Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Manusia di dalam Allah
"Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan
rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan
burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas
segala binatang melata yang merayap di bumi. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar
Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka." (Kej 1:26-27)
Saya selalu senang untuk melihat kembali seperti apakah manusia ideal yang Allah harapkan itu? Saya selidiki terus ayat ini di kala saya selalu melihat ketidak sempurnaan demi ketidak sempurnaan manusia. Mengingatkan kepada saya bahwa apa yang Allah rancangkan itu indah semata.
Nah kata gambar dan rupa di dalam bahasa ibraninya adalah Tselem dan Demuth. Tselem berati "to shade" atau "shadow", artinya bayangannya Allah, ditulis dalam noun maskulin, sedangkan Demuth berarti keserupaan, kemiripan. Ditulis dengan noun feminine yang artinya kita memiliki kasihnya Allah. Lalu apakah artinya? Artinya manusia sebenarnya diciptakan dengan sisi keadilan (Tselem) dan sisi kasih (Demuth) Allah. Dalam hal ini, cukuplah bagi kita untuk bersyukur atas apapun yang Allah berikan kepada kita mulai dari bentuk fisik, sampai pribadi, karena semuanya itu berasal dari Allah. Jadi jangan pernah menjelek-jelekkan diri kita sendiri, apalagi merusaknya.
Dikatakan supaya kita 'berkuasa', dalam bahasa ibraninya Radah. Radah adalah kata yang digambarkan sebagai menginjak sesuatu. Ternyata, Allah berkehendak supaya kita terus menerus belajar agar alam takluk kepada kita. Tentunya, menaklukan untuk Kemuliaan Allah.
Kemudian, manusia adalah makhluk yang selalu erat dengan yang namanya proses. Adam, diciptakan dari tanah (adamah, tanah merah, tanah dengan kualitas terbaik di timur tengah). Sifat tanah adalah mudah dibentuk, namun di sisi lain juga mudah dihancurkan. Di tangan Allah, manusia mudah dibentuk dan akan menjadi semakin indah sedangkan di tangan kegelapan, manusia akan mudah hancur. Sudah jelas kan, kepada siapa seharusnya kita memilih?
"Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah
itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
atas segala binatang yang merayap di bumi." (Kej 1:28)
Perhatikan lima kata dalam ayat ini: beranak cuculah, bertambah banyak, penuhilah bumi, taklukanlah itu, berkuasalah.
1. Beranak cucu (Indonesia tidak tepat, dalam Inggris "Be fruitful", dalam Ibrani Parah). Bukan sekedar "be fruitful" akan tetapi maksud Allah disini adalah berbuah. Ya, berbuah. Hasilkanlah yang terbaik dan sebaik-baiknya dalam dirimu bagi Kemuliaan Allah.
2. Bertambah banyak ("Be multiply", dalam ibrani Rabah). Jika kita telah berbuah (bicara tentang kualitas), maka sudah saatnya kita menambah jumlahnya (kuantitas). Jadi, segala yang baik dalam dirimu, buatlah itu menjadi banyak supaya semua orang melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan BAPA mu yang ada di surga (Mat 5:16)
3. Penuhilah ("Replenish", dalam ibrani Mala). Artinya adalah penuh, sepenuh-penuhnya. Penuh berbicara tentang kesempurnaan, high standard. Jadi, apapun yang kita lakukan, lakukan itu dengan "high standard", jangan setengah-setengah. Mengikut Allah pun jangan setengah-setengah, karena yang seperti itu akan ditolak oleh Yesus di akhir jaman. Buatlah segala yang kita lakukan dengan yang terbaik hanya bagi Allah
4. Taklukkan ("Subdue", dalam ibrani Kabash). Artinya adalah taklukkan dengan segenap tenaga dan akal budi. Saya bisa mengartikan disini bahwa untuk menaklukkan dibutuhkan kekuatan dan pengetahuan. Sudah sering kita dengar bahwa 'knowledge is power', dan ternyata BAPA juga memerintahkan kita juga belajar sebaik-baiknya supaya kita juga bisa menaklukkan, entah pekerjaan, financial, dsb. Intinya, menjadi pro aktif dan tidak menjadi pasif.
