Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

I Want My SS Back! (Bagian 2)

y-control's picture

Gajah bertarung, pelanduk mati di tengah-tengahnya. Demikianlah kata pepatah. Bukan rahasia lagi kalau di Komunitas Blogger Kristen, Sabdaspace ini, ada beberapa blogger yang lebih didengarkan daripada yang lainnya. Satu hal yang menurut saya pasti terjadi di komunitas manapun, se-egaliter apapun sifat komunitas tersebut. Sejujurnya, hal ini sempat membuat saya tidak suka. Tapi, setelah dipikir-pikir, memang sulit membuat sebuah komunitas berembel-embel Kristen, sekalipun itu di dunia maya, untuk menjadi egaliter. Alasan saya sederhana, menurut saya, di komunitas Kristen dunia nyata (di Indonesia) saat ini, sangat jarang, kalau tidak dikatakan tidak ada, komunitas Kristen yang egaliter. Pasti ada pentolan atau orang yang lebih didengarkan daripada yang lain. Demikian juga di SS. Seiring waktu, saya kini mulai belajar tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Yang bikin saya sempat tidak setuju adalah ketika pengaruh tersebut mungkin tanpa sengaja dipakai dalam masa-masa menjelang Pemilu lalu. Kenapa saya tidak setuju adalah karena saya kira kalau soal Pemilu, saya cukup paham. Dan saya juga paham bahwa setidaknya ada ratusan orang atau lebih yang mendengarkan ketika ada satu tulisan yang dipasang di sebuah blog Kristen, apalagi yang ditulis pentolan dalam blog tersebut, menganjurkan untuk memilih satu parpol atau capres tertentu. Itu yang pernah terjadi di sini. 

Lain halnya kalau soal teologi, terus terang saya tidak terlalu tertarik sehingga juga tidak terlalu betah untuk memahami hal-hal terkait bidang itu. Maka dari itulah, saat ini saya juga jarang memberi pendapat dengan hal-hal seputar teologi. Toh, topik kekristenan itu bukan hanya teologi. Ya, sebelum ada yang mulai menegakkan ekor saat mendengar kata 'teologi', saya tegaskan bahwa saya tidak hendak menulis pendapat saya tentang hal itu. Seperti di tulisan sebelumnya, saya tetap hendak menulis opini saya, yaitu sebagai seorang blogger di Sabdaspace, dalam melihat kondisi SS dan manuver-menuver yang dilakukan beberapa anggotanya belakangan ini. 
 
Jika di atas saya mengutip sebuah pepatah yang menggambarkan pertarungan yang mengakibatkan korban kelompok lemah yang tidak tahu apa-apa, bukanlah maksud saya untuk menyamakan apa yang terjadi di SS ini dengan beberapa bloggernya. Tidak, meskipun di SS memang ada orang yang lebih didengarkan ketimbang yang lainnya, sungguh berlebihan rasanya kalau disamakan dengan gajah. Apalagi kalau orang yang menahbiskan dirinya sebagai lawan dari orang-orang tadi, disamakan sebagai gajah juga. Sangat tidak pantas dan berlebihan. Demikian juga kalau menyamakan blogger lain yang tidak menulis topik-topik teologi sebagai pelanduk. Itu juga berlebihan. Jadi, jika mungkin ada yang merasa dirinya sebagai 'pelanduk', yang dalam hal ini takut mati diinjak-injak 'gajah', sehingga memilih menonton atau diam saja padahal sejujurnya merasa terusik dan terganggu. Marilah, melalui tulisan ini, sekali lagi saja ajak Anda untuk menulis blog tentang opini atau bahkan keluhan Anda itu. Saya sungguh percaya kalau Admin di SS ini pastinya sama sekali bukan seperti Polri yang menangkap Prita Mulyasari karena menulis keluhan yang dikomplain pihak tertentu. 
 
Selain berisi ajakan, tulisan bagian kedua ini juga saya harapkan bisa menjadi semacam peringatan. Peringatan kepada mereka yang tetap saja merasa tidak bersalah, bahkan merasa harusnya mereka didukung karena sedang 'berusaha menghapus kesesatan' atau 'karena saya tidak mengganggu Anda', atau intinya, sok jadi martir di dunia maya ini. Wah, kalaupun mereka merasa ingin jadi martir, tentu hanya martir gila yang belum mati sudah minta diangkat jadi orang suci. Tapi, saya rasa di internet, apalagi hanya di sebuah komunitas blogger Kristen, tidak mungkin akan muncul martir. Yang ada hanyalah anak bandel yang tidak tahu etika yang dibanned. 
 
