Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Ketika Hamba Tuhan dan Pedagang Adu Pelit (Suka-duka Anak Tuhan Jadi Pedagang)
Langit dan Bumi berikut isinya semua milik Tuhan. Itu termasuk juga apa-apa yang di tersedia di toko saya. Tapi kadang ketika lagi asik negosiasi, kadang saya lupa soal itu. Lalu pelit bisa kumat dan maunya untung cepat sebanyak-banyaknya.
Nah kalau tahu pedagangnya itu anak Tuhan, biasanya kalau untuk acara gereja pembeli jadi minta diskon lebih dari diskon pada umumnya. Mbingungin banget nih kalimatnya. Maksudnya gini. Biasanya dari harga bandrol diskon itu misalnya 10-20%. Kalau lagi obral mungkin saja 30-40%. Lhaaa kalaubarang konsinyasi kan biasanya 20-40%. Jadi kalau barang dijual separuh harga bisa jadi minim sekali untungnya atau memang tidak ambil untung.
Contoh salah satu kasus: kebetulan ada teman yang kerja di sebuah yayasan Kristen. Berhubung Yayasan mungkin dia dididik untuk menekan biaya. (nggak tau juga sih, saya belum pernah kerja di yayasan). Lha sudah kenal lebih dari 2 tahun dan sudah berkali-kali mau pesan. Namun ga tau gimana nggak pernah jadi. Persoalannya harga yang diminta minim sekali. Maunya sih berbuat murah hati. Namun teman saya itu sudah bolak-balik ke toko saya dan ke bosnya yang notabene adalah Hamba Tuhan. Namun sang Bos tetap maunya lebih murah.
Kalau barang jadi, asal sudah nutup ongkos-ongkos, bisa saja dijual murah. Namun yang beliau pesan itu barangnya musti dibikin dulu. Jadi ada resiko kesalahan pengerjaan. Yang beliau pesan itu ID-Card untuk peserta wisatarRohani ke Israel. Harga yang dimaui lengkap satu set-komplit harus kurang dari 5000 rupiah, komplit dengan kotak dan tali. Beliau mau pesan 500 buah, tapi tidak sekaligus. Kontraknya 500 buah namun sewaktu-waktu butuh dia pesan. Lha ini yang jadi masalah. Misalnya hari ini dia pesan 10 buah untuk besok. Lalu minggu depan pesan 15, lalu hari lain pesan 5 lalu 4 lau 20 dst. Saya akan rugi di ongkos. Juga rugi waktuuntuk nyeting. Karena dikerjakan tidak sekaligus, maka akan ada bahan baku yang terbuang. Belum lagi harus cek dan ricek kalau-kalau ada salah ketik, salah pasang foto dst.
Padahal kalau orang lain order dikit-dikit (kurang dari 100 buah) macam begini biasa dibandrol 10ribu rupiah per set. Biasanya pun desain mereka sudah final. Retouch pun tidak perlu lagi. Tinggal cetak.
Namun banyak juga Hamba Tuhan yang murah hati. Benar-benar jadi saluran berkat deh pokoknya mereka ini. Misalnya pesan pin untuk panitia natal 100 buah, saya kasih harga @ 5000 rupiah dengan diskon 20% jadi 4000. Beliau langsung okeh, nggak nawar lagi. Nah kalau sudah begini, saya pun kasih bonus berupa barang. Yang dipesan 100 buah, tapi barang yang saya kirim 110 atau 120 buah.
Oya salam kenal semuanya. Saya senang bisa menemukan pasar klewer. Tapi saya pedagang beneran lho. Saya masih meraba-raba maksud perdagangan di sini. Karena saya pedagang beneran, ya mungkin yang saya tulis nggak jauh dari suka duka anak Tuhan berdagang.
- PedagangBetulan's blog
- Login to post comments
- 5072 reads
Keluarga Pendeta Belanja
Kalau yang belanja itu pendeta dan yang jualan jemaatnya, situasinya jadi rumit. Sang pembeli sungkan untuk menawar, sedangkan sang penjual juga sungkan memasang harga.