5. Akhirnya, berkuasa ("have dominion", dalam ibrani Radah), yang artinya sudah saya jelaskan di atas.
Betapa dahsyat bagi saya bagaimana Allah merancangkan manusia dengan sedemikian. Kemudian, ketika Hawa telah tercipta, dikatakan demikian:
"Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu." (Kej 2:25)
Sempat berpikir juga sih dulu "Apakah dulu manusia itu gak tahu malu?" eh setelah direnung-renungkan ternyata bukan itu. Manusia, karena belum memiliki nature dosa, selalu berada di dalam Hadirat Allah Yang Maha Kudus, secara otomatis, Kemuliaan Allah menutupi seluruh tubuh mereka. Inilah yang tidak membuat mereka merasa malu. Kemuliaan ini hilang seketika ketika manusia telah jatuh ke dalam dosa, dan akhirnya turun temurun berlanjut hingga kepada generasi kita sekarang (Roma 3:23)
Jadi, manusia, sebelum jatuh ke dalam dosa, adalah makhluk ciptaan yang sempurna di mata Allah. Ketika manusia jatuh, hal inilah yang Yesus tebus, supaya setiap manusia kembali kepada BAPA dan dapat bersama-sama berkumpul kembali. Kalau dahulu di Taman Firdaus, maka di akhir jaman nanti adalah di Yerusalem yang baru..
Manusia tidak akan ada habis-habisnya dikupas. Penyebab kejatuhannya, kenapa mereka bisa jatuh akan saya kupas lagi di tulisan yang lain. Kalau belum puas, saya pernah menulis hal ini di blog saya (dalam inggris sih), silakan dilihat:
http://metanoialive.blogspot.com/2007/12/human-gods-masterpiece-sixth-da...
Semoga anda terberkati, Shalom
- Be Sharp and Be Wise -
- Sigit's blog
- 11722 reads
Sigit Memahami Alkitab Atau Main Sulap?
Sigit, anda menulis:
Nah kata gambar dan rupa di dalam bahasa ibraninya adalah Tselem dan Demuth. Tselem berati "to shade" atau "shadow", artinya bayangannya Allah, ditulis dalam noun maskulin, sedangkan Demuth berarti keserupaan, kemiripan. Ditulis dengan noun feminine yang artinya kita memiliki kasihnya Allah. Lalu apakah artinya? Artinya manusia sebenarnya diciptakan dengan sisi keadilan (Tselem) dan sisi kasih (Demuth) Allah. Dalam hal ini, cukuplah bagi kita untuk bersyukur atas apapun yang Allah berikan kepada kita mulai dari bentuk fisik, sampai pribadi, karena semuanya itu berasal dari Allah. Jadi jangan pernah menjelek-jelekkan diri kita sendiri, apalagi merusaknya.
Apabila Tselem artinya bayangan dan Demuth artinya serupa atau kemiripan, bukankah bila digabung, tselem demuth artinya bayangan yang mirip? Benar, itu bila anda baca kamus dan mencernanya dengan AKAL, namun Sigit menulis:
Artinya manusia sebenarnya diciptakan dengan sisi keadilan (Tselem) dan sisi kasih (Demuth) Allah.
Sigit, tanpa mengurangi rasa hormat, apakah cara pemahaman Alkitab demikian yang anda maksudkan dengan “dicerna secara IMAN? Dengan cara demikian maka kata-kata selalu memiliki arti yang baru sama sekali? Tselem yanr artinya bayangan memiliki arti baru, “sisi keadilan Allah”; Demuth yang artinya serupa atau kemiripan memiliki arti baru “sisi kasih Allah”.
Para Theolog bilang cara menafsirkan Alkitab ala Sigit itu namanya ALEGORIS. Dalam bahasa Jawa saya menyebutnya UTHAK-ATHIK ora GATHUK, sedangkan dalam bahasa Indonesia saya menyebutnya DALAM NAMA YESUS … Buzzz! Namun untuk sebuah istilah yang lebih akrab saya menyebutnya “like like me, suka suka gua!”
'elohiym bara' 'adam tselem tselem 'elohiym bara' zakar n@qebah bara' Kejadian 1:27
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Kejadian 1:27
Mas Sigit, dari mana kata Demuth itu berasal? Anda sedang memahami Alkitab atau main sulap? Anda juga main sulap ketika menulis:
Kemudian, manusia adalah makhluk yang selalu erat dengan yang namanya proses. Adam, diciptakan dari tanah (adamah, tanah merah, tanah dengan kualitas terbaik di timur tengah).
