Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Mendidik Akal Budi-Melatih Hati Nurani

Vantillian's picture

Ibrani  10:16-17  sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka,  dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka."

 
Mendidik Akal Budi
 
Mendidik akal dan melatih hati nurani. Dua hal inilah yang seharusnya ditekankan dalam pembinaan dan pengajaran untuk generasi sekarang maupun mendatang di gereja. Mengapa akal budi mesti dididik? Pertama karena telah tercemar oleh dosa. AKal budi manusia telah jatuh. Roma 3:11 menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Akal budi manusia yang terpolusi tidak mungkin lagi mencari Allah. Manusia hanya bisa menindas kebenaran dari Allah. Manusia telah terkorupsi di dalam kerangka akal budinya. Karena itu, akal budi mesti dikembalikan kepada kodratnya yang semula, yaitu melayani dan menyenangkan Tuhan. Akal budi yang melayani adalah akal budi yang tunduk. Akal budi yang tunduk adalah akal budi yang taat kepada Firman. Akal budi yang taat adalah akal budi yang harus terus belajar tanpa henti. Belajar apa? Belajar menundukkan diri, belajar bertanggungjawab atas panggilan mandat Tuhan. Belajar mengelola dunia. Belajar mengasihi sesama. Belajar melawan segala ketidakadilan dan ketimpangan sosial. Belajar menyesuaikan diri dengan kehendak Tuhan. Dan yang penting belajar Firman dengan cara yang benar.
 
Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
 
Akal budi kristiani mesti dikembangkan dalam menghadapi tantangan zaman. Zaman sekarang adalah zaman pragmatis. Kebenaran objektif sudah digantikan oleh perasaan subjektif. Kebenaran tidak begitu penting, yang penting kenyamanan dan kemajuan. Apakah sesuatu yang benar ada FUNGSINYA dan MANFAATNYA? Kalau tidak ada, untuk apa dipertahankan dan diperjuangkan? Toh semua orang harus hidup dengan praktis. Untuk apa teoritis dan penuh dengan dogmatis? Disinilah akal budi kekristenan ditantang, sekaligus diajak kompromi. Apakah akal budi kristiani harus mengikuti arus duniawi? Apakah dengan alasan "ilmiah" pemikiran kristiani harus tunduk? Apakah ilmu sains lebih tinggi dari teologi? Apakah ketika berbicara mengenai hal rohani, kita menjadi "tidak ilmiah" sehingga menjadi TIDAK BENAR? Apakah prinsip sains dapat benar dengan sendirinya? Bukankah kebenaran sains adalah kebenaran justifikasi para ahli atas penafsiran fakta di dunia? Bukankah kebenaran sains hanya terbatas kepada eksperimen dengan hasil yang sama dan aplikasinya (pragmatisnya)? Siapa yang peduli dengan kebenaran ilmu sejauh ilmu itu dapat bermanfaat bagi kehidupan? Bukankah banyak wilayah sains yang bebas dari nilai-nilai kehidupan? Lalu bagaimana kita bisa mengandalkan kebenaran absolut berdasarkan prinsip sains? Bukankah teorema sains banyak digugurkan oleh ilmunya sendiri?
 
I Korintus  14:15 Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.
 
I Petrus  1:13 Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.
 
Akal budi kristiani bukanlah akal budi yang meniadakan hukum-hukum logika, hukum konsistensi, koherensi, tools untuk berpikir secara tepat dan benar, melainkan menggunakannya semua untuk kemuliaan Allah, untuk menegakkan kebenaran, menantang arus pikir yang menyesatkan kemanusiaan. Akal budi kristiani didasarkan atas IMAN dalam Kristus dan penyataan umum dan khusus Allah. Iman tidak meniadakan akal budi, melainkan berfungsi sebagai fondasi dan arah bagi akal supaya tidak menyimpang. Ibarat pelacur, akal budi dapat digunakan untuk menyeleweng dari tujuan yang semula yaitu melayani Allah menjadi melayani diri dan Iblis. Karena itu, orang kristen harus seumur hidup belajar menundukkan pemikiran dan kehendaknya di bawah pimpinan Roh Kudus. Dan itu berarti menundukkan diri dalam FirmanNya. 
 
Melatih Hati Nurani
 
Mazmur 16:7 Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku.
 
Kisah Para Rasul 24:16 Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.
 