Kami (keluarga pendeta), sedapat-dapatnya malah tidak berbelanja ke milik anggota jemaat. Kalau "terpaksa", maka kami tidak pernah menawar. Biasanya jemaat sudah memberi harga yang pas. Jadi langsung bayar.
“Jaman lagi susah, buat apa susah? Susah itu tiada gunanya ”
~Manthous
------------
Communicating good news in good ways
Mas Wawan, Bila Anak Raja Belanja ...
Mas wawan, bila yang belanja pendeta, itulah kesempatan untuk mengambil untung sebanyak-banyaknya. Karena pdt, umumnya sungkan menawar dan percaya bahwa jemaatnya tidak akan mengambil untung.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Kredit tanpa bunga
Ha..ha..ha.... itu sebabnya kami enggan berbelanja di toko milik jemaat. Nggak ding. Tiga bulan yang lalu kami ambil kredit sepeda motor. Harganya sama dengan yang lain, tapi kami dapat fasilitas kredit tanpa bunga. Lumayan. Bisa menghemat banyak.
Dealer itu milik jemaat. Begitu tahu kalau kami dapat fasilitas kredit tanpa bunga, anggota jemaat yang lain ikut-ikutan minta kredit tanpa bunga juga. Pemilik dealernya jadi kelabakan...ha..ha..ha
Wawan
“Jaman lagi susah, buat apa susah? Susah itu tiada gunanya ”
~Manthous
------------
Communicating good news in good ways
Ambil Untung Dengan Wajar
Saya selalu tidak paham kenapa orang-orang merasa bahwa pedagang tidak boleh ambil untung terhadap pendetanya dan sesama jemaatnya dan menganggap itu adalah penyataan kasih.
Apabila saya tidak boleh ambil untung dari semua handai taulan lalu semua handai taulan datang belanja, bukankah saya akan bangkrut?
Saya sering membantu teman untuk menjaga tokonya juga membantu adik saya menjaga tokonya dan sering ada orang-orang Kristen yang saya kenal lalu minta discount sebagai sesama orang Kristen. Kepada mereka saya sering berkata. "Ketika kamu menawar dari saya, kamu sedang menawar dari Tuhan. Karena sepuluh persen dari untung saya adalah milik Tuhan."
Ha ha ha ha ... Kasihan sekali jemaat anda itu mas wawan. Makanya ketika memberi discount saya selalu berpesan. "Tolong jangan kasih tahu siapa-siapa karena keuntungan dari merekalah yang saya gunakan untuk memberi diskon kepada kamu."
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@PedagangBetulan: rugi dihutangi...
Salam kenal sebelumnya, mas/mbak PedagangBetulan,
Pengalaman saya mungkin kebalikannya dengan anda. Saya dan istri juga membuka toko kelontong kecil-kecilan, biasalah, untuk menambah pendapatan. Kebiasaan orang-orang di kampung-kampung kan kalau belanja biasanya ngebon dulu. Nah, pas menagihnya itulah yang menjadi masalah. Apalagi kalau sudah dikait-kaitkan dengan pelayanan saya, jadi serba salah kita jadinya. Padahal minimal kita kan harus balik modal kulakan. Jadilah saya sering terpojok sendiri. Sama teman-teman sepelayanan sering dicela (melayani Tuhan kok buka warung), mau menagih pun susah. Tahun lalu sebenarnya saya mau liburan ke luar daerah bersama keluarga, tetapi karena ada beberapa orang yang belum melunasi hutang belanjaan, saya terpaksa berangkat dengan putri bungsu saya saja....
Shalom!
(...shema'an qoli, adonai...)
(...shema'an qoli, adonai...)
@Ebed_adonai: Dilema Pedagang
Pedagang yang takut Tuhan pasti dilema ya? Jadi hati-hati betul. Saya kira ini sama dengan orang yang bekerja satu ruangan sama bos. Tiap detik kerja serasa diawasi terus. Jadi dilema, mau nagih tapi musti murah hati. Tapi kalau nggak nagih, kita lagi butuh juga.
