Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kasih dan Keadilan Tuhan
Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru jika kita perhatikan dengan teliti dan seksama adalah satu kesatuan yang tak akan pernah terpisahkan, hal tersebut menunjukkan sifat Allah yang seimbang, sifat Allah yang adalah kasih dan adil yang konsisten dan berimbang. Sehingga tidak mengherankan, kita sebagai manusia, cenderung ingin rasanya mengkritik dan mengoreksi Alkitab yang adalah firman Allah yang tanpa salah yang menurut kemanusiaan kita Alkitab atau firman Allah tidak manusiawi dan tidak ada kasih dan tidak adil, tapi apa boleh dikata, itulah firman Allah, itulah Alkitab, yang mau tak mau harus kita terima dengan rendah hati dan mau belajar untuk mengerti siapa sebenarnya Allah yang kita sembah. Allah adalah Allah, manusia adalah manusia, Allah menuntut manusia untuk supaya kembali kepada-Nya dan memiliki sifat-sifat Tuhan, siapakah manusia yang begitu kurang ajar menuntut Allah menyesuaikan diri dengan manusia, bukankah seharusnya malah sebaliknya?
Menurut hemat saya, Perjanjian Lama adalah pikiran Allah sedangkan Perjanjian Baru adalah perasaan Allah, inilah yang disebut kasih. Kasih Allah dan manusia sangat berbeda.
Dulu, saya pernah bekerja di Jepang selama lebih kurang 4 tahun setengah, uang yang saya kumpulkan saya titipkan ke ibu saya, pada awalnya, ibu saya terkesan agak sedikit memaksa saya untuk menitipkan hasil keringat saya kepadanya. Dia sering marah tanpa sebab, mencari-cari kesalahan saya sampai buntu, tapi tak mendapatkan kesalahan apa-apa menurut ukuran dan peraturan manusia pada umumnya, dan itu semakin membuat dia semakin berang, saya pun tak tahu kenapa? Apa yang dia cari? Mau apa dia?
Waktu berjalan, hingga tiba 3 tahunan, saya telah mengetahui uang saya telah dihabiskan untuk berjudi oleh ibu saya, berjudi di kasino. Sebelumnya saya yang hanya berencana untuk bekerja di Jepang selama 3 tahun akhirnya dengan terpaksa bertambah 1 tahun setengah, tapi rencana Allah, maaf, sepertinya Allah benar-benar berpikiran sama dengan saya kali itu (hanya kali itu), tahun ke empat memasuki tahun ke lima pertengahan, saya dideportasi dan pulang ke Indonesia (karna status saya ilegal). Semuanya dideportasi, termasuk ibu saya dan saudara-saudara ibu saya.
Setelah ibu saya sudah pulang saya melampiaskan kemarahan saya yang sudah saya pendam dari Jepang. Saya pergi dari rumah, dan saya berjanji, saya tak akan pernah kembali lagi ke rumah, saya tidak dendam kepadanya tapi saya tak akan pernah lagi pulang ke rumah sampai kapan pun bahkan sampai mati. Terakhir, saya juga menuntut uang saya itu dikembalikan ke saya dengan berbagai dasar dan alasan.
Kenapa saya bilang Tuhan kali itu sama pikiran dengan saya? Karna itu adalah teguran keras buat seorang ibu yang tak mendidik, bagi orang tua yang belum mampu menjadi orang tua selayaknya. Adilkah Tuhan? Adilkah saya? Adil!!! Kasihkah Tuhan? Kasih!!! Kurang ajarkah saya? Tidak!!! Berdosakah saya kepada Tuhan? Berdosa!!! Berdosakah Tuhan dengan kasih dan keadilan-Nya? Tidak!!! (Tulisan saya kali ini benar-benar dalam, mohon diperhatikan).
Jadi, kesimpulannya, saya juga tidak tahu apakah saya sudah melakukan keadilan dan kasih menurut standar Tuhan? Saya pikir itu tidak mungkin, karna memang tidak mungkin. Tapi, yang bisa saya lakukan itulah yang akan saya lakukan.
