Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
HIV-AIDS
/* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";} /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman";}
Bunda Theresa mengatakan, “Jika kita tidak bisa berbuat hal-hal yang besar, kita masih bisa berbuat hal-hal yang kecil dengan kasih yang besar.” Kita memang tidak bisa melakukan apa yang dikerjakan oleh Bunda Theresa, tetapi CDC Yogya yang dipimpin oleh Evangelist Rebecca Kistap telah mencoba menyelenggarakan pelatihan HIV-AIDS kepada kelompok-kelompok generasi muda. Pelatihan ini bukanlah proyek yang besar karena dananya kecil dan fasilitatornya pun merupakan relawan yang bersedia mengorbankan waktu dan tenaganya tanpa imbalan materi. Modalnya hanya kasih kepada sesama karena pasien AIDS merupakan orang yang mengalami stigma sosial yang berat seperti halnya pasien penyakit Kusta pada zaman Kristus. Jika penyakit kanker ditakuti karena penderitaannya dan tidak adanya kemungkinan sembuh, maka penyakit AIDS lebih ditakuti lagi karena orang awam menganggapnya sebagai penyakit kutukan yang mudah menulari orang lain. Pasien-pasien penyakit AIDS sering mengalami ketidakharmonisan dalam hubungannya dengan Allah, diri sendiri, sesama dan lingkungan. Mereka memerlukan pendampingan baik medis, perawatan, gizi dan spiritual untuk memulihkan ketidakharmonisan ini.
Penyakit AIDS (Autoimmune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala atau infeksi akibat gangguan kekebalan yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Kumpulan infeksi oportunis seperti TB, virus herpes, jamur Candida dan sebagainya terjadi karena tubuh pasien AIDS sudah tidak memiliki kekebalan. Penyakit AIDS tidak bisa disembuhkan tetapi dicegah lewat ABC (Abstinence atau tidak berhubungan seks di luar nikah, Be faithful to your partner atau setia terhadap suami/isteri dan tidak berganti-ganti pasangan, dan Condom Use kalau dua syarat di atas tidak memungkinkan). Diagnosis penyakit AIDS dipastikan lewat hasil laborotorium yang memperlihatkan penurunan sel darah putih limfosit T. Penurunan ini ditandai oleh kadar CD4+ (marker permukaan sel darah putih tersebut) yang turun di bawah 200/ml.
HIV-AIDS merupakan ancaman tersembunyi bagi generasi muda di Indonesia. Menurut Profesor Zubairi Djoerban, angka insidensi yang dilaporkan di Indonesia kurang dari 10.000 kasus. Tapi angka ini merupakan puncak gunung es karena angka sebenarnya bisa lebih dari 100.000 kasus. Angka ini bisa meningkat dengan cepat karena pasien yang terkena infeksi HIV tidak selalu menunjukkan keluhan atau gejala dan mereka cenderung menulari orang lain karena kebiasaan yang salah seperti berganti pasangan dan memakai narkoba suntik. Mereka merasa sehat-sehat saja dan sering aktif secara seksual sehingga risiko menulari orang lain termasuk isterinya atau pacarnya sendiri sangatlah besar. Pasien infeksi HIV baru diketahui ketika darahnya diperiksa lewat medical checkup. Itu pun baru dilakukan atas persetujuan pasien setelah dijelaskan (informed consent). Masa laten infeksi HIV bisa mencapai 10 hingga 20 tahun tergantung apakah pasien itu diketahui secara dini, menjalani terapi antiretrovirus yang tepat dan memiliki kekebalan awal yang prima atau tidak.
Karena ancaman ini, CDC Yogya mengundang mereka yang bersedia menjadi volunter dengan terlebih dahulu mengikuti pelatihan TOT (training of trainers) HIV-AIDS. Keputusan menjadi volunter atau relawan mungkin tidak dipandang penting oleh pihak pemerintah yang sudah memiliki rencana sendiri untuk menanggulangi HIV-AIDS, namun hal kecil yang dilakukan dengan kasih yang besar seperti ucapan Bunda Theresa diharapkan dapat menghindarkan generasi muda kita dari malapetaka masa depan yang mengerikan. Kita tentunya tidak menghendaki peristiwa di Afrika yang insidensi HIV-AIDS-nya tertinggi di dunia sehingga masyarakatnya mengalami penurunan usia harapan hidup akibat infeksi HIV.
andryhart
- andryhart's blog
- 6651 reads
yes, pertamax,.. upps, hihi,.. ^_^
umm,..
kata-kata Bunda Theresa bener juga yach,.. “Jika kita tidak bisa berbuat hal-hal yang besar, kita masih bisa berbuat hal-hal yang kecil dengan kasih yang besar.”
kadang-kadang aku suka mikir untuk ngelakuin hal-hal kecil yang "mungkin" bisa berarti, tapi entah kenapa terlintas lagi,... "mungkin" itu ga berarti, jadi lebih baik ga usah lah,.........
tapi kayanya selama ini aku dah salah deh,................. from right now, I'll do what's the best, even if it's just as small as a seeds of mustard greens,... sekecil biji sesawi maksudnya, hihi,.. ^_^
--- Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.