Jangkrik...krik...krik

Aku lagi ngajar Bahasa Inggris buat anak-anak kelas 2 SD. Di tengah-
tengah pelajaran,"Krik...krik...krik". "Apaan tu?" tanyaku. Salah satu
murid cowokku mencoba menjelaskan,"Ini lho Ms., Chiko yang bunyi."
Dia keliatan bangga bukan main sama peliharaan barunya itu.

Usut punya usut ternyata ada penjual jangkrik di depan SD dan kaya'nya
dagangannya lagi jadi trendnya anak kelas 2. Jadi akhirnya
sepanjang hari Chiko terus-terusan "protes" karena ditaruh dalam
kantong plastik item besar di bawah meja si empunya (Kok ya penjualnya
ga kasi kantong plastik yang ukuran kecil to? Rumah Chiko tu bisa
untuk wadah panci ukuran besar!!!!). Seharian aku ga
abis pikir. Dunia anak-anak tu emang wonderland dimana hukum yang
berlaku namanya kepolosan dan ternyata aku baru
nyadar setelah bukan anak-anak lagi. Hiburan buatku
hari itu. Thx Chiko.

Next day, ada laporan dari kelas sebelah-yang tersohor karena
ributnya-kalo anak-anak cowoknya adu jangkrik. Kontan aja Wali Kelas
yang 3 bulan kemarin jadi partnerku memberlakukan hukum baru di
kelasnya. Berani adu jangkrik? Silahkan masuk buku merah. (buku merah
=pelanggaran. Masuk buku merah berarti nilai rapor wajib berkurang).
Akhirnya minggu itu cerita soal jangkrik ditutup.

Chiko wafat juga minggu itu kata si empunya. Dia sedih tapi tetap aja
suka beli binatang-binatang kecil untuk dipiara. Namanya juga anak-
anak. Wonderful.