Melatih hati nurani merupakan aspek kedua yang mesti diperhatikan oleh setiap orang Kristen. Alkitab mengajarkan bahwa hati nurani merupakan sarana Tuhan untuk mendidik, mengajar dan menasehati orang kristen. Karena itu orang kristen wajib menjaga hati nurani sesuai dengan FirmanNya. Ketika Kristus menebus dan menyucikan kita, kematianNya menyucikan hati nurani kita, sehingga kita beroleh keberanian untuk menghadap Allah.
 
Ibrani  9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
 
Setiap orang percaya harus hidup dengan hati nurani yang bersih dan menjaganya selalu serta menggunakan untuk menjadi kesaksian bagi sesama. Dan harus hidup dalam hati nurani yang bersih untuk dapat mempertanggungjawabkan iman kita di hadapan banyak orang.
 
I Petrus 3:15-16 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.
 
I Timotius  1:18 Tugas ini kuberikan kepadamu, Timotius anakku, sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan tentang dirimu, supaya dikuatkan oleh nubuat itu engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni.
 
Hati nurani merupakan penentu yang penting dalam pertumbuhan iman dan bahkan dalam perjalanan akhir dari iman orang percaya. Beberapa orang mengabaikan hati nuraninya sehingga kandaslah iman mereka ( I Timotius 1:19 ) dan kita harus memperjuangkan hal yang baik sesuai dengan keinginan hati nurani yang bersih, karena Roh akan membantu kita dalam memohonkan hal-hal yang baik dan berkenan kepada Allah. (Roma 8:28). Dengan demikian, perjuangan hidup orang percaya adalah perjuangan untuk melatih hati nurani yang baik sehingga mempunyai efek dan implikasi terhadap kehidupan yang lebih baik dalam masyarakat.
 
Sola Christos...
 
 
 
 
 
 
 
 
Debu tanah's picture

@ Vantillian, masalah "istilah"

Salam, Kita diskusi aja ya.. Dalam blog ini ada beberapa istilah: "hati", "akal budi", "roh", "hati nurani". Pertanyaan saya, 1. Bagaimana anda membedakan istilah-istilah di atas? Apa itu hati, akal budi, roh dan hati nurani? Dimana posisi bagian tersebut dalam jiwa/roh manusia. 2. Bagaimana caranya melatih hati nurani? Terima kasih sebelumnya.
__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

Vantillian's picture

@Debu tanah....akal budi dan hati nurani...

Deta, saya penganut dikotomi yaitu hanya membedakan manusia menjadi 2 bagian. Keduanya adalah tubuh dan roh/jiwa. Manusia mempunyai esensi kemanusiaan karena tubuh dan roh tersebut. Ada yang menyebut itu JIWA. Tapi saya tidak sependapat. Esensi itu NAMPAK dari kepribadian, kehendak, danwatak serta ekspresi fisik manusia. Misalnya cara pikir, emosi, temperamen dsb. Semua istilah ini hanya pengungkapan JATI DIRI esensi kemanusiaan. Apakah akal budi meliputi hanya berpikir dan hati nurani meliputi hanya perasaan? Akal budi meliputi lebih jauh dari sekedar cara pikir karena melibatkan hikmat, kebajikan dan kebenaran. Sedangkan hati nurani juga melibatkan kehendak, kemauan dan keinginan terdalam seseorang.

Blog saya didasarkan atas dikotomi yang saya pegang. Tetapi TIDAK DAPAT dikatakan bahwa  AKAL BUDI = TUBUH dan HATI NURANI = ROH/JIWA.

 

Roma  7:26 Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.

Paulus sendiri juga tidak mendefiniskan dengan tepat akal budi dengan UNSUR lain dalam diri manusia.
 
Roma  7:23 tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.
 

Kadang kata HATI dalam Alkitab menunjuk kepada INTI KEBERADAAN manusia. Apakah akal budi bisa BERFUNGSI terpisah dari hati nurani? saya menjawab TIDAK. Tetapi apakah akal budi bisa dibedakan dari hati nurani? YA. Apa bedanya? Bedanya dapat dianalogikan dengan cara pikir dan dengan intuisi. Ada yang mengatakan pikiran dan perasaan. Dua-duanya dapat dilatih dan dididik. Dimana akal budi terletak? Apakah di otak? Dimana hati nurani terletak? Apakah di jantung (heart)? Dua-duanya adalah keberadaan penting manusia. Dua-duanya terletak di dalam perpaduan antara roh dan tubuh. Kalau otak seseorang dirusak, apakah akal budi dan hati nuraninya tidak bisa berfungsi lagi? Ilmu psikologi masih meraba-raba dalam hal ini. Jawabannya IYA dan TIDAK. Mengapa? Karena semua istilah itu KABUR. Tidak ada definisi yang tepat untuk hati, hati nurani, akal budi, pikiran, kehendak, kemauan, intuisi bahkan untuk istilah PERILAKU, para ahli masih berbeda pendapat. Apakah perilaku manusia didasarkan atas lingkungan terkondisi? Atau motivasi dari dalam? Atau sebab supernatural? Atau suatu idealisme yang menggerakkan manusia?