Apabila Adamah adalah tanah merah, tanah dengan kualitas terbaik di timur tengah, lalu tanah dengan kualitas yang lebih jelek disebut apa? Maaf Sigit, tanpa mengurangi rasa hormat, sebelum membaca tulisan anda pemahaman saya akan Kejadian 1:27-28 baik-baik saja, namun setelah membaca tulisan anda nampaknya pemahaman saya ketinggalan 1000 tahun. Anda juga menulis:
Sempat berpikir juga sih dulu "Apakah dulu manusia itu gak tahu malu?" eh setelah direnung-renungkan ternyata bukan itu. Manusia, karena belum memiliki nature dosa, selalu berada di dalam Hadirat Allah Yang Maha Kudus, secara otomatis, Kemuliaan Allah menutupi seluruh tubuh mereka. Inilah yang tidak membuat mereka merasa malu. Kemuliaan ini hilang seketika ketika manusia telah jatuh ke dalam dosa, dan akhirnya turun temurun berlanjut hingga kepada generasi kita sekarang (Roma 3:23)
Apakah anda sedang mengajarkan bahwa di taman Eden manusia tidak pernah telanjang karena mereka memakai pakaian yang judulnya “KEMULIAN ALLAH? Saya punya banyak teman yang sering bersaksi mereka merasakan HADIRAT ALLAH, maaf, apakah ketika merasakan hal itu mereka boleh telanjang karena tidak akan merasa malu? Di mall banyak lelaki dan wanita berpakaian minim tanpa merasa malu, namun di gereja?
Apa yang anda maksudkan dengan NATURE DOSA?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ini Mungkin Diskusi Tingkat Tinggi
Wah, Sigit dan Hai Hai bisa terlibat dalam diskusi tingkat tinggi. Pikiran saya rasanya sulit mencapai tingkat itu. Tapi, seperti yang ditulis Sigit dalam "Prihatin", kita jangan sampai lebih banyak dicekoki oleh pendapat dari luar daripada bertanya kepada Tuhan tentang pendapat -Nya sendiri.
Klo liat foto Sigit, kayaknya pantas jadi tukang sulap lho. Soalnya mirip-mirip David Copperfield, Demian, Deddy Corbuzier, dst. Maksud saya, gantengnya....
Untuk Sigit, klo Hai Hai bilang :"Tanpa mengurangi rasa hormat.." beliau benar-benar bermaksud demikian. Jadi, ga papa. Tenang saja.. Dan memang begitulah Hai Hai, seperti dosen S3 yang suka nguji proposal dan disertasi mahasiswa-mahasiswanya, supaya mahasiswanya jadi pinter. Klo bisa lebih pinter dari gurunya. Hai Hai memang punya karunia mengajar. Saya bersyukur untuk itu.
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
Bagus!
- Be Sharp and Be Wise -
Sigit N.S
- Be Sharp and Be Wise -
Tidak Bagus Sama Sekali!
ha ha ha bung Sigit, anda mudah ditebak. Anda benar, kata demuth memang ada di Kejadian 1:26. Semoga setelah membacanya 3 kali teman-teman dapat lebih memahami diskusi kita ini.
Tselem = gambar, demuth = mirip, serupa. Namun atas dasar apa anda lalu menyatakan bahwa tselem = sisi keadilan Allah dan demuth = sisi kasih Allah?
Itulah yang saya maksud anda sedang memahami Alkitab atau main sulap?
Adamah = tanah, namun anda menulis "adamah, tanah merah, tanah dengan kualitas terbaik di timur tengah." Pertanyaan saya adalah tanah dengan kualitas baik disebut apa, yang buruk apa?
Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Kejadian 1:26-28
1. Beranak cucu (Indonesia tidak tepat, dalam Inggris "Be fruitful", dalam Ibrani Parah). Bukan sekedar "be fruitful" akan tetapi maksud Allah disini adalah berbuah. Ya, berbuah. Hasilkanlah yang terbaik dan sebaik-baiknya dalam dirimu bagi Kemuliaan Allah.
Parah = be fruitfull = berbuah. Berbuah adalah istilah yang digunakan untuk tumbuhan; Berkembang biak digunakan untuk binatang; Beranak cucu digunakan untuk manusia. Bukankah terjemahan bahasa Indonesia jauh lebih akurat dibandingkan terjemahan KJV? Kata Parah dalam Kejadian 1:28 artinya BERANAK CUCU. MUSTAHIL menafsirkannya sebagai PENGEMBANGAN TALENTA. MUSTAHIL memahaminya sebagai HASILKAN yang terbaik. Itulah yang saya maksud anda sedang memahami Alkitab atau main sulap?
