Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kisah Penciptaan dan Konsistensi serta ke-logisan-nya
Memahami proses penciptaan segala yang ada melalui kitab kejadian sungguh sangat menyenangkan. Proses penciptaan diuraikan secara sistematis dan mudah dipahami. Rangkaian kata demi kata, kalimat demi kalimat saling menerangkan satu sama lain. Awal membaca kisah penciptaan di kejadian 1, sepertinya banyak hal2 yang kita temukan tidak logis dan konsisten. Namun apabila kita baca dengan teliti dan tenang, pasti kita akan melihat jelas bahwa semua kisah penciptaan itu benar2 sangat konsisten dan logis.
Di blog ini, saya akan mengungkapkan alur penciptaan yang sering kita baca di kitab kejadian. Sebelum saya masuk ke pembahasan, ada baiknya saya ungkapkan dahulu bagaimana pengajaran yang diajarkan oleh guru2 agama saya dan pendeta2 yang saya pernah dengar khotbahnya mengenai PENCIPTAAN.
Menurut guru2 sekolah minggu, guru agama dan pendeta yang pernah saya dengar, bahwa proses penciptaan terdiri atas 6 hari, terlepas dari apakah ini hari TUHAN atau hari manusia. Yang pasti pemahaman saya, hari disini adalah hari kalender yang berlaku di BUMI yang tentunya berlaku bagi manusia. Beginilah urutan penciptaan menurut versi mereka :
Hari pertama TUHAN menciptakan TERANG
Hari kedua TUHAN menciptakan CAKRAWALA
Hari ketiga TUHAN menciptakan TUMBUH-TUMBUHAN
Hari keempat TUHAN menciptakan BENDA PENERANG
Hari kelima TUHANmenciptakan HEWAN
Hari keenam TUHAN menciptakan MANUSIA
Hari ketujuh TUHAN berhenti dari pekerjaan penciptaan
Urutan diatas langsung diambil dari kitab kejadian, dan memang tidak ada yang salah. Namun orang akan bertanya, “BUMI kapan diciptakan?” , “Mengapa Tumbuhan lebih dulu diciptakan baru matahari?” , “Bagaimana mereka bisa bertahan?” , “ Bagaimana mereka bisa berfotosintesis tanpa matahari?” , “TERANG di hari pertama itu kongkretnya seperti apa?” , “Jikalau BUMI tidak jelas kapan diciptakan, dimana TUHAN meletakkan hewan, manusia dan tumbuhan?”, dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lain. Banyak orang berpikir bahwa BUMI diciptakan pada saat TUHAN menciptakan CAKRAWALA, karena disitu ada proses pemisahan air dan daratan. Pemikiran seperti itu sah saja, namun Alkitab ternyata tidak berkata seperti itu.
Baiklah kita mulai menginvestigasi kita kejadian 1 ini secara berurutan dimulai dari ayat 1.
1.
Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
2.
Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya dan Roh Allah melayang-layang diatas permukaan air.
Ayat 1 ini sangat jelas sekali berbicara mengenai penciptaan langit dan BUMI. TUHAN menciptakan langit lebih dahulu baru menciptakan BUMI. Langit di ayat ini adalah angkasa raya (ruang angkasa). Seperti kata ayat Alkitab, TUHAN menggantungkan BUMI di kehampaan. Jadi ruang angkasa diciptakan lebih dahulu baru bumi diciptakan. Jelas ketika awal penciptaan, bumi belum memiliki bentuk dan kosong. Bendanya ada, namun bentuknya belum ada atau belum memiliki bentuk dengan kata lain, Bumi itu belum memiliki bentuk seperti Bumi pada saat Kitab Kejadian tersebut ditulis. Gelap gulita sudah jelas artinya gelap tanpa ada cahaya sama sekali. Gelap gulita artinya total gelap tanpa ada cahaya, berbeda dengan kondisi malam hari yang gelap namun masih ada cahaya bulan. Setelah itu ada penyebutan samudera raya dan air. Samudera dan air erat kaitannya. Samudera adalah kumpulan air dalam sekala massive (besar). Contoh samudera adalah: Samudera Atlantik, Pacific, Hindia. Dan samudera ini mendukung kata2 air pada urutan kalimat tersebut. Disamping itu, kita memiliki pemahaman baru bahwa, ternyata BUMI diciptakan dalam kondisi lautan tanpa daratan, sebab daratan baru muncul pada hari ke-2 (lihat hari ke-2). Artinya daratan BUMI (tanah Bumi) ditutupi oleh air, makanya disebut ROH Allah melayang (bergerak) diatas permukaan air, karena daratan belum ada. Dan kondisinya gelap gulita. Yang pasti pada saat itu yang ada hanyalah : TUHAN, BUMI yang berair, Ruang Angkasa. Satu hal lagi, waktu belum tercipta disini karena belum ada siang dan malam sebagai ukuran waktu (1 hari/24 Jam). Karena semua serba gelap, maka pengukuran waktu menjadi tidak ada.
