Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Ketika Aku Berdiri di Podium
Di podium yang penuh kemenangan, aku berdiri. Mulutku merangkaikan ucapan terima kasih, karena prestasi yang aku raih, kepada sederetan nama.
Dipecat dari pekerjaan pada saat kita sudah memberikan yang terbaik, pada saat kita sudah sangat mencintai pekerjaan dan orang-orang di lingkungan kerja kita, dan pada saat kita betul-betul butuh pekerjaan itu.
Apalagi kalau dipecat dengan alasan yang ngga jelas dan untuk kesalahan yang ngga pernah kita lakukan, bagaimana rasanya? Rasanya pengen sms bumi, minta ditelan. Dan itu yang saya alami 5 tahun lalu.Kenapa saya dipecat? Mungkin karena saya terlalu cantik kali ya ^_^
Hehe... jawaban yang paling pas untuk jenis manusia narsis seperti saya.
Mungkin saya jelaskan dulu kenapa saya butuh banget pekerjaan itu. Gini guys, waktu SMA saya tinggal di rumah saudara. Nah, itu rumah sudah kayak neraka buat saya (hihi... padahal belum pernah ke neraka dan ngga minat juga ke sana). Isinya tuh ada tante saya yang pertu alias perawan tua, resehnya minta ampun. Selalu ikut campur urusan orang. Terus ada om saya yang pengangguran, so.. saking ngga ada yang dikerjakan, hobinya tuh ngerecokin orang. Terus ada lagi sepupu saya yang nyolotin banget. Guys, for your information... mereka tuh bukan cuma menyebalkan tapi tega. Ngga punya perasaan. Cita-cita saya setelah lulus SMA adalah cari kerja jadi saya bisa keluar dari rumah itu dan hidup mandiri.
Hmm... akhirnya. Ngga mudah perjuangan untuk mendapatkan pekerjaan di tempat itu. Saya sangat menikmati pekerjaan itu. Yang bikin sedih adalah saya sudah terlanjur sayang sama pekerjaan itu, sama orang-orangnya. Suasana yang ngga mungkin lagi saya temui di kantor manapun, bahkan sampai hari ini. Asli, suasananya beda. Penuh dengan pergaulan yang enak dan asyik, seru, berbobot, dan seingat saya... jarang banget tuh saya ngga ketawa. Saya ngga rela untuk kehilangan itu.
Tanpa pernah tahu alasan saya dipecat. Perasaan, saya sudah memberikan semuanya yang terbaik untuk pekerjaan saya. Ditambah lagi, saya digosipin yang bukan-bukan.
Febuari 2004
Bak petir di siang bolong, saya dipanggil sama HRD. Saya harus terima kenyataan pahit itu. Dipecat. Jangan tanya bagaimana sedihnya. Saya jadi putus asa untuk cari kerja lagi. Buat apa udah kerja baik-baik kalau ujung-ujungnya seperti itu. Itu yang dulu ada di pikiran saya. Apalagi lingkungan saya kerja itu anak-anak Tuhan semua. Jadi sempat ada kepahitan di hati saya, kenapa anak Tuhan bisa setega itu?!
But praise God, today saya berani bilang bahwa saya ngga pernah menyesal dipecat dari situ. Justru lewat peristiwa itu hidup saya diproses dan dipulihkan. Orang-orang boleh saja mereka-rekakan yang jahat, tapi tetap saja rancangan Tuhan atas hidup saya adalah rancangan damai sejahtera. Dibutuhkan waktu dan kerendahan hati untuk bisa menerimanya dengan lapang dada. Saya juga introspeksi diri dan menyadari bahwa sedikit banyak saya juga punya kesalahan. Lagipula persaingannya juga ketat (seketat celana para personil 'The Changcuters'). Waktu itu saya pernah titip pesan melalui seorang sahabat di sana buat menyampaikan terima kasih sama atasan saya yang dulu naksir berat sama saya dan gara-gara mulut embernya, muncul gosip macem-macem tentang saya. Eh, tahu ngga respon dia waktu sahabat saya bilang "Ada salam dari Cindy, katanya makasih untuk semuanya" dia balik tanya, "Untuk apa?" Jujur saya tak tahu untuk alasan apa terima kasih saya itu. Tapi anehnya waktu itu saya yakin bahwa suatu hari nanti saya benar-benar akan berterima kasih sama dia.
