Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kutuk dan Suara Rakyat Raja Saul - Kisah Buah SImaLAkaMA
Suara Rakyat atau Suara Tuhan ?, jika Saul menjawab Suara Rakyat, maka bersiaplah Saul ditolak Tuhan
Suatu ketika pada era pertempuran yang sengit antara Bangsa Israel dengan Bangsa Filistin, posisi Bangsa Israel demikian terdesak dalam peperangan tersebut, Raja saul kemudian mengambil sebuah keputusan extreme, yakni untuk bersumpah kutuk bersama Rakyat Israel dalam peperangan melawan orang Filistin, bahwa tidak seorangpun yang diperbolehkan untuk menjamah makanan dan memakannya sebelum matahari terbenam dan sebelum Saul mampu membalas dendam terhadap orang Filistin musuhnya.
* Ketika orang-orang Israel terdesak pada hari itu, Saul menyuruh rakyat mengucapkan kutuk, katanya: "Terkutuklah orang yang memakan sesuatu sebelum matahari terbenam dan sebelum aku membalas dendam terhadap musuhku." Sebab itu tidak ada seorangpun dari rakyat yang memakan sesuatu.(I Sam 14:24)
Sayang.. sungguh sayang orang pertama yang melanggar hal tersebut adalah putra kesayangannya sendiri, seorang yang memakan madu setelah tampil berperang dengan dashyat melawan orang Filistin, Yonatan nama pemuda itu, sesungguhnya Yonatanlah pelopor kemenangan Perang tersebut, ia bersalah sekalipun kesalahannya tidak disengaja
*Tetapi Yonatan tidak mendengar, bahwa ayahnya telah menyuruh rakyat bersumpah. Ia mengulurkan tongkat yang ada di tangannya dan mencelupkan ujungnya ke dalam sarang madu; kemudian ia mencedoknya ke mulutnya dengan tangan, lalu matanya menjadi terang lagi.(I Sam 14:27)
Sekalipun Yonatan tahu ia bersalah, tetapi tetap bagi seorang Yonatan Saul ayahnya bersalah dan dianggap mencelakakan Rakyat demi ambisinya, bisa dikatakan Yonatan melihat kalau sumpah kutuk Saul tersebut adalah suatu kebodohan yang justru menjadi bumerang bagi pihak Israel sendiri, dan melemahkan kekuatan tempur Israel (I Sam 14:29) Apa yang terjadi selanjutnya, haruskah Saul membunuh Yonatan ?, karena Saul bersumpah atas nama TUHAN, tentunya hal tersebut bukan hal yang bisa ditawar-tawar, sama seperti kisah Yefta dan putri tunggalnya yang berkorban bersama keperawanannya.
Raja Saul takut kepada Rakyat, karena Rakyat membela Yonatan putranya, disisi lain ia telah tidak konsisten dengan sumpahnya kepada TUHAN. Raja Saul harus membunuh Pahlawan perang berdasar sumpahnya, disatu sisi ia berhasil menang perang, sedangkan di sisi yang lain ia harus membunuh seseorang yang ternyata anaknya sendiri,yang justru membuatnya memenangkan pertempuran, tetapi karena seluruh Rakyat berdemonstrasi, maka Saul undur dari melakukan sumpahnya tersebut, jadi Suara Rakyat Menang.
Kemudian apa yang terjadi dengan perjalanan hidup Saul !?, setelah ia melalaikan sumpahnya tersebut Saul masih tetap diberkati oleh Tuhan dan memenangkan banyak peperangan bersama Bangsa Israel, sampai pada saat Saul berperang melawan orang Amalek, ia bersalah lagi lagi kepada Tuhan, kesalahan Saul adalah adalah ia tidak menuruti Suara Tuhan 100%, bahkan Saul memberikan pembelaan kalau itu adalah inisiatif positif dari Rakyatnya untuk memberikan korban persembahan bagi TUHAN.(ISam 15:21)
Kasus dengan esensi serupa telah terjadi, keduanya menuntut sebuah pilihan bagi Saul, pilih Tuhan atau Rakyat, Saul sudah menetapkan pilihan yang pertama kepada Rakyat, dan yang Kedua juga kepada Rakyat. Jadi jelaslah jika seorang Raja Saul lebih mendengarkan Suara Rakyat daripada Suara Tuhan. Inikah Saul's Second Chances !?, tapi apa yang terjadi selanjutnya ?Tuhan menyesal telah mengangkat Saul menjadi Raja atas Bangsa Israel,dan Roh Tuhan undur dari Saul
*Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.(I Sam 15:22)
Kesimpulan
Apa yang telah terjadi dengan kisah kehidupan Saul dan keputusan yang diambilnya seringkali terjadi dalam perjalanan kehidupan umat manusia, demi memuaskan egonya sendiri seseorang cepat berkata-kata mengenai suatu hal yang justru merugikan banyak orang dan terutama bagi dirinya sendiri, saat Saul mengutuki Rakyatnya,ia mengutuki demi kepentingannya sendiri dalam hal membalas dendam kepada musuhnya, saat ia menolak melakukan nazarnya untuk membunuh Yonatan, ia juga melakukannya demi selamat dari murka Rakyat, dan sekali lagi saat ia berperang melawan orang Amalek, ia takut kepada Rakyatnya dan tidak mengindahkan Suara Tuhan.
*Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka. ( I Sam 15:24)
Kepada para Pemimpin, saat anda harus memilih antara Suara Rakyat dan Suara Tuhan, pilihlah Suara Tuhan, karena kisah Raja Saul sudah memberikan gambaran berharga yang sangat mahal bagi para Pemimpin, dimana saja dan kapan saja.
Shallom4Ever
*Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.(Mat 5:37)
*Shallom4Ever@all
- NoStressInDepress's blog
- 12713 reads
Tian Melihat Melalui Mata Rakyat
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Israel yang CEMBURU
Mendengarkan lebih baik d.p korban sembelihan"
Dear Nosid,
Tulisannya bagus2 banget,
Kebetulan beberapa hari yang lalu ada pemilihan dekan di kampus, meskipun sekolah ini adalah lembaga sekuler, tapi setiap para pengajar diharapkan untuk memberikan satu suara, ternyata ada kelompok yang bergerilya untuk mempengaruhi supaya memilih si pulan atau si pulin,baik cara lesan atau via sms pada saat pemilihan pun masih ada yang bisik2 jgn yang itu ya, saya dan beberapa teman yang lain jadi ragu2, saat kami para pengajar agama yang berbeda barengan satu lift, kami sepakat untuk memilih sesuai dengan suara hati nurani kami masing2, dan tidak perlu mendengarkan hasutan kanan-kiri.
Banyak cara yang dipakai manusia untuk mengintimidasi orang lain agar mengikuti jalan mereka, tapi sebagai orang yang percaya kitapun sudah mempunyai ketetapan dalam menentukan sikap sehingga Roh Allah yang Kudus tidak sampai keluar dari diri kita dan diganti oleh Iblis seperti Saul dan Yudas.
Pernah saya baca komentar nosid kepada salah seorang bloger yang menulis tentang surga, kok beda ya sama tulisan2nya he . . he . . gpp kok, becanda jangan diambil di hati.
"Mendengarkan lebih baik d p korban sembelihan, memperhatikan lebih baik d p lemak domba2 jantan" ini ayat sangat mengena kedalam hati.
Mendengarkan artinya memasang telinga lebar-lebar kepada suara Tuhan yang berfirman kepada kita, nosid kalau kita tidak pernah mendengar suaranya, gimana dong?
Memperhatikan berarti memasang mata lebar-lebar kepada ajaran dan didikan Tuhan, ini juga tidak mudah, wong kita juga belum pernah melihat Tuhan, ini juga gimana dong ya" Percayalah saya sungguh ingin penjelasannya, niru ya :
Beware n be wise"
Salam"
Sarapan Pagi untuk Oma =D
Hi Nosid, Kamu anak
Hi Nosid,
Kamu anak Penabur ya?, pantes saja, konon menurut gunjingan para guru, sekolah itu gudangnya murid2 genius lho.
Dulu waktu saya masih agak mudaan, pernah mengajar di SMA dan kebagian jaga ujian di sekolahmu, enak lho jaga disana, gurunya nggak capek, tidak sampe setengah jam murid2nya sudah selesai jawab soal, tidak seperti disekolah negeri kalau bel belum bunyi, nggak ada yang pada mau keluar, mata sama leher sampai mules, mana transportnya masih nombok . . . duh naziiiiiib jadi guru negeri . . . sudah jangan ditanggapi keluhan para guru itu klise saja.
Mendingan open mind-open heart seperti mbak Maria, duduk manis dan jangan jadi seksi repot seperti Yu Marta ya, listen the voice of the Holy Spirit"
Yuk maju bareng2 seperti Raja Daud mesti pernah berbuat salah tapi segera bangkit berdiri maju tak gentar melawan segala rintangan yang menghalangi hubungannya dengan Tuhan"
Salam, GBU"
Mbak Esti Ngajar Di Mana?
Wah Nosid, jangan-jangan si oma itu salah satu dosen kamu? Mbak esti ngajar di mana sich? Jadi penasaran? Bila tidak mau menyebut nama kampusnya, beri saja sedikit informasi, misalnya, Untar tetapi bukan Untar, nah, kita sudah tahu universitas mana itu. Universitas yang diakui oleh Soeharto sebagai hasil pembangunannya pada hari kemerdekaan Indonesia ke 50, nah kita sudah ahu bahwa itu kampusnya NOSID.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Dimana ya . . .
He . . he . . he . .
tidak jauh dari Depok.