Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kalau saja ada yang lebih indah daripada Natal

sarah's picture

Sore itu kabut mulai melingkupi atmosfer langit kota kecil tempat tinggalku, gerimis rintik-rintik meninggalkan butir beningnya di dedaunan hijau. Tak terlihat hangatnya senyum sang surya untuk mengucapkan selamat malam. Tetapi semarak kesegaran wangi getah cemara memenuhi buana, berbaur dengan semerbaknya harum bunga alamanda dan dahlia yang menyemarakkan desember di kaki bukit itu. Bunga-bunga lili bermekaran beraneka warna, menambah indah suasana alam dan hatiku sore itu.

Rasa sukacita dan syahdu berbaur jadi satu......itulah natal pertamaku. Dengan menggendong adik kecilku dan menuntun 2 lainnya, aku menuruni bukit untuk merayakan hari yang kunantikan itu. Sebagai seorang anak desa yang lugu yang masih berumur 11 tahun, aku hanya berharap hatiku bersukacita penuh di hari yang indah itu. Seperti apa sih perayaan natal itu?" batinku. Oo seperti ini to, ada nyanyian paduan suara, drama natal dan ......snack tentunya. Ada kata-kata sambutan dan khotbah yang biasanya dilewatkan anak-anak. Sementara itu diluar hujan turun semakin deras, mengiringi berlalunya acara demi acara hingga malam semakin larut.

Usai sudah acara! Semua jemaat pun mengembangkan payungnya, bergegas pulang menuju rumahnya. Dingin angin gunung semakin mengawal gelap malam yang makin mendalam.

Kulihat bapakku sudah berdiri menungguku, dengan payung ditangan kirinya dan sepotong kayu ditangan kanannya. Aku segera mendapatkannya sambil menggendong adik kecilku dan menggandeng adikku lainnya. Ingin kubagikan padanya rasa sukacita ini, yang belum pernah kumiliki.

Tiba-tiba "buk....buk....buk.."

Bapakku memukuli kakiku, sambil berkata "anak perawan, ngelayap malam2", sambil terus memukuli kakiku, mulutnya ngedumel...entah apa yang diperkatakannya, tak sampai ditelingaku, karena tertimpa derasnya air hujan.

Sepanjang perjalanan menaiki bukit sejauh + 2km jauhnya, selama itulah kakiku terus dipukuli bapakku. Aku menangis kesakitan, tetapi sukacita tak hilang. Aku malu pada teman-teman, tapi itu tak membuat damai sejahtera dihatiku luntur. Itulah Natal pertama dihidupku.

Tiga tahun lalu, aku mengangkat telepon dari ibuku dan kudengar suara merdunya yang semakin lemah "ibu dan bapak sudah ikut Yesus, rumah kita dipakai untuk ibadah minggu sementara sampai gereja dapat gedungnya" Deg! Jantungku sesaat seperti berhenti. "Mimpikah aku?"

Kini, setelah 30 Natal telah berlalu di hidupku, bapakku memanggilku pulang kampung. "Pulanglah nak, mumpung ibu dan bapak masih ada, kita merayakan natal bersama, bapak kangen, kamu sudah 3 tahun ga pulang, nanti bapak kirim berkat untuk beli bensin".

Waktu aku pulang, kucium bapakku dan ibuku dalam kasih Tuhan Yesus. Kudapati rumah bapakku seperti arena sirkus, penuh dengan cahaya lampu kerlap-kerlip warna-warni dan hiasan Natal memenuhi setiap ruangan. Aku sangat bersukacita ketika mereka katakan "Aku menyambut anak dan cucu-cucuku". Tetapi lebih sukacita lagi, aku melihat cahaya yang paling terang, yaitu cahaya yang ada di hati bapak dan ibuku yang memancar lewat  mata sepuh mereka. 

28 tahun aku berlutut agar bapakku dan ibuku "merayakan" Natal seperti aku. Dan doaku itu telah didengarNya dan dijawabNya......Kini aku merasa lega, jika esok atau lusa Tuhan memanggil bapakku atau ibuku, "Natal" itu telah menjadi milik mereka. Dan kami akan merayakannya bersama selamanya....

Bagiku, tak ada yang lebih indah daripada "Natal" karena hari itu hari kemenangan bagiku.

 

 

 

 

 

 

 

sandman's picture

@Sarah...

Selain kelahiran Yesus, hal yang paling lainnya adalah kematian-Nya dan kebangkitan-Nya ....

 

Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.

__________________

sarah's picture

Lahir dulu.....berkarya dulu ....mati dan ....bangkit

Bro,kan belum 30 th pas......dari lahir.....berkarya dululah "dikit" baru nanti mati dan bangkit.......

Evylia Hardy's picture

@sarah: wah senangnya

wah, senangnya sarah natalan bareng orang tua.  aku ya pingin begitu, tapi sementara ini belum bisa.  soalnya ayahku bergabung di barisan sodara sepupu.  semoga ayah bisa kembali sebelum terlambat.

Eha

__________________

eha

sarah's picture

Kalau Tuhan sudah "bangkit" tak ada yang mampu menghalanginya

Kuatkan aja lutut.....tuk berdoa.....dulu aku juga rasa ga mungkin, mereka bukan hanya dibarisan sepupu....bahkan komandannya....he...he....

28 tahun bukan waktu yang cepat....lho

hingga kata-kata doa sudah terasa hambar dan tak manis lagi....bahkan setiap kata doa hanya jadi rutinitas belaka seiring menipisnya asa.....tapi Ia maha mendengar.....Ia punya belas kasih yang tak ada takarannya ......jika Ia telah "bangkit", maka tak ada yang mampu menghalanginya.....

harus terus didoakan Eha, walau kebersamaan rasanya tak mungkin dirajut lagi.....

sahabat's picture

Saya turut bersukacita

Saya turut bersukacita mendengar berita ibu dan bapa anda akhirnya menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka! 

Salute untuk anda kerana tidak berputus asa bahkan setia berdoa selama 28 tahun!

Doa adalah tunjang hidup kita. Kalau saya, kalau saya tidak berdoa hidup ini rasa kosong. Something is wrong.

 

Damai Sejahtera bagimu dan seisi keluargamu.

sahabat.

"Allah sangat mengasihi orang di dunia ini sehingga Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada Anak itu tidak binasa tetapi beroleh hidup sejati dan kekal" Yohanes 3:16

__________________

"Aku yakin dengan sepenuhnya bahawa Berita Baik itu kuasa Allah yang menyelamatkan semua orang yang percaya kepada Yesus, mula-mula orang Yahudi, dan juga orang bukan Yahudi" - Roma 1: 16

albertus's picture

salutt dua jempol

syalommmmm

mbak,sarah

saya sangat kagum dengan artikel yang anda tulis,suguh suatu pengalaman yang sangat berharga yang mengobah hidup,

 

kalau boleh saya bertanya apakah ini benar2 dari pengalaman hidup yang mbak sarah alami bersama keluarga atau hanya  hasil dari buah pikiran semata,

kalau ini memang terjadi sungguh luar biasanya Tuhan bagi hidup orang-orang yang berserah kepadaNya,

                                 .bukan kah hidup itu penting.............?

__________________

bukan kah hidup lebih penting...?

sarah's picture

It's true story in my life

Shalom Pak Albertus,

Iya itu benar kisah nyata, saya dibesarkan di Tawangmangu, kota kecil di sebalah timur kota Solo, di kaki gunung Lawu. Di sanalah saya menghabiskan masa remaja saya sebelum mengarungi hidup di Jkt.
Ibu bapak saya masih tinggal di sana, dalam masa tuanya saya melihat Tuhan Yesus menggendongnya, walau masalah ada saja.

Untuk itu ada tantangannya, kedua kakak saya yang ada di "gunung sinai" marah saya dikira saya yang mengajak ortu ikut jalan salib. Padahal saya malah terlewatkan masa-masa dimana ortu diinjili oleh seorang hambaNya dari kota Solo. Puji Tuhan....walau semua itu perlu proses dan makan waktu, tapi semua Tuhan jadikan indah pada waktunya....Gbu

 

Sigit's picture

Great!

Congratulation, selamat!

Akhirnya doa Sarah dijawab oleh ALLAH. Turut senang mendengarnya, tetaplah mengiring ALLAH dengan setia

- Be Sharp and Be Wise -

__________________

- Be Sharp and Be Wise -