Jadi, kesimpulan yang bisa kita ambil di ayat 1 ini adalah bahwa TUHAN sejak awal (belum ada ukuran waktu) menciptakan langit dan bumi (Planet air atau Planet Biru) dengan ajaib karena tanpa bahan.
3.
Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.
4.
Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
5.
Dan Allah menamai terang itu siang dan gelap itu malam. Jadilah petang, jadilah pagi itulah hari pertama.
Pada ayat 3 dan 4 diatas sudah jelas sekali, setelah langit ada dan BUMI ada, maka diperlukan sumber cahaya (cahaya) untuk menerangi BUMI. Maka TUHAN menciptakan terang. Terang yang diciptakan TUHAN disini tidak dijelaskan secara detail namun nanti akan saya coba uraikan terang yang dimaksud dari Firman TUHAN di ayat lain. Setelah terang jadi maka saatnya TUHAN memisahkan (divided) terang dari gelap. Bagaimana cara TUHAN memisahkan (divided) terang dari gelap? Sangat sederhana sekali (hehehe) caranya dengan membuat rotasi BUMI. Dengan rotasi maka terang dan gelap bisa berpisah (divided). Menurut pemahaman saya, kata memisahkan disini adalah mengatur pergantian gelap dan terang. Cara mengatur pergantian ini adalah dengan membuat BUMI berputar pada sumbunya (Rotasi). Sehingga setelah berotasi, jelaslah mana siang dan mana malam sehingga bagian terang dinamai siang dan bagian gelap dinamai malam. Setelah itu petang dan pagi hari muncul. Disinilah pertama kali petang dan pagi muncul sebagai akibat dari rotasi BUMI. Saat inilah muncul pengukuran waktu didasarkan pada rotasi BUMI yang disebut satu hari. Maka inilah disebut hari pertama.
6.
Berfirmanlah Allah: Jadilah cakrawala ditengah segala air untuk memisahkan air dari air.”
7.
Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada dibawah cakrawala itu dari air yang ada diatasnya. Dan Jadilah demikian.
8.
Lalu Allah menanami cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
Pada bagian ini, Allah menciptakan cakrawala. Apa itu cakrawala? Cakrawala adalah Atmosfer Bumi. Atmosfer BUMI memiliki banyak lapisan. Didalam lapisan itu ada awan-awan yang mengandung kadar air yang bisa jadi hujan. Jadi TUHAN sudah mengatur bagaimana system Hujan di hari kedua ini. Dengan tujuan agar daratan yang hendak diciptakannya nanti bisa mendapatkan air. Karena TUHAN berencana memunculkan daratan, oleh sebab itu TUHAN harus mempersiapkan siklus air yang akan bertujuan membasahi daratan secara alami. Cakrawala (Atmosfer) itu dinamai langit. Disini mungkin banyak yang bingung, mengapa langit diciptakan 2 kali (Hehehe). Sebenarnya penamaan langit itu sejalan dengan pemikiran orang2 zaman dahulu (kemungkinan juga pemikiran sang penulis MUSA). Bahkan orang2 sekarangpun masih suka mempertukarkan kata langit ini. Kalau malam hari, melihat angkasa luar maka mereka menyebut langit. Kalau siang hari melihat lapisan biru (Atmosfer) dan awan, mereka menyebut langit. Jadi 2 nama yang sama namun berbeda objek dari nama tersebut. Salahkah kita menyebut atmosfer itu langit? Tidak. Salahkah kita menyebut ruang angkasa itu langit? Tidak. Jadi sejauh ini, proses penciptaan ini konsisten dan logis. Dan urutan penciptaan ternyata memang sangat berkaitan. Yang satu dicipta agar mendukung yang akan dicipta berikutnya.
9.
Berfirmanlah Allah: “Hendaklah segala air yang dibawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering.” Dan jadilah demikian.
10.
Lalu Allah menamai yang kering itu darat dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Pada bagian ini (Ayat 9-10) Tuhan melanjutkan membentuk BUMI. Memunculkan daratan yang ada dibawah air dengan cara membuat air berkumpul pada satu tempat. Dan lagi-lagi langit disini maksudnya adalah atmosfer. Allah mengatur laut dan daratan. Ada satu hal yang menarik sekali disini, yaitu kemana air itu berkumpul karena ketika diciptakan BUMI adalah planet tanpa daratan alias planet air, sehingga pasti ada air yang hilang untuk memunculkan daratan. Jawaban yang paling masuk akal adalah air yang hilang itu berkumpul di kutub utara dan selatan sehingga membeku menjadi ES. Ketika proses memisahkan itu, ternyata air yang berkumpul kearah kutub akan membeku sehingga bisa memunculkan daratan dibagian lain. Dengan kata lain, jikalau sebagian besar es di kutub mencair, maka BUMI akan kembali menjadi planet air tanpa daratan. Sampai disini urutan penciptaan masih konsisten dan logis. Tujuan memunculkan daratan adalah sebagai tempat makhluk hidup yang akan ditempatkan kemudian (Tumbuhan, Hewan dan Manusia) dan juga sebagai bahan untuk membentuk makhluk hidup. Kebanyakan kita menganggap bahwa BUMI diciptakan pada hari ke-2 karena ada kata daratan disitu, padahal kalau kita berpikir secara logis, BUMI harus diciptakan lebih dulu sehingga air dan samudera memiliki tempat dan sangat konsisten dengan ayat 1 dan sangat logis. Kita juga tahu bahwa dibawah laut ada daratan. Kalau air atau samudera mengering, maka daratan yang muncul.
