Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

"Gol-Put" sebuah pilihan 'Untuk Tidak Menggunakan HAK PILIH',

pasikomsi's picture

Kita ,bangsa Indonesia pada tahun 2009 ini,akan menghadapi Pesta Demokrasi 5 tahunan PEMILU pemilihan Umum,General Election kata orang sono,di awali dengan Pemilihan anggota dewan legislatif,baik wakil rakyat di tingkat daerah sampai ditingkat pusat,DPRD dan DPR Pusat,baru setelah itu tak lama sesudahnya Pemilihan Langsung oleh Rakyat untuk Presiden dan wakil Presiden.

Sudah agak bosan,dan sepet mata kita menyaksikan hingar bingar Sosialisasi diri sang caleg entah dari partai manapun itu mengotori seantero tanah air tercinta ini perang tanding telah dimulai dari layar kaca maupun media massa, dari mulai di pohon-pohon ,badan jembatan di kaca mobil bagian belakang',pertigaan jalan ,perempatan,pokoknya tak ada tempat yang kosong yang tidak di kotori penempelan ataupun pemasangan gambar diri sang Caleg yah..tapi itulah Demokrasi..Demograzy

Baru-baru ini saya yang bertemu dengan seorang Romo setelah  usai mengikuti sebuah Misa di daerah Jakarta-timur, saya bertanya pada Romo,:"Apakah kita sebagai warga negara yang memiliki hak untuk memilih Caleg ,atau Presiden dan wakilnya ,bila tidak mau menggunakan haknya apakah dibenarkan menurut ajaran Kristen?..belum dijawab sudah saya tanyakan lagi dan apakah sudah ada anjuran atau yah semacam fatwa dari KWI( khusus untuk umat Katholik) ,  karena terus terang Romo,banyak diantara teman teman saya ,ingin dan juga sayamerencanakan menggunakan Hak untuk tidak menggunakannya"??.. tanyaku pada si Romo

Dengan  enteng si Romo berkata,;"Kalau menurut kemampuan masing-masing pribadi dalam menilai bahwa dari sekian banyak Caleg,dari sekian banyak Capres dan cawapres, ada yang terbaik,gunakan lah Hakmu! ,tetapi kalau  Engkau tidak menemukan yang terbaik,gunakan juga Hakmu!..Seperti Pemilu yang sudah-sudah Gereja tidak mencampuri ataupun menghimbau untuk ini dan itu,.tetapi jadikanlah dirimu menjadi Warga Kristen.yang baik..!.. aku bingung apa ..maksud si Romo ini?...

Menggunakan Hak untuk tidak menggunakannya apakah itu sah..ya ?.

Di dalam hati aku menjawab tapi kan,.. tidak ada yang lihat kita melakukan apapun dikamar bilik pencontrengan ,..sambil mengucapkan terima pada sang Romo.dan kami pun berpisah,..

Tetapi Tuhan,pasti tau, apa yang saya lakukan,entah itu benar? ..entah itu salah.?.Tuhanlah yang tau........

Glory..glory..2 the Lord..

now and 4 ever.

 

pwijayanto's picture

pasti ada yang terbaik

diantara yang baik pasti ada yang terbaik

diantara yang buruk pasti ada yang terbaik

tidak memilih memang hak, tapi tidak memilih berarti sedang membiarkan orang lain memilih pilihannya dan memberi kesempatan besar kepada mereka untuk menang.

(memang bukan masalah menang atau kalah, tetapi tidak memilih berarti sedang menyerahkan "nasib bangsa ini" pada orang lain.

jumlah anggota dewan dihitung dari jumlah penduduk

anggota dewan terpilih ditentukan oleh jumlah suara sah

berapapun jumlah suara sah, jumlah anggota dewan yang terpilih tidak ada perubahan.

 

saran saya:

gunakan hak pilih anda, jangan golput

(saya caleg lho   daripada anda golput, pilihlah saya  ha ha ha.. malah kampanye... -- sorry nggak lihat policy SS, boleh nggak kampanye di sini-- ha ha.. tapi ya percuma sy kampanye di sini, anda para pembaca khan tidak tinggal di DAPIL saya...)

