MY RYAN

Ryan, bocah kecil berusia tiga tahun baru saja bangun dari tidurnya.
Segudang rencana hebat berkecamuk di kepalanya.

******

Hari ini aku mau main sama Putri dan Dinda. Aku mau bawa trukku biar
mereka bisa lihat trukku bagus. Ehh tapi tunggu, di ruang tamu ada
siapa? Ooohh... temannya Mama. Mama kasih uang ke teman Mama. Aku mau
tanya Mama ah ... beli apa.

Waktu kutanya Mama beli apa, Mama jawab sambil ketawa-ketawa, "Bayar
utang, nih utangnya banyak." Oohh berarti Mama kalau kasih uang bukan
ke penjual sayur atau es krim berarti bayar utang ya. Kok utang
dibayar ya? Bentuknya utang kaya apa ya?

Ahh ... gak tahu deh. Aku mau main ama Dinda dan Putri ah ....

"Dinda-dinda, kamu lagi ngapain?"

Lo kok Dinda bengkok-bengkokkin mulutnya ke aku? Apa dia sakit gigi
ya? Trus Dinda bilang sesuatu, "Ryan, kamu kan laki-laki, gak boleh
main sama anak cewek donk, kamu main truk aja. Kita mau main ibu-
ibuan."

Apa sih bedanya laki-laki dan cewek? Ohhh ... kalau laki-laki main
truk, kalau perempuan main ibu-ibuan.

Ya udah kalau gitu, aku mau ke rumahnya Tante Pik aja. Ehh ... Tante
Pik ada tuh. Lagi nyapu.

"Tante Pik .... Dinda itu loh nakal, masa aku gak boleh main ibu-
ibuan."

"Lah, trus Ryan bolehnya main apa?" Tante Pik tanya gitu ke aku.

"Katanya anak laki-laki main truk aja ...."

"Oohhh ... gitu to ... ya dah sini main truk sama Tante Pik."

Horeee ada temen main.

(beberapa saat kemudian)

Yaaa ... Tante Pik gak bisa main truk. Masa truknya di kasih bunga-
bunga. Harusnya kan dikasih batu sama pasir. Ya, gak enak main sama
Tante Pik.

Minta susu aja deh.

"Tante Pik, punya susu gak?"

"Punya, kenapa?"

"Ryan belum minum susu."

"Loh kata Mama Ryan males minum susu, dah dibikinin tapi gak diminum."

"Di rumahku gak ada susu kok, Tante Pik. Mama belum beli katanya
dompetnya kosong."

Ha ha ha ha ha ha ha ha

Kenapa to Tante Pik ketawain aku? Jelek lagi ketawanya.

Horeeee .... Tante Pik bikinin susu. Akhirnya minum susu juga horeee.

Trus abis minum susu aku tanya Tante Pik, punya permen gak.

Tante Pik keluarin permen dari kantongnya.

"Ryan ambil permen yang hijau ya. Yang putih itu pedas, kalau yang
hijau gak."

"Ooohhh .... permen yang putih ada sambelnya to Tante Pik?"

Hua hhaaaa haaaa haaaa haaaa huaaaahaaaaaa ....

Yaa ... Tante Pik ketawa lagi tambah kenceng. Aku kan tanya apa yang
putih ada sambelnya kok malah diketawain. Apa to yang lucu. Ah biarin
aja. Orang tua emang aneh-aneh.

"Ryaannn ... Ryaannnnn ...."

Nah itu suara Mama. Pasti aku mau disuruh mandi.

Mama datang ke rumah Tante Pik buat jemput aku. Padalah gak usah
dijemput aku bisa pulang sendiri. Mama suaranya dah keras gitu masa
dikiranya aku gak dengar. Rumahnya kan cuma sebelahan.

Lah ... tak kira mau jemput aku. Kok malah ngobrol. Ya ampunn Mama
ketawa-ketawa sambil ngucek-ngucek kepalaku. Soalnya Tante Pik cerita
tentang permen yang pake sambel tadi. Lagi-lagi, apa lucunya to? Kan
kalau pedes itu sambel. Kenapa diketawain? Uhhh orang tua memang aneh.

"Ayo Ryan mandi. Kita mau pergi naik Angkot ke pasar," kata mama.

Horeeee ... ke pasar .... bisa beli truk baru.

Di dalam Angkot banyak orang.

Loh kok Mama keluarin uang to kasih ke omnya itu? Tanya ah ....

"Mama, bayar utang lagi?"

Ya ampun, kok Mama lihat aku dengan muka aneh gitu? Kok semua orang
dalam angkot ketawa-ketawa. Aduhh apa lagi sih yang lucu.

Tadi pagi mama bilang gak beli apa-apa, tapi bayar utang. Sekarang
berati mama bayar utang donk. Kan gak beli apa-apa. Ah repotnya jadi
orang gede.

******

Itulah sedikit cerita tentang Ryan, seorang bocah kecil berusia tiga
tahun yang tidak pernah kehabisan cerita dalam hidupnya. Semoga kita
dapat pelajaran dari si Ryan kecil. Iseng-iseng aja nulis ini tentang
Ryan. Soalnya aku lagi kangen ama dia yang sedang dibawa mama sama
papanya ke Jakarta.