11.
Berfirmanlah Allah: Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan jadilah demikian.
12.
Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik
13.
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
Pada bagian ini, TUHAN memunculkan tumbuh-tumbuhan dari BUMI. Tepat setelah daratan muncul, langsung TUHAN memunculkan tumbuh-tumbuhan dari tanah (Daratan). Sangat konsisten dan logis.
Disamping itu unsur2 pendukung untuk kehidupan tumbuh-tumbuhan sudah ada, yaiut : Terang (sumber cahaya) dan siklus air. Terang dan sumber cahaya berguna untuk proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan. Yang pasti terang yang diciptakan pada hari pertama bisa menjadi pengganti matahari, karena matahari baru diciptakan hari berikutnya. Sampai disini proses penciptaan tetap konsisten dan logis.
14.
Berfirmanlah Allah: “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
15.
Dan sebagai penerang pada cakrawala (langit) biarlah benda-benda itu menerangi bumi. “ Dan jadilah demikian.
16.
Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih besar untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
17.
Allah menaruh semuanya itu di cakrawala (langit) untuk menerangi bumi,
18.
dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
19.
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat
Pada bagian ini, Allah menciptakan benda-benda penerang (Matahari, bulan dan bintang). Tidak ada yang perlu dikomentari kecuali satu yaitu : Mengapa benda-benda penerang ditaruh di cakrawala??? Bukankah Cakrawala merupakan atmosfer. Disini, penulis kitab kejadian masih belum memahami langit sebagai angkasa raya, dan langit sebagai atmosfer (Cakrawala), sehingga penulis kitab kejadian menyatakan bahwa Matahari, bulan dan bintang ada di Cakrawala. Jika Cakrawala disini adalah ruang angkasa, maka penciptaan ini menjadi benar, namun ternyata cakrawala disini bukanlah ruang angkasa melainkan atmosfer. Kenapa ? Karena pada ayat selanjutnya yaitu proses penciptaan burung-burung di udara, lagi-lagi penulis mengatakan burung2 itu melintasi cakrawala (langit). Jadi di mata penulis, definisi cakrawala ada 2 yaitu :
a.
angkasa raya tempat matahari bulan dan bintang
b.
atmosfer tempat burung melintas
Sepertinya penulis kitab kejadian (Musa) menganggap bahwa Matahari, bulan, bintang-bintang serta burung-burung semuanya ada di cakrawala alias langit alias atmosfer, padahal matahari, bulan dan bintang-bintang ada di angkasa raya (Ruang Angkasa). Musa masih mempertukarkan langit sebagai atmosfer dan langit sebagai ruang angkasa.
20.
Berfirmanlah Allah : “Hendaklah dalam air berkeriapan makhlukyang hidup, dan hendaklah burung beterbangan diatas bumi melintasi cakrawala (langit).”
Pada bagian ini, Musa menganggap Cakrawala sebagai atmosfer, namun di-ayat sebelumnya Musa menganggap Cakrawala sebagai ruang angkasa. Sehingga komplitlah bahwa terminologi langit sejak awal memang ada 2 yaitu : Atmosfer dan Ruang Angkasa. Maka urutan penciptaan tetap logis (hehehe). Seandainya Musa tidak menyebut langit di ayat 1, maka proses penciptaan menjadi membingungkan. Itulah sebabnya ada 2 langit diciptakan yaitu angkasa raya dan atmosfer.
21.
Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan didalam air, dan segala jenisburung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
22.
Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: “Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.”
23.
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
Pada bagian ini, Allah menciptakan binatang air (asin maupun tawar) dan juga binatang di udara. Binatang diciptakan setalah tumbuh-tumbuhan supaya binatang tersebut memiliki makanan, jadi Allah mempersiapkan segala sesuatunya. Proses ini konsisten dan logis.
24.
Berfirmanlah Allah: “ Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar.” Dan jadilah demikian.
25.
Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Pada bagian ini, kita bisa lihat bahwa Hewan-hewan dijadikan dari Bumi (tanah). Hewan-hewan keluar dari Bumi (tanah). Dengan kuasa yang dahysat segala hewan bisa terbentuk dari tanah dengan masing2 jenisnya. Sungguh luar biasa. Inteligensia yang sangat super yang sanggup melakukannya.
26.
Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi”
27.
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakannya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
28.
Allah memberkati, lalu berfirman kepada mereka: “Beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”
29.
….
Pada bagian ini, Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambar/rupa Allah. Allah melukis wajahnya ditanah dan membentuk makhluk berdasarkan lukisan wajahnya. Bahasa latinnya Imago Dei. Dalam pelajaran biologi belalang berkembang biak dalam fase imago. Secara fisik, sama persis belalang dengan anak belalang. Kalau dilihat dari jauh, maka keduanya sama (Imago) hanya beda ukuran. Jadi manusia adalah wajah Allah di bumi (Imago Dei).
- josia_sembiring's blog
- Login to post comments
- 12887 reads
josia_sembiring: Ralat
Allah Pencipta, menciptakan langit dan Bumi tidak dibatasi oleh waktu. Menurut saya, langit dan Bumi diciptakan, saya ibaratkan seperti seorang pesulap yang dari tidak ada menjadi ada dalam sekejap. Penjelasan waktu dalam Kejadian 1 adalah untuk menjelaskan kepada kita (manusia) bahwa Allah telah menetapkan/menciptakan waktu untuk kita (manusia). Kira2 bisa dipahami?
@ Pak Ken
Waktu adalah terminologi maju untuk proses yang terjadi. Contoh : mengolah tepung menjadi kue, mengolah daging menjadi sop, membentuk bola tanah berair raksasa menjadi planet Bumi yang bisa didiami makhluk hidup
Bahkan ketika TUHAN berfirman pun membutuhkan waktu. Hanya saja kita manusia memakai standar rotasi bumi, revolusi bumi terhadap matahari, revolusi bulan sebagai referensi waktu. Kalau kita memakai referensi Pluto misalnya, mungkin 1 tahun pluto sama dengan 1000 tahun bumi dengan catatan bahwa proses maju menyelesaikan satu kali mengelilingi matahari adalah sebagai referensi 1 tahun.
yang menjadi pertanyaan, apakah TUHAN bisa loncat dari masa kini ke masa depan yang belum terjadi???
Kalau menubuatkan sesuatu terjadi sesuai kehendakNya, kita semua percaya karena TUHAN berkuasa atas manusia, atas kehendak manusia, atas roh manusia atas semua perilaku manusia, atas freewill manusia.
Saya ulang lagi pertanyannya, apakah TUHAN bisa loncat dari masa kini ke masa depan yang belum terjadi dan loncat dari masa kini ke masa lalu yang sudah terjadi??????
With Regards
Josia Sembiring
josia_sembiring: BISA!
Yohanes 1:48 - Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."
Kitab Wahyu bukankah termasuk nubuatan tentang masa depan?
Bukankah di kitab Panteteukh Allah bernubuat kepada Musa dan Abraham tentang masa depan Israel?
@ Pak Ken
:) :) :)
Salam kenal ya pak KEN...
Tidak ada bukti di ALKITAB kalau TUHAN pernah masuk ke masa lalu atau masa depan. Nubuatan adalah proses menjadikan sesuatu kejadian di masa depan sesuai dengan kehendak TUHAN tanpa pernah TUHAN pergi ke masa itu. Hal ini bukan berarti TUHAN telah ke masa depan, kecuali sistem alam semesta ini seperti komputer game.
Setiap kejadian bisa direkam (di-save) dan bisa dipanggil (di-loading) sewaktu-waktu sesuai dengan keinginan si user dalam hal ini TUHAN. Dan si user bisa mengendalikan game sesuai kehendakNya sehingga tahu bagaimana situasi permainan 5 tahun kedepan, 100 tahun kedepan atau 1000 tahun kedepan. Bahkan si user juga bisa masuk ke dalam game tersebut dan menjadi salah satu tokoh didalam game tersebut.
Wah, sudah jauh mikirnya nih saya ...Mudah2an pak KEN masih mudeng...
Anyway, thanks Pak Ken buat responnya..
@ JS, TUHAN maha tahu
Baca Mazmur 139.
TUHAN itu maha tahu, Tuhan mengetahu masa depan. Kenapa? Karena TUHAN ada di luar waktu, bagi Tuhan semuanya adalah masa kini, sudah selesai.
JS:
Kalau menubuatkan sesuatu terjadi sesuai kehendakNya, kita semua percaya karena TUHAN berkuasa atas manusia, atas kehendak manusia, atas roh manusia atas semua perilaku manusia, atas freewill manusia.
DETA:
Saya merasa perlu menyanggah ini.
TUHAN tidak berkuasa atas free will manusia, sebab bila demikian BUKAN free will lagi namanya !
Tetapi Allah memang bisa campur tangan "mempengaruhi" jalan hidup manusia, tetapi tidak berkuasa atas free will manusia.
Kejadian 50:20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
josia_sembiring: Nah, benarkan?
Bukankah komentar Anda sendiri menyatakan bahwa Allah berkuasa atas waktu? Termasuk, masuk ke dalam waktu?
Allah berkuasa atas waktu termasuk, masuk ke dalam waktu yang Ia ciptakan. Hanya saja dalam wujud yang berbeda.