Dan terbukti, apa yang saya dapat sekarang jauh lebih besar daripada pekerjaan saya yang hilang.
1. Saya makin dekat sama Babe yang di surga (Papi JC), jauhhhh........... lebih dekat daripada yang bisa saya bayangkan. Hubungan saya dengan Dia dipulihkan. Saya memang sudah jadi orang kristen 'dari masih dalam perut mama'... tapi inilah
Sebenarnya perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus itu saja sudah cukup. Really! Tapi Dia sungguh baik. Saya dapat berkat tambahan,
2. Bisa lanjut kuliah. Biar saya jelasin dulu... waktu itu nyokap bokap lagi koun-sen-tra-syi sama cost kuliah koko saya, wich is cukup menguras kantong. (wekkk... kantong??). Thanks God, yang menjadikan segala sesuatu menjadi mungkin bagiku.
3. Karakter yang diubahkan lewat proses yang panjang dan menyakitkan. Sekarang pun masih terus diubahkan. Kalau untuk kebaikan.... it's ok walaupun harus 'sakit' lagi...
4. Wish saya banyakkkkkk sekali yang dijawab. Saya punya listnya.
5. Saudara-saudara saya yang dulu ngeremehin saya & keluarga saya (ohhh............... hihi..) sekarang malah keadaannya berbalik (sampai hari ini saya sulit percaya hal ini). Sekarang malahan keluarga saya yang jadi berkat buat mereka. ya... walaupun baru hal-hal kecil saja, but I'm so amazed. We did it with love.
Saya yakin suatu hari nanti mimpi saya akan jadi kenyataan. Saya berdiri di podium. Mungkin karena lulus sebagai wisudawan terbaik, atau menangin kompetisi lomba cipta lagu, atau saat launching buku pertama yang saya tulis... yang pasti saya akan tetap menyebutkan nama bos saya yang dulu pernah memecat saya dan nama saudara-sudara saya yang dulu meremehkan saya. Dulu memang saya benci sama mereka sampai kepahitan. But now I love them all.
"For I know, the plans I have for you," declares The Lord, "plans to prosper you, and not to harm you, plans to give you hope and a future." JEREMIAH 29:11- KUBILANG AKU TIDAK APA-APA... -
"aku merindukannya
hari-hari penuh kenakalan dan tawa
tidakkah kau lihat mata mereka itu?
mata yang melotot dan sinis
memandang kita (dan mungkin dalam hatinya berkata
"dasar anak-anak nakal!!") aku merindukannya
hari-hari penuh canda tawa
mengerjai anak baru yang lugu itu
dan kitapun akan sama-sama tertawa
indahnya persahabatan
sungguh hangat selimut kebersamaan aku merindukannya
hari-hari penuh keceriaan
hei... lihat! mukanya memerah
matanya menunduk malu-malu
dia... yang memberi aku cinta
bahkan aku tak pernah memanggilnya "pak" aku ingin kembali
merasakan hari-hari itu lagi
apa mungkin?
aku telah kehilangan hari-hari itu bukan salahmu,
bukan juga salah dia,
eh... tapi juga jangan salahkan mereka
bukan salah siapa-siapa sudahlah...
aku tahu... kalianpun tak rela
aku kehilangan hari-hari itu
tapi kubilang aku tidak apa-apa... ... walaupun aku sangat merindukannya"
- cindy wijaya's blog
- Login to post comments
- 3992 reads
@cindy
Kesaksian yang luar biasa.
Segala sesuatu yang terjadi di dalam hidupmu baik yg senang maupun yg menyakitkan terjadi atas izin Tuhan, Karena Ia punya rencana yang indah di dalam hidupmu. Tetaplah bertumbuh dalam DIA
Kutunggu bukunya y.