Pengutang lebih galak
Orangtua saya juga pernah buka warun di desa. Banyak yang ngutang. Eh ketika ditagih, mereka marah-marah. Si pengutang lebih galak daripada yang doutangi. Akhirnya warung itu bangkrit
“Jaman lagi susah, buat apa susah? Susah itu tiada gunanya ”
~Manthous
------------
Communicating good news in good ways
@Purnawan Kristanto, Hai Hai
Wah jadi dapat ilmu baru. Pantesan biasanya Hamba Tuhan nggak nawar. Kecuali kasus tertentu yang jadi contoh saya itu, mungkin karena beliau memimpin yayasan dan musti menekan biaya.
Tapi yayasan Kristen kan yang modali Tuhan ya? Kberarti ga perlu takut kekurangan sokongan hehe. Kan Tuhan ga mungkin bangkrut.
Anak Tuhan yang jadi pedagang mestinya ga usah takut bangkrut ya? Kan Bapaknya di sorga kaya raya.
Hati-hati
Anak Tuhan yang jadi pedagang mestinya ga usah takut bangkrut ya? Kan Bapaknya di sorga kaya raya.
Hati-hati dengan pemahaman di atas. Kalau dagangnya asal-asalan ya bakal bangkrut. Orang yang ingin mendirikan sebuah menara harus duduk dahulu membuat anggaran biayanya(Lukas 14:28). Orang yang mau dagang juga harus menerepkan prinsip dagang yang baik
“Jaman lagi susah, buat apa susah? Susah itu tiada gunanya ”
~Manthous
------------
Communicating good news in good ways
@Purnawan Kristanto: pengertian takut bangkrut
Bagaimana kalau pengertian 'tidak usah takut bangkrut' itu seperti berikut:
Dalam berdagang harus serius supaya berhasil, namun jika tidak berhasil, tidak perlu kecil hati karena toh ini cuma kehidupan sementara. Jadi tidak takut bangkrut karena bangkrut pun itu bukan hal yang menakutkan, bagian dari proses. Kadang setelah bangkrut malah datang kesempatan dagang atau kerja di bidang lain yang lebih berprospek.
Sementara kalau dagangnya tidak serius berarti mnyepelekan atau tidak mengelola dengan baik peranan yang sudah dipercayakan Tuhan buat kita urus, yaitu dagang itu.
*ngeles*
Akur
Akuuur. Bungkuuuus!!!
“Jaman lagi susah, buat apa susah? Susah itu tiada gunanya ”
~Manthous
------------
Communicating good news in good ways
pedagangbetulan: pembeli
dear pedagangbetulan,
ikutan komen yaaa...
menurut saya, perang harga ga ada habisnya
dan korban akan berjatuhan, namanya juga perang...
jadi jualah kualitas produk,
sehingga orang yang mengerti, akan
berani membayar harga yang ditetapkan,
asal harga tersebut pantas,
sesuai dengan kualitas produk...
dan produk kita terbukti bermanfaat
namun pembeli lebih pintar dari penjual,
jadi produk kita kudu punya kelebihan
dari produk yang sama, hasil produksi pesaing...
misalnya:
kita adalah produsen pertama,
rasanya tidak amis, padahal bahan dasar dari laut,
casingnya menjaga kesegaran produk, sebab setara tupperware,
dll...dll...
___________________________
giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt
www.antisehat.com
email saya
Entah bagaimana saya lupa pasword. Maklum paswordnya masih asli yg didapat dari SS dan agak susah dihapal. Mau ganti pasword tapi belum ketemu caranya bagaimana.
Lalu saya berhari-hari mencoba masuk dan akhirnya masuk. Ternyata ada sejumlah PM yang masuk menanyakan email saya. Jadi karena takut kalau-kalau saya lupa passwordnya lagi dan tidak bisa log in, jadi ini saya cantumkan email saya:
kontakpin@yahoo.com
barangkali ada yg perlu...