@ JS, Allah berkuasa & maha tahu
Mengenai free will, sdr Matahari sudah menjawab dengan cukup baik, saya sepaham dengan dia.
Allah berkuasa tetapi dibatasi oleh diri-Nya sendiri, sekali Allah menetapkan manusia diciptakan dengan free will, maka Allah tidak akan mencabut free will manusia, karena itulah ketetapan Dia.
Tentang Maha Tahu Allah, saya berbeda pendapat dgn Matahari.
Matahari menulis:
Di dinding ada serombongan semut sedang berbaris. Kemudian saya melihat ke bawah dimana ada sepotong kue manis tercecer di lantai. Pada saat itu, tidak ada satu semutpun yg tahu ada kue manis tercecer di lantai, namun saya bisa prediksikan, dalam tempo yg tidak lama lagi, sebut saja tidak sampai 1 jam lagi, pasti rombongan semut di dinding itu akan berkerumun di sekeliling kue manis tersebut.
DETA:
Menurut saya Allah tidak memprediksi (seperti manusia memprediksi), Allah tahu karena Dia tahu.
Kita memprediksi bahwa semut PASTI akan berkerumun pada kue, karena kita tahu berdasarkan PENGALAMAN.
Tetapi Allah tahu karena Allah tahu, SEBELUM SEGALA SESUATU TERJADI.
Mazmur
139:4 Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.
139:16 mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.
Perhatikan Allah TAHU sebelum segala sesuatu terjadi, SEMUANYA tertulis dalam KITAB TUHAN sebelum semuanya terjadi !!
Bagaimana ini bisa terjadi?
139:6 Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
139:17. Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!
Berdasarkan FAKTA ini kita bisa menyimpulkan dan mendefinisikan bahwa Allah ada diluar waktu, segala sesuatu adalah masa kini bagi Allah, semua "sudah terjadi".
Tetapi ke-mahatahu-an Allah tidak mempengaruhi free will manusia, sama dengan pendapat Matahari.
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@ Deta dan Matahari
Quote DETA from Psalm 139 :
dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.
Kitab yang dimaksud kemungkinan adalah skenario Alam Semesta (Kitab Kehidupan).
Lihat kata terakhirnya : sebelum ada satupun daripadanya
Artinya apa yang tertulis tentang masa depan itu belum terjadi
Bisakah TUHAN pergi ke zaman yang belum terjadi???
Point kuning itu yang menjadi curiosity saya sejak awal. Karena terminologi waktu bagi saya adalah proses... ingat proses
Membuat kue, membuat rumah (adalah proses).
24 jam adalah proses selesainya bumi berotasi
1 tahun adalah proses selesainya bumi mengelilingi matahari 1 kali.
Jadi waktu adalah ukuran terhadap proses.
Kembali ke pertanyaan diatas :
Apabila TUHAN berdiri di tahun 2000, bisakah dalam sekejap dia pergi ke tahun 3000 tanpa mengganggu proses yang terjadi di tahun 2000-3000???
Regards is ours
Josia Sembiring
@ JS, mengenai waktu
JS:
24 jam adalah proses selesainya bumi berotasi
1 tahun adalah proses selesainya bumi mengelilingi matahari 1 kali.
Jadi waktu adalah ukuran terhadap proses.
Kembali ke pertanyaan diatas :
Apabila TUHAN berdiri di tahun 2000, bisakah dalam sekejap dia pergi ke tahun 3000 tanpa mengganggu proses yang terjadi di tahun 2000-3000???
Deta:
Bayangkan seorang sutradara yang sedang mengarahkan pembuatan sebuah film. Sang sutradara tentu sudah mengetahui semua skenario yang terjadi.
Tetapi sutradara menetapkan diri TIDAK AKAN memperbaiki bagian-bagian yang salah, dan tidak mengulangi bagian-bagian yang salah. Semua adegan dilakukan hanya 1 kali dan semua adegan akan menjadi bagian film yang final.
TUHAN tidak bisa melompat ke masa depan, karena Tuhan menetapkan setiap kejadian HANYA terjadi SATU KALI saja.
Efesus
5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Ibrani 9:27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,
Note:
1. Dalam pembuatan film yg sebenarnya tentu sutradara dapat melompat dan memperbaiki setiap bagian film yg dia kehendaki.
2. Pertanyaan dari saya coba pikirkan: bagaimana cara Tuhan menciptakan waktu?
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@ Deta
Bung Deta,
Komentar anda akan saya simpan sebagai referensi untuk dipergunakan dimasa akan datang.
Untuk saat ini, saya tidak akan membahas lagi masalah waktu, predestinasi, freewill sampai saya mendapatkan kemurnian dari semua hal-hal tersebut.
Saya tertarik kepada waktu, karena waktu itu ajaib. Waktu itu tidak ada, yang ada adalah ukuran terhadap proses, yang ada sebenarnya proses itu sendiri.
Pertanyaan anda : Bagaiman cara TUHAN menciptakan waktu?