2. Bertambah banyak ("Be multiply", dalam ibrani Rabah). Jika kita telah berbuah (bicara tentang kualitas), maka sudah saatnya kita menambah jumlahnya (kuantitas). Jadi, segala yang baik dalam dirimu, buatlah itu menjadi banyak supaya semua orang melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan BAPA mu yang ada di surga (Mat 5:16)
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." Matius 5:16
Rabah = bertambah banyak. Sigit, anda benar-benar sakti karena sanggup memahami kata Rabah = bertambah banyak dalam Kejadian 1:28 dan menganalogikannya dengan Matius 5:16. Benar-benar Othak athik ora gathuk.
3. Penuhilah ("Replenish", dalam ibrani Mala). Artinya adalah penuh, sepenuh-penuhnya. Penuh berbicara tentang kesempurnaan, high standard. Jadi, apapun yang kita lakukan, lakukan itu dengan "high standard", jangan setengah-setengah. Mengikut Allah pun jangan setengah-setengah, karena yang seperti itu akan ditolak oleh Yesus di akhir jaman. Buatlah segala yang kita lakukan dengan yang terbaik hanya bagi Allah
Male = penuhilah. Sigit, untuk mencegah para tukang sulap seperti andalah maka para penerjemah LAI menerjemahkan male sebagai “Penuhilah bumi”.
4. Taklukkan ("Subdue", dalam ibrani Kabash). Artinya adalah taklukkan dengan segenap tenaga dan akal budi. Saya bisa mengartikan disini bahwa untuk menaklukkan dibutuhkan kekuatan dan pengetahuan. Sudah sering kita dengar bahwa 'knowledge is power', dan ternyata BAPA juga memerintahkan kita juga belajar sebaik-baiknya supaya kita juga bisa menaklukkan, entah pekerjaan, financial, dsb. Intinya, menjadi pro aktif dan tidak menjadi pasif.
5. Akhirnya, berkuasa ("have dominion", dalam ibrani Radah), yang artinya sudah saya jelaskan di atas.
Dikatakan supaya kita 'berkuasa', dalam bahasa ibraninya Radah. Radah adalah kata yang digambarkan sebagai menginjak sesuatu. Ternyata, Allah berkehendak supaya kita terus menerus belajar agar alam takluk kepada kita. Tentunya, menaklukan untuk Kemuliaan Allah.
Kabash = Subdue = Taklukkan, Radah = have dominion = berkuasalah. Bung Sigit, anda tahu perbedaan kedua kata tersebut dan apa makna kedua kata tersebut dalam kejadian 1:28?
Bung Sigit, menurut saya Kejadian 1:28 berbicara tentang memenuhi bumi dengan manusia bukan pengembangan talenta sama sekali. Menafsirkannya sebagai pengembangan TALENTA sungguh sebuah permainan sulap, uthak atik ora ghatuk!
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Bila Sudah Mati, Roh Manusia Pakai Baju Apa?
Dulu saya juga ga mikir tentang ini. Lalu saya baca kesaksian Bill Wiese. Dia ceritakan dengan gamblang, ketika rohnya masuk ke hades (= alam barsah = dunia orang mati), dia mendapati dirinya betul-betul telanjang dan sangat rawan untuk diserang mahluk-mahluk mengerikan dan menjijikkan.
Tapi di surga, ada kesaksian dari rasul Yohanes ketika mendapat wahyu di pulau Patmos :
Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku (Yesus Kristus) dalam pakaian putih, karena mereka adalah layak untuk itu. Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya. ... maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. (Wahyu 3:4-5+18)
Kemudian dari pada itu aku (rasul Yohanes) melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba (Isa Almasih = Yesus Kristus), memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?" Maka kataku kepadanya : "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. (Wahyu 7:9, 13-14)
Tanpa darah Anak Domba, semua manusia masuk ke hades dalam keadaan telanjang.
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
Bukan diskusi tingkat tinggi...
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
Kristus Yang Menyamar
Syallom Deta,
Iya deh, buat kamu itu bukan diskusi tingkat tinggi, mungkin karena ilmu kamu sama tingginya ama mereka. Tapi buatku, wah, 'lom nyampe nih untuk bisa ngikutin. Habis, baru tahu yang simpel-simpel aja. Itu aja untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari masih susah banget. Kerjaanku sehari-hari itu berhubungan dengan Kristus yang menyamar jadi orang-orang susah dan menderita. Nah, aku pengennya bisa mengenali dan melihat wajah-Nya di dalam mereka-mereka itu, dan memang itu 'lom perlu bahasa Ibrani dan istilah-istilah canggih lainnya itu. Maka diskusi Sigit dan Hai Hai itu aku sebut diskusi tingkat tinggi.
