Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Trafficking

kaswan's picture

Cerita Miris Gadis Negeriku

Cerita Miris Gadis Negeriku

Pelabuhan Klang, 07 Februari 2010

Sudah tujuh hari aku melintasi Laut China Selatan sejak bertolak dari Singapura, kota beton yang asri  nan rapi teratur. Tak jarang tidurku jadi tak lena karena ombak lautan mengayun kapalku terlalu keras,  tak seperti ayunan gendongan emakku ketika meninabobokkan aku semasa  bayi mungil. Gendongan emakku dari sewek batik sidomukti yang sudah lusuh itu cukup nyaman tuk mengantarku dalam tidur.Ia merelakan kain kesayangannya itu menjadi lapuk menahan beban demi kenyamanan anak – anaknya.”Jangan kuatir mak, aku sekarang sudah bekerja nanti aku gantikan kain sewek emak yang robek itu sebanyak yang emak mau…”janjiku.Wajah sumringah terpancar dari raut wajah emakku mendengar janjiku itu, maklum dari masa gadis emakku dulu kain sewek itu jadi barang mahal yang tak mungkin terbeli karena tuk makan saja susah.Kalopun dapat membeli kain, itupun kain sewek dipasar yang bekas atau yang cakar-an alias cap karung.”Emak aku harap hiduplah sedikit lebih lama meski usiamu sudah lanjut supaya agak sedikit lama menikmati hasil keringatku.Minta apa saja yang tak boleh emak beli di masa gadis emak dulu, asal menyenangkan hati emak pasti kuturuti…”