TUHAN tidak menciptakan waktu, tapi TUHAN menciptakan penanda. Penanda ini lah yang dipakai untuk mengukur proses yang terjadi. (Kejadian 1:14)
@ JS, tulis blog tentang waktu
Saya sependapat dengan mu, waktu itu memang tidak ada, yang ada adalah PROSES!
Kehidupan berjalan dengan siklus tertentu dan ada batasan jumlah siklus-nya, misalnya sel bertumbuh, menjadi tua, akhirnya mati.
Matahari menghasilkan energi dengan reaksi fusi dan mengubah massa menjadi energi dan dipancarkan dalam bentuk gelombang EM, massa matahari akan berkurang, sehingga "suatu saat" matahari akan padam.
Proses pengurangan massa matahari bisa dikonversi menjadi waktu manusia: Pengurangan massa matahari 4,6 juta ton SETARA dengan 1 detik (Massa matahari berkuarang 4.6 juta ton/detik. Diperkirakan matahari akan padam sekitar 5 milyar tahun lagi (waktu manusia).
Semua proses di alam semesta terjadi dimana derajat ketidak keteraturan (entrophy) nya selalu meningkat. Artinya alam semesta memang punya jumlah siklus tertentu (baca = "umur" terbatas).
Gimana kalo kamu tulis blog mengenai waktu. Pasti menarik deh!
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@Deta, penciptaan waktu.
Deta : Pertanyaan dari saya coba pikirkan: bagaimana cara Tuhan menciptakan waktu?
Sebagaiman Allah menciptakan ruang alam semesta ini dengan firmanNya, demikian juga dengan penciptaan waktu. Allah berfirman : "Jadilah waktu", maka waktu itu pun jadi. :)
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
@Pniel, Lagi-Lagi Roh Wedus
Deta : Pertanyaan dari saya coba pikirkan: bagaimana cara Tuhan menciptakan waktu?
Pniel: Sebagaiman Allah menciptakan ruang alam semesta ini dengan firmanNya, demikian juga dengan penciptaan waktu. Allah berfirman : "Jadilah waktu", maka waktu itu pun jadi. :)
Pniel, anda mulai jadi NABI WEDUS ya? Abis nubuatan ala roh WEDUS mlulu.
Ha ha ha ha ha ha ..... LAgi mau bikin kitab ke 67? Kitab Pniel bin WEDUS?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@Hai, lu jadi penerbitnya.
Iya, lue gue tunjuk jadi penerbitnya ya !?
Udah...udah..gue mau terbang ne. Daaaggg!!
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
@ DETA
Sebenarnya bukan masalah bisa ga bisa bro... masalahnya TUHAN mau atau tidak mau...
Freewill itu kan sistem yang sangat kecil di mata TUHAN.. Coba deh baca kisah TUHAN mengeraskan hati FIRAUN... Apakah TUHAN berkuasa atas freewill FIRAUN?? 100% iya, karena apa yang dilakukan FIRAUN ternyata hasil dari kekuasaan TUHAN yang mengeraskan hati FIRAUN... :) :) :)
Ada kisahnya lho bro di keluaran...
Mengenai TUHAN ada diluar system waktu, berarti bro DETA menganggap YESUS sudah datang ke-2 kali dong, karena sudah selesai (masa kini) ;)) ;))
Ko mendukung ide blog saya tentang antah berantah ya??? hahahaha...
Peace ya bro...
@ Josia Sembiring: Free Will & Maha Tahu
Salam kenal bro Josia...
Saya tertarik untuk ikut masuk dalam diskusi ini...
Sesungguhnya Tuhan memiki intervensi atas setiap hidup manusia. Karena intervensi inilah maka kita menyebutNya Allah yang imanen. Salah satu cara intervensi yang digunakan Allah dalam hidup manusia yaitu menggunakan Suara Hati / Nurani manusia itu sendiri. Saya tidak bilang bahwa setiap suara hati itu adalah suara Allah, namun dalam banyak hal / kejadian, Allah menegur, mengingatkan, melarang, dsb melalui suara hati kita. Saya percaya, bukan hanya umat yang percaya kepada Tuhan Yesus saja yg mendapatkan intervensi dari Allah, melainkan semua orang, karena semua manusia juga adalah ciptaanNya.
Kita tahu bahwa Tuhan itu Maha Kasih. Salah satu wujud kasihNya ialah dengan meng-intervensi manusia ciptaanNya. Namun perlu dicatat bahwa intervensi Allah tersebut hanya sebatas "warning" atau "persuasi" karena pada akhirnya keputusannya ada di tangan manusia sendiri. Ketika Tuhan memberikan Free Will kepada setiap manusia ciptaanNya, sesungguhnya Allah tidak bisa mencampuri terlalu dalam urusan keputusan manusia, sehingga sekali lagi, intervensi yg bisa dilakukanNya hanya sebatas warning atau persuasi di hati manusia. Intervensi melalui suara hati ini tentu tidak dapat merubah keputusan manusia, karena penentu keputusan (decision maker)nya adalah manusia, bukan Tuhan. Bila Tuhan mencampuri manusia lebih dari yg saya sebutkan diatas, maka sesungguhnya Free Will itu menjadi tidak Free lagi.