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,
Puput jangan begitu dong..
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
BEFORE & AFTER
Jesus Freaks,
"Live X4J, die as a martyr"
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Bagus bagus aja kok
Pak hai hai yang saya kasihi dalam Kristus. Sebelumnya terimakasih kritiknya pak hai hai. Senang rasanya dikatakan tukang sulap karena itu berarti anda terhibur dengan saya
Ok, saya akan jawab lebih akurat lagi: Pertama, kegusaran anda tentang dasar apa saya menafsirkan tselem dan demuth sebagai perwujudan sisi keadilan dan sisi kasih Allah
Tselem = gambar, demuth = mirip, serupa. Namun atas dasar apa anda lalu menyatakan bahwa tselem = sisi keadilan Allah dan demuth = sisi kasih Allah? Itulah yang saya maksud anda sedang memahami Alkitab atau main sulap?
Saya ambil kutipan kamus Barnes yang saya pakai sebagai berikut: "Man is a new species, essentially different from all other kinds on earth. “In our image, after our likeness.” He is to be allied to heaven as no other creature on earth is. He is to be related to the Eternal Being himself. This relation, however, is to be not in matter, but in form; not in essence, but in semblance. This precludes all pantheistic notions of the origin of man. “Image” is a word taken from sensible things, and denotes likeness in outward form, while the material may be different. “Likeness” is a more general term, indicating resemblance in any quality, external or internal. It is here explanatory of image, and seems to show that this term is to be taken in a figurative sense, to denote not a material but a spiritual conformity to God. The Eternal Being is essentially self-manifesting. The appearance he presents to an eye suited to contemplate him is his image. The union of attributes which constitute his spiritual nature is his character or likeness."
Berdasarkan definisi Barnes di atas, Image/gambar merupakan sebuah bentuk manifestasi di alam nyata sedangkan Likeness/rupa adalah sebuah karakter. Ini yang menjelaskan kenapa dikatakan “Let Us make in Our image, after Our Likeness.” Saya percaya bahwa manusia dan alam semesta tercipta karena sebagai perwujudan Kasih Allah (Image after Likeness)
Tselem = Sisi keadilan Allah. Kamus Barnes mengatakan “The Eternal Being is essentially self-manifesting. The appereance He presents to an eye suited to contemplate Him is His Image.” Bila Allah sudah memanifestasikan sesuatu ke dalam dunia nyata, ini menunjukkan bahwa Allah itu adil. Baik itu jawaban doa kita, pembalasan terhadap musuh kita, atau yang lainnya. Kalau kita sudah tercipta dengan keadaan fisik apapun, patutlah kita mengucap syukur karena sejelek-jeleknya kita (menurut manusia) di mata Allah, apa yang Dia beri adalah adil! Lalu, ketika keadilan Allah ditegakkan, maka Allah memanifestasikan sesuatu diriNya, entah itu membalaskan kejahatan manusia (kisah Nuh), membalaskan kejahatan orang mesir (kisah Musa dan Firaun), membalaskan kejahatan bangsa-bangsa Kanaan (kisah dalam kitab Yosua), menyembuhkan orang sakit, hingga mengusir setan (kisah pelayanan Yesus dan para rasul), bahkan karya terbesar adalah ketika Ia menjadi manusia. Satu-satunya keadilan yang luar biasa yang pernah Ia beri karena dengan pengorbananNya, barangsiapa yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16). Adil? pastinya! Seharusnyalah kita juga berlaku adil!
Demuth = Sisi kasih Allah. Kamus Barnes mengatakan “The union of attributes which constitute His spiritual nature is His character or likeness.” Allah itu kasih (1 Yoh 4:18), itu yang Alkitab itu sendiri katakan. Dan apa yang Debu Tanah katakan bahwa Allah itu adil, sabar, dsb Itu betul! Kasih Allah itu mencakup semuanya! Seharusnyalah manusia yang sempurna di dalam Allah memiliki juga karakter Kasih Allah. Di dalam Yesus, semuanya ini dipulihkan! Secara garis besar inilah Rhema saya terhadap penciptaan manusia menurut gambar dan rupaNya: Apa yang ada di dalam Allah, Allah berikan juga kepada manusia walau dalam kadar yang terbatas. Se adil-adilnya manusia, masih lebih adil Allah. Se kasih-kasihnya manusia, Allah masih lebih kasih dari manusia. Semuanya itu tak lain untuk memuliakan Allah saja, jadi keberadaan kita di dunia ini adalah untuk memuliakan Allah.