Meski SS sering diibaratkan sebagai pasar, menurut saya, sangat aneh jika mereka benar-benar menyamakannya dengan pasar di dunia nyata. Bahwa teriak-teriak di salah satu 'lapak' atau blog tidak akan mengganggu blogger lain. Mungkin mereka lupa kalau di internet tidak ada ruang dan waktu. Tidak ada sekat antara satu dengan yang lainnya. Setiap orang bisa melihat komentar-komentar di blog satu atau lainnya. Bahwa mereka hanya beraksi di blog yang menurut mereka berpotensi menyesatkan, bagi saya itu bukan alasan untuk merasa dirinya tidak mengganggu ribuan, ratusan atau setidaknya puluhan blogger lainnya. Lebih aneh lagi saat mereka menuntut adanya definisi bahkan referensi firman Tuhan untuk rasa terganggu yang dirasakan oleh beberapa blogger, atau setidaknya oleh saya saat ini. Saya sungguh geli membaca tuntutan tersebut. Saya rasa ini termasuk orang yang lupa pada satu atau malah dua kata dalam Sabdaspace, yaitu: BLOGGER dan KOMUNITAS. Hanya KRISTENnya yang diingat, itupun Kristen menurut mereka. Setahu saya, Yesus sendiri tidak pernah bilang pada orang Farisi, apa dasar Alkitab kamu hendak membunuh Aku? Memang berlebihan sekali, kalau bukan keblinger karena merasa mereka lebih hafal tentang Alkitab beserta tafsiran-tafsirannya ketimbang blogger lain. 
 
Tapi, tuntutan saya supaya mereka berhenti melakukan manuver yang tidak mengindahkan kepentingan blogger lain sehingga menimbulkan ketidaknyamanan mereka, jelas bukan satu hal berlebihan. Saya heran, seberapa rumit sih memahami kalau:
SAYA TERGANGGU KARENA KAMU HANYA KOMENTAR ITU-ITU SAJA
dan
 
KARENA KAMU TIDAK MENUNJUKKAN ITIKAD UNTUK BERDISKUSI DENGAN KEPALA DINGIN DAN CERDAS
dan terutama
 
KARENA KAMU SUKA SEENAKNYA MENGGENERALISASI BAHKAN MENGELOMPOK-KELOMPOKKAN PARA ANGGOTA DI SABDASPACE INI DENGAN ALASAN TAK MASUK AKAL.
 
Kalau lebih dispesifikasi bentuknya, tuntutan saya juga sebenarnya sederhana. Buatlah tulisan-tulisan yang bermutu ketimbang hanya mengulang-ulang nada yang sama dalam bentuk komentar-komentar panjang yang membosankan dan menimbulkan perpecahan! Dan yang juga penting, wakili diri Anda sendiri. Atau silakan buat kelompok sendiri, tapi jangan suka memaksakan imajinasi aneh kalian bahwa ada musuh atau konspirasi antar anggota Komunitas Blogger Kristen ini untuk menjatuhkan atau mengeroyok kalian, sehingga kemudian main tembak si A adalah kawan dan si B adalah lawan. Suasana aman kok dianggap lagi ada perang. Kayak presidenmu saja.
 
Dan sedikit mengingat pelajaran sejarah, kita tentu masih ingat kiprah negara-negara kecil yang baru merdeka dalam menyikapi Perang Dingin antara blok kapitalis dan komunis di dunia. Mereka membuat Gerakan Non Blok untuk menyatakan sikap, sekaligus melindungi diri mereka dari akibat yang bisa ditimbulkan pertikaian antara kedua blok serta sekutu-sekutunya. Walaupun namanya Non Blok, tapi mereka bukannya tidak punya sikap. Tidak seperti William Douglas yang berkata, "menjadi netral di tengah ketidakadilan yang terjadi sama saja sudah memihak ke status quo." Gerakan ini punya sikap. Meski terdiri dari negara-negara yang relatif tidak terlalu terdengar suaranya, tapi kalau bersatu ternyata malah meliputi 2/3 anggota PBB, yang jelas akan didengar dan diperhitungkan kedua blok yang bertikai. Setidaknya, mereka bisa saling membantu antar diri mereka sendiri agar tidak lagi menjadi korban hanya karena negara-negara besar sedang bertikai sendiri. Semoga saja, jika ada blogger yang seperti saya, yang tidak memihak siapa-siapa dalam berbagai perdebatan yang ramai dan terlalu bising di SS ini, jadilah seperti kiprah awal Gerakan Non Blok yang mampu mengambil sikap dan bersuara, setidaknya untuk membela haknya sendiri.
 
Jika ada yang setuju dengan pendapat saya ini, saya sarankan tulislah blog berisi opini Anda terhadap perkembangan di SS belakangan (kalau mampu hahaha..)
alvazez's picture

@Y-control

Benar-benar suatu pengamatan yang brilian

Semoga kedepannya nanti SS ini hanya berisi lingkungan orang yang mau mencari kebenaran bukannya membenarkan ajaran kelompoknya sendiri (ILLUMINATA)

buat lalat : 

Purnawan Kristanto's picture

Prinsip Militer


"Jangan suka memaksakan imajinasi aneh kalian bahwa ada musuh atau konspirasi antar anggota Komunitas Blogger Kristen ini untuk menjatuhkan atau mengeroyok kalian, sehingga kemudian main tembak si A adalah kawan dan si B adalah lawan. Suasana aman kok dianggap lagi ada perang."

Dalam kemiliteran dikenal adagium: "Semua orang yang bukan kawan saya adalah musuh saya." Ucapan yang hampir mirip ditemukan dalam film tentang mafia: "Orang yang bersahabat dengan musuh saya adalah musuh saya juga."

Sedangkan masyarakat sipil mengenal prinsip: "Semua orang adalah sahabat saya, kecuali orang yang memusuhi saya."


 

__________________

------------

Communicating good news in good ways

Hannah's picture

Adem

Gw suka tulisan2nya Y-control

"When all think alike, no one is thinking very much." - Walter Lippmann

__________________

“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi