atau tidak, itu bukan urusanmu!

Miyabi's picture

KEN: urusan

Karena saya adalah blogger Sabdaspace dan tulisan kamu ini diposting di Sabdaspace, maka geliat kehidupan yang ada di tulisan kamu masih ada dalam lingkup my boredom killing business, hahaha.

Kalau tulisanmu mulai membosankan, saya pun akan ogah membacanya. Sekarang masih menarik, jadi masih termasuk ranah bisnis saya; yaitu usaha membunuh rasa bosan, hahahaha.

Walau kamu menganggap bukan urusan saya, tapi kamu ga punya kuasa untuk mencegah saya membaca dan berkomentar di blog kamu ini :p

__________________

".... ...."

KEN's picture

Miyabi: Lu bosan?!

You indeed already denied it for two times! Because it is not my concern too!

Miyabi's picture

@KEN, @manguns: nggak bosan

Saya mengubah-ubah cara pandang, dengan begitu saya bisa memaksimalkan hal-hal menarik yang bisa saya dapat dari hidup ini. Dengan begitu hidup saya tidak membosankan.

 

__________________

".... ...."

manguns's picture

@miyabi:

please bring your bussiness to enlighten us

Cania's picture

okee.

itu persepsi'mu ttg sosok ibu. G' ada yg punya hak u/ membantah/menyalahkan.. :)

__________________

Cania - tidak dilahirkan untuk jadi pecundang -

teograce's picture

so?

trus kalo mama loe sifatnya buruk kenapa?

__________________

-Faith is trusting God, though you see impossibility-

Debu tanah's picture

Seandainya saya jadi Ken

[Semenjak perceraian papa dan mama, papa pergi tak tahu kemana, mama membawa kami semua ke rumah kakek (kakekku dari mama) dan tinggal di sana. Sementara mama harus pergi mencari nafkah kemana saja, keluar kota untuk menafkahi kami.]

 

Kl saya jadi Ken, saya akan lebih membenci papa brengsek yg tidak bertanggung jawab yg pergi entah kemana, yg hidup bahagia dan damai dengan istri baru dan anak baru dan menelantarkan anak-anak nya yg pertama. Kl menurut Alkitab (I Timotius  5:8) papa demikian pantas masuk neraka !

Justru saya tetap akan menghargai jerih payah mama yg telah mencari nafkah kemana saja karena ditinggal oleh papa brengsek yg tidak bertanggung jawab !

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

Cania's picture

aku coba yaa..

@ken

aku coba, tapi aku janji bisa bikin mreka mengrti posisi'mu..

Menurut pendapatku, mama itu dingin, keras kepala, tak pernah berusaha mengerti apa mauku dan apa yang aku pikirkan, cenderung memaksaku harus sama seperti dia, selalu ingin berdebat denganku dan selalu dia yang paling benar dan yang selalu ingin menang, materialistis, pilih kasih, selalu menyangkaku dan mematenkan aku orang yang paling buruk sifatnya di antara kedua saudara kandungku, selalu mengkambinghitamkan aku sebagai orang yang selalu bersalah dari semua orang, dan masih banyak lagi.

dari paragraf di atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh yg dianut ibu KEN adalah pola asuh otoriter (life-span development hlm.257). karna ibu adalah sosok yg sangat penting bagi kehidupan anak, maka pengalaman dengan ibu akan sangat membekas (debanding dgn jika mengalami ini dgn org lain). si anak akan cenderung menyalahkan diri sendiri, karena situasi yg dihadapinya, terlebih lagi karena ibunya mempersalahkannya. jika terjadi terus menerus, anak akan mempercayai kata'' ibunya bahwa dialah yg paling salah/dialah yg paling buruk. akibat terburuk dari situasi seperti ini adalah 'kerusakan psikis'. seperti yg aku tulis di blog'ku, seorang anak bisa saja memaafkan ibunya, tapi tidak akan bisa melupakan begitu saja apa yg telah dilakukan ibu'nya. tingkat 'kerusakan psikis' ditentukan oleh 'pertahanan diri' dari individu yg bersangkutan.

@all:org lain gak tau apa yg ada di hati dan pikiran KEN, atau apa niat KEN menuliskan ini. apa dia sekedar menceritakan kisah hidupnya, atau mengungkapkan bahwa dia membenci ibunya krna perlakuan ibunya itu.. toh KEN tidak cerita bahwa dia bermaksud membalas/menghukum ibu'nya ?. 

aku pikir KEN hanya ingin berbagi..

__________________

Cania - tidak dilahirkan untuk jadi pecundang -

manguns's picture

@cania

Semua orang punya masalahnya sendiri. Banyak juga yg berasal dr keluarga broken home. Me too. Tapi ajaran sesuai yang tersurat: bersyukurlan, ampunilah, berbaktilah, hormatilah dll, harusnya menjadikan kristen itu terang dan bukan batu sandungan. Memaki-maki apalagi ibu kandung, selain nggak cocok dg ajaran juga menyinggung etika moral banyak budaya berbagai suku Ind.

Imajiner: dilakukan pooling: bagi yg broken home/dendam ke ortu, saat dia sudah punya anak (apalagi kalo anaknya ikut hukum karma) dan ortunya udah mati: dengan pertanyaan: "apakah anda rindu ke ortu? menyesalkah anda?"

Cania's picture

??

haah ??. maksudnya apa ini ?.

aku kan cuma mencoba menjelaskan secara teoritis ttg 'kerusakan psikis', kalo urusan mengampuni apa gak, itu kan urusan pribadi masing''. mana aku tau KEN udah mengampuni ibunya/blm, dan bukan hak ku mencampuri urusan pribadi dia..

__________________

Cania - tidak dilahirkan untuk jadi pecundang -

manguns's picture

?? ?

@all:org lain gak tau apa yg ada di hati dan pikiran KEN

EGP yg ada dihati dan dipikiran TS, krn dia nulis blog... saya mah setuju aja dengan yang dia tulis. Setelah itu saya tanya mau nya apa? ... nggak ngejawab. yaa weess.

haah ??. maksudnya apa ini ?.

Kalau Ken dan Cania tidak tahu mau apa terhadap ibunya Ken? Forum ss ini kan katanya forum kristen. Tuhannya kristen punya ajaran ..., itu maksud saya. Kecuali ajaran tuhan anda berbeda.

Kalau kita sedang makan diresto yang nyaman, dan disebelah kita ada yang maki-maki ibunya, tak terhindarkan kita terpaksa mendengar....

Cania's picture

haah ??.

aku gak bilang: gak tau mau apa dgn ibunya ken.

aku bilang itu urusan pribadinya ken. kecuali kalau ken secara pribadi minta saran/pendapatku,  baru akan bicara ke arah sana.

ya memang forum kristen, da sesama pemeluk agama kristen, tp bukan berarti cara semua org kristen harus sama saat di hadapkan pada masalah.

Kalau kita sedang makan diresto yang nyaman, dan disebelah kita ada yang maki-maki ibunya, tak terhindarkan kita terpaksa mendengar....

okelaah mendengar, karena punya telinga, tapi kalo gak kenal, ya bodo amat, gak peduli aku, hahaa. kalau kenalpun aku gak punya hak memvonis salah anak yg memaki-maki ibunya. karna aku juga sadar semua manusia sama, gak ada yg lebih baik dari yg lain. sekalipun akku gak maki-maki ibuku bukan berarti aku lebih baik darinya.

__________________

Cania - tidak dilahirkan untuk jadi pecundang -

manguns's picture

hooh ??

Semua org punya masalah. Tuhannya kristen sudah ngasih ajaran. Karena anda nulis di forum kristen, saya ingatkan adanya ajaran itu

tp bukan berarti cara semua org kristen harus sama saat di hadapkan pada masalah

Masalah TS mo patuh atau nggak, terserah aja.Maki-maki... ditanya maunya apa nggak jawab... jadi maunya apa nggak jelas. Lalu pembaca hendak disuruh apa?

Hi..hi..hi... cania kok yg jadi jubirnye ts. Mudah2an bukan ip yg sama.

Btw: pertanyaan sy belum anda jawab. (Saya sudah sopan menjawab pertanyaan anda). Ajaran Tuhan anda berbeda atau tidak? 

Mat 15 (4) Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati.

 

Huanan's picture

@manguns: Kalo yg ini gimana ?

Mat 18 :9 : Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua.

Atau yg ini ...

Mat 6:29 : Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. 

Lihat sikon dulu  kali yah ...Undecided 


__________________

Huanan

manguns's picture

@huanan : sama

begitulah ajaran yg ane baca

teograce's picture

aneh

cania :

ya memang forum kristen, da sesama pemeluk agama kristen, tp bukan berarti cara semua org kristen harus sama saat di hadapkan pada masalah.

teograce :

apa loe yakin? setau g caranya pasti sama

contoh :

masalah : marah -> solusi : mengampuni

masalah : judi -> solusi : bertobatlah

masalah : males -> solusi : belajarlah pada semut

 

wong kitab suci sama.. kitab suci bukannya berisi pedoman penyelesaian masalah jika terjadi error dan kesulitan hidup?

__________________

-Faith is trusting God, though you see impossibility-

DAN-DAN's picture

........

........

__________________

Saya Suka Bebek Panggang...

Geadley Lian's picture

sudah semesti

Tidak ada anak yg tidak pernah melawan ortu karena ia sudah terjadi dari dulu.Kalo ken itu maunya berbagi,seharusnya minta saranan/pendapat.Seandainya si ibu sudah tua,yg sudah semesti anak.

__________________

geadley

Huanan's picture

gagal

This is absolutely proof of parents who failed raising the children
__________________

Huanan

josia_sembiring's picture

Pilih mana yang benar? ***OOT***

Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”

Yesus berkata, “Bapa, aku mengampuni mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” 

==================================================== 

Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu."
(Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.)

==================================================== 

Saya tidak tahu hingga detik ini apakah Yesus mengampuni orang Yahudi yang menjadi penyebab Dia digantung di Kayu +

Karena kalimat yang merah diatas adalah ucapan Yesus yang disalin oleh penginjil.

----------------------------------------

KEN's picture

josia_sembiring: Seluruh umat manusia, sudah merdeka!

Kristus sudah mengampuni seluruh umat manusia hingga ke taik-taiknya. Termasuk Yahudi.

josia_sembiring's picture

@ KEN.. Hi KEN bisa tunjukkan tertulis dimana ayat itu? :))

Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian , yang ditumpahkan bagi banyak orang.

Markus yang menyalin perkataan Yesus diatas cuma bilang banyak orang, bukan seluruh umat manusia.

 

KEN's picture

josia_sembiring: Banyak orang

Apakah banyak orang itu ada pembatasan jumlah tertentu? Jawab sendiri.

 

Saya tidak akan menjelaskannya panjang lebar, karna saya juga masih belum bisa berkata banyak tantang hal ini. Biarlah suhu kita yang akan menuliskannya buat kita, kita tunggu tanggal mainnya saja.

Geadley Lian's picture

adakah

Adakah "banyak orang" itu merangkumi orang israel & yahudi saja tanpa memikirkan umat yg lain ?

Kayaknya ngga deh.

__________________

geadley

sincere's picture

“Your fault as a son, is my failure as a father.”

"Tong shi ren, lei bu qi ; liu su zhong, ren zhe xi" = Walau semua manusia sama, tetap berbeda kualitasnya ; kebanyakan kita orang biasa, manusia sejati sangatlah langka. DZG hal.80. We are all human, but we are not the same. Most of us are ordinary; only a very few have great virtues and high moral principles.

Ketika Ken menulis kisah masa lalu keluarganya, kita sebagai orang luar/pembaca sama sekali tidak punya bukti kuat/hard objective evidence yang bisa membantah kebenaran pengalaman pahit dia saat diasuh mama. Suka tidak suka, we have to buy his story because he himself is an actor sekaligus the sole narrator. Namanya saja history, ya wis his story.