Tuhan itu kasih dan adil, kasih dan keadilan-Nya adalah satu kesatuan yang tak akan pernah terpisahkan, sudahkah kita memiliki sifat Tuhan ini? Ada orang yang terlalu banyak memakai perasaan, yang pada akhirnya malas, konsep yang kacau, sesat tidak karuan dan perang-perangan. Ada orang yang terlalu banyak memakai pikiran, akhirnya sombong, seenak jidat, memandang hina orang lain dan perang-perangan.
Semoga waktu Tuhan yang bisa menjawab doa ibu saya, jika dia merasa menyesal dan bersalah.
(kritik dan saran diterima dengan senang hati)
- KEN's blog
- 7453 reads
tidak ada manusia yang mampu
Ken, anda masih dendam pada ibu anda?
Debu tanah
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
Comentar yang luar bisa
Comentar yang luar bisa Deta, salut. Saya memang tersinggung tapi itu baik dan saya bisa belajar terima. DeTa comment: Bisa anda jelaskan kenapa anda sepulang dari Jepang anda melepaskan kemarahan anda? Ken answer: Saya mengakui saya memang sangat marah sekali, saya mengakui kemanusiaan saya yang sulit mengatasi emosi, salah satunya khusus untuk masalah itu. DeTa comment: Kemudian kenapa anda pergi dari rumah dan berkata tidak akan pernah pulang ke rumah lagi? Ken answer: Mungkin bisa dikatakan itu suatu pelajaran buat ibu saya dan sekaligus menegaskan seperti apa saya orangnya. DeTa comment: Lalu anda mengatakan anda tidak dendam? Hehe sepertinya anda sedang “MENYANGKAL” diri ya !!! Ken answer: Saya memang tidak dendam, saya memang "menyangkal" diri yang terlarut dalam emosi, emosi yang tanpa dendam tapi emosi yang memberi palajaran. DeTa comment: Ken answer: Saya pikir pelajaran yang saya berikan adalah lebih daripada yang namanya berkat, jika mau menelaah lebih jauh. Deta Comment: 2. Menurut saya anda MARAH karena Ibu anda adalah seorang ibu yang tak layak? Kepada siapa anda marah? Simpulkan sendiri !! Ken answer: Saya sadar, saya sedang marah kepada siapa waktu itu, dan sudah saya simpulkan sendiri, dan mohon izinkan saya untuk membagi share ini ke temen2 yang lainnya juga. Marah saya di sini mungkin bisa saya kategorikan "menegur dengan keras" kepada ibu saya, apakah ada larangan untuk hal itu? DeTa comment: 3. Menurut saya anda tidak berhikmat, kenapa menyerahkan semua uang hasil keringat anda kepada ibu anda, apa anda tidak mengenal ibu anda ? Sekarang setelah uang anda habis, anda marah kepada Ibu anda ?? Ken answer: Pertanyaan bagus sdr DeTa, terus terang saya tidak mengenal ibu saya dalam hal itu, karna kita tahu, iblis pintar menyembunyikan kejahatan dan kebohongannya di balik apa gitu, udang di balik batu mungkin? Sehingga menyulitkan kita bahkan membutakan kita untuk tidak dapat melihatnya. (saya bukannya setuju ya iblis punya kuasa di sini, tergantung konteksnya maksud saya). DeTa comment: 4. Sekarang anda sedang “MENGHUKUM” ibu anda atas perbuatanya. Ken answer: Kalo dibilang "menghukum", mungkin jauh ya, tapi yang jelas, saya berhak mengutarakan maksud saya sebagai anak dan sebagai manusia dan berhak mencapai masa depan saya tanpa turut campur tangan ibu saya. Campur tangan di sini maksud saya adalah, saya punya inisiatif sendiri tentang masa depan saya dan tidak mungkin memiliki inisiatif yang sama dan pikiran yang sama dengan ibu saya dengan anda dan dengan seluruh penghuni di pasar klewer, (kalaupun ada itu hanya kebetulan), sehingga terkesan seolah-olah ibu saya mau mengatur seluruh kehidupan saya bahkan sampai berkeluarga? Anda mau hidup anda diatur sedemikan rupa oleh orang tua anda saudaraku DeTa? Sampai kapan? DeTa comment: Nah untuk membenarkan perbuatan anda sekarang, anda menyamakan diri dengan Allah bahwa anda telah melakukan “keadilan” ? Ken answer: Pada dasarnya saya pasrah, jika itu memang kehendak Tuhan saya harus memperpanjang/mengulang masa tinggal saya di Jepang untuk 3 tahun lagi mungkin atau lebih, saya bisa terima. Tapi, Tuhan berkehendak, saya/kami sama2 dideportasi pulang. Kira2 jika anda menjadi saya, apa yang anda baca dari kehendak Tuhan ini saudara DeTa? Saya sama sekali tidak menganggap diri saya menyamakan diri dengan Allah, sama sekali tidak, mungkin bisa lebih jelas maksud saya begini, pada saat Tuhan berbuat keadilan seperti di atas (deportasi), maka saya memang merasa inilah keadilan Tuhan, yang memang harus demikian. Jadi saya menanggapi keadilan Tuhan ini. DeTa comment: Anda meng-klaim bahwa anda “ADIL”, dan meng-klaim bahwa anda “TIDAK KURANG AJAR”. Tetapi kenapa anda TIDAK BERANI mengklaim bahwa anda “TIDAK BERDOSA” ? Ken answer: Tidak ada firman Tuhan yang melarang saya dan anda untuk menegur saudara2 kita bahkan orang tua kita sekalipun saudaraku, jelas2 ini bukan kurang ajar apalagi dosa saudaraku. Saya memang sengaja tidak memakai kata "dosa" di dalam kalimat itu, karna saya hanya berdosa terhadap Tuhan, bukan terhadap manusia, sekalipun itu orang tua kita. Apakah marah (menegur dengan keras) ke orang tua kita itu kurang ajar? Saya memang berdosa jikalau saya tidak menegur anda. Anda lebih tua dari saya? Jadi saya juga tidak boleh menegur anda jika anda bersalah? Atau anda memang tidak bisa menerima hal itu? Maafkan saya jikalau demikian, saya akan menahan teguran saya terhadap anda jika anda bersalah dan saya pasti berdosa karna tidak menegur anda. Terima kasih.
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
Ken, Sebelum Mamamu Kalah Judi
Ken, mari kita mengingat masa-masa sebelum mamamu menghabiskan semua uangmu di meja judi. Apakah saat itu kamu menyayanginya? Apa yang rela kamu korbankan agar dia bahagia? Apa yang berani kamu korbankan demi rasa sayangmu padanya?
Berapa besar korban yang berani kamu bayar, itulah nilai rasa sayangmu padanya.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@hai hai
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
Terima kasih bung jepy_weck
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
Ken, menegur boleh tapi jangan pahit hati…
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
Tuhan Tidak Pilih Kasih Saudara Debu Tanah
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
Ken, Memikul Kuk..
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
DeTa comment: Keluaran 20:12
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
@DeTa
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
ken..seberapa besar yang kita lakukan
@SBR
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
Judi lagi:(
@Yenti
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
Kerja 7 tahun lagi dapet "Rahel"
Kasih ibu, kepada beta tak terhingga sepanjang masa...
Hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia.
Waktu kopdar, aku kan ga ikut karaoke, engh... aku karaoke disini jadinya.
Ken, kalo aku ikutan komen......., (begini ni komennya)
Mama kamu salah Ken. Kerja di Jepang,... aku ngerti sebegaimananya tuh yg namanya kerja. Kamu marah, ya marah aja.... kamu patut marah menurutku.
Marahnya jangan sampe matahari terbenam. Kalo kamu masih blom tau kapan mataharinya terbenam, marah lah seperti ketika Yesus marah "rumahNya" di pakai sembarangan. Tapi kalau sudah tau saat kapan matahari terbenam, redakan amarah itu. Cukupkan marah itu pada porsinya.
Ef. 4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
Ams. 24:19 Jangan menjadi marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri kepada orang fasik.
Sudahlah, cari uang lagi. Susah lagi, kerja keras lagi.
(becanda nieh,...) kerja 7 tahun lagi, barangkali dapet "Rachel" :)
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
@erick
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
@all
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
@rick
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
@ Ken
@ Ken
@liesiana
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
Ibu saya perlu ber-obat
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>