Lalu kemudian, kritik anda terhadap kata ’beranak cucu’
Parah = be fruitfull = berbuah. Berbuah adalah istilah yang digunakan untuk tumbuhan; Berkembang biak digunakan untuk binatang; Beranak cucu digunakan untuk manusia. Bukankah terjemahan bahasa Indonesia jauh lebih akurat dibandingkan terjemahan KJV? Kata Parah dalam Kejadian 1:28 artinya BERANAK CUCU. MUSTAHIL menafsirkannya sebagai PENGEMBANGAN TALENTA. MUSTAHIL memahaminya sebagai HASILKAN yang terbaik. Itulah yang saya maksud anda sedang memahami Alkitab atau main sulap?
Kenapa anda mengecilkan arti ’be fruitful’ hanya sebagai beranak cucu dengan mengatakan MUSTAHIL? Istilah berbuah tidak hanya dipakai untuk sekedar menghasilkan anak saja, tetapi lebih kepada menghasilkan sesuatu yang berkualitas, tidak terbatas pada seorang anak, tetapi juga buah karya. Saya ambil definisi strong dicitionary untuk kata ’parah’ : Bear fruit, fruitful, grow, increase. Anda bisa artikan sendiri? Allah tidak membatasi ‘buah’ hanya untuk anak saja, namun lebih kepada apa saja yang anda lakukan bagi Allah (Lihat Mat 3:8, Mat 3:10, Mat 7:16-19, Mat 4:28-29). Coba lihat apa yang Yesus katakan sebagai berikut:
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.” (Yoh 15:16)
Dalam bahasa Yunani, kata buah disini adalah 'karpos', dan definisinya menurut kamus Thayer adalah:
1) fruit
1a) the fruit of the trees, vines, of the fields
1b) the fruit of one’s loins, i.e. his progeny, his posterity
2) that which originates or comes from something, an effect, result
2a) work, act, deed
2b) advantage, profit, utility
2c) praises, which are presented to God as a thank offering
Anda bisa lihat sendiri? Bahkan Yesuspun memerintahkan kita tidak hanya untuk memiliki keturunan, tetapi juga buah karya yang memuliakan Allah (work, act, deed). Tujuan Allah mengizinkan kita menikah, tentu saja agar kita memiliki anak, dan biarlah anak itu juga mendapatkan sesuatu yang baik dari papa dan mamanya sehingga menjadi anak yang pintar, betul? Saya yakin pak hai hai memiliki anak dan tidak mendidiknya sembarangan, namun pasti anda beri dan didik dia dengan segala milik anda yang berkualitas, betul? Itupun termasuk buah pak hai hai. Bahkan perintah Allah untuk ‘taklukan’, jika kita gali lebih dalam adalah : ‘Bentuk keturunan yang kau miliki untuk taklukan bumi’. Kalau manusia sudah mengerti hal ini PASTI mereka akan berpikir ratusan kali untuk melakukan seks bebas!
Rabah = bertambah banyak. Sigit, anda benar-benar sakti karena sanggup memahami kata Rabah = bertambah banyak dalam Kejadian 1:28 dan menganalogikannya dengan Matius 5:16. Benar-benar Othak athik ora gathuk.
Yang sakti bukan saya pak hai hai, tapi Roh Kudus yang memimpin hidup saya. Kalau kita telah memiliki buah (parah, karpos) yang baik, masa kita tidak menunjukkannya sebagai kesaksian di hadapan banyak orang? (Mat 5:16) Itu namanya othak athik ora keliru, karena Yesus sendiri yang berfirman. Silahkan diuji!
Male = penuhilah. Sigit, untuk mencegah para tukang sulap seperti andalah maka para penerjemah LAI menerjemahkan male sebagai “Penuhilah bumi”.
Saya tunjukan trik sulap saya melalui definsi kamus strong yang saya pakai untuk kata ‘Male’ sebagai berikut: to fill or (intransitively) be full of, in a wide application (literally and figuratively): - accomplish, confirm, + consecrate, be at an end, be expired, be fenced, fill, fulfil, (be, become, X draw, give in, go) fully (-ly, -ly set, tale), [over-] flow, fulness, furnish, gather (selves, together), presume, replenish, satisfy, set, space, take a [hand-] full, + have wholly.