 

Bagaimana melatih hati nurani? Semuanya kembali ke Firman Tuhan. Hati nurani dapat  juga dilatih berdasarkan pemahaman atas pewahyuan umum dan khusus dari Allah. Diantaranya hukum di dunia, kebijakan, kebaikan, keindahan. Jadi, disini dapat dilihat bahwa hati nurani TIDAK terpisahkan dari pemahaman AKAL BUDI. Untuk melatih hati nurani, kita tidak bisa tidak menggunakan akal budi. Caranya adalah belajar membina diri lewat pemahaman, kemauan hidup benar dan intropeksi diri.

Kadang kita TAHU bahwa sesuatu itu baik, tetapi kita TIDAK melakukannya karena malas dan alasan lain. Saya tahu bangun pagi-pagi supaya tidak terlambat itu BAIK dan BENAR, tetapi kadang tubuh dan rasionalisasi pikiran saya membuat saya menjadi malas bangun, bisa juga karena capek. Akibatnya kita jadi telat bangun. Itulah contoh sederhana keterpisahan antara unsur dalam anggota tubuh manusia. 

Sola Christos...

Debu tanah's picture

@ Vantillian, hati nurani

Saya sendiri adalah penganut paham trikotomi. Saat ini buku yang sangat baik menjelaskan trikotomi yang saya koleksi adalah buku-buku tulisan Watchman Nee & Witness Lee. Namun jauh sebelum membaca buku-buku mereka, saya sudah menerima paham trikotomi, tetapi masih secara sederhana yaitu menjelaskan bahwa manusia dalam Alkitab diumpamakan sebagai bait Allah yang terbagi menjadi 3 bagian: pelataran luar, ruang kudus & ruang maha kudus. Pelataran luar melambangkan tubuh, ruang kudus melambangkan jiwa, dan ruang maha kudus melambangkan roh manusia. Setelah membaca buku-buku mereka dan berdasarkan pengalaman hidup sebagai orang Kristen, maka saya semakin yakin bahwa manusia itu adalah trikotomi, walau pengalaman ini harus saya akui belum benar-benar tuntas / sempurna dalam hidup saya. Paham TRIKOTOMI membedakan jiwa dengan roh. Jiwa itu adalah DIRI dari manusia, pusat pribadi manusia, sedangkan roh adalah bagian/organ paling dalam dari diri manusia, yang merupakan nafas hidup yang ditiupkan Allah kepada manusia. Fungsi roh antara lain adalah untuk bersekutu dengan Tuhan dan sebagai hati nurani (Amsal 20:27) untuk membedakan yang baik dan yang jahat. Hati nurani (bagian dari roh) tidak sama dengan pikiran yang bagian dari jiwa, itu sebabnya PIKIRAN (bagian dari jiwa) kita sering bertentangan dengan suara hati (hati nurani kita). Bagi orang dunia fungsi roh sebagai organ bersekutu dengan Allah sudah mati, sedangkan fungsi hati nurani masih hidup, itu sebabnya orang dunia juga bisa merasa bersalah di dalam hati nuraninya. Salah satu ayat yang membedakan jiwa dengan roh mungkin pernah anda tahu: Ibrani 4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Bagi orang yang telah dilahirkan kembali maka roh nya bersatu dengan Roh Kudus, sedangkan pada orang yang belum bertobat tidak ada Roh Kudus, tetapi hati nurani (bagian dari roh) masih bisa berfungsi untuk membedakan yang baik dan yang jahat. Bila kita membaca Alkitab dengan teliti maka jelas kelihatan bahwa hati nurani bukanlah bagian dari jiwa, tetapi bagian dari roh yang lebih dalam dari jiwa. Kita bisa dapat langsung membedakan dan “merasakan” pikiran dan emosi kita sendiri, sedangkan suara yang lebih halus dan lebih dalam itulah hati nurani yang seringkali bertentangan dengan pikiran dan emosi yang merupakan bagian dari jiwa. Itu sebabnya bila kita berbuat dosa, maka roh bersama-sama dengan Roh Kudus akan berduka cita, sehingga orang Kristen akan kehilangan sukacita, sekalipun kita sengaja mencari hiburan, tetapi roh kita tertekan. Pengalaman Daud setelah dia berzinah dan pengalaman kita bisa menjelaskan hal ini. Bagi orang yang telah dilahirkan kembali sulit membedakan mana yang suara Roh Kudus dan mana yang merupakan suara roh kita sendiri, karena roh kita telah menjadi satu dengan Roh Kudus ! I Korintus 6:17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Roma 9:1 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, 9:1 I say the truth in Christ, I lie not, my conscience also bearing me witness in the Holy Ghost. Kembali ke diskusi kita, berdasarkan pemahaman itu (juga ajaran Alkitab), saya berpendapat bahwa PIKIRAN (bagian dari jiwa) memang bisa di didik (istilah Alkitab adalah dibaharui): Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. 12:2 Do not conform yourselves to the standards of this world, but let God transform you inwardly by a complete change of your mind. Then you will be able to know the will of God--what is good and is pleasing to him and is perfect. Tetapi hati nurani (bagian dari roh) tidak bisa di latih, tetapi bisa dimurnikan dan didengarkan (dituruti saja), karena roh memang penurut: Matius 26:41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." 26:41 Keep watch and pray that you will not fall into temptation. The spirit is willing, but the flesh is weak." Menurut saya paham TRIKOTOMI lebih sesuai dengan ajaran Alkitab dan PENGALAMAN hidup kita sebagai orang KRISTEN. Bila Tuhan mengijinkan, saya punya niat dan beban untuk menulis tentang topik ini, walau sepertinya akan perlu waktu yang agak lama, karena ini topik yang membutuhkan pengalaman, yang belum benar-benar saya alami dengan tuntas.
__________________