Mari kita masuk ke dalam terminologi Free Will. Allah menciptakan manusia, dan memberikannya Free Will, tujuanNya adalah agar manusia menjadi mahluk yang paling tinggi derajatnya karena memiliki kapasitas penuh untuk menentukan apapun yg manusia mau. Bila setelah memberikan Free Will kepada manusia, namun Tuhan masih ikut2an turut campur ini itu, maka keadaannya akan seperti ini....
contoh: saya memberikan uang 10 juta kepada si A, dan saya bilang kepadanya, silakan pake uang itu untuk berbelanja di mall, silakan belanja apa saja yang kamu mau, terserah. Ketika sampai di mall, si A lalu melihat-lihat sebuah baju warna merah dan ingin membelinya. Tapi seketika itu juga saya menegur si A, "ah, jangan beli yg merah itu, norak, aneh warnanya". Akhirnya si A memilih baju yang lain, yg bermotif kotak-kotak, dan sekali lagi saya bilang, "Lucu ah, masak kamu pake baju kotak2, gak matching... jangan yg itu". Akhirnya si batal membeli kedua baju itu, lalu melihat-lihat sepatu yang cukup mahal, dan saya bilang dia "Jangan beli yang itu, terlalu mahal, sayang, itu kan cuma sepatu". Akhirnya si A batal membeli sepatu, lalu melihat-lihat ikat pinggang, lalu saya bilang ke dia, "Jangan pilih yang warna hitam, jelek, baiknya yg putih aja..."... dst... Bila hal yang seperti itu terjadi, maka sesungguhnya si A tidak memiliki Free Will, alias, instruksi awal saya kepadanya sesungguhnya bohong, karena saya tidak sungguh-sungguh menginginkan dia bebas menggunakan pilihan hatinya.
Apa yang dilakukan Allah terhadap Free Will manusia? Ketika Allah memberikan Free Will kepada manusia, sesungguhnya Wll yang dimiliki manusia itu benar-benar Free. Artinya Allah tidak akan ikut campur di dalamnya melebihi intervensi melalui suara hati. Bila Allah ikut campur penuh dalam setiap will manusia, sesungguhnya Allah tidak sungguh2 memberikan kebebasan kepada manusia untuk menentukan pilihannya. Dan bila manusia tidak dalam kapasitas penuh berkuasa atas pilihannya, maka manusia tidak bisa disalahkan atas perbuatan salahnya. Dan bila manusia tidak bisa disalahkan atas perbuatan salahnya, maka manusia tidak boleh dihukum di neraka.
Jadi Allah tidak bisa berpartisipasi secara penuh dalam hidup manusia, karena Free Will itulah yang membatasinya. Kenapa ada yang bisa membatasi Allah? Jelas tidak ada yg bisa membatasi Allah, namun Allah membatasi diriNya sendiri untuk tidak turut campur penuh dalam keputusan pilihan manusia, sehingga manusia berkuasa untuk menentukan pilihannya sendiri, sehingga dengan demikian Allah bisa menyebut manusia itu taat atau melanggar. Itulah yang disebut Free Will.
Bagaimana dengan Allah yg mengeraskan hati Firaun? Bila Allah yang seharusnya mengintervensi hati Firaun, sehingga Firaun bisa deg-deg ser atau was-was, atau merenung untuk melepaskan orang Israel, namun Allah tidak melakukan hal tersebut, maka sesungguhnya Firaun sudah tidak memiliki warning lagi, dan akhirnya hatinya menjadi keras. Ini saya ibaratkan seperti sebuah sepeda motor. Saya punya sepeda motor, dan seharusnya setiap bulan saya melakukan service rutin sebut saja ganti oli. Namun karena sudah 1 tahun tidak saya service, sehingga pada akhirnya motor saya rusak dan harus turun mesin. Maka keluarga saya akan menuduh saya merusakkan motor saya. Walau saya berkelit, bahwa saya tidak pernah menjatuhkan motor apalagi sengaja merusakkan motor saya tersebut, namun dengan tidak melakukan tindakan service ganti oli rutin tadi, saya bisa dituding telah merusakkan motor tersebut. Jadi bilamana seyogyanya Tuhan men-intervensi hati setiap manusia termasuk Firaun, sehingga Firaun masih memiliki kontrol yg "sehat" atas pilihannya, maka ketika Tuhan undur diri dng tidak melakukan intervensi tersebut, maka Tuhan bisa disebut mengeraskan hati Firaun.
Jadi menurut saya, Tuhan tidak berkuasa atas Free Will manusia, karena memang Tuhan maunya demikian. Tuhan tidak mungkin membatalkan / melanggar apa yang telah ditetapkanNya sendiri. Bila Dia memberikan Free Will, maka yang diberinya benar-benar Free.
Mengenai sistematika Waktu manusia dan Tuhan terkait dengan ke Maha Tahu an Tuhan, saya melihatnya begini...