=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)

__________________

=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)

Purnawan Kristanto's picture

Logika Golput

Idiiih mas caleg sangat gigih ni ye....

tapi tidak memilih berarti sedang membiarkan orang lain memilih pilihannya dan memberi kesempatan besar kepada mereka untuk menang.

Yang dimaksud "mereka" itu siapa pak? Maksudnya "the others". Coba masuk dalam logika berpikir kalangan golput! yang dimaksud dengan mereka adalah semua orang yang setuju dengan sistem pemilu sekarang. Jadi siapa pun yang menang, bagi kaum golput itu nggak jadi soal, karena bagi kalangan golput kemenangan mereka itu "tidak legitimate"

tidak memilih berarti sedang menyerahkan "nasib bangsa ini" pada orang lain.

Dari ilmu politik yang saya pelajari, pilar politik itu tidak hanya melalui parlemen. Masih ada pilar-pilar demokrasi yang lain, seperti media massa dan kelompok penekan. Dengan golput bukan berarti kita menyerahkan "cek kosong" kepada anggota dewan untuk mereka isi seenak mereka sendiri. Justru dengan golput, maka mereka sedang mendelegitimasi posisi mereka supaya tidak terlalu kuat. Kaum golput masih dapat berpartisipasi politik menggunakan saluran politik lain. Antara lain dengan membentuk kelompok kritis, menggalang gerakan rakyat di akar bawah, membentuk opini publik di media massa.

Pada kenyataannya, saluran politik ini lebih efektif memperbaiki "NASIB" bangsa daripada berjuang di parlemen. Mau contoh? Lihat saja UU ketanagakerjaan. Apa yang dilakukan oleh anggota DPR yang terhormat? Apakah mereka membela rakyat banyak yang telah memilihnya?

Kalau Anda akan menggunakan saluran parlemen, silakan. Saya akan mendukung dengan doa, tapi bukan dengan menggunakan hak pilih. Kalau nanti Anda terpilih, Anda jangan kaget bahwa Anda tidak sepenuhnya memegang 'nasib'  rakyat. Sekarang, masih ada banyak kekuatan politik alternatif sebagai sarana berjuang.

Salam perjuangan

-----------------------------------------------------------------

“If any man wishes to write in a clear style, let him be first clear in his thoughts; and if any would write in a noble style, let him first possess a noble soul” ~ Johann Wolfgang von Goethe

 

 

 

__________________

------------

Communicating good news in good ways

Bayu Probo's picture

Mereka = Kelompok Radikal?

Sayang domisili bapak di Salatiga sih. Kalau satu dapil kupilih deh. Memang banyak yang bilang kalau kita golput kelompok-kelompok radikal yang bermassa solid akan mudah melenggang ke senayan dan mengegolkan agenda mereka. Seperti yang ditulis Shirin Ebadi tentang terpilihnya presiden Iran yang berhaluan ultra konservatif karena sebagian besar pemilih melakukan golput. Pemikiran itu masuk akal juga. Juga para pemimpin kelompok preman sepertinya banyak yang menca

Namun, jika kita memilih hanya supaya menghindari terpilihnya kelompok radikal, tetapi akhirnya kita memilih ngawur dan yang kita pilih adalah pencuri/koruptor, lalu bagaimana? Bukankah sama saja keluar dari mulut buaya ditangkap mulut harimau?

Mungkin supaya golput tidak banyak, para caleg harus rajin-rajin memperkenalkan diri, visi, dan memperlihatkan berapa kekayaan mereka supaya transparan, dan perjanjian dengan partai politik mereka juga perlu diungkap ke publik. Jadi para calon pemilih yakin.

pwijayanto's picture

Ada benarnya juga...

