My Beloved Jefry

Satu lagi realita hidup yang kualami: Aku bisa saja berdoa, "Jika Tuhan mau ambil dia, ambillah." Tapi ketika orang yang kita sayangi itu benar-benar pergi,...betapa itu sangat menyakitkan. Bahkan ketika sudah merasa berserah tetap saja ada rasa kehilangan, rasa sakit dan sedih.

Dalam waktu (hari) yang sama, ada yang usianya bertambah, ada yang harus berhenti sampai di situ. Kemarin kami (seluruh anak2 kos) dapat undangan ultah anaknya. Acaranya sangat sederhana (tapi di sini aku nggak akan ngebahas acaranya). Pulang dari sana (cuman di sebelah kos), tidak beberapa lama kemudian kami (aku & adikku) dapat berita kalau sepupu kami baru saja pulang ke rumah Bapa.

Beberapa hari yang lalu, mama sudah kasih tahu kalau jefry sedang sakit. Lalu ku berdoa, " Jika Tuhan mau sembuhkan Jefry, sembuhkanlah. Tapi jika Tuhan mau ambil dia (pikirku mungkin itu lebih baik baginya karena mungkin juga dia tidak akan sanggup menahan sakit yang ia derita.

Sejak SD Jefry sudah mengidap penyakit ginjal. Saat itu, sekolahnya harus terlantar dan tanteku musti membawanya berobat ke Jakarta, maklumlah di Bangka R.S nya nggak canggih.

Sejak kecil kalau mau pergi ke sekolah minggu, kami biasa bareng-bareng, gandengan tangan, ...ditenten bahasa melayunya:) ..."Tenten adek-adeknya..." begitulah biasanya mama dan alm. tanteku bicara. Jadilah kami berlima (aku yang paling besar, sepupuku Lestari, Raty adikku, Jefry adik Lestari dan Fery adikku) berjalan sambil bergandengan tangan, penuh dah tuh setengah jalan.

Betapa sebentarnya hidup ...teramat singkatnya berada bersama yang di sayang.

Selamat jalan yang disayang....