Saya mengikuti beberapa tulisan Ken mengenai ibunya. Dari cerita sepihak/subjektif Ken, terlihat jelas Ken mengalami pengalaman pahit/abusive sejak usia sangat belia. Sungguh memprihatinkan. Terkesan Ken mengidolakan papa, karena mama adalah s.o.b dalam keluarga. Kita tunggu cerita mengenai papa Ken, konon seorang penganut Kongzi yang tergolong bijak nan ulet?? CMIIW.

Adakah manusia  mama/papa parasit/ass**** yang benar-benar beyond repair ?? Ada, sungguh ada. Kalau Deta dkk rajin menyimak acara talk show barat sejenis Oprah Winfrey, banyak tenan kisah child abuse biadab yang dilakukan oleh bapak atau ibu kandung yang mendirikan bulu roma. Adakah budaya timur lebih baik? Saya rasa nga jauh beda la, toh sama-sama manusia  (berdosa). 

Hanya budaya paternalis timur membuat anak sungkan dan tidak punya nyali mengungkapkannya. Terlalu vokal, pasti dicap malin kundang, dikucilkan atau bahkan dianiaya (kembali) ramai-ramai oleh kerabat/masyarakat/pembaca (sabda). 

Mari kita sama-sama memberikan Ken kesempatan meneruskan ceritanya, toh sekarang baru sampai seri 2. For a while, saya lebih suka Komentar lain-lain sekaliber Miyabi yang terasa lebih netral, yang bisa meng encourage Ken melanjutkan kisah masa lalunya.

Ananda Deta pernah baca cerita Berkat atau Kutuk?? Coba google keyword tsb, salah satu inspirational story yang mengajarkan  kita jangan terlalu cepat mengetok palu judgement kita.

Berkat atau Kutuk
...Orang tua itu benar. Kita hanya tahu sepotong dari seluruh kejadian. Kecelakaan-kecelakaan dan kengerian hidup ini hanya merupakan satu halaman dari buku besar. Kita jangan terlalu cepat menarik kesimpulan. Kita harus simpan dulu penilaian kita dari badai-badai kehidupan sampai kita ketahui seluruh cerita.

Saya tidak tahu dari mana si tukang kayu belajar menjaga kesabarannya. Mungkin dari tukang kayu lain di Galelia. Sebab tukang kayu itulah yang paling baik mengungkapkannya:

“Janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.”

Ia adalah yang paling tahu. Ia menulis cerita kita. Dan Ia sudah menulis bab yang terakhir. (In The Eye of The Storm – Max Lucado)

Untuk Ken, saya rekomendasi buku Sons for the Master karangan Freda Hatfield. Saya kutip "Keluarga Tong – Refleksi oleh Andar Ismail."

Stephen Tong, Caleb Tong, dan Solomon Tong, dikenal masyarakat Indonesia sebagai tokoh gereja. Hebat, tiga kakak beradik jadi tokoh. Tunggu dulu! Bukan bertiga, tetapi bertujuh. Tujuh kakak beradik jadi tokoh tersebar di berbagai negara. Siapa gerangan ibu yang mendidik ketujuh putra itu?

Ibu itu bernama Tan Tjien Nio. Biografinya berjudul Sons for the Master karangan Freda Hatfield setebal 357 halaman. Simak arti harfiahnya; Putra-putra untuk Sang Pemilik.

Ibu Tjien lahir di Yogyakarta pada tahun 1909. Ia murid SMP berbahasa Belanda. Pada suatu hari, tiga pria bertamu. Tjien disuruh menyajikan teh. Sepulang rombongan tamu, Tjien diberi tahu bahwa ia akan dinikahkan! Menikah? Astaga! Ia sangat terkejut. Umurnya baru 16 tahun! Ia berusaha mengingat wajah ketiga pria itu. Yang mana calon suaminya?

Begitulah pada usia 17 tahun Tjien menikah dengan Tong Pai Hu, usia 36 tahun, pengusaha di Semarang berasal dari Xiamen. Setelah dua tahun di Semarang, Ibu Tjien ikut suami menetap di Xiamen. Putra demi putra lahir di sana. Semuanya tujuh putra.