 @Purnawan K.: Justru dengan golput, maka mereka sedang mendelegitimasi posisi mereka supaya tidak terlalu kuat.

masalahnya... legitimate or not legitimate, parlemen tetap terpilih dan sah.

ini berbeda dengan pilihan kepala daerah atau kepala negara, jika tidak legitimate, masih ada kemungkinan parlemen meminta pemilihan ulang. (parlemen punya power untuk melakukan ini, jika memang diperlukan)

Kaum golput masih dapat berpartisipasi politik menggunakan saluran politik lain. Antara lain dengan membentuk kelompok kritis, menggalang gerakan rakyat di akar bawah, membentuk opini publik di media massa.

Ini kalau kaum golput itu "aktivis", masalahnya kebanyakan yang golput itu apatis.  Misalnya anda sendiri, saya yakin dengan kemampuan anda menulis, suara anda tetap akan berkumandang....  Tetapi teman-teman saya di Salatiga yang merencanakan golput, mereka hanya "tidak mau tahu urusan politik".

[ mungkin anda juga membaca tulisan saya di milis GKJnet, sekitar 'antipati'nya gereja pada politik.  Eh.... sekarang ada program dari Sinode GKJ, akan membuat acara pembekalan buat caleg yang warga GKJ.  Saya menyambut baik ide Sinode dan saya akan mengikutinya, tapi masalahnya bukan pada si caleg, tapi pada warga gereja, bagaimana membimbing warga gereja bersikap yang "terbaik" menghadapi Pemilu mendatang -- Kalau caleg-nya sudah jelas, bagaimana sikap dan pandangannya, malah kalau pembekalan itu diisi dengan 'pesan-pesan sponsor' ha ha.. mungkin malah membebani caleg.  Untuk kampanye saja sudah 'pusing'.. ]

Katanya berikan kepada Tuhan yang untuk Tuhan, dan berikan pada kaisar yang untuk kaisar.

Beberapa teman saya yang caleg di Salatiga, sudah ada yang berencana jika gagal jadi leg, akan bikin LSM (keluar dari parpol) dan "berjuang" via LSM.  Saya salut dengan teman-teman  ini, karena memang niatnya memberi kontribusi pada "bangsa ini".

Saya juga salut dengan beberapa orang yang mencalonkan dirinya sebagai DPD, bukan dari jalur partai, dengan alasan kalau di partai, idealismenya bisa 'terganggu' dengan kebijakan partai.

@Bayu Probo:  Memang banyak yang bilang kalau kita golput kelompok-kelompok radikal yang bermassa solid akan mudah melenggang ke senayan dan mengegolkan agenda mereka. 

Ini yang kadang tidak disadari para golput.

Namun, jika kita memilih hanya supaya menghindari terpilihnya kelompok radikal, tetapi akhirnya kita memilih ngawur dan yang kita pilih adalah pencuri/koruptor, lalu bagaimana? Bukankah sama saja keluar dari mulut buaya ditangkap mulut harimau?

Kenapa kita PESIMIS? Jangan pernah kehilangan harapan, "iman, pengharapan, dan kasih" itu intinya. Pesimisme tidak pernah menyelesaikan masalah.  Sekarang kondisinya sudah mulai berubah. Tidak perlu disangkal, korupsi masih ada, tapi sekarang ada KPK, ada UU Antikorupsi.   Saya optimis, bahwa caleg-caleg sekarang lebih baik, atau paling tidak lebih takut  pada KPK.

=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)

__________________

=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)

pasikomsi's picture

"MEMILIH BERARTI MEMPERCAYAKAN SUARA KEPADA SESEORANG"

Dari pengalama selama beberapa kali mengikuti PEMILU(pemilihan umum],baik selama masa Rezim pemerintahan pak Harto dan pak Habibie  dengan Orde barunya berkuasa, maupun pada Masa REFORMASI ibu Mega ,Gus Dur,sampai pak SBY, ini,kebanyakan pemenang Pesta Pemilu lima tahunan tersebut setelah duduk di parlemen ataupun terpilih sebagai Presiden ataupun wakilnya,hampir semua janji-janji sewaktu kampanye maupun slogan slogan yang dikumandangkan kesana-kemari berjanji  akan meningkatkan kehidupan Rakyat kecil,akan membebaskan biaya sekolah,menaikkan kesejahteraan guru,menciptakan lapangan kerja baru,menjamin kesehatan rakyat,memberantas korupsi sampai keakar-akarnya ,dan janji kebebasan beragama yang  dilindungi dan diberikan hak-hak sebagai warga negara.sesuai UUD 45 .pada kenyataannya semua Bull....shit...boong gede..