Debu tanah kembali menjadi debu tanah...

Vantillian's picture

Deta, dikotomi dan trikotomi...

Deta, maafkan karena lama membalas komentar anda. Melatih hati nurani jelas harus dilakukan senantiasa oleh orang percaya, karena hati nurani adalah pedoman bagi tindak laku kristen.

Kisah Para Rasul  24:16 Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.

I Korintus  8:7 Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya.

Rasul Paulus berusaha hidup dengan hati yang murni. Dan hati nurani bisa lemah atau kuat berdasarkan pengetahuan iman kita. Karena itu, hati nurani harus dilatih berdasarkan pengetahuan iman dalam Firman. Hati nurani yang dibersihkan bukan bersih sempurna, melainkan harus dijuangkan dalam pergumulan orang percaya supaya hidup murni di hadapan Allah.

Mengenai paham trikotomi dan dikotomi, saya memegang dikotomi. Ini dikarenakan trikotomi tidak konsisten. Ayat Alkitab yang dipakai tidak menunjukkan perbedaan antara jiwa dan roh. Lalu berdasarkan bahasa asli, jiwa dan roh sering dipakai dalam kata yang sama. 

Ibrani 4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Apakah ayat di atas bermaksud menunjukkan adanya perbedaan jiwa dan roh? Lalu pertimbangan dengan pikiran? bukankah ayat itu adalah analogi paralel yang digunakan dalam perbandingan bahasa? 

Apakah ketika Yesus mengatakan dalam Markus 12:30 : Kasihilah Allahmu dengan segenap hati, segenap akal budi, segenap jiwa, segenap kekuatanmu, menyatakan adanya pembagian 4 bagian tubuh manusia? yaitu Hati, akal budi, jiwa, dan kekuatan? Bukankah itu tetrakotomi? Prinsip penafsiran seperti mengaitkan tubuh =bait suci= 3 bagian Bait=pelataran, ruang kudus, maha kudus adalah penafsiran alegoris yang berlebihan. Darimana bisa dikaitkan dengan cara yang demikian? Bukankah kita harus menyelidiki dengan seksama bait suci dengan bagian2nya, lalu ketika dikaitkan dengan tubuh manusia akan menjadi kacau balau? 

Bagi saya, paham trikotomi lebih dekat kepada paham psikologi modern sekarang yang membahas masalah kejiwaan. Mungkin kalau ada waktu, saya juga akan menuliskan dalam satu blog.

Sola Scriptura