kecewa

                      Pagi itu Parman tersenyum gembira, menyambut kebaktian dan pujian dengan semangat dan sukacita. Hari-hari dijalaninya dengan suasana gembira oleh Parman, dia seorang aktivis gereja dan di dalam setiap pertemuan dan acara gereja selalu datang. Hingga suatu hari diumumkan akan adanya acara dana gereja yang melibatkan seluruh jemaat, rencananya untuk memperbaiki gedung gereja sebelum natal, untuk mengecat ulang, memperbaiki pegangan pintu yang rusak, mengganti talang-talang air yang bocor dan lain sebagainya. Jemaatpun menyambut dengan senang hati, ada yang menyumbang banyak dan sedikit.
                        Acarapun tiba, disamping memanggil tukang ahli, banyak juga jemaat yang ambil bagian termasuk  Parman, ikut membantu memperbaiki ini dan itu. Hingga dua minggu kemudian selesailah semua pekerjaan. Gereja yang kusam kini tampak indah dan cemerlang. Setelah kebaktian minggu jemaat dan pendetapun mengadakan acara syukuran atas terselenggaranya acara tersebut dengan sukses semua hadir kecuali Parman, jemaat dan pendeta mengira dia kecapekan karena terlihat paling giat membantu, seminggu kemudian acara kebaktian sudah seperti biasa tapi Parman ini belum datang juga, hingga tiga minggu kemudian banyak yang penasaran termasuk pak pendeta, maka ada beberapa orang yang mengunjunginya, setelah mereka sampai dirumah Parman ternyata ia tidak sakit bahkan sehat seperti biasanya, Parman ditanya mengapa tidak ke gereja?? jawabannya sibuk dan bermacam-macam alasan, minggu demi minggu Parman ini masih juga belum muncul, salah seorang teman dekatnya (kita sebut saja Adi)....merasa heran lantas mengunjungi secara pribadi, setelah berbasa-basi sejenak dan omong-omong maka terbongkarlah alasan Parman tidak mau ke gereja lagi.
                          Alih-alih pembicaraan ternyata karena saat diumumkan tentang nama-nama penyandang dana di mimbar (biasanya cuma nama tanpa jumlah) namanya tidak disebutkan sama sekali, padahal Parman penyumbang dana terbesar, selain ikut aktiv dan lebih giat daripada yang lain, begitu banyak yang diberikan Parman, tetapi ketika panitia ditanya jawabannya hanya " Maaf Lupa".....sejak saat itu Parman kecewa dan sakit hati dengan gereja dan pindah ke gereja lain atau ke arah yang lain tidak terdengar kabarnya lagi............
 

                         Saudara-saudara ini hanyalah cerita, tidak tertutup kemungkinan akan terjadi hal seperti ini di gereja kita masing-masing, hal yang dianggap kecil terkadang dapat jadi besar dan menimbulkan pertengkaran dan kekecewaan, antisipasi dan hati-hati lebih baik daripada ceroboh dan sekedar minta maaf.