Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Menjadi Kepanjangan Tangan Mu?

Waskita's picture

Ini hanya sharing sederhana ... cerita biasa ...

Saya ingin bagikan sharing kantor hari ini. Kebetulan setiap pagi, di kantor, kami selalu mengawali dengan persekutuan doa. Kadang ada sharing, tapi lebih sering kami cuma cengar-cengir, senyam-senyum karena tidak ada yang disharingkan. Kalau sudah begini, biasanya kami hanya bernyanyi dan berdoa. Semua memang dibuat mengalir saja.

Toh tidak ada salahnya mencoba mendedikasikan waktu terbaik kami untuk Tuhan, sebelum tenggelam dalam rutinitas kerja.

Tapi benar, sejak ada persekutuan doa, kami bisa rasa semakin dekat, satu dengan yang lain. Bisa berbagi itu memang indah ya.

Pagi ini Kami membahas tentang betapa kita selalu terlalu cepat berdoa untuk orang lain atau untuk sebuah situasi, tapi sering tidak sadar kalau sebenarnya kita sendiri adalah jawaban dari doa tersebut. Singkatnya sih "yang penting sudah berdoa".

Aku sendiri sadar, sering mengalaminya. Ketika melihat orang yang berkekurangan, cepat aku berdoa meminta Tuhan mencukupinya. Ketika melihat teman dalam kesedihan cepat-cepat aku berdoa minta Tuhan menghiburnya. Tapi sering aku lupa bertanya, "Tuhan apa yang bisa aku lakukan?".

Kalau dipikir-pikir lucu juga ya... Seolah-olah kejadianya seperti ini:

"Tuhan... Temanku sedang ada masalah, tolong dia Tuhan".

Lalu Tuhan menjawab:

"Baiklah... Tapi siapa yang mau ku utus?"

Lalu aku jawab lagi:

"hlo... Bukanya aku sudah mengutus Tuhan buat menolongnya?"

He...he...he, jadinya malah aku yang mengutus Tuhan. Aku hebat ya... Padahal siap aku ini?

Lucu apa tidak sih? Tidak lucu. Memang tidak lucu. Tapi itu yang tanpa ku sadari sering aku lakukan.

 

Salah seorang teman kami, Elia, bercerita bagaimana dia terbeban melihat keadaan teman-temannya yang banyak menganggur karena PHK. Sebenarnya dia ingin mendirikan usaha yang bisa menampung mereka agar tetap bisa bekerja, sudah berdoa tapi memang belum dijawab. Masih jauh kali. "ra duwe modal cah..." (nggak punya modal ... teman) katanya. " Yang bisa ku lakukan saat ini sih, cuma rajin-rajin baca lowongan di media atau cari-cari di internet kalau-kalau ada lowongan kerja buat mereka (hayo memanfaatkan fasilitas kantor ya?)". Kadang Elia juga bantu-bantu tulis surat lamaran dan CV buat teman-temannya itu.

Kalau aku? Baru hari minggu kemarin aku lihat orang tabrakkan motor persis di depanku, tapi jangankan berhenti, aku malah terus memacu montor habis sudah hampir telat datang kebaktian minggu di gereja. Toh banyak orang di dekat situ yang bisa menolong (pikir ku waktu itu). Tapi cerita ini tidak aku share kan sih, kan malu.

Kena tegur juga deh... Undecided

Ah ... Tapi setidaknya sharing pagi ini telah mengajarku agar selalu ingat untuk menambahkan dalam setiap doaku kalimat, "Tuhan ... Jika ada yang bisa aku lakukan, tolong aku agar bisa menjadi kepanjangan tangan Mu?". Setelah itu aku harus bertanya pada diriku apa yang bisa kulakukan? Kalau ada ya lakuka, meskI cuma hal-hal simple seperti yang Elia, temanku lakukan. Aku rasa itu cukup untuk jadi awal yang baik.

Make it simple: "Pray than act".

GBU.

http://kristiannovianto.blogspot.com

__________________

kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini

waskami's picture

Kok

Kok kayaknya sama dengan yang terjadi di kantor saya

dapat diintip di: http://hardhono.blogspot.com

__________________

Nyari beasiswa di sini aja