Percayalah....kawan maaf sekali lagi maaf,tanpa ada sedikitpun kepentingan untuk mempengaruhi untuk menjadi GOLPUT,saya mau katakan,Semua ini manusia-manusia yang  sedang berusaha untuk menjadi anggota Dewan terhormat baik di DPRD maupun di DPR,Pusat...ini ibarat seorang pengangguran walaupun mungkin sang caleg tersebut sedang  punya kerjaan,baik di sipil maupun swasta, saat ini sedang mencari kerja layaknya,...kerjanya apa?..ya jadi Wakil Rakyat...alasannya apa ?..cukup menjanjikan Broer..bukan lumayan lagi...coba kita lihat ini dia ; 

- Gaji diatas 20 jeti,uang sidang,mobil dinas,biaya komunikasi,pengobatan sekeluarga,uang Jas,uang kunjungan -kunjungan ke perusahaan dalam pembukaan ini dan peresmian itu,Jaminan Ansuransi Kesehatan.

Kalu tak percaya ,tanya sama  kang Iwan Fals dan  bung Keke dari Slank band,yang gemar menulis syair lagu untuk mereka. dan dari mana mengembalikan biaya sosialisasi gambar diri yang tertempel dimana-mana mengotori ibu pertiwi ini.. dari hongkong?.....

Kalau saya ikut men Contreng berarti saya melegitimated se seorang dimana saya meletakkan contrengan tadi pada namanya,kalau kemudian Dia menang dan terpilih menjadi Wakil rakyat dan duduk di Parlemen atas keterwakilan dari Partai dimana dia berada,dengan kelakuan tidak seperti yang diharapkan alias ingkar atas semua janji-janjinya ,berarti saya,anda atau siapa saja sudah turut memberi andil ,kesempatan bagi nya untuk berbuat salah,( kita turut bersalah??? )...mungkin ada yang berfikir apalah artinya satu suara,oh.. tidak..! bukankah 99 bukan jumlah yang 100 (seratus),hanya karena kurang satu.

Jadi baik Pemerintah baik KPU,apalagi pengamat maupun tokoh tokoh partai,jangan heran... kalau di sinyalir angka peserta GOLPUT akan lebih besar untuk pemilu tahun ini dari pada tahun sebelumnya(2004 ),Apalagi dengan begitu banyak Partai partai  yang turut dalam Pemilu tahun ini membuat bingung ,Masyarakat Pemilih, untuk menyebutkan 8 partai peserta pemilu saja sudah tak sanggup lagi,ini ada 44 partai..tobat..tobat..ditambah dengan penggantian system,dari menusuk..yang telah dimulai sejak pemilu pertama sampai pemilu yang dimenangkan bapak Sby,JK,di ganti dengan system Contreng,( kata-kata ini ini jarang dipakai ) boleh tanya pak Yus Badudu,(ahli bahasa) semakin bingung...ya..ndak sempat Nyontreng.berarti..Golongan Bingung nyontreng..

Ndak ngertilah apa maunya Pemerintah?,berapa banyak biaya yang dikeluarkan?..siapa yang membiayai Pemilu kalau bukan uang nya RAKYAT.

Tetapi sebagai umat Tuhan ,mari kita berdoa dan berdoa,semoga Tuhan memberkati pesta Demokrasi ini,dan membawa kearah yang lebih baik untuk kesejateraan kota berarti kesejahteraan bangsa..

glory glory 2 the Lord

now and 4 ever.