Harga Sebuah Kematian

( Mazmur 116:15 )

Meningalkan kenangan yang indah dan banyak menjadi berkat sungguh merupakan kesan tersendiri di hati setiap orang yang pernah merasakan kebaikannya. Namun bagaimana dengan mereka yang tidak pernah meninggalkan kenangan apa-apa?

Bertolak belakang dengan apa yang dialami oleh rekan sekerja Allah di GKII siloam Tarakan Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu tepatnya Tgl 22 Januari 2008, saya memakamkan Bp. Ang Sing Tiong yang di kota kediamannya ( Kota Bima ) tidak pernah meninggalkan kesan sebagai orang Kristen, karena memang yg bersangkutan belum menerima Kristus dan belum di baptis apalagi menjadi salah satu anggota denominasi Gereja. Tetapi anak-anaknya dan keluarga besarnya sudah menerima Kristus dan menjadi anggota jemaat di GKII Bima. Atas permintaan anak-anak dan keluarga besar, almahum harus dimakamkan dengan cara Kristen.

Ketika pemakaman prosesi pemakaman berjalan banyak selintingan “kenapa dimakamkan secara Kristen dsb” dan itu wajar karena setahu orang almahum selama hidupnya tidak pernah ke gereja apa lagi untuk dibaptis. tetapi orang tidak pernah tahu ketika beliau terbaring lemah di rumah sakit Surabaya beliau dilayani dan ia mau menerima Kristus dan berjanji menyatakan iman itu ketika ia akan kembali ke kota Bima. namun rencana Allah lain baginya, ia dipanggil Tuhan dalam perawatan dan ia tidak sempat mewujudkan janjinya untuk menyatakan iman itu di kotanya.

Kematian ini sungguh berharga dimata Tuhan. Apapun yg dikatakan orang hanya Tuhan yg menilai pengakuan itu “jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati maka kamu akan selamat” (Roma 10:9) dan atas pengakuannya seorang penjahat di samping Yesus diselamatkan meskipun ia tidak diberi kesempatan untuk menyatakan, meninggalkan kesan yang baik untuk menghilangkan kesan sebagai penjahat.
Tidak ada sesuatu yg mungkin dikenang darinya yang baik yg menjadi berkat secara kristen, tetapi itu bukan segalanya, yang penting ia bersama dengan Allah.
Terimakasih Tuhan Karena Kasih dan keadilanMu

Pdt. Yohanes Djuk (Gembala Sidang GKII Bima NTB)