Pada suatu hari Ibu Tjien dikunjungi kaum ibu gereja. Ia heran mendengar doa cara Kristen. Doa itu tenang dan teduh, bagaikan berbisik kepada Tuhan. Biografinya mencatat, Never before had she heard anyone pray to the Christian God… somehow it calmed her weary spirit… something that nudged at the worry and despair within her, as if to dislodge it. 

Ia jadi tertarik pada iman Kristen, lalu beribadah di gereja bersama keluarga. Ternyata para putranya lebih pandai bernyanyi ketimbang dia. Kemudian mereka dibaptis.

Perang semakin meluas dan menyengsarakan. Makanan langka. Suami Ibu Tjien sakit keras, lalu meninggal dunia. Tiba-tiba seluruh beban hidup dipikul oleh Ibu Tjien. Usianya baru 32 tahun. Bagaimana memberi makan tujuh anak? Si sulung baru 14 tahun, si bungsu 18 bulan. Ia membuka toko jahit untuk menghidupi dan menyekolahkan anak.

Kemudian Ibu Tjien mempertimbangkan untuk pulang ke Indonesia. Ia merasa hari depan putra-putranya adalah Indonesia. Tetapi  mana uang untuk perjalanan dan modal hidup? Lalu ia teringat bahwa anak-anaknya begitu mempercayakan diri kepadanya. Kalau begitu mengapa tidak mempercayakan diri kepada Kristus? Ia berdoa, Lord, my little ones… how they depend on me… help me to trust You as much as they trust me.

Dengan membawa lima bocah Ibu Tjien kembali ke Indonesia pada tahun 1947. Ia membuka toko jahit di Surabaya. Dengan kaki dan  tangan yang nyeri akibat siang malam menjahit, ia membesarkan anak-anak. Ia berpegang pada nasihat Rasul Paulus, “Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri…” (1 Tim 5:4). Biografi mencatat doanya, I won’t remarry, Lord, I will devote myself to raising my children and to Your service.

Melalui mesin jahit Ibu Tjien memberi makan putra-putranya. Pernah ia mendapat sepotong daging ham. Anak-anak bersorak  girang, “Kapan dimakannya?” Ia menjawab, “Tunggu sampai Imlek.” Tiap hari anak-anak bertanya lagi. Lalu datang seorang sepupu. Ibu Tjien mengambil pisau dan hendak membagi daging itu. Tetapi sepupunya berkata, “Kalau mau memberi, berikan saja seluruhnya.” Ibu Tjien dan semua anak bengong. Ketika sepupu itu pergi para putra itu menangis tersedu-sedu.

Masih ada pertanyaan; bagaimana cara Ibu Tjien mendidik sehingga kini ketujuh putranya menjadi tangguh? Mungkin karena ia  memberi peluang kepada mereka untuk berprakarsa dan berjuang. Masih di sekolah dasar anak sudah membantu mencari nafkah. Tiap anak boleh berbeda pendapat. Di meja makan tiap hari putra-putra itu gaduh berdebat. Tulisnya, The noise level of dinner conversation had been almost unbearably high.

Melihat putra-putranya kini menjadi berkat bagi gereja dan masyarakat Indonesia, Ibu Tjien bersyukur bahwa dulu ia membawa  mereka pulang ke Indonesia. Tulis biografi ini, it was well, she now knew, for the furtherance of the Gospel in this land, that she had brought her young ones to Indonesia when she had. Misinya genap dalam usia 68 tahun.

Ketika duduk sekelas dengan Stephen Tong dan Caleb Tong di Malang selama satu semester, saya mengagumi ketangguhan mereka.  Siapa gerangan ibu mereka? Di balik putra yang tangguh tersembunyi seorang ibu yang tangguh.

 

Marcus Aurelius to his son Commodus in “Gladiator” : “Your fault as a son, is my failure as a father.”

 

 

 

teograce's picture

apple to apple

sincere :

Ananda Deta pernah baca cerita Berkat atau Kutuk?? Coba google keyword tsb, salah satu inspirational story yang mengajarkan kita jangan terlalu cepat mengetok palu judgement kita.

teograce :

g bukan deta, tapi g tau cerita itu. g rasa ilustrasi itu ga sesuai.. biar gimanapun juga, yang ngebaca cuma akan ngedapetin 1 sudut pandang, karena yang ngeblog kan ken doank.. :p kecuali mamanya juga ngeblog.. :p
__________________

-Faith is trusting God, though you see impossibility-

KEN's picture

sincere: Berbeda!