Di dinding ada serombongan semut sedang berbaris. Kemudian saya melihat ke bawah dimana ada sepotong kue manis tercecer di lantai. Pada saat itu, tidak ada satu semutpun yg tahu ada kue manis tercecer di lantai, namun saya bisa prediksikan, dalam tempo yg tidak lama lagi, sebut saja tidak sampai 1 jam lagi, pasti rombongan semut di dinding itu akan berkerumun di sekeliling kue manis tersebut. Dan setelah saya tunggu beberapa saat, ternyata benar, beberapa menit kemudian, seekor semut mulai mengendus aroma nikmat kue manis, kemudian dia pergi seolah meninggalkan kenikmatan tersebut. Namun tak lama kemudian beberapa semut mulai berkunjung menikmati kue tersebut, dan dalam tempo yang tidak lama, akhinya benar2 terjadi, rombongan besar semut yang di dinding itu mulai mengarahkan perjalanannya menuju ke kue tersebut.
Pada saat saya tahu kue manis yg tercecer tersebut, para semut belum mengetahuinya. Bahkan para semut tidak terpikirkan sedikitpun bahwa akhirnya nanti mereka akan mengalihkan perjalanannya sehingga berganti haluan menuju tempat dimana kue manis tersebut berada. Namun pada saat yg sama, saya telah mengetahui bahwa rombongan semut itu pasti akan menuju ke kue tersebut. Inilah analogi sederhana mengenai Allah yang Maha Tahu. Allah tahu pasti, akan seperti apa kelak yang terjadi. Ke Maha Tahuan Allah itu tidak mengganggu Free Will manusia, sama seperti ketika saya tahu bahwa rombongan semut pasti akan menuju ke kue itu. Saya tidak memprogram semut itu untuk menuju ke kue itu, semut itu bebas, mau menuju ke kue atau kemana saja. Manusia juga bebas, mau pilih ini atau itu, namun Allah tahu, manusia akan memilih yang mana, sehingga Dia proyeksikan / nubuatkan dengan tepat sesuatu yang belum terjadi, dan akhirnya memang terjadi tepat seperti yang dikatakan Allah. Itulah yg disebut Allah yang Maha Tahu.
Demikianlah pemahaman saya tentang Free Will dan keMahaTahuan Tuhan.
@ Matahari Ini pandangan saya...
Apakah bro matahari berbicara free will ditinjau dari sudut pandang manusia atau TUHAN?
Kalau dari sudut pandang TUHAN, maka saya mengamini apa yang bro katakan. Tapi kalau ditinjau dari sudut manusia, saya mengatakan bahwa freewill manusia itu mutlak dibawah kendali TUHAN.
Contoh :
Firaun yang dikeraskan hatinya. Bagi Firaun, dia merasa bebas atas apa yang dia lakukan.Tidak ada intervensi, tidak ada yang bisa melawannya, mengekangnya ataupun memberinya nasehat. Semua murni atas kehendaknya. Namun dari sudut pandang TUHAN, Firaun itu seperti boneka bagi-Nya. Walaupun Firaun merasa bebas (free) dari sudut pandang dia, namun TUHAN berkuasa membuat dia memutuskan sesuai kehendaknya walaupun dari sudut firaun dia merasa apa yang dilakukannya itu adalah otoritas dia. :)) :))
Ada satu ayat firman TUHAN mengatakan:
Banyakalah rancangan manusia, tapi kehendak TUHAN yang jadi.
Artinya, sebebas apapun yang kita rasakan kita lakukan, sesungguhnya TUHAN mampu mewujudkan rencananya tanpa kita merasa kebebasan kita terganggu.
Untuk ilustrasi semut yang bro matahari sampaikan, berarti bro tdk punya kekuatan untuk maju ke masa depan, tapi bro tahu bahwa dimasa depan akan terjadi seperti itu. Mengetahui masa depan sangat berbeda dengan berkuasa untuk maju ke masa depan. Mengetahui masa depan adalah seperti yang bro katakan, tetapi berkuasa untuk maju ke masa depan adalah mirip mesin waktu.
@JS
GBU
Huanan
Penciptaan koq nyangkutnya di free will ya?
Waduh..saking bersemangatnya ngomong mengenai free will dan penetapan/kemahatahuan Tuhan, sampai2 lupa bhw ini sudah melenceng (OOT) dari isi blog...hehehe...cuma mengingatkan aja.
Kalau mau berbicara masalah free will dan kedaulatan Tuhan, mending kunjungi blog saya aja ya? :)
http://www.sabdaspace.org/tanggapan_atas_artikel_kedaulatan_allah_dan_kebebasan_manusia_versi_steven_e_liauw
hehehe..promosi ne.
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
You have made us for Yourself O Lord and our heart is restless until it rests in You.
@ Pniel
hahahahaha... ntar aku baca blognya deh... blog si tampan (kata shoutbox tadi)..
Mudah2an dapat pencerahan dari blog bozz pniel...