Arti lebih dalamnya adalah: Lakukan yang terbaik dalam memenuhi bumi. Pelajari segala hal baik-baik untuk memenuhi bumi. Belajar yang rajin, usaha keras, kerja keras, dsb secara penuh! Apakah cuma terbatas sampai bikin anak sebanyak-banyaknya sehingga bumi ini penuh? Saya yakin tidak begitu! Trik yang mudah kalau sudah tahu kan?
Kabash = Subdue = Taklukkan, Radah = have dominion = berkuasalah. Bung Sigit, anda tahu perbedaan kedua kata tersebut dan apa makna kedua kata tersebut dalam kejadian 1:28?
Mari pak, kembali lagi ke definisi kamus strong untuk kata Kabash dan Radah: Kabash: to tread down; hence negatively to disregard; positively to conquer, subjugate, violate: - bring into bondage, force, keep under, subdue, bring into subjection
Sebelum menaklukan, berarti harus ‘fighting’ dulu kan pak? Pergumulan, pertempuran, semuanya harus dilalui manusia untuk menaklukan karena itu Firman dan memang hukumNya begitu.
Radah: to tread down, that is, subjugate; specifically to crumble off: - (come to, make to) have dominion, prevail against, reign, (bear, make to) rule, (-r, over), take.
Sesudah kita taklukan, maka berkuasalah atasnya, menang atasnya. Karena itu umat Allah semestinya adalah umat pemenang karena Allah kita adalah Allah yang penuh kuasa.
Bung Sigit, menurut saya Kejadian 1:28 berbicara tentang memenuhi bumi dengan manusia bukan pengembangan talenta sama sekali. Menafsirkannya sebagai pengembangan TALENTA sungguh sebuah permainan sulap, uthak atik ora ghatuk!
Untuk yang satu ini, saya serahkan lagi kepada pak hai hai, namun yang pasti Firman Allah bisa berbicara banyak hal. Kenapa anda berpikiran sangat sempit? Bagaimana kita bisa memenuhi bumi ini? Apakah dengan modal dengkul? Sedangkan kita yang sudah susah payah bekerja keras saja sulitnya minta ampun menaklukan bangsa ini, apalagi kalau orang itu malas? Itulah sebabnya memenuhi bumi erat kaitannya dengan bekerja keras, dan bekerja keras memerlukan pengembangan talenta yang TUHAN beri kepada kita. Karena itulah perempuan tercipta sebagai penolong Adam, bukan sebagai alat kawin doang tetapi sebagai penolong yang sepadan dan seimbang bagi Adam untuk menjalankan mandat Allah di bumi ini! ITU maksud saya sebenarnya, pak. Trik sulap yang mudah bukan?
Daripada semuanya itu, silakan diuji melalui karunia yang Allah berikan kepada anda! Saya yakin Allah akan jauh lebih banyak memberikan pemahaman yang lebih dalam lagi kepada anda!
Saya terbatas, namun BAPA tak terbatas..
TUHAN berkati..
- Be Sharp and Be Wise -
Sigit N.S
- Be Sharp and Be Wise -
Benar-Benar BAGUS Sigit
Sigit, Allah memang Maha Adil dan Allah memang Kasih, anda tidak perlu kuatir, saya tidak meragukannya sama sekali, namun terima kasih anda menjelaskannya dengan panjang lebar. Sebenarnya pertanyaan saya sangat sederhana:
Tselem = gambar, demuth = mirip, serupa. Namun atas dasar apa anda lalu menyatakan bahwa tselem = sisi keadilan Allah dan demuth = sisi kasih Allah?
Walaupun Allah Maha Adil dan Kasih tetap saja mustahil menerjemahkan tselem artinya SISI KEADILAN ALLAH dan demuth artinya SISI KASIH Allah. Tselem artinya GAMBAR dan demuth artinya MIRIP. Tselem adalah kata benda sedangkan demuth adalah kata sifat. tselem demuth artinya GAMBAR (manusia) yang MIRIP. Ketika hendak menjelaskan apa saja KEMIRIPAN manusia dan Allah, MUSTAHIL anda menggunakan kata tselem (gambar) dan demuth (mirip), anda harus memakai kata yang lain.
Coba anda bayangkan, apa yang akan terjadi apabila saya mengkotbahkan Kejadian 1:26-28 berdasarkan tulisan anda, “Saudara-saudara, Allah itu tselem. Anda tahu apa itu tselem? Tselem artinya gambar, namun tselem juga artinya sisi keadilan Allah. Jadi Allah itu GAMBAR karena memiliki sisi keadilan. Saudara-saudara, Allah itu demuth. Anda tahu apa itu demuth? Demuth artinya mirip, namun demuth juga berarti sisi kasih Allah. Jadi Allah itu MIRIP karena memiliki sisi kasih. Saudara-saudara sekalian, mari kita berseru Allah itu tselem demuth, Allah itu GAMBAR MIRIP.”