Saya tidak tangguh!

Ibu saya yang tangguh. Ia tangguh hendak menjadi nomor satu, karna keinginannya itulah, ia menghancurkan hidupnya sendiri. Tangguh bukan?

 

Kisah pak Tong, sudah sering saya dengar dari beliau dan bukunya (pernah baca sedikit). Ibunya juga berbeda, sangat. Perbandingannya antara langit dan bumi, perbandingannya antara parfum dan taik.

 

Tapi, terima kasih sharingnya dan ringkasannya, cukup membantu saya untuk tertawa geli terhadap orang2 semacam deta.

Debu tanah's picture

@ Sencere, papa/mama brengsek & anak brengsek

Kemana aza Om Sencere? Lama tak berkunjung ke Sabda? Anda adalah seorang senior, kenapa tidak tulis blog barang sekali dua kali untuk membagi ilmu pada yg muda? Ayolah, please?

[ “Your fault as a son, is my failure as a father.” ]

Statement di atas hanya BENAR dari sisi Ayah.


Tetapi tidak benar dari sisi anak. Dari sisi anak, kegagalan anak adalah kegagalan anak. Bila demikian maka tidak ada anak yg papa nya brengsek harus mempertanggung-jawabkan kegagalannya.

Nyatanya ada juga anak-anak yang papa/mamanya brengsek tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan tidak menyulitkan seperti Ken.


Tetapi kebenaran mutlak (baca: dari Tuhan) berkata setiap manusia bertanggung jawab kepada Tuhan. (Yeh 18)

Yehezkiel
18:4 Sungguh, semua jiwa Aku punya! Baik jiwa ayah maupun jiwa anak Aku punya! Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.

18:20 Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.

Papa atau mama yang brengsek akan mempertanggungjawabkan perbuatannya SENDIRI kepada Tuhan, tetapi bila ada anak yang menjadi brengsek seperti Ken, itu bukan tanggung jawab orang tuanya.

Lihatlah betapa BRENGSEK-nya kelakuan si Ken ini:
1.    Mengumumkan dosa ibu nya ke seluruh dunia dan menyalahkan kegagalan keluarga hanya kapada ibunya.
2.    Membakar barang-barang yg sudah diberikan ke mantan pacarnya
3.    Mengata-ngatai wanita sebagai “bangsat”

Kutipan dari SINI:

Catatan Khusus untuk Para Wanita!
Oleh KEN (Rab, 2011-03-09 19:35)

Kalian jangan SOMBONG! TIDAK semua lelaki TAKUT padamu! Sehingga setelah menikah, mereka laki-laki dicap sebagai suami-suami takut istri! CAMKAN itu!
Saya, Denny Wongso, akan selalu menyaksikan hal semacam ini, untuk membungkam sifat bangsatmu ini!


Tetapi Ken harus mempertanggung-jawabkan perbuatannya segala perbuatannya sendiri kepada Tuhan!

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

KEN's picture

Deta: Lu bacot apa sih?

Setiap orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Tuhan. Termasuk elu, paham?!

Debu tanah's picture

@ Ken, bertanggung jawab

Gue sangat paham ucapan gue.

Tp elu nampaknya gak paham, makanya elu bertingkah seperti manusia brengsek !

__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

KEN's picture

Deta: Buktikan!

Buktikan bahwa elu paham. Artinya begini, silakan elu tulis sebanyak mungkin nasihat dan saran, namun gue ngga pernah sudi mendengarkan elu, kenapa lu maksa? Seolah-olah lu mau dan mampu mengatur gue?

irwanda.bobby's picture

konyol lu ken!

Ken menulis:

Artinya begini, silakan elu tulis sebanyak mungkin nasihat dan saran, namun gue ngga pernah sudi mendengarkan elu,

 

pandangan gw:

buat apa lu mempersilahkan deta ngetik panjang lebar ampe jari2nya kapalan dan kesemutan buat kasih lu nasihat dan saran.... kalo lu gk mau mencoba untuk membaca dan merenungkan?

