Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
kejarlah upah ..!
LAMA tak terdengar berita mengenai pembubaran ibadah gereja, saya mengira kondisi negeri ini sudah lebih kondusif untuk umat Tuhan. Tapi ternyata perkiraan saya salah! Minggu 11 Feb 2007 kembali terjadi pembubaran ibadah di Gereja Bethel Indonesia di Majalaya, Kabupaten Bandung oleh massa yang menamakan diri Divisi Anti-Pemurtadan FUUI. Seperti biasa, alasan yang massa kemukakan adalah alasan klise: ini gereja ilegal karena tak punya ijin. Padahal seperti yang kita tahu ijin untuk mendirikan gereja sangat sulit diperoleh.
Saya tidak kaget, marah ataupun sedih mendengar berita ini. Saya malah ingin mengucapkan SELAMAT kepada jemaat GBI di Majalaya, Kabupaten Bandung. SELAMAT BERBAHAGIA, karena anda semua telah memperoleh aniaya bukan karena kesalahan anda tapi oleh karena nama Tuhan Yesus Kristus! Upah anda besar di sorga!
SOBAT, selama ini kita mungkin sudah sering mendengar kotbah yang berbicara mengenai berkat, berkat dan berkat. Sama seperti anda, saya pun sangat ingin diberkati oleh Tuhan. Tapi umat Tuhan tidak boleh lupa bahwa selain menjanjikan berkat, Tuhan juga menyatakan bahwa selama kita hidup di dunia kita akan diperlakukan dengan beda oleh dunia ini. Hal ini terjadi bukan karena kita berbuat salah tetapi semata-mata hanya karena kita ini adalah milik-NYA (Yohanes 15:18-19). Upah di sorga tidak diberikan kepada kita oleh karena kehebatan ataupun kecanggihan kita. Salah satu sumber upah di sorga bagi kita adalah jika kita menerima aniaya oleh karena nama Tuhan Yesus. Jemaat GBI di Majalaya, Kabupaten Bandung sudah menerima upah di sorga atas aniaya yang mereka terima. Bagaimana dengan kita? Jangan sampai ketinggalan, kejarlah upah sorgawi!
Putra Hulu
http://putra.hulu.googlepages.com
__________________
putra hulu - www.putrahulu.multiply.com
Belum ada user yang menyukai
- putra hulu's blog
- 5947 reads
Eskapisme
------------
Communicating good news in good ways
"Perlawanan" atau "Pasrah" ???
Memang kelihatan serba "kontras" bila kita membahas kasus seperti ini.Di satu sisi, kita sebagai anakNya diperingatkan bahwa akan mengalami aniaya ketika memilih mengikut Dia (2 Tim 3:12) sementara di sisi lain kenapa kita harus "nrimo" ketika ada massa yang mengatasnamakan anti-pemurtadan menindas keberadaan kita?
Saya sering perhatikan, terutama di daerah DKI, Ja-Bar,dan Ja-Teng aksi-aksi tersebut seringkali di-demonstrasikan mereka yang berada di balik jubah putih.Sangat samar sekali esensi yang mereka "perjuangkan", kenapa harus dengan cara kekerasan dan apa yang mereka bela? Apakah para pelaku itu juga benar dalam kehidupan sehari-harinya? Sehingga mereka berhak mengambil tindakan seperti itu dan menjadi hakim (yang lalim???).Di saat situasi sekarang ini diakui sulit membedakan mana aksi yang murni dan mana aksi yang ditunggangi (memancing di air keruh).
Saya setuju bahwa pemerintah membentuk lembaga kepolisian atau Komnas HAM tidak hanya ngurusi korban kerusuhan/orang hilang/dll. Tetapi yang namanya hak asasi, hak beribadah dan menganut agama tidak bisa seenaknya di langgar begitu saja oleh orang lain. Inilah jalan untuk kita memperoleh perlindungan dari pemerintah (sebagai pemerintah yang ditetapkan Allah, Roma 13:1-4)dan pendapat saya melalui cara tersebut Tuhan bisa menyatakan kuasaNya.Tidak ketinggalan didukung doa kita agar roh-roh yang menguasai pendemo serta pihak yang berwenang yang menghalangi setiap usaha kita memperoleh perlindungan dipatahkan dan dihancurkan kuasanya. Intinya kita berusaha sesuai apa yang menjadi bagian kita, selebihnya kita serahkan kepada TUHAN untuk bekerja sesuai kehendakNya.
Salam, TUHAN memberkati.....
2 Tim 4:3-4 " Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng ".
" TUHANlah kekuatan dan mazmurku, dia gunung batu dan keselamatanku.................."
Setuju
Seya sependapat bahwa kita tidak boleh diam begitu saja melihat gereja ditutup. Kalau kita diam saat dianiaya jangan-jangan kita sudah tidak peduli lagi dengan lingkungan sekitar kita :) Bagaimanapun sebagai garam dan terang kita harus mampu mempengaruhi lingkungkan tidak diam saja. Paulus pun mengajukan pembelaan saat ia di fitnah bersalah oleh orang Yahudi.
Tapi tentu saja tindakan kita tidak boleh serampangan begitu saja. Ada dua hal yang perlu kita lakukan.
1. Introspeksi ke dalam. Apakah keberadaan gereja tersebut sudah menjadi berkat atau justru menjadi batu sandungan.
2. Melihat pada kondisi luar. Bagaimana hukum mengatur ibadah setiap agama. Kalau memang salah ya katakan salah.
dapat diintip di: http://hardhono.blogspot.com
Nyari beasiswa di sini aja
Kalau Gereja Punya dampak
Kalau Gereja Punya dampak bagi masyarakat sekitar, saya rasa banyak yang akan membelanya, meski mungkin mereka bukan jemaat, tapi karena mereka juga merasa ikut memiliki.
Jika sebuah gereja tiba-tiba lenyap? berapa orang yang akan menangisinya? siapa saja mereka? itu akan menunjukan seberapa besar keberadaan gereja itu memiliki dampak. Jadi perjuangan kita adalah perjuangan untuk bisa lebih berdaya guna, berhasil guna, berdampak, he...he.. ujung ujungnya ya jadi garam dan terang dunia ya.
datang saja, ndak usah ngitip: http://kristiannovianto.blogspot.com/
kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini
Saya setuju dengan pendapat
Saya setuju dengan pendapat Anda
Kok avatarnya mirip ya :-*
diintip lebih enak: http://hardhono.blogspot.com
Nyari beasiswa di sini aja
Pendapat yang mana ya Mas
Pendapat yang mana ya Mas Waskami? Kalau saya bisa bilang seperti itu, karena saya merasakan banyak gereja yang terkesan esklusif dan justru memicu kecemburuan sosial.
datang saja, ndak usah ngitip: http://kristiannovianto.blogspot.com/
kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini