Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kilas Balik Cerita Pengusiran
Tante Lusy (fer), adalah adik dari ibu saya yang paling bungsu. Dia seorang kristen sejak muda, berbasik gereja pantekosta. Beliau menikah dan memiliki seorang anak perempuan bernama Tamy, Tamy berumur kira-kira 22 tahun. Tapi sekarang, tante Lusy sudah bercerai sejak beberapa tahun yang lalu dengan suaminya, beliau memang memiliki karakter yang keras, karakter keluarga dari ibu saya, semuanya keras.
Tante Lusy, memiliki rumah di bilangan Bekasi, Bantar Gebang, rumah sederhana yang dibeli daripada ibu saya dan dari hasil keringatnya sewaktu bekerja di Jepang. Tante Lusy yang dulu yang saya kenal baik, ternyata sekarang sudah berubah, hampir 180 derajat, saya tidak tahu apa yang menyebabkannya berubah.
Setelah kepulangan kami dari Jepang karna deportasi, saya bermasalah dengan ibu saya yang menghabiskan uang saya karna judi, jujur, saya kesal bukan main, sehingga membuat saya terpaksa harus menjauh dari ibu saya, sikap yang saya tunjukkan itu menunjukkan sikap traumatis atas perbuatan ibu saya yang sudah kelewatan. Akan tetapi, ada kendala yang harus saya tanggung jika saya minggat dari rumah, yaitu, saya mau tidak mau harus menumpang karena belum sempat meiliki apa-apa, apalagi rumah, jika tidak di rumah ayah saya, tempat lainnya di rumah tante Lusy, karena hampir semua keluarga ibu saya berkumpul jadi satu di satu rumah, karna masing-masing juga belum/tidak memiliki tempat tinggal sendiri-sendiri.
Karna keadaan demikian, saya terpaksa menumpang dengan tante Lusy, satu-satunya tempat persinggahan saya untuk sementara waktu sembari mencari jalan keluar. Di rumah tante Lusy, saya harus tau diri, mengerjakan segala sesuatunya yang bisa saya kerjakan di dalam rumah, hitung-hitung saya membayar kost-lah dan lain sebagainya. Mereka sering kali sirik dan sengaja untuk mencari kesalahan saya, hal itu membuat saya tidak tenang dan tidak ada damai sejahtera, tapi apa boleh buat, saya harus sadar keadaan saya, saya coba bersabar. Kali pertama saya menumpang, saya sudah sempat diusir dari rumahnya, karna kejadian sepele yang tidak disengaja.
Ada suatu hari, seorang kakak angkat yang saya kenal dari internet, menelpon saya, cukup lama kami mengobrol, hingga beberapa saat, saya lupa dari mana mulainya, terjadi ketersinggungan dalam percakapan kami, sehingga kami sempat bersitegang dan ngotot-ngototan dalam telepon, sehingga membuat saya secara reflek mengeluarkan suara yang cukup keras yang mengganggu dalam rumah, tante Lusy datang dan mengomel sejenak, saya pikir dia mengomel sebentar dan langsung pergi ya sudah, toh, memang saya salah walaupun tidak sengaja, pikir saya. Tapi, bayangan saya benar-benar berbeda, dia mendatangi saya lagi dan meneriakkan kalimat usiran ke saya, saya kaget bukan kepalang, karna saya masih dalam keadaan kesal dengan ibu saya, ditambah dengan kesal dengan kakak angkat saya, tadinya saya ngotot memberikan alasan kepada tante Lusy supaya dia mengerti apa yang terjadi dengan saya, tapi dia tidak mau mengerti. Akhirnya dengan terpaksa saya angkat kaki dari rumahnya dengan menumpang di warnet dan di rumah teman-teman saya secara bergantian, sambil bekerja seadanya dan melamar pekerjaan, tapi alhasil, dengan pendidikan yang minim, yaitu SMU, saya agak kesulitan mencari pekerjaan yang bisa berpenghasilan terbilang cukup besar atau istilah singkatan bahasa Indonesianya adalah gaji UMR.
Singkat cerita, selang beberapa bulan, saya coba kembali lagi ke rumah tante Lusy, saat itu dia berada di Kalimantan, setelah dia mengetahui saya menumpang di rumahnya, dia buru-buru mau pulang dari Kalimantan, tadinya dia mau berlama-laman di Kalimantan dan sudah sebulan dia berada di sana tadinya. Sewaktu dia berencana pulang ke Jakarta, saya meminta tolong kepadanya untuk membawakan "surat tanah" saya yang masih dipegang oleh "Yusprianus", tapi alasannya dia masih sibuk dan Yusprianusnya masih berada di kampung, katanya, alhasil, surat tanah saya tidak dibawa. Seperti biasa, saya mengikuti peraturan di rumah, membantu pekerjaan rumah dan lain sebagainya, tapi mereka juga tidak lupa untuk sirik dan lain sebagainya yang mebuat saya tidak ada damai sejahtera. Hampir setengah bulan saya menumpang, saya diusir lagi dari rumahnya, karna masalah sepele juga, saya memakai telpon rumah untuk me "miscall" adik saya untuk menanyakan masalah pekerjaan, seperti yang telah saya ceritakan di blog saya.
Kejadian ini seperti "DEJAVU" bagi saya, saat ini, saya menulis tulisan ini, saya sedang menumpang di warnet. Saya tak tahu lagi harus menuliskan apa, saya harap, tulisan saya ini sudah cukup jelas bagi Anda-Anda sekalian. Sola Gratia.
- KEN's blog
- 4664 reads
...wajib?
Saya tak tahu lagi harus menuliskan apa, saya harap, tulisan saya ini sudah cukup jelas bagi Anda-Anda sekalian.
tidak tahu?
emang kamu wajib yah untuk tahu?
dan kalo kamu tidak menulis maka akan ada semacem debt collector yang akan menggebuki kamu?
begitu? ;)
kamu aneh bro... hiduplah bebas, kamu ga perlu approval dari siapapun, lakukan apa yang kamu anggap benar sembari bersiap menanggung segala resiko yang mungkin timbul.
itu aja.
ngapain 'minta ijin' segala? kami jelas atau tidak, emang ngefeknya dimana buat kamu? ga ada bro, pendapat kami ga ada efeknya secara langsung buat kamu. apakah kami menganggap kamu sebagai sampah atau pun dewa, what matter the most is what you think about yourself.
c'mon... kalo mau menang, walau cuma sekali, i think you should be better than this ;)
@dennis_santoso
Tenang brother, jujur, saya memang meminta belas kasihan, tapi tidak wajib dan juga tidak perlu meminta izin, dan juga tidak selamanya saya meminta belas kasihan. Saya menuliskan kembali tulisan ini karena saran dari @penonton, supaya tidak ada perdebatan panjang lebar yang ujungnya tidak karuan, salah paham dan lain sebagainya. Sekaligus meminta maaf, jika ada kesalah pahaman yang membuat ketegangan beberapa saat di antara kita. Saya tidak perlu menang brotehr, saya hanya meminta belas kasihan dan butuh dukungan solusi, ke mana lagi saya harus mengadu selain kepada Tuhan dan saudara2 seiman saya?
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
@ken
Lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ...
@3m1
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
Ken sudah bekerja