Nah kata gambar dan rupa di dalam bahasa ibraninya adalah Tselem dan Demuth. Tselem berati "to shade" atau "shadow", artinya bayangannya Allah, ditulis dalam noun maskulin, sedangkan Demuth berarti keserupaan, kemiripan. Ditulis dengan noun feminine yang artinya kita memiliki kasihnya Allah. Lalu apakah artinya? Artinya manusia sebenarnya diciptakan dengan sisi keadilan (Tselem) dan sisi kasih (Demuth) Allah.
Setelah membaca kalimat tersebut di atas lalu silahkan baca kembali penjelasan anda tentang kata tselem dan demuth dalam komentar anda, yang menurut anda menggunakan kamus Barnes sebagai sumber pustaka. Coba anda perhatikan kedua buah kata yang saya beri warna merah tersebut di atas. Anda paham kenapa saya sebut anda tukang sulap?
Sigit, berdasarkan tulisan anda saya mencoba untuk membayangkan apa yang terjadi ketika orang-orang perjanjian lama membaca Kejadian 1:26-28, atau ketika Allah memerikan perintah tersebut kepada Adam dan kepada Nuh. Menurut saya MUSTAHIL mereka dapat memahaminya, karena anda mengajarkan bahwa untuk memahami Kejadian 1:26-28 tersebut dibutuhkan ayat Matius 5:16, Roma 3:23, Yohanes 3:16, I Yohanes 4:18, Matius 3:8, Matius 3:10, Matius 7:16-19, Matius 4:28-29, Yohanes 15:16. Karena ayat-ayat yang dibutuhkan baru ditulis pada abad ke satu, maka MUSTAHIL orang-orang zaman Perjanjian Lama memahami Kejadian 1:26-28.
Sigit, Mengzi (372-289SM) pernah menulis kalimat berikut ini, mungkin berguna bagi anda.
Untuk memahami sebuah puisi Tidak boleh hanya mengutip kata - kata itu akan merusak makna kalimat tidak boleh hanya mengutip kalimat-kalimat itu akan merusak makna puisi Merenungkannya dengan hati jernih untuk memahami maknanya itulah yang benar. Mengzi VA:4:2 - Wan Zhang
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Matur Nuwun
- Be Sharp and Be Wise -
Sigit N.S
- Be Sharp and Be Wise -
Menggapai Kesempurnaan
Sigit, Tidak ada orang yang tahu berapa orang yang akan membaca tulisan kita yang terpasang di pasar Klewer ini. Juga tidak ada yang tahu berapa orang yang akan membacanya secara teliti lalu mengujinya dengan Kritis. Oleh karena itu, maka kita harus berhati-hati ketika memasang tulisan di sini. Namun jangan kuatir ada banyak teman-teman yang segera bereaksi memberi komentar ketika melihat tulisan kita kurang benar. Kita patut bersyukur dengan kondisi demikian di pasar Klewer ini.
Pasar Klewer bukan tempat orang-orang memasang tulisan-tulisan sempurna dan para pembaca mencari tulisan-tulisan sempurna, namun adalah tempat di mana para penulis dan pembaca sama-sama belajar untuk menggapai kesempurnaan pemahaman akan kebenaran sejati Alkitab.
Be sharp and be wise! Saya suka kalimat itu. Nosid bilang, "Besi menajamkan besi!" Anda menyebutkan hasil yang ingin dicapai dan Nosid menyebutkan proses yang harus dilaluinya. Dan itulah yang terjadi di pasar Klewer ini. Jadi jangan ragu-ragu untuk memasang tulisan kamu di pasar Klewer. Jangan takut tulisan kamu akan menyesatkan orang lain karena semua yang di sini saling peduli dan akan saling mengasah. Juga jangan diambil hati ketika ada orang yang menegur kamu dengan kata-kata yang terasa terlalu pedas atau terlalu garang. Bukankah terhadap teman-teman dekat kita tidak berbasa-basi ketika menyatakan kebenaran? Bukankah di antara saudara kita tidak tedeng aling-aling ketika saling menegur atau saling ngeledek? Itulah pasar Klewer!
Jadi Sigit, selamat bergabung di pasar Klewer! Semoga anda betah jualan dan belanja di sini.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak