Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
I Want My SS Back! (Bagian 4 - Tanggapan)
Bayangkan jika semua orang menjadi bisu. Maka, mau tidak mau kita akan berkomunikasi dengan tulisan. Bayangkan jika Anda tiba-tiba harus dikirim untuk tinggal di negara Russia, maka saya yakin setidak-tidaknya dalam beberapa tahun Anda akan lebih mahir berbahasa Russia daripada mahasiswa sastra Russia Unpad misalnya. Menulis memang tergantung niat. Pengalaman menjadi mahasiswa dan pekerja perantauan mengajarkan saya beberapa cara untuk survive sambil tetap bisa melakukan apa yang saya senangi. Ambil contoh saat saya butuh komputer. Sejak mengerjakan skripsi sampai mendapat pekerjaan, baik yang utama maupun yang freelance, saya sebenarnya dituntut untuk memiliki komputer. Tapi baru setelah sekitar 3 tahun saya bekerja, saya baru bisa membeli sebuah komputer rakitan dengan spesifikasi yang kadang dipandang sebelah mata oleh para mahasiswa yang satu kos dengan saya.
Tapi, bagi saya itu lumayanlah. Saya bisa bekerja bahkan menulis blog dan jurnal pribadi. Lumayan karena sebelumnya saya harus sering ke warnet, numpang di komputer teman, pulang lebih akhir demi memakai komputer kantor (untung saya masuk kerja Senin-Sabtu), menulis tangan untuk kemudian disalin di komputer pinjaman itu, atau menempuh perjalanan sekitar 30km untuk pulang ke kota kelahiran saya dan meminjam komputer di rumah salah seorang saudara. Tidak selalu keperluan saya menulis adalah untuk pekerjaan. Kadang, saya juga memakainya untuk mengetik atau menyalin tulisan ringan, baik untuk diposting di blog atau yang dicita-citakan satu saat akan menjadi buku. Bagi saya, menulis adalah komunikasi. Sama seperti bicara. Itu adalah kebutuhan saya sebagai manusia, bukan sekadar tugas atau kewajiban terkait pekerjaan. Jika dalam bicara, supaya kita bisa menyampaikan maksud kita dengan baik (dan juga menerima masukan orang lain), maka kita harus bicara dengan jelas, sistematis, dan kalau bisa inspiratif sehingga layak dikutip. Demikian halnya dengan menulis. Kalau Anda bisa menulis dengan indah, itu hebat. Tapi, kalau Anda bisa menulis dengan jelas, itu sudah cukup bagus.
Jika memang ada yang menganggap menulis itu bukan keahliannya, saya rasa mereka hanya perlu mengubah cara pandangnya. Tiga blog yang saya tulis kemarin pun adalah contoh bagaimana saya menulis untuk mengkomunikasikan pandangan saya. Itu adalah kebutuhan saya sebagai salah satu anggota Sabdaspace yang merasa terganggu dengan ulah beberapa blogger yang melalui komentar-komentarnya kian hari terasa kian menebar aroma permusuhan di komunitas ini. Memang sudah sering hal seperti itu terjadi, tapi kali ini saya benar-benar merasa jengah karena menurut saya manuver-manuver mereka makin mengganggu blogger yang lain (atau setidaknya saya). Mohon maaf saja kalau ada yang meminta keadilan. Saya memang tidak akan pernah bisa adil dalam beropini. Pilihan saya dalam hal suka atau tidak suka pada seseorang akan selalu subjektif. Yang bisa saya lakukan paling-paling adalah menilai dari track record mereka yang terekam dengan baik di situs ini. Lain halnya kalau yang saya nilai adalah ide mereka, baru saya berusaha untuk lebih objektif. Membedakan antara menilai sebuah ide dengan menilai si pelontar ide ini menurut saya adalah salah satu keterampilan dasar dalam berdiskusi. Kebetulan, hal inilah yang diabaikan oleh beberapa blogger sehingga mengakibatkan munculnya aroma permusuhan antar pribadi.
Tiga blog yang saya tulis tadi malam adalah opini saya tentang manusianya, bukan idenya. Saya tidak merasa bahwa perdebatan tidak sehat yang terjadi di SS belakangan itu adalah ide vs ide. Tapi, justru ide vs pribadi. Atau pribadi vs pribadi. Karena saya memang tidak membahas tentang ide yang mereka sampaikan, maka ajakan untuk bertanya kepada mereka mengenai ide mereka tersebut adalah salah alamat! Tidak tertarik pada sebuah ide juga jelas bukan sebuah aib atau kelemahan. Rasanya hanya pengidap megalomaniak yang menganggap: kalau ada orang yang tidak tertarik pada pendapat mereka, maka mereka adalah orang bodoh (sic!). Bahkan sekalipun yang mereka bahas konon adalah mengenai sebuah ilmu agung bernama teologi. Wow, ilmu yang mempelajari tentang Tuhan. Bukannya saya meremehkan orang-orang yang mempelajari teologi. Saya berminat pada filsafat dan pekerjaan saya juga sering kali menuntut saya mempelajari teologi. Tapi, saya heran setengah mati jika ada orang yang hanya karena punya minat pada satu bidang, maka kemudian ia menganggap orang lain yang tidak berminat (ini beda dengan tidak mau) untuk mempelajari bidang tersebut, haruslah belajar darinya. Apalagi teologi yang mereka pelajari pun hanya spesifik salah satu saja, kalau tidak bisa disebut hanya teologi ala si anu saja. Mungkin mereka tidak sadar atau tidak tahu, bahwa setiap manusia pasti berfilsafat, dan dalam hal ini juga termasuk berteologi dan berdoktrin, yang semuanya tergantung pada apa yang mereka dengar dan alami! Jadi, ilmu filsafat, teologi, dan semacamnya itu pada dasarnya ilmu yang tidaklah sangat istimewa sebenarnya.
Lebih menggelikan lagi saat mereka menganggap orang yang tidak setuju dengan teologi ala si anu tadi sebagai sesat. Setahu saya, istilah sesat dalam agama adalah kata yang sangat keras, lebih buruk dari pendosa. Sungguh mengerikan tuduhan tersebut. Bahwa banyak kekerasan atas nama agama juga terjadi dalam bingkai membasmi penyesat, bidat, atau kafir juga membuat saya gerah melihat seseorang begitu mudahnya menyematkan predikat tersebut di sini. Apalagi ketika mereka juga makin membabi buta; menyematkan predikat sesat itu kepada orang yang tidak tertarik pada apa yang mereka ributkan selain merasa terganggu dengan karakter yang mereka mainkan di dunia maya ini. Tapi, untungnya ini adalah sebuah situs internet. Apapun yang mereka lakukan, mereka tetap tidak bisa menyentuh kulit saya. Bahkan saya masih bisa menemukan satu hal yang menurut saya lucu. Ini saat membaca sebuah ayat yang salah seorang dari mereka kutip tentang peristiwa di taman Eden. Lucunya, saya melihat godaan untuk menjadi seperti Allah sepertinya justru sedang membelit mereka saat ini. Bayangkan, mereka mengutip kalimat Yesus "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku" untuk membenarkan tindakan mereka. Ya, Aku yang di dalam Alkitab adalah Yesus pun mereka anggap merepresentasikan diri mereka. Yesus adalah aku! Bahkan, istilah yang mereka pakai untuk pembelaan diri mereka juga sangat mentereng: Kritik atas Zaman. Begitu mulia mereka memperlakukan dirinya sendiri, dan begitu mudah main pukul rata pada orang lain. Tidak, saya tidak akan mengikuti tindakan mereka yang mengobral tuduhan sesat. Megalomaniak tidak sesat, itu hanyalah sebuah gangguan kejiwaan. Namun, berkomunitas dengan orang yang menganggap dirinya Tuhan sungguh sangat menyebalkan. Bossy saja sudah cukup menyebalkan, apalagi Goddy.
Mungkin demikian dulu beberapa pendapat saya. Tidak perlu panjang-panjang apalagi berbusa-busa sehingga melebar ke mana-mana untuk sebuah fokus permasalahan. Akhir kata, saya ingin mengutip sebuah pepatah dari bangsa Inggris: "Tidak semua orang yang memakai air suci adalah orang kudus." Tidak semua orang yang banyak mengutip ayat kitab suci pasti orang benar. Dan kali ini, meski Admin sudah ikut memperingatkan para blogger untuk tidak menyampah, tapi saya tetap mengajak para blogger untuk tetap berani menyatakan ketidakpuasannya jika keadaan di SS ini terasa tidak nyaman. Saya yakin rasa memiliki yang selama ini sangat kental terjadi di SS sedang ditantang melalui situasi ini. Ya, inilah rasa memiliki yang membuat beberapa orang rela menempuh perjalanan jauh demi sebuah pertemuan dan jumpa darat dengan orang-orang yang mereka kenal di dunia maya. Semoga rasa itu tetap ada!
Usir pengacau!!
- y-control's blog
- Login to post comments
- 4961 reads
tanggapan yang MANTAP
Namun, berkomunitas dengan orang yang menganggap dirinya Tuhan sungguh sangat menyebalkan. Bossy saja sudah cukup menyebalkan, apalagi Goddy.
(baca: "setuju 300%")
Berani Benar Berhasil
Dan kali ini, meski Admin sudah ikut memperingatkan para blogger untuk tidak menyampah, tapi saya tetap mengajak para blogger untuk tetap berani menyatakan ketidakpuasannya jika keadaan di SS ini terasa tidak nyaman.
Usir pengacau!!
Maju Terus Pantang Mundur
@y-control : gentle lah...
kamuflase...
bwi hi hi hi...
sebut saja nama-nama pengacaunya...kan beres...
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
@JF, sedikit pintar lah...
namanya :
ALVAZEZ, JF, PNIEL, GONDRONG, ADRINA, AMARA, MUJIZAT
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
try to be classy
walaupun sebenarnya udah jelas siapa-siapa yg saya sebut pengacau dan walaupun ini tulisan model selebaran, kalo pake nama jadinya kurang classy lah tulisannya..
Don't Swallow the Press