 

buat deta untuk menghadapi sebuah ketololan, saya kutipkan sebuah nasihat bijak:

"jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu."


__________________

masih dalam tahap membaca, memperhatikan dan mencerna

TaunyaKaukan's picture

hm

lagi lagi kabar buruk dari blog nya ken. menyedihkan, tragis..itulah sih ken.

__________________

siapakah seperti Engkau ya Tuhan.

Hannah's picture

Parent VS Investor

Terlepas dari apa kata agama, kadang hubungan ortu-anak melenceng menjadi hubungan investor-investment sehingga orang tua membesarkan anak bukan lagi semata sebagai pemenuhan tanggung jawab sebagai orang tua dan manusia tapi karena adanya pamrih tersembunyi.
AFAIK pamrih yang paling umum gw temui adalah supaya anak menjadi sumber penghasilan orang tua di masa tuanya atau anak menjadi jawaban untuk semua masalah keuangan orang tua setelah anak mencapai usia produktif (memiliki pekerjaan dan/atau penghasilan).

Tidaklah heran kalau ada anak-anak yang lantas menjadi kecewa dengan orang tua yang sudah berlaku sebagai seorang investor. Anak yang membutuhkan kasih dan bimbingan orang tua malah dibesarkan hanya dengan uang untuk makan, beli baju dan sekolah.
Memang sandang, pangan, papan adalah kebutuhan penting tapi tidak perlu orang tua untuk memenuhi ketiga kebutuhan itu. Yayasan sosial, donatur, gereja dan masih banyak lagi organisasi atau orang berhati mulia yang juga bisa memenuhi ketiga macam kebutuhan itu.

Mungkin lebih beruntung anak yatim piatu yang berada di panti asuhan yang tidak pernah tau rasanya memiliki orang tua daripada anak yang memiliki orang tua tetapi diperlakukan seperti sebuah investasi sehingga sang anak dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa semua yang dilakukan orang tuanya untuknya adalah sebuah hutang yang pada akhirnya harus dibayar entah dalam bentuk materi atau non materi.

Tidak jarang malah ada anak yang menjadi benci bahkan menjauhi orang tuanya karena kekecewaan yang mendalam karena kalau semua jerih payah orang tua ternyata berpamrih dan setelah dewasa sang anak kemudian dituntut (entah secara halus atau paksa) untuk membayar orang tua untuk semua "pengorbanan" itu -ibarat pinjaman/hutang yang jatuh tempo-  dengan selalu diingatkan akan semua jerih lelah dan pengorbanan orang tua yang sudah membesarkannya dan  betapa jerih lelah itu (katanya) tidak akan pernah bisa dibayar dengan uang sehingga anak dihinggapi rasa bersalah, malu bahkan depresi kalau tidak berhasil memenuhi tuntutan orang tuanya, tidak ada lagi yang tersisa dari hubungan ortu-anak selain hitung-hitungan hutang-piutang dan untung rugi karena dari awal memang yang ada hanyalah hubungan investor-investement, bukan hubungan
ortu-anak dan anak dibesarkan bukan dengan kasih sayang tulus dari orang tua tapi dengan angan-angan muluk dan berpamrih dari seorang investor yang mengharapkan bisa memetik profit (sebanyak-banyaknya) dari investasinya di kemudian hari.

Tapi bukan anak saja yang bisa kecewa, orang tua pun tidak jarang mengalami kekecewaan seperti seorang investor dengan bad investment alias investasi buruk karena anak yang dianggap tidak bisa memenuhi tuntutan (bahasa halusnya: harapan) orang tua sehingga kadang ada orang tua yang menjelek-jelekkan anaknya sendiri di hadapan orang lain padahal dia tetap menikmati hasil keringat anaknya sendiri.
Tidak jarang sang anak terseok-seok mencoba membangun kehidupan yang layak untuk dirinya sendiri, suami/istri dan keluarganya sendiri sembari mencoba memenuhi tuntutan orang tua sementara sang investor (baca: orang tua) dengan
tidak sabar menagih profit dari investasinya.

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi